You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu.
Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karena ASI merupakan
sumber makanan bayi yang penting terutama pada bayi-bayi pada bulan-bulan
pertamanya.
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, seharusnya ia harus
menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena menyusui adalah
realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu.
Dewasa ini, di Indonesia sekitar 80-90 % ibu-ibu di perdesaan masih
menuusui bayi nya lebih dar 1 tahun, namun hal ini tidak sama dengan ibu-ibu di
kota-kota. Para ibu mempunyai berbagai alasan seperti ibu harus bekerja,
pengaruh kosmetologi, pemakaian pil KB. Angka kematian anak-anak di
Indonesia semakin lama semakin meningkat, terlebih anak-anak yang
mengkonsumsi susu formula yang biasanya dapat mengakibatkan bayi diare.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian masa nifas?
2. Bagaimana pengkajian fisik ibu nifas?
3. Bagaimana pengkajian riwayat kesehatan ibu?
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik?
5. Bagaimana pengkajian psikologis ibu nifas?
6. Bagaimana cara mengkaji pengetahuan ibu tentang perawatan masa nifas?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian masa nifas


2. Menjelaskan pengkajian fisik
3. Menjelaskan riwayat kesehatan Ibu
4. Menjelaskan pemeriksaan fisik yang meliputi : Tanda-tanda vital, payudara,
uterus, kandung kemih, genetalia, perineum, ekstremitas bawah
5. Menjelaskan pengkajian psikologis
6. Menjelaskan pengetahuan ibu tentang perawatan pada masa nifas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. Batasan waktu nifas yang paling
singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang
relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40
hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu 40 hari.
1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes,
2003:003).
2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada
waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yangnormal.
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6 - 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lama 6-8 minggu.

2
3. Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau
tahunan.

Menyusui adalah memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung dari
payudara ibu sendiri. Menyusui adalah proses alamiah, dimana berjuta-juta ibu
melahirkan diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca
buku tentang pemberian ASI. Walupun demikian dalam lingkungan kebudayaan
kita saat ini melakukan hal yang sifatnya alamiah tidaklah selalu mudah untuk
dilakukan oleh para ibu-ibu menyusui. Menyusui merupakan cara pemberian
makan yang diberikan secra langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali
ibu menyusui kurang memahami dan kurang mendapatkan informasi, bahkan
sering kali ibu-ibu mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif itu sendiri, tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah
menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang diberikan
tentang dampak apabila Asi esklusif itu tidak diberikan dan apa yang harus
dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara ekslusif kepada bayinya
(Utami Roesli, 2000).

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bainya baik fisik maupun psikologik
2. Melakukan skiring, mendeteksi masalah, atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan Diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)

3
Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang
lebih enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan
sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mengalami komplikasi.

2.2 Pengkajian Fisik


Pengkajian atau pengumpulan data dasar yang dapat berupa data fisik dan
data psikososial adalah pengumpulan data untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Pengkajian pada ibu postpartum berfokus pada masalah fisiologis dan
psikologis serta psikososial ibu, tingkat kenyamanan, kurangnya pengetahuan
terkait dengan kesiapan untuk belajar, serta penyesuaian terhadap transisi yang
diperlukan untuk menjadi ibu. Selain ibu, bayi juga perlu dikaji mengenai
penyesuaian fisiologisnya terhadap lingkungan diluar rahim, kenormalan fisik,
serta kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan bayi.
Pengkajian data fisik terdiri dari pemeriksaan yang akan menilai :
1. Data Subyektif
Biodata yang mencakup identitas pasien
1) Nama : nama jelas dan lengkap, bila perlu panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan.

4
2) Umur : dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurangdari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental danpsikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih
dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas
3) Agama : untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbingatau mengarahkan
pasien dalam berdoa.
4) Pendidikan : berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahuisejauh-mana
ringkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
5) Suku/bangsa : berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari hari.
6) Pekerjaan : gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya,karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
7) Alamat : ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2. Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien , seorang bidan harus mengumpulkan
data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil.
1) Keadaan umum pasien
Mengetahui keadaan pasien secara umum, untuk menentukan tindakan yang
harus dilakukan pada pasien.
2) Kesadaran pasien
a. Compos Mentis yaitu keadaan dimana pasien mengalami kesadaran penuh
dengan memberikan respon yang cukup.
b. Apatis yaitu pasien bersikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitarnya.
c. Samnolen yaitu pasien memiliki kesadaran yang lebih rendah ,
d. Sopor yaitu pasien memberikan sedikit respon terhadap rangsangan yang
kuat. Hal tersebut bisa ditandai dengan adanya reflex pupil terhadap
cahaya yang masih positif.
e. Koma yaitu pasien tidak dapat bereaksi yerhadap stimulus atau rangsangan
apapun.

2.3 Pengkajian Riwayat Kesehatan Ibu


Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah :

5
1. Keluhan yang dirasakan ibu saat ini misalnya pola makanan, buang air
kecil, buang air besar , kebutuhan istirahat, mobilisasi.
2. Riwayat tentang persalianan meliputi adakah komplikasi, laserasi, atau
episiotomi.
3. Obat/ suplemen yang dikonsumsisaat ini misalnya tablet besi.
4. Prasaan ibu saat ini terkait dengan kelahiran
5. Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari.
6. Bagaimana rencana menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak), rencana
merawat bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri atau orangtua/mertua).
7. Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
8. Pengetahuan ibu tentang nifas.

1. Riwayat kesehatan yang lalu.


Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau
penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas ini.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu
apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
4. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis
apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta
rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi : menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.

6
b. Eliminasi : menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan
buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
c. Istirahat : menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan
musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,
penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas
karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
d. Personal hygiene : dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas
masih mengeluarkan lochea.
e. Aktivitas : menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini
perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini
mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat – alat reproduksi.
2.3 Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
 Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi
keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit
– penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
 Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada
umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya
cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena
isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.Tetapi pada
umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali
normal.Kenaikan suhu yang mencapai > 38 º C adalah mengarah ketanda
tanda infeksi.
 Nadi
Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada
masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah

7
satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangan darah yang berlebihan .Jika takikardi tidak disertai panas
kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.Beberapa ibu
postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal, yang
denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit,
beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi
belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu
kelainan.
 Pernapasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 –
30x/menit.
2. Payudara
Meliputi pemeriksaan kesimetrisan antara payudara kiri dan kanan, puting
susu, hiperpigmentasi pada areola mammae, ada atau tidaknya kolostrum pada
saat putting susu dipencet.
3. Uterus
Memperhatikan apakah uterus berkontraksi dengan baik atau tidak. Evaluasi
abdomen terhadap involusi uterus, diatesis recti dan kandung kemih. Untuk
involusi uterus periksa kontraksi uterus, posisi dan tinggi fundus uteri. Involusi
uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum
hamil dengan bobot atau beratnya hanya 60 gram.

Proses involusi uteri:


Involusi Tinggi fundus Berat uterus
Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengehan pusat dan 500gr
simfisis
14 hari (2 minggu) Tak teraba 350gr
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50gr
(normal)
56 hari (minggu) normal 30gr

8
4. Kandung Kemih
Kandung kemih pada peurperium mempunyai kapasitas yang meningkat secara
relative. Oleh karena itu, distensi yang berlebihan, urine residual yang
berlebihan, dan pengosongan yang tidak sempurna, harus diwaspadai dengan
seksama,. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali
normal pada dua sampai delapan minggu setelah persalinan.
Edema dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih
menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat
melahirkan , laserasi vagina atau episotomi juga menurunkan refleks bekemih
pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan
kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses
berkemih normal.

5. Genetalia
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
Memperhatikan kebersihan vulva, ada tidaknya edema dan varises, jahitan
perineum, dan pengeluaran lokia. Vagina yang semula sangat teregang akan
kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah
bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada minggu ke empat.

6. Perineum
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-
5, perenium sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya sekalipun
tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.

9
Memperhatkan jahitan pada perineum jika ada, ada tidaknya edema dan
varises.Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau
tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus
berlangsung dalam 2-3 minggu.

7. Ekstremitas Bawah
Lakukan pemeriksaan pada ekstremitas bawah dengan melihat apakah ada
oedema atau tidak, adanya varices atau tidak serta memeriksa refleks patella
dan nyeri tekan atau panas pada betis adanya tanda human. Tanda homan
didapatkan dengan meletakkan satu tangan pada lutut ibu, dan lakukan tekanan
ringan untuk menjaga tungkai tetap lurus. Dorsifleksi kai tersebut jika terdapat
nyeri pada betis maka tanda homan positif.

2.4 Pengkajian Psikologis


Mengetahui keadaan psikologis ibu postpartum,bagaimana respon ibu terhadap
kelahiran anaknya, dapatkah ibu segera beradaptasi terhadap peran barunya ,
bagaimana komunikasi dan interaksi ibu dengan suami dan anggota keluarga,
adakah gangguan yang terjadi pada psikologinya, misalnya stress, insomnia dan
beberapa tanda atau gejala yang akan menjurus kearah postpartum blues atau
bahkan depression postpartum.
Setelah proses persalinan, terjadi perubahan yang dramatis bagi seorang ibu
dimana ibu kini mempunyai bayi yang harus dilindungi dan dipenuhi
kebutuhannya. Dalam perubahan psikologis terdapat beberapa periode :
a. Periode Taking in
1. Perode ini terjadi 1-2 hari sesudah kelahiran, ibu pasif dan tergantung, dia
khawatir akan tubuhnya.
2. Ibu akan mengulang-ulang pengalaman nya waktu bersalin dan melahirkan.
3. Tidur tanpa gangguan sangat penting , bila ibu imgin mencegah gangguan
tidur, pusing, iritabel, inerference dengan proses pengembalian keadaan.
4. Peningkatan nutrisi

10
b. Periode Taking Hold
1. Periode ini berlangsung pada hari 2-4 post partum. Ibu menjadi perhatian
kepada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan
taggung jawabnya pada bayinya.
2. Ibu berusaha keras untuk mengetahui keterampilan tentang perawatan bayi
misalnya menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok.
3. Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-
hal tersebut, cenderung menerima nasihat bidan dan perawat karena ia
terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.

c. Perode Letting Go
1. Terjadi setelah dirumah.
2. Tanggung jawab ibu dalam merawat bayi.

Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita


mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukan depresi
ringan beberapa hari setelah kelahiran. Postpartum Depression dan Postpartum
Blues merupakan dua jenis gangguan mood pasca persalinan.
Postpartum Depression merupakan depresi yang dialami wanita selama
kehamilan, single parent, konsumsi rokok atau obat-obatan terlarang selama masa
kehamilan, menderita suatu penyakit selama kehamilan ,kelainan psikologis ,serta
adanya riwayat postpartum depression sebelumnya.Gejalanya berupa depresi,
sering menangis, muntah, insomnia, gangguan nafsu makan, kecenderungsn
bunuh diri, dan sering berpikir tentang kematian.Gejala ini muncul sepanjang hari,
dimulai saat minggu ke-4 pasca persalinan atau 3 bulan setelah persalinan yang
berlangsung selama minimal 2 minggu.
Postpartum blues merupakan suatu gangguan psikologis sementara yang
ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama postpartum.Gejala
yang dapat muncul antara lain insomnia , sering menangis, cemas consentrasi
menurun dan mudah marah.Postpartum blues sebagian besar merupakan

11
perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari
keluarga dan bayinya.
Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor. Penyebab yang
paling menonjol adalah :
1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami
kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
2. Rasa sakit masa nifas awal.
3. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada
kebanyakan Rumah sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh
kebijakan kunjungan yang kaku, kebijakan perawatan yang tidak fleksibel dan
tidak ada ketetapan untuk berada di Ruang.
4. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit.
5. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.

Adapun data lain yang terkait dengan data psikososial antara lain :
1. Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya.
2. Ibu dapat beradaptasi dengan kondisi yang dialami.
3. Harapan ibu semoga cepat sembuh dan cepat pulang kerumah.
4. Hubungan dengan suami baik.
5. Hubungan dengan lingkungan baik

2.5 Pengkajian Pengetahuan Ibu tentang Perawatan pada Masa Nifas


Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan terhadap
dirinya sendiri serta bayinya setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan
selama masa nifas.
Mengkaji pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya selama masa nifas
,misalnya perdarahan pada masa nifas, tanda dan gejala infeksi, kemungkinan
adanya reaksi terhadap pengobatan yang diberikan, gangguan perasaan (Baby
Blues dan Depression Postpartum).

12
Mengkaji pengetahuan ibu tentang perawatan payudara serta pemberian ASI
Ekslusif dan cara menyusui bayi yang benar, gizi yang diperlukan selama masa
nifas, kapan boleh dilakukannya hubungan seksual. Membekali ibu cara
perawatan bayinya , terutama perawatan tali pusat Dan juga membekali ibu cara
perawatan bayinya sehari-hari.
Apabila dalam pengkajian tersebut masih ditemukan kekurangan,maka bidan
harus memberikan KIE lagi untuk ibu tersebut agar dapat mengerti betul tentang
perawatan terhadap dirinya sendiri serta banyinya dan beberapa hal-hal penting
lainnya yang sangat penting untuk diketahui ibu pada masa nifas.Hal tersebut
untuk sedikit membantu mencegah kegawatan yang mungkin akan terjadi pada
ibu nifas dan bayinya.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu
dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik,
serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada masa nifas
ibu nharus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya masalah di masa nifas.

Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan supaya bayi
juga sehat dan pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan
untuk memberikan bayi mereka ASI, karena selain mengandung zat-zat yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi, ASI juga merupakan makanan bayi yang
paling aman, hemat dan mengandung antibody.

14

You might also like