You are on page 1of 8

RESUME KEPERAWATAN

RUANG ORTOPEDI RSUD ULIN BANJARMASIN

A. PENGKAJIAN FOKUS
Nama Klien : Ny. L No Register : 1-38-xx-xx
Usia : 37 Tahun Tanggal Masuk : 05/10/2018
Jenis Kelamin : P Diagnosa Medik : Osteo Atritis Knee

Riwayat Kesehatan:

Ny L datang ke RS pada 05 Oktober 2018 dengan keluhan tidak bisa berjalan, pasien
mengatakan tidak bisa berjalan karena kecelakaan sejak 2 tahun yang lalu yang
mengakibatkan lututnya bengkak, pasien merasa bingung dengan keadaan yang
dideritanya. Pasien akhirnya memberanikan diri untuk operasi ke Rumah Sakit dan
menunggu jadwal operasi, pasien mengatakan bingung dan cemas dengan proses
operasi dan bagaimana keadaannya setelah dilakukan operasi, pasien tidak mengeluh
adanya nyeri pada lutut, tampak lebam pada lutut dan pasien merasa cemas,
beraktivitas menggunakan kursi roda, tidak ada gangguan pernapasan. Tanda-tanda
vital klien: TD 130/80 mmHg, N=90 x/m, R= 17 x/m, T= 36.1 C.

B. ANALISA DATA
NO HARI/TGL DATA PROBLEM KEMUNGKINAN
PENYEBAB
1 Jum’at DS : Cemas Ancaman pada status terkini
05/10/2018 Klien mengatakan bingung dengan
kondisinya
Klien mengatajab cemas dengan proses
operasi dan bagaimana keadaannya
setelah dilakukan operasi

DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien beraktivitas dengan kursi roda
TTV:
TD 130/80 mmHg, N=90 x/m, R= 17
x/m, T= 36.1 C.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Cemas berhubungan dengan Ancaman pada status terkini

1
D. INTERVENSI TINDAKAN
No Hari/Tanggal Diagnosa Intervensi Implementasi dan Evaluasi Respon
1. 08 OktoberAnsietas Mengkaji tingkat ansietas Pasien sangat kooperatif dan menjawab
2018 semua pertanyaan dengan baik.
Mengobservasi tanda - tanda
vital : S : T : 36,4ºC
Suhu N : 80/menit
Nadi RR : 23/menit
RR TD : 120/70 mmHg
TekananDarah

Menjelaskan kepada pasienS : Pasien mengatakan,“Saya merasa lebih


terkait penyakit untuknyaman sekarang”
menambah pemahamanO : Wajah pasien tampak lebih rilex
pasien

Memberi kesempatan kepadaS : Pasien mengatakan, “Saya merasa lebih


pasien untuk mengungkapkanbaik sekarang”
keluhannya O :Pasien menceritakan penyebab
kecemasannya.

Mengajarkan pasien teknik


distraksi dan relaksasi Pasien dapat melakukan tehnik distraksi
dan relaksasi dengan baik

2
BAB IV
ANALISIS JURNAL

EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE


Clinical problem findings:

Pertanyaan Klinis
P Pasien*
Semua pasien dewasa yang akan menjalani bedah elektif di RSUD dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
Populasi*
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 300 pasien.
Problem*
Penatalaksaan kecemasan terbagi menjadi farmakologi, pendekatan suportif dan
psikoterapi. Dari beberapa penelitian didapat bahwa penatalakasaan non farmakologis
dapat menurunkan kecemasan diantaranya: terapi musik (Ferawati, 2018), terapi
relaksasi nafas dalam (Murwati dan Istiqomah, 2016), terapi imajinasi terbimbing
(Sarsito, 2015) dan terapi humor (Deliyani, Majudin & Adiningsih, 2016). Teknik
relaksasi yang biasa digunakan adalah relaksasi otot (relaksasi otot progresif, rendam
air hangat, tarik nafas dalam), relaksasi dengan imajinasi terbimbing, dan respon
relaksasi dari Benson (Smeltzer & Bare, 2002).

Pemberian informasi pre operatif merupakan prosedur rutin dan menjadi bagian dari
standar prosedur operasional pasien pre operatif sehingga semua pasien yang akan
dilakukan pembedahan wajib diberikan informasi dan diberi kesempatan meminta
penjelasan sampai jelas oleh dokter penanggungjawab dengan disaksikan oleh perawat.
Namun pada kenyataannya pada beberapa pasien, jika hanya pemberian informasi pre
operatif saja belum mampu menghilangkan kecemasan pasien. Dengan data di atas
diketahui bahwa beberapa penatalaksanaan kecemasan non farmakologis sudah pernah
diteliti sebelumnya yang memiliki dampak positif berupa penurunan kecemasan, namun
belum ditemukan terapi manakah yang paling efektif untuk menurunkan kecemasan
diantara terapi-terapi tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang pengaruh aroma terapi lavender, terapi relaksasi
progresif, dan guided imagery terhadap penurunan kecemasan pasien pre operatif.
I Intervensi*
Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain Quasi-experimental
dengan rancangan non equivalent control group. Pada penelitian ini responden
penelitian akan dilakukan pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
intervensi pada saat menjelang operasi. Desain penelitian ini menggambarkan
sekelompok responden yang diberikan intervensi. Waktu penelitian berlangsung dari
bulan juni s.d September 2017.

Variabel dalam penelitian ini adalah pengaruh aromaterapi lavender, relaksasi otot
progresif dan guided imagery sebagai variabel bebas dan Penurunan kecemasan pasien
pre operatif sebagai variabel terikat.

Perhitungan besar sampel ditetapkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan


Sample Size Calculator For Designing Clinical Research untuk one group before after
study dari http://www.sample-size.net/sample-size-studypaired-t-test/ dengan
menggunakan uji statistic paired t-test. Dengan menetapkan Alpha 0,01, Betha 0,100,
Effect Size 0,500 dan Standar Deviasi 1,00 maka jumlah sampel untuk memenuhi
asumsi uji statistik yang digunakan yaitu sebesar 60 orang. Teknik pengambilan sampel
(sampling) yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode simple random
sampling.

3
Instrument dilakukan dengan cara pengukuran Tekanan Darah (Sistole dan Diastol),
Nadi dan Pernafasan sebelum intervensi, sesudah intervensi dan sebelum operasi.

C Comparasi*
Beberapa penelitian sebelumnya juga meneliti tentang bagaimana cara menurunkan
tingkat kecemasan pada pasien sebelum operasi. Salah satunya yang diteliti oleh Budi
Antoro dan Gustop Amatiria dengan judul penelitian Pengaruh Tehnik Relaksasi
Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pre Operasi Katarak. Penelitian ini
dilakukan di Kamar Tunggu RS. Permana Sari Bandar Lampung. Sampel dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 21
responden, dan untuk kelompok control sebanyak 21 orang. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik accidental sample. Variable yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu variable bebas yaitu pelaksanaan teknik relaksasi guided imagery.
Serta variable terikat yaitu tingkat kecemasan. Analisis data terdiri dari analisa univariat
untuk melihat distribusi frekuensi variabel dependent dan variable independent yang
akan menghasilkan mean, median dan simpangan baku dan persentasi di setiap variabel
penelitian. Kemudian analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh teknik
relaksasi guide imagery terhadap tingkat kecemasan pasien preoperasi katarak di RS.
Permana Sari Bandar Lampung Tahun 2017. Rumus yang digunakan analisis uji T
(Dependen Sample T-Test).

Keterkaitan jurnal pembanding ini dengan jurnal utama adalah bahwa penelitian ini
sama-sama meneliti tentang intervensi yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan
pasien pre operasi. Dari segi keefektifannya untuk jurnal dengan pemberian
aromaterapi lavender, relaksasi otot progresif dan guided imagery didapatkan skor rata-
rata kecemasan pasien sebelum diberikan intervensi adalah 7.67 menjadi 4.20 dari 60
sampel. Sedangkan untuk jurnal dengan hanya pemberian teknik relaksasi guided
imagery didapatkan skor rata-rata kecemasan pasien sebelum diberikan intervensi
adalah 13,48 pada kelompok intervensi dan 13,05 pada kelompok control dam rata-rata
skor setelah diberikan intervensi adalah 8,57 untuk kelompok intervensi dan 8,62 untuk
kelompok control dari 21 sampel kelompok intervensi dan 21 sampel kelompok
control.

O OutCome*
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skor kecemasan dengan pemberian
aromaterapi lavender, relaksi progresif dan terapi guide imagery, hal ini mungkin
terjadi dikarenakan selain indra penciuman yang telah memberikan rangsangan
memori dan respon emosional, responden secara alami mengikuti perintah dengan
audio untuk melakukan teknik relaksasi progresif dan guide imagery. Gabungan 3
teknik ini membuat klien rileks secara pikiran dan fisik. Analisis uji dengan paired
simples T-test antara rata-rata skor sebelum intervensi dengan rata-rata skor sebelum
operasi didapatkan hasil ρvalue .000 maka dapat disimpulkan bahwa hasil bermakna.
Hasil uji statistik menemukan penurunan rata-rata skor sebelum intervensi dengan
sebelum operasi yaitu 7.67 menjadi 4.20. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan
oleh Mansjoer, 2007 bahwa secara umum kecemasan pasien sehari sebelum tindakan
medis operasi akan meningkat dan semakin meningkat sesaat menjelang tindakan
medikoperasi. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa efek terapi yang diberikan
mampu bertahan hingga pasien menjelang masuk kamar operasi.

T Time*
Waktu penelitian berlangsung dari bulan juni s.d September 2017. Penelitian ini
dilakukan di RS Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
.

4
Table Evaluasi Rapid Critical Apraissal (RCA)
First Author Conceptual Design/Method Sample/Setting Major Variables Studied Measurement Data Findings
(Year) Framework (and Analysis
Their Definitions)

Ririn Sri Pembedahan merupakan Desain penelitian Sampel yang Dalam Pada penelitian ini Analisa data Berdasarkan hasil
Handayani pengalaman unik yang digunakan digunakan yaitu penelitian ini variabel responden penelitian menggunakan analisis data dan
(2018) perubahan terencana pada adalah Quasi- sebesar 60 orang independen: pemberian akan Dilakukan Analisis uji pembahasan yang
tubuh yang terdiri dari experimental aromaterapi lavender, pengukuran Tingkat dengan paired telah diuraikan
tiga fase: pre operatif, dengan rancangan relaksasi otot prgresif kecemasan sebelum simples T-test. sebelumnya, peneliti
intraoperatif, dan pasca Pre-post-test atau dan guided imagery dan sesudah menyimpulkan bahwa
operatif (Kozier, Erb, one group before merupakan aromaterapi intervensi pada saat aromaterapi lavender,
Berman & Snyder, 2011). and after. lavender yang dihirup menjelang operasi. relaksasi otot
Menurut Muttaqin dan oleh responden melalui progresif dan guided
Sari, (2009) prosedur hidung yang kontak imagery memiliki
pembedahan akan langsung dengan bagian- pengaruh bermakna
memberikan suatu reaksi bagian otak yang terhadap penurunan
emosional bagi pasien. bertugas merangsang skor kecemasan
Kecemasan adalah terbentuknya efek yang pasien pre operatif
kekhawatiran yang tidak ditimbulkan oleh minyak (ρvalue 0.000) dan
jelas dan menyebar, yang atsiri. Hal ini akan pengaruh tersebut
berkaitan dengan merangsang memori dan mampu bertahan
perasaan tidak pasti dan respon emosional hingga responden
tidak berdaya (Stuart, responden dimana diikuti akan memasuki
2006, hlm. 144). dengan audio responden kamar operasi (ρ-
Kecemasan adalah satu yang secara tidak value .000).
kondisi kegelisahan langsung mengikuti
mental, keprihatinan, perintah untuk
ketakutan, atau firasat melakukan teknik
atau perasaan putus asa relaksasi progresif.
karena ancaman yang Teknik relaksasi
akan terjadi atau ancaman progresif dapat
antisipasi yang tidak digunakan untuk

5
dapat diidentifikasi mengurangi kecemasan
terhadap diri sendiri atau karena dapat menekan
terhadap hubungan yang saraf simpatis sehingga
bermakna (Kozier, 2011). mengurangi rasa tegang
yang dialami oleh
Tujuan penelitian adalah individu secara timbal
mengetahui efektifitas balik, sehingga timbul
aroma terapi lavender, counter conditioning
relaksasi progresif dan (penghilangan). Selain
guided imagery untuk pemberian terapi
menurunkan kecemasan lavender dan relaksi otot
pasien pre operatif di progresif, penelitian ini
RSUD dr. H. Abdul juga menggunakan terapi
Moeloek Provinsi guide imagery, dimana
Lampung. terapi guide imagery ini
menggunakan pikiran
responden dengan
menggerakkan tubuh
untuk berfikir
menyembuhkan diri dan
memelihara kesehatan
atau rileks melalui
komunikasi dalam tubuh
melibatkan semua indra
meliputi sentuhan,
penciuman, penglihatan,
dan pendengaran (Potter
& Perry, 2005).

6
El Independen :
Rahmayati Keadaan cemas pasien
(2013) akan berpengaruh kepada
fungsi tubuh menjelang
operasi. Kecemasan yang
tinggi, dapat
mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh yang
ditandai dengan adanya
peningkatan frekuensi
nadi dan respirasi,
pergeseran tekanan darah
dan suhu, relaksasi otot
polos pada kandung
kemih dan usus, kulit
dingin dan lembab,
peningkatan respirasi,
dilatasi pupil, dan mulut
kering.
VALIDITY
Apakah Hasil Dari Studi Valid?
Valid dengan nama JURNAL KESEHATAN VOLUME 9, NO. 2, AGUSTUS 2018, ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)

IMPORTANCE
Apakah Hasilnya Membantu Saya Dalam Merawat Pasien Saya?
Dapat membantu saya dalam merawat pasien sesuai dengan hasil pada penelitian tersebut. Bahwa pemberian aromaterapi lavender, relaksasi otot progresif dan guided imagery
efektif terhadap penurunan tingkat kecemasa pada pasien pre operasi.
APPLICABLE
Apakah Hasilnya Sesuai Diterapkan ditempat praktek saya?
Untuk saat ini ditempat praktik belum diterapkan pemberian aromaterapi lavender, relaksi progresif dan terapi guide imagery di Ruang Ortopedi RSUD Ilin
Banjarmasin, namun kami berharap dapat dikaji lebih dalam sehingga bisa menjadi pertimbangan untuk melakukan intervensi pada pasien dengan masalah keperawatan
kecemasan.

7
BAB V
PENUTUP

Kecemasan adalah keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang, yang
ditandai dengan efak negatif, dimana seseorang memfokuskan diri pada
kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan yang tidak dikontrol. Biasanya rasa
cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam
menghadapi suatu hal.

Penanganan pada pasien cemas dapat dilakukan dengan cara Farmakologi dan Non
Farmakologi, penanganan dengan non farmakologi semisal dengan relaksasi, dan
pemberian terapi pemberian aromaterapi lavender, relaksi progresif dan terapi guide
imagery.

Pemberian aromaterapi lavender, relaksi progresif dan terapi guide imagery belum
diaplikasikan di RSUD Ulin Banjarmasin, kemungkinan memiliki pertimbangan
sehingga kami berharap penanganan cemas pada pasien dengan dilakukan pemberian
aromaterapi lavender, relaksi progresif dan terapi guide imagery bisa dikaji lebih
lanjut sehingga bisa menjadi pertimbangan dalam melakukan intervensi keperawatan.

You might also like