You are on page 1of 3

Tinjauan Umum tentang status fungsional pasien stroke

Status fungsional atau kemampuan dalam Activities of daily life (ADL) adalah kegiatan di mana
orang sering terlibat setiap hari termasuk kegiatan kerja, sekolah, rekreasi dan perawatan
mandiri. Kegiatan perawatan diri meliputi: perawatan, mandi, rias, toilet, dan shower transfer.
Awalnya, sudah jelas seorang pasien tidak bisa bekerja atau kembali ke aktivitas yang lebih
kompleks, tapi dia mungkin juga tidak mampu melakukan perawatan diri dasar karena
kombinasi faktor kognitif dan fisik. Pasien mungkin sangat bergantung pada orang lain untuk
merawatnya. Pada stroke yang kurang parah, atau saat pasien dengan stroke yang lebih parah
mulai pulih, mereka sering dapat melanjutkan aspek perawatan diri dimulai dengan yang paling
sederhana (seperti membantu terapis dengan menyeka wajah) dan beralih ke yang lebih
kompleks (seperti berpakaian secara mandiri tanpa bantuanatau memerlukan sedikit bantuan).

Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dan mendapatkan kembali sifat secara mandiri
merupakan fokus utama dalam program rehabilitasi ini kepada pasien pasca stroke. Manajemen
lengan dan kaki sangat penting dalam memastikan suksenya rehabilitasi disfungsi Activities of
daily living. Splint membantu mengurangkan tona yang abnormal serta mencegah berlakunya
deformitas. Manajemen ortotik pada pergelangan tangan, siku serta lutut juga dapat
mengurangkan risiko berlakunya kontraktur dan meningkatkan potensi gerakan fungsional.
Elevasi tangan, latihan gerakan, urutan, splint, pressure wrapping dan kompressi es dapat
menguranggkan edema. Antara metode yang digunakan untuk mengembalikan Activities
of1daily living (ADL) meliputi demonstrasi, pengajaran verbal, adaptasi lingkungan, teknik satu
tangan, peralatan adaptif, tugas sederhana, penentuan posisi dan fasilitasi gerakan. The Barthel
Index digunakan bagi membantu menilai skor Activities of daily liiving pada pasien pasca
stroke.1

 Indeks Barthel (IB)


Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian yang berfungsi mengukur
kemandirian fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga
digunakan sebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi pasien-pasien
yang mengalami gangguan keseimbangan. Menggunakan 10 indikator, yaitu :
Tabel Instrument pengkajian dengan Indeks Barthel.

No. Item yang dinilai Skor

1. Makan (feeding) 0 = Tidak mampu

1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll.

2 = Mandiri

2. Mandi (bathing) 0 = Tergantung orang lain

1 = Mandiri

3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain


(grooming)
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan
bercukur

4. Berpakaian (dressing) 0 = Tergantung orang lain

1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)

2 = Mandiri

5. Buang air kecil (bladder) 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol

1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)

2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)

6. Buang air besar (bowel) 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)

1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)

2 = Kontinensia (teratur)

7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain

1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa


hal sendiri

2 = Mandiri

8. Transfer 0 = Tidak mampu

1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)

2 = Bantuan kecil (1 orang)


3 = Mandiri

9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)

1 = Menggunakan kursi roda

2 = Berjalan dengan bantuan satu orang

3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti,


tongkat)

10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu

1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)

2 = Mandiri

Interpretasi hasil :

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan Ringan

9-11 : Ketergantungan Sedang

5-8 : Ketergantungan Berat

0-4 : Ketergantungan Total

Bo Norrving. 2014. Stroke and Cerebrovascular Disease. 1st Edition. United States: Oxford
University Press. pp.9-18, 35-50, 124-139, 236-242. 3

You might also like