You are on page 1of 10

ANALISA BANGUNAN GRAHA

Dari hasil survei bangunan yang kami lakukan, kami menemukan kerusakan
struktur, dapat terlihat sebagai berikut :
Karena terbatasnya cara pengamatan dan tidak ada pengujian terhadap material
bangunan yang terpakai, maka berikut merupakan hipotesa-hipotesa penyebab kerusakan
struktur pada gedung Graha Sepuluh Nopember.
1. Material Beton Terpakai
Untuk mutu beton rencana disesuaikan dengan lokasi dimana bangunan tersebut akan
didirikan. Sesuai dengan SNI untuk mutu beton yang harus digunakan ialah:
Jika kami kategorikan lokasi bangunan termasuk kelas paparan sedang / S1 maka sesuai
peraturan struktur beton tersebut minimal menggunakan fc’ 28 MPa dan maks w/cm 0,5
dan menggunakan semen tipe II.
2. Tebal Selimut Beton
Untuk tebal selimut beton rencana disesuaikan dengan lokasi dimana bangunan tersebut
akan didirikan. Sesuai dengan SNI untuk tebal selimut beton yang harus digunakan ialah:
Dari peraturan tebal selimut diatas maka ditetapkan untuk tebal minimum beton yang
berhubungan dengan tanah minimum 75mm ataupun 50mm. Sedangkan pada lokasi
bangunan tebal selimut terpasang berbeda-beda. Ada yang mempunyai tebal 50mm dan
juga terdapat 20 mm.
3. Tulangan sudah berkarat saat dipasang
Hipotesa selanjutnya ialah saat pelaksanaan pekerjaan kolom bangunan tulangan sudah
mengalami proses perkaratan dengan ditandai dengan perubahan warna pada tulangan
tersebut. Yang seharusnya saat tulangan terpasang harus dipastikan tulangan tidak
berkarat.
4. Intrusi Air Laut
Intensitas penggunaan lahan yang tinggi mengakibatkan kebutuhan air bersih yang juga
tinggi, sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengambil air tanah. Pengambilan air
tanah secara berlebihan dapat menyebabkan perubahan arah aliran tanah sehingga tekanan
hidrostatis akan mengalami penurunan dan terjadi intrusi air laut. Intrusi air laut
merupakan fenomena dimana air laut menembus lapisan akuifer air tanah (freshwater)
sehingga kondisi air tanah menjadi asin seperti air laut. Dari literatur tentang “Dampak
Intrusi Air Laut pada Kawasan Pesisir Surabaya Timur” bahwa Kota Surabaya memiliki
tingkat intrusi air laut yang cukup tinggi dengan nilai salinitas mencapai 47 ppt. Dan
dampak yang ditimbulkan salah satunya ialah konstruksi bangunan dan konstruksi tanah.
Dari literatur tersebut daerah Sukolilo merupakan salah satu wilayah yang mengalami
dampak yang cukup besar terhadap instrusi air laut tersebut. Dari literatur tersebut kami
menganalisa bahwa dalam kandungan tanah lokasi bangunan tersebut terkandung senyawa
sulfat yang cukup tinggi akibat dari dampak intrusi tersebut. Faktor instrusi ai laut ini yang
mungkin tidak diperhitungkan oleh perencana saat mendesign Gedung Graha untuk jangka
panjang Kota Surabaya. Karena faktor instrusi air laut merupakan dampak yang timbul
akibat cukup berkembang dengan pesatnya Kota Surabaya.

Dari gambar diatas dapat diketahui jarak lokasi graha menuju pantai ialah ±3 km. Dari
faktor tersebut salah satu penyebab terjadi degradasi material berupa korosi pada kolom
struktur pada Gedung Graha Sepuluh Nopember.
5. Lingkungan Air Hujan yang berlangsung terus-menerus
Karena beton bertulang pada bangunan mengalami kontak langsung dengan cuaca luar,
pengaruh cuaca ini sedikit banyaknya memberi andil dalam keretakan pada beton sehingga
konstruksi bangunan yang berumur cukup lama atau bangunan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi mutu designnya banyak mengalami retakan. Salah satu pengaruh lingkungan
yang menyebabkan beton retak adalah akibat dari air hujan. Akibat sekian lama beton pada
bangunan tersebut menerima air hujan secara langsung, lama-kelamaan air hujan masuk
meresap kedalam pori-pori beton yang kemudian mencapai tulangan pada beton. Apabila
saat air hujan telah mengenai baja tulangan, maka akan terjadi reaksi antara baja tulangan
dengan air (H2O) yang menyebabkan baja tulangan menjadi berkarat atau korosi. Akibat
korosinya baja tulangan dan ditambah faktor luas seperti pembebanan mengakibatkan
beton akan mengalami retak-retak.
6. Kelebihan Beban (Overload) dan Gaya Geser yang berlebih
Faktor ini kami ambil karena terjadi kerusakan serupa pada kolom struktur lantai 2.
Kerusakan tersebut terjadi pada daerah tumpuan yaitu daerah yang mempunyai gaya
momen terbesar.
7. Tidak Tepat / Kurang dalam Pemasangan Tulangan saat Pelaksanaan

8. Kurangnya Pemadatan Beton Basah saat Pelaksanaan


Pada bagian yang mengalami korosi terlihat beton yang terkandung hanya mempunyai
kandungan mortar saja. Sehingga dari kurangnya pemadatan beton saat pelaksanaan
tersebut dapat menyebabkan mutu dari beton tersebut tidak sesuai dengan rencana.
Sehingga terlalu banyak terbentuk pori-pori pada beton yang dapat menyebabkan zat kimia
seperti clorida, CO2, H2O dapat masuk mencapai tulangan dengan cepat.

You might also like