Professional Documents
Culture Documents
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. TTV : S: 35,50C, N: 148x/menit, RR: 55x/menit
2. Keadaan umum : lemah
3. Antropometri : BB: 2750 gram, PB: 48cm, LILA: 11cm, LK: 32cm,LD:31cm
4. Kepala :Mesocepal, tampak bekas luka di kaput ektrasi, ubun-ubun/fontanel
anterior dan pesterior belum menutup
5. Mata :simetris, sklera tak ikterik, konjungtiva tak anemis, tidak ada kotoran
yang melekat di mata
6. Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada kelainan bentuk telinga
7. Mulut : mukosa bibir agak kering, tidak ada labio palatoschizis, agak sianosis
8. Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
9. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada peningkatan vena
jugulasis
10. Dada
Jantung
a. Inspeksi : tampak retraksi dinding dada interkostalis dan suprasternalis
b. Perkusi : bunyi pekak
c. Palpasi : tidak teraba ictus cordis, tidak ada nyeri tekan
d. Auskultasi : S1-S2 Reguler, tidak ada bunyi tambahan
Paru
a. Inspeksi : expansi dada tidak optimal
b. Perkusi : terdengar bunyi sonor
c. Palpasi : fokal fremitus seimbang antara kanan dan kiri
d. Auskultasi : bunyi vesikuler, ada bunyi nafas tambahan ronkhi.
11. Abdomen
a. Inspeksi : tali pusat masih basah, perut cembung, agak sianosis
b. Auskultasi : peristaltik 12 x/mnt
c. Perkusi : tympani
d. Palpasi : tidak teraba pembesaran hepar
12. Punggung : simetris
13. Kulit : elastis, akral dingin, terlihat sianosis
14. Ekstermitas
a. Atas : lengkap kedua tangan, untuk bergerak masih lemah, tidak ada kelainan bentuk
tangan
b. Bawah :lengkap kedua kaki, untuk bergerak masih lemah, masih pucat, akral dingin
15. Genetalia : alat kelamin yaitu antara kedua testis dan penis sudah terbentuk
sempurna, tidak ada kelainan pada anatomi fisiologinya.
16. Anus : Berlubang, tidak ada kecacatan, sudah dilakukan colok dubur
E. REFLEK
1. Moro : (+) masih lemah
2. Roothing : (+) masih lemah
3. Walking : (+) masih lemah
4. Grosping : (+) masih lemah
5. Sucking : (+) masih lemah
6. Tonick neck : (+) masih lemah
7. Swallowing : (+) masih lemah
F. ELIMINASI
1. Miksi : (+) kuning jernih
2. Mekonium : (+) hijau kehitaman
G. HASIL KOLABORASI
1. IVFD RL 10 tpm mikro
2. Inj. Vit K 1mg
3. Inj. Hepatitis B0
4. inj. ampicilin 2x140 mg
5. Erlamicetin salep mata
6. O2 headbox 10 L/mnt
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 7 Februari 2013, jam 00:59:09 WIB.
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Parameters
WBC 26,19 (10^3/uL) M: 4,8-10,8 F: 4,8-10,8
RBC 4,19 (10^6/uL) M: 4,7-6,1 F: 4,2-5,4
HGB 14,8 (g/dl) M: 14-18 F: 12-16
HCT 44,6 (%) M: 42-52 F: 37-47
MCV 106,4 (fl) 79,0-99,0
MCH 35,3 (pg) 27,0-31,0
MCHC 33,2 (g/dl) 33,0-37,0
PLT 287 (10^3/uL) 150-450
RDW-CV 16,1 + (%) 11,5-14,5
RDW-SD 61,9 + (fl) 35-47
PDW 8,7 - (fl) 9,0-13,0
MPV 8,6 – (fl) 7,2-11,1
P-LCR 14,2 (%) 15,0-25,0
DIFFERENTIAL
NEUT# 10,54 (10^3/uL) 1,8-8
LYMPH# 13,64 (10^3/uL) 0,9-5,2
MONO# 1,73 (10^3/uL) 0,16-1
EO# 0,19 (10^3/uL) 0,045-0,44
BASO# 0,09 (10^3/uL) 0-0,2
NEUT% 40,3 (%) 50-70
LYMPH% 52,1 (%) 25-40
MONO% 6,6 (%) 2-8
EO% 0,7 (%) 2-4
BASO% 0,3 (%) 0-1
Mengukur TTV
10.00 3
Mengukur dan memantau
KU N : 128 x/m, S :
Mengukur TTV
35,80C, RR : 45 x/m
KU: lemah
Mengganti popok dan
11.00 2,3
bedong S : 36,20C, N: 114x/m,
RR : 45 x/m
14.00 2,3
Bayi dibedong dan
Mengobservasi KU bayi
diganti popok dengan
16.00 2,3
kain yang diganti
Mengganti popok dan
KU : lemah
bedong
2,3
Popok dan bedong bayi
sudah diganti dengan
Memberikan terapi injeksi
kain yag kering
ampicillin 140 mg
21.00 1,2,3 Injeksi ampicillin 140
mg masuk dan bayi
2,3 menangis saat disuntik
Mengukur TTV
22.00 3 S : 35,50C, RR : 37
Menyeka bayi dan
x/m, N : 86 x/m
merawat tali pusat
Bayi menangis saat
disekah, tali pusat bersih
8/2/2013 tetapi masih basah
Mengobservasi KU
04.00 2,3 Mengganti popok dan KU : Lemah
Bayi terpakai popok
bedong
dan bedong dengan kain
05.00 3
kering
Memberikan inj.
Injeksi ampicillin 140
Ampicilin 140 mg
mg
Mengukur TTV
S: 35,80C, N: 100
07.00 1,2,3 x/mnt, RR: 40 x/mnt
Mengobservasi KU KU lemah
2,3
Memberikan minum Minum 5 cc gumoh 2x
pengganti asi
10.00 3
0
Mengukur TTV S: 36,2 C, N: 125
11.00 2,3 x/mnt. RR: 36 x/mnt
Memberikan minum
5 cc gumoh lagi
Memasang NGT
NGT terpsang, residu
13.30 2,3
1cc lendir
14.30 Memberi minum
Mengobservasi KU 5cc masuk lewat NGT
Memberikan inj. KU lemah
Inj. Ampicilin 140 mg
Ampicilin 140 mg
Memberikan minum dan masuk
Minum 15 cc, residu
16.00 2,3 mengecek residu
1cc
17.30
Memberikan minum dan
19.00
mengecek residu Minum 5cc, residu 1cc
Mengukur TTV
20.30 S : 36,40c, N : 140 x/m,
Menyeka bayi, dressing
21.00 2,3 RR : 48 x/m
infus, dan merawat tali Bayi bersih
22.00 3
pusat
Memberi minum dan
5c masuk lewat NGT,
mengecek residu
residu 0,8cc
23.30
9/2/2013
02.30
04.00 2,3
04.30
05.30 2
07.00 2,3 Mengobservasi KU KU lemah, menangis
Mengganti popok BAK
10.00 2,3
Mengukur TTV S: 37OC, N: 139 x/mnt,
10.30 2,3
RR: 36 x/mnt
KU lemah
Mengobservasi KU
BAB dan BAK
14.00 2,3 Mengganti popok
S:36,9OC, N:140 x/mnt.
Mengukur TTV
15.00 2,3
RR: 45 x/mnt
16.00 2,3 KU lemah, kembung,
Mengobservasi KU
gumoh
21.00 2,3
M. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl/jam No.DP SOAP TTD
7/2/2013 1,2,3 S:-
Jam 14.00 O:
Masih agak terlihat sianosis, pucat, akral agak teraba
dingin
KU : Lemah, bayi menangis keras
N : 128 x/m, S : 35,8 0C, RR : 45 x/m
A: masalah bersihan jalan nafas teratasi sebagian,
hipotermi, resiko infeksi teratasi sementara ditandai dengan
suhu meningkat menjadi 35,8 0 C, masih sianosis
P : pertahankan intervensi sampai tercapai kriteria hasil
Pantau KU dan TTV
Berikan terapi injeksi dan lanjutkan terapi oksigen sesuai
program
Pantau tanda-tanda infeksi
S:-
O:
7/2/2013 2,3
KU : Lemah
Jam 21.00
S : 36,2 0 c, N : 114 x/m, RR : 45 x/m.
Tidak sianosis, pucat berkurang, akral masih hangat
Tidak ada tanda-tanda infeksi
A : hipotermi teratasi sementara, resiko infeksi teratasi
sementara
P : pertahankan intervensi memberikan kehangatan
8/2/2013 2,3 S:-
Jam 07.00 O:
Masih pucat, sianosis
Akral teraba dingin, S : 35,10C, N : 86 x/m, RR : 37 x/m
KU : Lemah
S:-
O:
Tidak terlihat pucat, tidak sianosis, akral dingin
S : 35,70C, N : 139 x/m, RR : 36x/m
KU : Lemah
Minum ditunda
Jam 14.00 2,3 Tidak ada tanda-tanda klinis infeksi
A : hipotermi, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
resiko infeksi
P : pertahankan dan lanjutkan intervensi
- Monitor KU dan TTV
- Selimuti bayi dan gunakan tutup kepala
- Gunakan pakaian hangat dan kering
- Pelihara suhu lingkungan/Inkubator stabil
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan
S:-
O:
Tidak terlihat pucat, tidak sianosis, akral hangat
Akral teraba dingin, S : 36,90C, N : 140 x/m, RR : 45x/m,
terpasang NGT karena selalu gumoh jika diberi minum
KU : Lemah
Tidak ada tanda-tanda klinis infeksi
A : hipotermi, resiko infeksi, resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
P : pertahankan intervensi
Jam 21.00 2,3 - Monitor KU dan TTV
- Pantau tanda-tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan
9/2/2013 2,3 S :-
Jam 07.00 O:
Tidak terlihat adanya tanda dan gejala infeksi
Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak pucat
S : 36,40c, N : 140 x/m, RR : 48 x/m
Terpasang NGT
Injeksi mpicillin 140mg masuk
KU : masih lemah, bayi menangis
Tali pusat mulai kering
A : hipotermi, resiko infeksi teratasi, resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
P : pertahankan intervensi
- Monitor TTV
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan
- Lanjutkan terapi program injeksi
S :-
O:
Tidak terlihat adanya tanda dan gejala infeksi
Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak pucat
S : 36,10c, N : 125 x/m, RR : 50x/m
Jam 14.00 2,3 KU : masih lemah, bayi menangis
Residu 2 cc
Minum 15cc
Tali pusat mulai kering
A : hipotermi, resiko infeksi,masalah baru : resiko nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P : pertahankan intervensi
- Monitor TTV dan KU
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan
- Lanjutkan terapi program injeksi
- Pantau minum dan residunya
- Jaga kehangatan
S :-
O:
Tidak terlihat adanya tanda dan gejala infeksi
Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak pucat
S : 36,70c, N : 136 x/m, RR : 42x/m
KU : masih lemah
Terpasang NGT
Residu 0,4 cc
Minum 30 cc
Tali pusat kering
A : hipotermi, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jam 21.00 1,2,3 belum teratasi, resiko infeksi teratasi
P : pertahankan intervensi
- Monitor TTV dan KU
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan
- Lanjutkan terapi program injeksi
- Pantau minum dan residunya
- Jaga kehangatan