You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbill alamin, puji syukur keadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya yang tiada ternilai sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Unsur Golongan Alkali”.
Terimakasih penulis haturkan kepada mengucapkan terimakasih kepada Orang tua
penulis yang terus memberikan do’a restu, dukungan baik meteri maupun spiritual dengan
penuh keikhlasan dan kesabaran, semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah.
Akhir kata penulis menyadari hasil makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab
itu kritik yang bersifat membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan demi
kesempurnaan wawasan penulis dan semoga makalah ini dapat berguna sebagai bacaan dan
menambah ilmu pengetahuan pembaca.

Pekanbaru, 22 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa.Kata alkali
ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali adalah membentuk basa.Alkali
merupakan unsure logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam golongan IA yang
terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan
Fransium (Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki sifat, yakni suatu reduktor, pembentuk basa,
dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang api.Semua
unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah ditemukan dalam
bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan
dalam medium minyak.
Kelimpahan unsur Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium dalam bumi
beraneka ragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa, karena sifatnya yang sangat
reaktif. Pembuatan alkali dapat dilakukan dengan mengelektrolisis larutan NaCl menjadi
padatan.
Logam alkali memiliki peran yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam bidang industri maupun untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Unsur apa saja yang merupakan golongan alkali?
2. Bagaimana sifat fisik dan kimia unsur golongan alkali?
3. Bagaimana cara pembuatan unsur golongan alkali?
4. Apa kegunaan unsur golongan alkali?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sifat, cara pembuatan, dan kegunaan unsur golongan
alkali.
2. Untuk memenuhi nilai ketuntasan dalam pembelajaran, dalam hal ini tugas harian.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah sebagai bahan bacaan bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Unsur-unsur Golongan Alkali


Logam alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na),
Kalium(K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Namun, unsur Fransium
merupakan unsur yang bersifat radioaktif.
B. Sifat-sifat Unsur Golongan Alkali
Unsur logam alkali (IA) terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan
fransium. Unsur Ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena mempunyai konfigurasi
elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan
reduktor yang paling kuat.
Beberapa sifat fisik unsur alkali adalah logam lunak, berwarna putih mengkilap,
konduktor yang baik, dan mempunyai Titik leleh yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk
garamnya. Beberapa sifat fisik logam alkali:
Tabel 1. Sifat fisik logam alkali
Sifat fisik Li Na K Rb Cs
Titik Didih 0 C 1,342 883 759 88 671
Titik Leleh 0 C 180.5 97.7 63.3 9.33 28.4
Energi ionisasi 520.5 495.8 418.8 403 375.7
(Kj/mol)
Jari-jari ion 0.60 0.95 1.33 1.48 1.69
Konfigurasi 2.1 2.8.1 2.8.8.1 2.8.18.8 2.8.18.18.
elektron .1 8.1
Keelektronegatifa 1.0 0.9 0.8 0.8 0.7
n
Kerapatan (g/cm3) 0.534 0.971 0.862 1.532 1.873

Selain sifat fisik, logam alkali memiliki beberapa sifat kimia antara lain, sangat
reaktif, dapat membentuk senyawa basa kuat, dan mudah larut dalam air (kelarutannya
semakin ke bawah semakin besar).
Reaksi-reaksi logam alkali sebagai berikut.
1. Reaksi dengan Halogen
Reaksi antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat cepat, membentuk
halida logam.
Reaksi: 2 M(s) + X2--> 2 MX(s)
dengan: M = logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs)
X = halogen (F, Cl, Br, I)
Reaktifitas logam alkali semakin meningkat jika energi ionisasinya semakin
berkurang, sehingga Cs > Rb > K > Na > Li

2. Reaksi dengan Hidrogen dan Nitrogen


Logam alkali bereaksi dengan gas hidrogen membentuk senyawa putih berbentuk
kristal yang disebut hidrida, MH. Reaksi terjadi dengan lambat pada suhu kamar dan
membutuhkan pemanasan untuk melelehkan logam alkali.
Reaksi: 2 M(s) + H2(g)-->2 MH(s)
Tidak semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium yang membentuk
litium nitrit (Li3N)
Reaksi: 6 Li(s) + N2(g) -->2 Li3N(s)
C. Keberadaan Unsur Golongan Alkali di Alam
1. Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di air laut , kerak bumi, dan komponen dari
tumbuh-tumbuhan.
2. Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak bumi.
3. Fr jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac dengan
waktu paro 21 menit.
D. Cara Pembuatan Unsur Golongan Alkali
Reaksi pembuatan logam alkali dari senyawanya merupakan reaksi reduksi. Logam-
logam alkali dapat diperoleh dari elektrolisis leburan garam-garamnya. Natrium merupakan
unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah dengan sumber utamanya adalah halit
(umumnya dalam bentuk NaCl).
Pembuatan natrium dapat dilakukan dengan proses Downs, yaitu elektrolisis lelehan
NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan sampai kering kemudian padatan yang
gterbentuk dihancurkan untuk kemudian dilelehkan. Sedangkan untuk mengurangi biaya
pemanasan, NaCl dicampur dengan 11/2 bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu lebur hingga
580 °C.
Pembuatan:
Logam alkali dibuat dengan elektrolisis cairan garamnya (sebagai klorida).
Reaksi : LCl(l)  L+ + Cl–
Katode : L+ + e–  L
Anode : 2 Cl–  Cl2 + 2 e–
E. Kegunaan Unsur Golongan Alkali
Beberapa kegunaan atau manfaat unsur golongan alkali antara lain:
1. NaCl : garam dapur ( garam meja ),pengawet makanan, bahan baku pembuatan
NaOH,Na2CO3,logam Na dan gas klorin
2. Na2CO3 : soda cuci, pelunak kesadahan air, zat pembersih peralatan rumah tangga, pembuat
gelas, industri kertas, sabun, deterjen, minuman botol.
3. NaHCO3 :soda kue, campuran pada minuman dalam botol agar menghasilkan CO2, bahan
pemadam api, obat-obatan, bahan pembuat kue, sebagai larutan penyangga.
4. NaOCl :zat pengelantang untuk kain.
5. NaNO3 :pupuk, bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain.
6. Na2SO4 :garam glauber atau garam inggris, obat pencahar, zat pengering untuk senyawa
organik.
7. KBr :digunakan sebagai obat penenang saraf (sedatif), pembuat plat fotografi
8. KIO3 :untuk campuran garam dapur
9. K2Cr2O7 :digunakan sebagai zat pengoksidasi
BAB III
PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Golongan Alkali


Nama “alkali” berasal dari bahasa Arab, al-qali,yang artinya “abu”,sebab para ilmuan
Muslim pada abad pertengahan mendapatkan garam-garam alkali dari abu tumbuhan laut
yang dibakar. Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA
yaitu litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr)
disebut logam alkali.
B. Sifat-sifat Unsur Golongan Alkali
Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur alkali memiliki 1 elektron
yang terletak pada kulit terluar. Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali memiliki sifat
kimia yang mirip.
1. Sifat Fisik Unsur golongan Alkali
Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium yang
berbentuk cair. Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin sehingga dapat
diiris menggunakan pisau. Hal ini disebabkan karena logam alkali hanya memiliki satu
elektron pada kulit terluarnya. Beberapa sifat fisik logam alkali seperti yang tertera di bawah
ini.
Tabel 2. Sifat fisik logam alkali

Sifat Litium Natrium Kalium Rubidium Sesium


No. Atom 3 11 19 37 55
Konfigurasi
[He] 2s1 [Ne] 3s1 [Ar] 4s1 [Kr] 5s1 [Xe] 6s1
elektron
Jari-jari atom 1,34 1,54 1,96 2,16 2,35
Titik leleh 181 98 64 39 29
Titik didih 1.336 881 766 694 679
Massa jenis 0,54 0,97 0,87 1,53 1,88
Energi ionisasi
520 496 419 403 376
pertama
Energi ionisasi
7.298 4.562 3.051 2.632 2.420
kedua
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Warna nyala Merah Kuning Ungu Merah biru Biru
Potensial reduksi -3,04 -2,71 -2.92 -2,92 -2,92

Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan elektron valensinya yang berjumlah satu
dan mudah lepas. Kereaktifan itu bertambah makin besarnya jari-jari logam alkali. Jadi, dari
litium ke fransium makin reaktif. Berdasarkan tabel di atas, dalam satu golongan jari-jari
atom dan massa jenis logam alkali bertambah, sedangkan titik didi, titik leleh, energi ionisasi,
dan keelektronegatifan berkurang. Selain litium, potensial reduksi alkali dari atas ke bawah
cenderung bertambah (negatif). Litium merupakan unsur yang memiliki potensial reduksi
yang paling besar. Hal ini disebabkan volume atom litium sangat kecil sehingga terletak pada
periode kedua.
Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum
emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan
sejumlah energi, elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju
kulit yang lebih tinggi dengan ringkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi
dapat kembali keadaan dasar atau mengimisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi
terjadi ketika larutan garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang
dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
2. Sifat Kimia Unsur golongan Alkali
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan
lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi
yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah,
kereaktifan logam alkali makin bertambah seiring bertambahnya nomor atom.
a. Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan
logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin
kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat
yaitu dihasilkan oleh sesium.
Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi dengan
tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan
rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
b. Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk
menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau
minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen
membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan
struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa
oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 ―→ 2L2O (L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung
pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk
peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk
membentuk superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
c. Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk
senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen
memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) ―→ 2LH(s) (L = logam alkali)
d. Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali merupakan
reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara
logam alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi
ini berupa garam halida.
2L + X2 ―→ 2LX (L = logam alkali, X = halogen)
e. Reaksi dengan Senyawa
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan
terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl + H2
2L + 2NH3 ―→ LNH2 + H2 L = logam alkali
C. Keberadaan Unsur Golongan Alkali di Alam
Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam
bentuk senyawa. Berikut ini tabel kadar unsur-unsur alkali di kerak bumi dalam satuan bpj
(bagian per sejuta).

Tabel 3. Kadar unsur-unsur alkali


Unsur Kadar ( bpj)
Li 65
Na 28.300
K 25.900
Rb 310
Cs 7

Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah senyawa natrium dan
kalium. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab unsur ini bersifat
radioaktif dengan waktu paro pendek 21 menit, sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.
Sebagai unsur-unsur alkali yang paling banyak dijumpai di alam, tidak aneh jika
unsur natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada makhluk hidup. Pada tubuh
manusia dan hewan, ion-ion Na+ dan K+ berperan dalam menghantarkan konduksi saraf, serta
dalam memelihara keseimbangan osmosis dan pH darah. Pada tumbuh-tumbuhan, ion K+
jauh lebih penting dari pada ion Na+, sebab ion K+ merupakan zat esensial untuk
pertumbuhan.
Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium relatif
lebih banyak daripada sesium dan rubidium. Ketiga unsur ini (Li,Cs dan Rb) terdapat dalam
mineral fosfat trifilit, dan pada mineral silikat lepidolit kita temukan litium yang bercampur
dengan alumunium.
D. Cara Pembuatan Unsur Golongan Alkali
Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses
elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh karena itu
umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam
halidanya.
1. Elektrolisis Litium
Gambar 1. logam litium
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada
suhu 100 oC kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran
yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan
Na2CO3. Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)

Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl


sehingga diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun
karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan
perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk
menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li
adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak
menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi
padatan Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil
secara periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan.
Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
2. Elektrolisis Natrium
Gambar 2. Logam natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan CaCl2
menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh NaCl
dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari
grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+
bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan ion
Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari
lelehan NaCl:
Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda : Na+ + e ―→ Na
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→ Na + Cl2

3. Metode Reduksi
Gambar 3. logam kalium
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena
logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang
digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan
melalui metode reduksi.
Gambar 4. logam sesium
Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan mereaksikan
lelehan garamnya dengan natrium.
Na + LCl ―→ L + NaCl (L= kalium, rubidium dan sesium)
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar
kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan
logam L. Karena jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk.
Demikian seterusnya hingga semua logam L habis bereaksi.
Gambar 5. logam rubidium

E. Kegunaan Unsur Golongan Alkali


1. Logam alkali
Logam alkali mempunyai kegunaan sebagai berikut.
Karena mudah bereaksi dengan air atau O2 logam alkali bisa digunakan sebagai pengikat
air atau O2 pada pembuatan tabung vakum alat elektronik.
Logam alkali Na bisa digunakan sebagai lampu penerangan karena
mampu menembus kabut. Selain itu, Na bisa juga digunakan pada pembuatan TEL
(ditambahkan pada bensin).
Logam alkali/ karena mempunyai titik leleh yang rendah, bisa digunakan sebagai
medium pemindahan panas pada reaktor nuklir.
2. Senyawa Alkali
Senyawa alkali mempunyai kegunaan sebagai berikut.
 NaCl. Senyawa alkali NaCI bisa digunakan sebagai garam dapur dan pengawet makanan.
 NaOH. senyawa alkali NaOH bisa digunakan pada pembuatan sabun, kertas, dan tekstil.
Na2C03. Senyawa alkali Na2CO3 bisa digunakan sebaqai pembersih peralatan rumah tangga.
 NaHCO3. Senyawa alkali NaHC03 bisa digunakan sebagai bahan pembuat kue dan
campuran pada minuman yang menghasilkan C02.
 Na-Benzoat. Senyawa Na-benzoat bisa digunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
 Na-Glutamat. Senyawa alkali Na-glutamat bisa digunakan pada pembuatan penyedap rasa
(vetsin).
 Na-Salisilat. Senyawa alkali Na-salisilat, dalam bidang farmasi, bisa digunakan sebagai obat
penurun panas.
KCI. Senyawa alkali KCI, dalam bidang pertanian, bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.
KOH. Senyawa alkali KOH bisa digunakan pada pembuatan sabun mandi.
 KCIO3. Senyawa alkali KC1O3 bisa digunakan sebagai bahan korek api dan zat peledak.
KIO3. Senyawa alkali KIO3 bisa digunakarl sebagai campuran garam dapur, yakni sebagaj
sumber iodin.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

A. KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bah wa
Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga
disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K),
rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat
bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin,
merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah
bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.
Logam alkali juga memiliki kelimpahan di alam yang berbeda-beda, misalnya natrium yang
merupakan unsur terbanyak yang ada di alam.
Logam alkali ini juga dapat dibuat, baik melalui proses elektrolisis untuk logam
alkali, dan reduksi untuk senyawa alkali. Selain itu, logam alkali memiliki benyak peran
dalam kehidupan sehari-hari, baik dibidang industri maupun di laboraratorium sebagai ilmu
pengetahuan.

B. SARAN
1. Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.
2. Sebaiknya mencari ilmu lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Kimia Unsur.
3. Alangkah baiknya jika mempelajari juga unsur-unsur kimia yang lain dalam tabel periodik.
MAKALAH KIMIA ANORGANIK
LOGAM ALKALI

Dosen Pengampu :
1. Dra.Hj.Betty Holiwarni, M.Pd
2. Dra.Hj. Erviyenni, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Risqi Meldy Tiara Putri (1705122125)
2. Sovia Eliza Firdaini (1705114240)
3. Sulastri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

You might also like