You are on page 1of 15

PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT

TERHADAP EFISIENSI PENYISIHAN MINYAK


Hery Budianto*), Suprihanto Notodarmojo*), Benjamin Soenarko**) dan Wisjnuprapto*)
*)
Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB
**)
Program Studi Teknik Fisika FTI ITB

ABSTRACT

Dissolved Air Flotation System had widely used in many waste treatment application including
oily wastewater from oil refinery plant, although there only a few development in a model that reviewed
the effect of the reactor height which recently conducted by Aurelle. This research used flotation rate
equation which developed by Aurelle in order to evaluate the effect of the reactor height. The result
showed that oil removal efficiency in the reactor with 20, 50 and 80 cm of height varies from 46-89%, 47-
96% and 53-94% respectively. Maximum removal efficiency of 95.65% gained at 60 psi of pressure,
recirculation factor of 0.75 and reactor height of 50 cm. Removal efficiency in the reactor without
recirculation at 60 psi of pressure, and 20, 50 and 80 cm of height varies from 74.24; 83.6 and 84.27%
respectively. Adhesion and interception average efficiency in the reactor with 20, 50 and 80 cm of height
are 7.55 x 10-2, 4.12 x 10-2 and 2.08 x 10-2 ; and at 60 psi of pressure are 6.53 x 10-2, 2.62 x 10-2 and 1.59
x 10-2 respectively. The results indicate increasing in the reactor height made decreasing in the adhesion
and interception efficiency.
Keywords : reactor height, flotation rate, adhesion, interception

ABSTRAK.
Sistem flotasi udara terlarut telah banyak digunakan untuk pengolahan limbah, termasuk limbah
minyak-air dari industri kilang minyak, tetapi pengembangan model yang meninjau pengaruh tinggi
reaktor baru dilakukan oleh Aurelle. Penelitian ini menggunakan persamaan laju flotasi yang
dikembangkan Aurelle untuk melihat pengaruh dari tinggi reaktor. Penelitian ini mendapatkan efisiensi
penyisihan minyak dengan tinggi reaktor 20, 50 dan 80 cm, masing–masing berada pada range 46–89%,
47-96% dan 53–94%. Efisiensi maksimal diperoleh pada tekanan 60 psi, faktor resirkulasi 0,75 dan tinggi
reaktor 50 cm sebesar 95,65%. Efisiensi tanpa resirkulasi pada tekanan 60 psi dan tinggi reaktor 20, 50
dan 80 cm masing-masing adalah 74,24; 83,6 dan 84,27%.Efisiensi adhesi dan intersepsi rerata reaktor
pada tinggi 20, 50 dan 80 cm adalah 7,55.10-2, 4,12.10-2 dan 2,0810-2; pada tekanan 60 psi adalah
6,53.10-2, 2,62.10-2 dan 1,59.10-2. Semakin tinggi reaktor efisiensi adhesi dan intersepsi semakin turun.
Kata kunci : tinggi reaktor, laju flotasi, adhesi, intersepsi.
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. , 3, No. 2 , Februari 2007

yang kecil ini memberikan kinerja flotasi


PENDAHULUAN yang lebih effektif (Schulze, 1984).
Proses mikroflotasi yang
Flotasi dikembangkan pertama kali mengunakan gelembung udara hasil dari
untuk menyisihkan partikel halus dari minyak presipitasi udara terlarut disebut juga flotasi
oleh Hockley pada tahun 1892 udara terlarut (dissolved-air flotation –
(Rubinstein,1995). Teknologi ini paling banyak
DAF). Penelitian ini menggunakan proses
digunakan pada industri pertambangan.
Sekarang ini sekitar dua juta ton per tahun DAF yang menjenuhkan semua limbah
bahan tambang dihasilkan dengan flotasi minyak-air, tanpa air terdispersi di tangki
(Schulze, 1984). Flotasi pada bahan tambang tekan pada tekanan yang tinggi. Kemudian
mempergunakan gelembung udara berdiameter limbah terdispersi tersebut dilepaskan ke
besar (makroflotasi) yang dihasilkan secara dalam tangki flotasi sehingga pengurangan
mekanikal. Aplikasi flotasi pada teknik tekanan menuju tekanan atmosfer yang
lingkungan umumnya mengunakan proses menyebabkan udara terpresipitasi ke dalam
mikroflotasi, seperti pada teknologi pemurnian larutan sebagai gelembung-gelembung
air, pengolahan limbah industri dan domestik, kecil.
dan lumpur dari reaktor (Loewenberg, 1994),
Berdasarkan studi pustaka, faktor-
serta limbah minyak-air (Aurelle, 1991).
Pengembangan model matematik untuk sistem faktor yang mempengaruhi proses flotasi
flotasi telah banyak dilakukan tetapi yang udara terlarut pada penyisihan minyak
meninjau pengaruh tinggi reaktor baru antara lain,
dilakukan oleh Aurelle. Penelitian ini  Kejenuhan air pendispersi
menggunakan persamaan laju flotasi yang Jumlah udara yang terlarut di dalam air
dikembangkan Aurelle untuk melihat pengaruh dapat dihitung berdasarkan persamaan
dari tinggi reaktor. Henry:
Pada proses mikroflotasi C s = k H *P…………(1)
gelembung dihasilkan secara elektrolitik
(diameter ~ 20-30 µm) atau dengan dengan : C s adalah konsentrasi
presipitasi dari udara terlarut (diameter ~ kejenuhan gas di
40-120 µm) untuk menangkap partikulat dalam air (g/m3)
mikron dan submikron, dan droplet dari k H adalah koefisien
suspensi dan emulsi, biasanya tanpa Henry (g/m3. Pa)
bantuan reagent flotasi. Ukuran gelembung P adalah tekanan gas
parisal (Pa)
PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
Hery, Suprihanto, et.al

Koefisien Henry tergantung pada suhu - efisiensi udara yang dilepaskan (de
dan jenis gas. Rijk, 1993).
Selain tekanan, volume udara yang
dapat terpresipitasi dari volume air  Kesetimbangan konfigurasi antar muka
dispersi juga tergantung pada, gelembung udara dan air/minyak
- efisiensi kejenuhan, antara lain Mekanisme yang mungkin terjadi pada
tergantung pada jenis tangki keadaan ini adalah konfigurasi
penjenuh yang digunakan transitori dan konfigurasi stabil
- komposisi udara di dalam tangki (Gambar 1a dan 1b).
penjenuh. Karena kenaikan
tekanan parsial nitrogen di udara
secara teoritis dapat mengurangi
kelarutan sekitar 9%.

 w
air air

 o/w udara  o  w  o/w  o

minyak udara
minyak

Gambar 1a. Konfigurasi transisi Gambar 1b. Konfigurasi stabil


(Sumber Aurelle, 1991)

kontak yang terjadi adalah 900. Sedangkan


Pada konfigurasi transitori gelembung
pada konfigurasi stabil gelembung udara
berada di dalam fasa air sesudah
melewati bidang antara muka dan
berinteraksi dengan fasa minyak. Sudut
PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
(Hery, Suprihanto, et.al)

terlokalisasi dalam fasa minyak, sudut pada jumlah efisiensi impak antara
kontak yang terjadi pada fasa ini adalah gelembung udara dengan droplet minyak.
1800. Besaran sudut kontak ini dapat Gelembung udara yang dilapisi film
dihitung dengan mempergunakan minyak ini tidak mudah bergerak bebas
persamaan Young, yang didasarkan pada dan membentuk formasi busa (froth) di
perbedaan tegangan permukaan dan permukaan kolom flotasi (Aurelle dkk.,
tegangan antara muka pada kedua fasa 1991)
tersebut. Berdasarkan percobaan Aurelle
dkk. (1991) jumlah energi bebas • Ukuran gelembung
permukaan dari gelembung udara yang Ukuran gelembung udara yang dihasilkan
berada di dalam air besarnya sama dengan menurut de Rijk (1993) harus kecil (< 100-
hasil kali luas permukaan dan tegangan 120 m) karena:
permukaan air (72 dyne/cm). Sedangkan - gelembung udara yang kecil memiliki
energi bebas fasa minyak besarnya sudut kontak yang lebih kecil
merupakan hasil kali luas permukaan dibandingkan dengan gelembung udara
droplet minyak dengan tegangan yang lebih besar (Hanisch, 1959 dalam
permukaan minyak (29 dyne/cm). Energi de Rijk, 1993).
ini menjadi lebih inferior dalam fasa - kemungkinan tumbukan (collision) dan
minyak dibandingkan pada fasa air. Oleh adhesi antara gelembung udara dan
sebab itu gelembung udara akan selalu partikel akan meningkat sesuai dengan
melewati bidang antar muka minyak-air jumlah gelembung udara yang
dan terlokalisasi dalam fasa minyak. dihasilkan, yang tergantung pada
Sesudah interaaksi gelembung udara ukuran gelembung (Flint dan Howarth,
dengan minyak akan terjadi terbentuk 1971; Reay dan Ratcliff, 1973 dalam
lapisan minyak pada antar muka de Rijk, 1993). Secara kuantitas ukuran
gelembung udara-air. gelembung harus sekecil mungkin
untuk meningkatkan konsentrasi
Dari hasil analisa fisika-kimia antara muka gelembung.
emulsi menunjukkan bahwa gelembung - Gelembung kecil memiliki kecepatan
udara yang menempel pada droplet minyak naik yang lebih rendah dibandingkan
berperilaku seperti ”parasut yang bergerak dengan dengan gelembung yang besar,
ke atas” (rising parachutes). Pergerakan sehingga waktu tinggal dalam reaktor
ini mengantarkan minyak ke bagian atas flotasi menjadi lebih lama, dan berarti
kolom flotasi. Pada bagian atas kolom kemungkinan tumbukan antara
gelembung udara akan dilapisi oleh film gelembung dan partikel juga
minyak. Ketebalan lapisan ini tergantung meningkat
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. , 3, No. 2 , Februari 2007

- kecepatan naik dari gelembung yang Kosurfaktan membentuk mikroemulsi


besar (> 2mm) memiliki gaya geser dengan diameter droplet antara 100-
yang terlalu besar pada agglomerat 600 Ao.
gelembung-flok dan menyebabkan flok
- Hidrokarbon berada dalam bentuk
menjadi pecah (Jedele, 1984 dalam de
lapisan (layer atau film)
Rijk, 1993).
Polutan hidrokarbon dalam bentuk ini
paling mudah dideteksi, karena efek
pelangi yang ditimbulkannya.
• Jenis dan ukuran droplet minyak
Hidrokarbon atau minyak dapat bercampur
Laju flotasi ditinjau dengan mempergunakan
dengan air dengan empat cara (Aurelle,
persamaan Aurelle:
1991)
 H
3 2. .. .
- Hidrokarbon terlarut Cs AoVo T db
Hidrokarbon dengan polaritas besar 1 1  e ….....(2)
dan berat molekul rendah, yaitu yang Co
memiliki volatilitas tinggi akan dengan, : debit udara
memiliki tingkat kelarutan paling V o : kecepatan emulsi di
tinggi di dalam air . Benzene (cyclic dalam reaktor flotasi
hydrocarbons C 6 ) memiliki tingkat
kelarutan 1650 mg/l dan hexyne-1
A o : luas potongan melintang
(straight chain hydrocarbons C 6 ) reaktor
tingkat kelarutan dalam air 360 mg/l.  faktor efisiensi adhesi
- Hidrokarbon berada dalam bentuk
 faktor efisiensi tumbukan,
emulsi tanpa adanya surfaktan yang merupakan jumlah dari
Emulsi ini terdiri dari dua jenis, yaitu efisiensi sedimentasi,
emulsi primer (diameter droplet > intersepsi langsung dan difusi.
100 m) dan emulsi sekunder
(diameter droplet < 20 m).    S   D  
- Hidrokarbon berada dalam bentuk  tinggi reaktor
emulsi dengan adanya surfaktan d b : diameter gelembung
Surfaktan akan mengakibatkan Persamaan Aurelle ini diturunkan
tegangan antar muka minyak-air berdasarkan proses coalescence droplet
menurun sesuai dengan meningkatnya minyak dengan mempergunakan bahan
konsentrasi surfaktan, sehingga emulsi
akan lebih mudah menyebar.
yang bersifat oleophilic. Terlihat bahwa
PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
(Hery, Suprihanto, et.al)

terdapat keserupaan antara proses terlarut (Co), dihubungkan dengan outlet


coalescence dan flotasi. Pada coalescence (Cs) diberikan oleh persamaan 2 yang
terdapat interaksi antara kolektor solid dan serupa dengan persamaan untuk
mikrodroplet minyak. Pada flotasi terdapat coalescence (Aurelle, 1991).
jenis interaksi yang sama, hanya Konsekuensinya model transport
perbedaannya bahwa kolektor pada flotasi yang digunakan pada coalescence untuk
adalah gelembung udara. menjelaskan dan menghitung jumlah
Metode perhitungan yang sama dapat interaksi antara kolektor dan droplet, dapat
digunakan untuk menentukan efisiensi unit ditranspose ke proses flotasi (Aurelle,
flotasi. Penelitian yang dilakukan di 1991). Model transport yang terjadi dapat
Laboratorium kami (Aurelle - penulis.) dilihat pada gambar 2.
didapatkan bahwa konsentrasi minyak di
emulsi pada inlet reaktor flotasi udara
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. , 3, No. 2 , Februari 2007

Gambar 2. Model transportasi untuk droplet hidrokarbon ke media coalescence.


Sumber: Roques dan Aurelle, 1991

Jumlah udara yang dilepaskan


secara teoritis dari larutan ketika Penelitian yang dilakukan oleh
tekanan dikurangi mencapai 1 atm, Budi Utomo (1994) dengan
menurut Eckenfelder, Jr. (1989), dapat mempergunakan reaktor flotasi udara
dihitung dengan persamaan: terlarut yang sama dengan penelitian
fP yang dilakukan sekarang, untuk
s  sa (  1) …...............(4)
Pa penyisihan minyak-lemak air buangan
industri kelapa sawit didapatkan kondisi
dengan, s adalah jumlah udara
optimum pada tinggi baffle 27,5 cm,
yang dilepaskan pada tekanan atmosfer
per satuan volume pada kejenuhan 100 tekanan (P) 4,5 kg/cm2 (64,01 psi), nilai
perbandingan jumlah udara terhadap
persen, cm3/l; s a adalah kejenuhan udara
padatan (A/S ) 0,08, faktor resirkulasi
pada tekanan atmosfer, cm3/l; P dan P a
(R/Q) 150% dan waktu tinggal 54 menit
masing-masing adalah tekanan mutlak
diperoleh efisiensi penyisihan minyak-
dan tekanan atmosfer, dan f adalah
fraksi kejenuhan di dalam tangki retensi lemak 40,32%.
yang bernilai antara 0,8 – 0,9. Menurut
Metcalf & Eddy (1991) untuk limbah METODOLOGI
solid sludge, faktor f (fraksi udara Sistem flotasi udara terlarut
terlarut pada tekanan P) adalah 0,5. yang dipergunakan dalam penelitian ini
Karena range nilai f yang cukup adalah kolom flotasi dengan dimensi (60
besar diantara dua peneliti tersebut, x 15 x 94) dan volume 84,6 liter.
maka perlu dicari nilai f untuk tangki Tangki penjenuh udara berukuran (0,25
tekan dan limbah minyak-air yang x  x 202 x 39) dan volume 12,2 liter.
dipergunakan dalam penelitian ini, Sedangkan sparger mempunyai
dengan menggunakan persamaan diameter ½” , panjang 37,5 cm dan
Bernoulli didapatkan (Finch dan Dobby, lubang sebanyak 34 buah (diameter 0,5
1990), cm) jarak antar pusat lubang 2 cm
  h  kecuali di ujung-ujung sparger yang
 g  1   w 1   ….........(5) berjarak 0,75 cm terhadap dinding
  sl  L 
PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
(Hery, Suprihanto, et.al)
reaktor. Alat ukur yang dipergunakan ukur tersebut dikalibrasi terlebih dahulu
adalah alat ukur debit air 2 buah dan sebelum digunakan.
debit udara 1 buah (Gambar 3). Alat

Effluen

1 3
7
6
2
4
6 5

Gambar 3. Reaktor flotasi udara terlarut


variasi tinggi reaktor (H) 20, 50 dan 80 cm,
Keterangan:
dan faktor resirkulasi (R/Q) adalah 0; 0,25;
1. Kolom flotasi
0,50 dan 0,75. Besarnya debit limbah (Q 0 )
2. Tangki tekan
dan udara (Q 1 ) adalah 1 liter/menit. Tinggi
3. Kompresor udara
baffle yang digunakan pada percobaan ini
4. Tangki umpan
adalah 12,5 cm.
5. Pompa
6. Alat ukur debit air Limbah yang dipergunakan berasal
7. Alat ukur debit udara dari salah satu kilang minyak di Jawa Barat.

Tekanan (P) yang dipergunakan


pada penelitian ini adalah 30, 40, 50, 60 dan
70 psi,
PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
(Hery, Suprihanto, et.al)

HASIL DAN PEMBAHASAN 87,1 dan 93,62%. Sedangkan kondisi yang


Efisiensi penyisihan minyak berada paling optimal, yaitu pada faktor resirkulasi
pada range 46,01 - 95,65%. Efisiensi yang kecil didapatkan pada tinggi reaktor
terbesar didapatkan pada tekanan 60 psi, 80 cm dan tekanan 60 psi. Untuk faktor
dan tinggi reaktor 50 cm dan faktor resirkulasi 0, 0,25, 0,50 dan 0,75%
resirkulasi 0,75%. Untuk kondisi yang didapatkan efisiensi sebesar 84,27, 92,90,
sama dengan faktor resirkulasi 0, 0,25 dan 93,50 dan 94,38 (Gambar 4).
0,50% didapatkan besarnya efisiensi 83,6,

Efisiensi adhesi dan intersepsi per diameter Efisiensi adhesi dan intersepsi per diameter
gelembung terhadap tinggi reaktor pada R/Q= 0 gelembung terhadap tinggi reaktor pada R/Q= 0,25
700 800
600 700 P=30 psi
P=30 psi
500 600
P=40 psi 500 P=40 psi

/db
/db

400
400


300 P=50 psi P=50 psi


300
200 200
P=60 psi P=60 psi
100 100
0 P=70 psi 0 P=70 psi
20 50 80 20 50 80

Tinggi reaktor ( Hcm ) Tinggi reaktor ( Hcm )

Efisiensi adhesi dan intersepsi per diameter Efisiensi adhesi dan intersepsi per diameter
gelembung terhadap tinggi reaktor pada R/Q= 0,50 gelembung terhadap tinggi reaktor pada R/Q= 0,75
900 1100
800 1000
P=30 psi 900 P=30 psi
700
800
600 P=40 psi P=40 psi
/db

/db

700
500 600

P=50 psi 500 P=50 psi


400
400
300 P=60 psi P=60 psi
300
200 200
100 P=70 psi P=70 psi
100
20 50 80 20 50 80

Tinggi reaktor ( Hcm ) Tinggi reaktor ( Hcm )

Gambar 4. Efisiensi penyisihan minyak terhadap tinggi reaktor


JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. , 3, No. 2 , Februari 2007

Efisiensi adhesi dan intersepsi terhadap Efisiensi adhesi dan intersepsi terhadap
tinggi reaktor pada R/Q=0 tinggi reaktor pada R/Q= 0,25
0,09
P=30 psi 0,08
P=30 psi
0,08 0,07
0,07 P=40 psi 0,06 P=40 psi
0,06


0,05 0,05

P=50 psi P=50 psi


0,04 0,04
0,03 P=60 psi 0,03 P=60 psi
0,02 0,02
0,01 0,01 P=70 psi
P=70 psi
20 50 80 20 50 80

Tinggi reaktor ( Hcm ) Tinggi reaktor ( Hcm )

Efisiensi adhesi dan intersepsi terhadap Efisiensi adhesi dan intersepsi terhadap
tinggi reaktor pada R/Q= 0,50 tinggi reaktor pada R/Q= 0,75
0,15 0,15
0,13 P=30 psi 0,13 P=30 psi
0,11 0,11
P=40 psi P=40 psi
0,09 0,09


0,07 P=50 psi 0,07 P=50 psi


0,05 0,05
P=60 psi P=60 psi
0,03 Gambar 6.P=70Efisiensi
psi
adhesi
0,03 dan intersepsi total P=70 psi
0,01 0,01
20 50 80 20 50 80

Tinggi reaktor ( Hcm ) Tinggi reaktor ( Hcm )

Gambar 5. Efisiensi adhesi dan intersepsi per diameter gelembung


Efisiensi penyisihan m inyak terhadap Efisiensi penyisihan m inyak terhadap
tinggi reaktor pada R/Q = 0 tinggi reaktor pada R/Q = 0,25
100 100

90 P=30 psi 90 P=30 psi


Efisiensi (%)

Efisiensi (%)

80 P=40 psi 80 P=40 psi


70 70
P=50 psi P=50 psi
60 60
P=60 psi P=60 psi
50 50
40 P=70 psi 40 P=70 psi
20 50 80 20 50 80

Tinggi reaktor ( H cm ) Tinggi reaktor ( H cm )

Efisiensi penyisihan m inyak terhadap Efisiensi penyisihan m inyak terhadap


tinggi reaktor pada R/Q = 0,50 tinggi reaktor pada R/Q = 0,75
100 100

P=30 psi P=30 psi


90
Efisiensi (%)
Efisiensi (%)

P=40 psi 90 P=40 psi


80
P=50 psi P=50 psi
80
70 P=60 psi P=60 psi

60 P=70 psi P=70 psi


70
20 50 80 20 50 80

Tinggi reaktor ( H cm ) Tinggi reaktor ( H cm )


PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
(Hery, Suprihanto, et.al)

Tekanan optimal yang


Gambar 6 menunjukkan efisiensi didapatkan pada penelitian ini adalah
adhesi dan intersepsi total semakin besar sebesar 60 psi. Peneliti yang lain
untuk tekanan yang semakin kecil. Pada mendapatkan tekanan di antara 40–60
tekanan yang semakin besar, diameter psi (Tabel 1). Tekanan yang besar
gelembung yang dihitung berdasarkan dibutuhkan untuk menghasilkan
tegangan kapiler akan semakin besar, gelembung yang sekecil mungkin.
sehingga dengan semakin besar diameter Selain tekanan faktor lain yang cukup
maka efisiensi intersepsi akan semakin berpengaruh terhadap diameter
kecil terutama untu intersepsi langsung gelembung adalah nozzle, sparger dan
dan difusi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor retensi tangi tekan. Faktor
dengan semakin besar gelembung udara resistensi tangki tekan yang diperoleh
efisiensi adhesi semakin besar. pada penelitian ini, untuk tekanan 30,
Tekanan 60 psi adalah tekanan 40, 50, 60 dan 70 psi masing-masing
paling optimum karena pada tekanan adalah 0,33; 0,39; 0,45; 0,51 dan 0,78.
yang lebih besar efisiensi cenderung Menurut Kormanik, 1974
menurun atau tetap. Meskipun pada gelembung udara yang terbentuk pada
tekanan yang lebih besar gelembung ukuran 40 psig adalah ukuran yang
yang terbentuk akan lebih kecil, optimum dan penambahan A/S hingga
sehingga jumlah gelembung lebih tekanan operasi 70-80 psig tidak
banyak dan kecepatan naik gelembung memberikan keuntungan karena
menjadi semakin kecil, hal ini gelembung yang terbentuk
berarti akan meningkatkan tumbukan. menghasilkan ukuran yang tidak
Tetapi berdasarkan Gambar 5 terlihat diinginkan dan menganggu proses
bahwa efisiensi adhesi dan intersepsi thickening. Pada kondisi ini gelembung
total, yang merupakan jumlah dari yang terbentuk melewati sludge dengan
efisiensi sedimentasi, intersepsi gaya akan yang lebih besar dan lebih
langsung dan difusi, menjadi turun pada kompak.
tekanan 70 psi.
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. , 3, No. 2 , Februari 2007

Tabel 1. Tekanan Optimum Tangki Penjenuh


Peneliti Limbah Tekanan (psi)
Moursy & Abo, 1982 Minyak-air 58,8
Utomo, B., 1994 Minyak kelapa sawit 64
Eckenfelder, 1989 Suspended solid 50-70
Vrablik dalam Minyak dan lemak 20-50
Eckenfelder, 1989
Hurwitz & Katz dalam lumpur aktif, 91% padat 40
Eckenfelder
Manjunath, 2000 air limbah rumah potong hewan 57-100
Chung, 2000 Pengolahan air minum 64

Ponasse dkk.,1988 dengan Sedangkan Lundh dkk., 2000


mempergunakan teknik sinematografi mempergunakan tekanan sebesar 5 bar
mikro untuk memvisualisasikan (73,5 psi) untuk mendapatkan ukuran
pembentukan gelembung udara pada gelembung sebesar 40m. Dan de Rijk
reaktor DAF; dan pada tekanan 4 bar (58,8 dkk., 1994 menyatakan bahwa peningkatan
psi) dan dengan memvariasikan sudut tekanan penjenuhan akan menghasilkan
pelepasan (30, 50, 80, 1800) dan bahan formasi gelembung yang lebih kecil,
(hydrophilic, hydrophobic) nozzle sedangkan untuk nilai tekanan penjenuhan
didapatkan gelembung dengan diameter yang rendah (< 5 bar) untuk debit aliran
>500m memiliki fraksi yang berbeda yang lebih besar akan menstimulus formasi
(lebih besar) dengan gelembung yang gelembung yang kecil, pada tekanan yang
berdiameter <120m, tergantung pada lebih besar lagi debit aliran tidak
lokasi nozzle dalam reaktor dan bahan yang berpengaruh.
dipakai, diameter gelembung maksimum
yang didapatkan adalah 5880 m.
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. , 3, No. 2 , Februari 2007
KESIMPULAN Size in Flotation Thickening, Water
Efisiensi penyisihan minyak Research, 28, hal. 465-473.
dengan tinggi reaktor 20, 50 dan 80 cm,
Dick, R.M., 1994, Recycling of
masing –masing berada pada range 46–
Metalworking Fluids, dalam buku
89%, 47-96% dan 53–94%.
Metalworking Fluids, editor Byers,
Efisiensi maksimal diperoleh pada tekanan
J.P., Marcel Dekker, Inc., New
60 psi, faktor resirkulasi 0,75 dan tinggi
York.
reaktor 50 cm sebesar 95,65%.
Efisiensi tanpa resirkulasi pada Dupre, V., Ponasse, M., Aurelle, Y. dan
tekanan 60 psi dan tinggi reaktor 20, 50 dan Secq, A., 1998, Bubble Formation
80 cm masing-masing adalah 74,24; 83,6 by Water Release in Nozzles – I.
dan 84,27%. Mechanisms, Water Research, 32,
Efisiensi adhesi dan intersepsi hal. 2491-2497.
rerata reaktor pada tinggi 20, 50 dan 80 cm Eckenfelder, Jr., 1989, Industrial Water
adalah 7,55.10-2, 4,12.10-2 dan 2,0810-2; Pollution Control, 2nd ed., Mc.
pada tekanan 60 psi adalah 6,53.10-2, Graw Hill, New York.
2,62.10-2 dan 1,59.10-2. Semakin tinggi
reaktor efisiensi adhesi dan intersepsi Finch, J. A. dan Dobby, G. S., 1990,
semakin turun. Column Flotation, Pergamon Press,
Toronto.
DAFTAR PUSTAKA Kormanik, R. I., 1974, Factor Influencing
Aurelle, Y., 1991, Treatment of Oil- Batch Flotation Tests, Jour. Water
Containing Wastewater, hal. 69-70; Pollution Control, hal. 2056.
79-81, Dept. of Sanitary Eng.,
Chulalongkorn University, Lundh, M., Jonsson, L dan Dahlquist, J.,
Thailand. 2000, Experimental Studies of The
Fluid Dynamics in The Separation
Chung, Y., Choi, Y. C., Choi, Y. H. dan Zone in Dissolved Air Flotation,
Kang, H. S., 2000, A Water Research, 34, hal. 21-30.
Demonstration Scalling-up of The
Dissolved Air Flotation, Water Manjunath, N. T., Mehrotra, I. dan Mathur,
Research, 34, 817-824. R. P., 2000, Treatment of
Wastewater from Slaughterhouse
de Rijk, S. E., van der Graaf, J. H. J. M. dan by DAF-UASB System, Water
den Blanken, J. G., 1994, Bubble Research, 34, hal. 1930-1936.
PENGARUH TINGGI REAKTOR FLOTASI UDARA TERLARUT
(Hery, Suprihanto, et.al)
Metcalf & Eddy, 1988, Wastewater Eng. Proses Flotasi Udara Terlarut,
Treatment, Disposal, Reuse, 2nd ed., Tesis Teknik Lingkungan ITB,
Mc. Graw Hill, New York. Bandung
Moursy, A. S. dan Abo, S. E., 1982,
Treatment of Oily Refenery Wastes
using A Dissolved Air Flotation
Process, Environment
International, 7, hal. 267-270.
Ponasse, M., Dupre, V., Aurelle, Y. dan
Secq, A., 1998, Bubble Formation
by Water Release in Nozzles – I.
Influence of Various Parameters on
Bubble Size, Water Research, 32,
hal. 2498-2506.
Roques, H. dan Aurelle, Y., 1991, Oil-
Water Separations Oil Recovery
and Dupre, V., Oily Wastewater
Treatment, dalam buku New
Developments in Industrial
Wastewater Treatment, editor
Turkman, A. dan Uslu, O., hal 155-
174, Kluwer Academic Publisher,
Netherlands.

Rubinstein, J.B., 1995, Column Flotation


Processes, Design and Practice, hal
105, Gordon and Breach Science
Publishers, Moscow.
Utomo, B., 1994, Studi Penyisihan Minyak-
Lemak Air Buangan Industri
Minyak Kelapa Sawit dengan

You might also like