You are on page 1of 8

Learning Issue – LBM 6 Blok 19

Lulu Ramadhani Rahman – 31101500518

1. Bagaimana interpretasi kasus pada scenari?

terdapat lesi depress (ulkus) diameter 1-1,2 cm terjadi penebalan basis gigi tiruan pada regio
23-24
gigi tiruan sulit untuk di kontrol : gigi tiruan kurang stabil gesekan pada mukosa, btas seal
tidak memadai dan sayap gtl terlalu tebal
gigi tiruan tidak beradaptasi dengan jaringan secara baik

2. Bagaimana prosedur insersi pada pasien GTL?


A. TAHAP PERSIAPAN
Ada satu tahap yang harus dilalui sebelum masuk ke tahap pemasangan
gigitiruan, yaitu tahap persiapan dan halhal yang harus diperhatikan pada tahap
persiapan ini adalah :
1. Arah pasang gigitiruan (yang telah diketahui sewaktu melakukan survei model ).
2. Pengamatan terhadap gigitiruan yaitu
a. Permukaan poles/permukaan mekanis. Permukaan poles yang dipoles sempurna
mengakibatkan : -
pemakaian gigitiruan terasa nyaman.
- penumpukan plak dapat dihindari.
- otot-otot sekitar gigitiruan terhindar dari iritasi. Dengan demikian permukaan poles ini
berperan dalam meningkatkan retensi (walaupun retensi utama telah diperoleh dari
cangkolan). Karena otot-otot disekitar gigitiruan melekat pada permukaan yang tidak kasar,
sehingga otot-otot tersebut turut berperan dalam menahan gigitiruan.
b. Permukaan yang menghadap ke jaringan mulut/permukaan anatomis. Permukaan yang
kasar dan tajam akan menimbulkan rasa sakit dan setiap penyebab rasa sakit harus
dihilangkan untuk menjamin kenya-manan pemakaian gigitiruan. Penyebab umum timbulnya
rasa sakit dari permukaan anatomis ini, adanya tonjol-tonjol kecil akrilik, hal ini dapat
diketahui dengan :
- perabaan jari tangan.
- mengusapkan kain kasa yang lembut atau gulungan kapas pada permukaannya hingga ada
Setelah tahap persiapan selesai, tahap berikutnya adalah tahap pemasangan gigitiruan.
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dapat
dihilangkan dengan mengasah permukaan gigitiruan. Pengasahan ini harus dilakukan dengan
hati-hati. Kontak antara permukaan gigi atau jaringan dengan gigitiruan jangan sampai hilang,
karena dapat menyebabkan terjebaknya sisa makanan dengan akibat lanjut berupa : - karies
maupun gingivitis. - berkurangnya stabilitas gigitiruan.
Setelah hambatan dihilangkan dan gigitiruan telah dimasukkan ke dalam mulut pasien,
dilakukan pemeriksaan terhadap :
1. Basis gigitiruan, basis harus beradaptasi secara merata terhadap mukosa mulut.
2. Kecekatan gigitiruan, hal ini tercapai bila :
- adaptasi basis terhadap mukosa baik.
- tahanan telah berada di bawah garis survei.
- Verkeiling telah masuk ke interdental.
3. Stabilitas gigitiruan. Stabilitas gigitiruan diperiksa dengan merekam gigitiruan pada bagian
depan dan belakang serta kanan dan kiri. Jika gigitiruan bergerak, ini menandakan stabilitas
gigitiruan cukup baik. Cara ini tidak dapat diterapkan pada kasus dengan perluasan distal
karena pene-kanan ini akan menyebabkan gigitiruan bergerak ke arah mukosa.
4. Tepi sayap yang panjang atau terlalu tebal akan mengganggu pergerakan otot-otot sewaktu
berfungsi. Perbaikan tepi-tepi sayap gigitiruan akan me-nambah stabilitas gigitiruan yang
bermanfaat untuk retensi dan kenya-manan dalam pemakaian gigitiruan.
5. Oklusi dan artikulasi. Pemeriksaan berikutnya menyangkut aspek oklusi pada posisi sentrik,
lateral dan antero posterior. Kertas artikulasi atau malam indikator oklusal diletakkan diantara
gigi atas dan bawah kemudian pasien diminta untuk mengatup-ngatupkan mulutnya bebera-
pa kali. Titik-titik pada permukaan oklusal karena kontak oklusal dapat dilihat setelah kertas
artikulasi diangkat dan pada keadaan normal, titik-titik ini tersebar merata pada gigi geligi asli
maupun gigitiruan

3. Apa sajakah edukasi yang diberikan pasien pasca insersi GTL?


- Gigi tiruan
a. Menyikat gigi tiruan adalah cara paling efektif untuk menghilangkan plak gigi tiruan
b. Gunakan pemberish non abrasive, bukan pasta gigi biasa
c. Gunakan sikat lembut dengan bulu yang panjang
d. Bersihkan bagian luar dan dalam
e. Sikat gigi tiruan setiap habis makan dan sebelum tidur
f. Cairan perendam polydent
- Mukosa
a. Lepas gigi tiruan setiap malam
b. Sikat mukosa dengan menggunakan sikat yang lembut dan air hangat
1.Pemakaian gigi tiruan
-Untuk mempercepat penyesuaian mukosa terhadap gigi tiruan yang baru pasien
diinstruksikan untuk memakai gigi tiruan secara terus-menerus siang dan malam.
Paling baik gigi tiruan dipakai secara terus-menerus selama 2 – 3 hari, dilepas hanya
pada waktu dibersihkan dan kembali datang untuk control setelah 3 – 4 hari.
-Pada permulaan, gigi tiruan sulit dipakai makan. Untuk itu dianjurkan kepada pasien,
makanan sebaiknya dipotong kecil-kecil dan dikunyah pelan-pelan pada satu sisi atau
kedua sisi. Sementara itu makanan yang sifatnya liat dan lengket perlu dihindari.
Penyebab gigi tiruan sulit dipakai makan adalah karena gerakan yang terbatas dari
mandibula, disamping itu lidah harus pula mengontrol gigi tiruan bawah dan
mengatur aliran makanan kearah oklusal gigi posterior. Jadi pada permulaan
pemakaian pasien tidak diharapkan dapat mengunyah makanan seperti waktu gigi
masih ada, terutama dalam mengunyah makanan dalam kepingan yang besar, karena
dapat menyebabkan iritasi jaringan pendukung.
-Pada permulaan pemakaian gigi tiruan pasien biasanya juga mengalami kesulitan
dalam pengucapan huruf-
huruf terutama huruf “s”. hal ini
disebabkan oleh terbatasnya ruang gerak lidah karena dihalangi oleh sayap lingual
dan basis gigi tiruan. Ini dirasakan sampai lidah mendapat waktu yang cukup untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan. Untuk itu diperlukan sedikit latian dan kesabaran
pasien dala berbicara, yaitu dengan membaca keras-keras huruf yang dirasa sukar,
selama20 menit tiap hari dan untuk membasahi mulut selama melakukan ini agar
sering-sering meneguk air.
2.Cara pemeliharaan gigi tiruan dan jaringan mukosa mulut.
-Gigi tiruan harus dilepaskan dan dibersihkan setiap sesudah makan, setelah itu gigi
tiruan dipakai kembali. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya deposit
mikroba, plak, kalkulus dan sisa makanan pada gigi tiruan yang dapat menyebabkan
kelainan berupa stomatitis, angular stomatitis atau menimbulkan bau. Pembersihan
dilakukan diatas suatu wadah yang berisi air. Sehingga bila gigi tiruan jatuh atau
terlepas gigi tiruan tidak pecah atau retak. Bagian gigi tiruan yang sukar dibersihkan
adalah bagian gigi tiruan yang menghadap mukosa, terutama pada daerah depan atas.
Untuk itu beberapa instruksi dalam menghilangkan plak yang mudah sekali melekat
pada permukaan akrilik adalah penting, karena pasien sering menganggap
pembersihan sudah cukup dilakukan dengan membersihkan sisa-sisa makanan saja.
Beberapa bahan pembersih yang dapat digunakan disamping penyikatan adalah :
1.Pembersih yang dapat beroksidasi, yang mengandung alkali perkarbonat atau
berbagai peroksida.
2.Berbagai larutan hipoklorida, yang mengandung natrium hipoklorida encer.
3.Berbagai pembersih asam mineral, yang mengandung asam hipoklorida encer.
4.Bubuk dan pasta yang mengandung bahan abrasive seperti bahan kapur yang
diendapkan atau hidrat alumina.
-Untuk mempertahankan jaringan mulut tetap sehat, maka gigi tiruan perlu dilepas 6
atau 7 jam dalam sehari. Oleh sebab itu pasien diinstruksikan untuk melepas gigi
tiruan pada malam hari sewaktu tidur atau bila pasien menolak, gigi tiruan dilepas
sewaktu bangun. Tujuannya adalah dengan melepas gigi tiruan, diharapkan jaringan
mukosa mulut mempunyai kesempatan untuk beristirahat, mengurangi timbulnya
perubahan jaringan trauma, meningkatkan aliran darah, pipi dan lidah memijit
mukosa , serta menghilangkan air ludah yang menumpuk antara jaringan gigi dan
jaringan mukosa
-Selama gigi tiruan dilepas gigi tiruan harus direndam dalam air dingin untuk
menghindari kekeringan, yang menyebabkan gigi tiruan melengkung.
-Permukaan dari residual ridge dan permukaan dorsal lidah harus disikat dengan sikat
halus, setiap pagi dan malam hari selama 1 – 2 menit. Tujuannya adalah untuk
memberi rangsangan, meningkatkan sirkulasi darah, menghilangkan sisa makanan
serta menghindari bau yang tidak enak.
-Bila timbul rasa sakit dan luka pada jaringan mukosa, gigi tiruan dilepas dan
ditempatkan dalam air, dan pasien dinasehatkan untuk segera kembali ke dokter
giginya untuk memeriksakan keadaan ini, karena akan membantu dalam menemukan
penyebab timbulnya rasa sakit. Bila gigi tiruan tetap dipakai biasanya kerusakan akan
bertambah parah sehingga sulit untuk mendiagnosanya. Perlu juga diperingatkan
pada pasien untuk tidak melakukan sendiri perubahan pada gigi tiruannya bila
dijumpai keluhan.

4. Apa sajakah pemeriksaan post insersi GTL?

Pemeriksaan Gigi Tiruan di Dalam Mulut. Pemasangan gigi tiruan dilakukan sesuai
perjanjian dengan pasien. Setelah pasien didudukkan di kursi unit, pertama kali yang
dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesehatan mulut pasien, untuk melihat ada
tidaknya kelainan dari ringga mulut. Bila tidak terdapat kelainan didalam mulut maka
selanjutnya dilakukan pemasangan gigi tiruan melalui tahap-tahap seperti berikut :

1.Pemeriksaan Retensi Untuk mendapatkan retensi yang cukup, pada waktu pemasangan
yang perlu diperiksa, adalah faktor-faktor yang mendukung retensi yang meliputi
pemeriksaan terhadap efisiensi dari periphereal seal, perluasan sayap gigi tiruan, serta
ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut. Pada pemeriksaan
retensi gigi tiruan dilakukan satu persatu yang dimulai dengan penempatan gigi tiruan
rahang atas di dalam mulut. Bila pada waktu pemasangan terdapat under cut, biasanya
akan menggangu penempatan gigi tiruan pada posisi yang benar. Seharusnya telah
diinstruksikan pada tekniker untuk mempertebal sayap, agar dapat dikurangi atau
disesuaikan. Bila under cut berupa jaringan lunak gigi tiruan jangan dikurangi karena dapat
memberi retensi tambahan. Bila under cut berupa jaringan keras pada satu sisi biasanya
gigi tiruan dipasang dengan jalan memutar tanpa menggangu under cut. Tetapi apabila
under cut bersifat bilateral maka dilakukan alveolektomi sebelum pembuatan gigi tiruan
pada satu sisi Untuk mengetahui besarnya under cut dapat digunakan Pressure Indicating
Paste ( PIP ) dengan viskositas rendah, yang dioleskan pada gigi tiruan di daerah under
cut, lalu dipasang di dalam mulut dan kemudian dikeluarkan. Bila ada hambatan terlihat
dengan terhapusnya pasta, daerah ini perlu dikurangi. Prosedur ini perlu diulangi sampai
gigi tiruan mencapai posisi yang benar dan selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan
berikutnya.

RETENSI GIGI TIRUAN ATAS

Pada pemeriksaan retensi yang pertama kali dilakukan adalah pemeriksaan terhadap
efisiensi dari periphereal seal yaitu dengan cara memasang gigi tiruan kuat-kuat di dalam
mulut dan mencoba melepaskan gigi tiruan tersebut dengan member gaya tegak lurus
pada bidang oklusal, seperti yang dikemukakan oleh A. Roy MacGregor. Mengenai
pelaksanaannya di klinik William R Laney menjelaskan :

1.Efisiensi peripheral seal di daerah bukal. Gigi tiruan diletakkan pada posisi yang benar,
dan member tekanan dengan jari ke arah jaringan pendukung atas dan lateral, bergantian
pada satu sisi di daerah oklusal gigi posterior (pada region Premolar). Tekanan pada satu
sisi menunjukan besarnya retensi pada sisi yang berlawanan

2.Efisiensi peripheral seal di daerah posterior. Yaitu dengan cara member gaya ke atas dan
ke depan pada gigi anterior

Sayap gigi tiruan harus cukup panjang untuk menunjang pergerakan fungsional tanpa
kehilangan peripheral seal. Perluasan sayap gigi tiruan ke arah bukal dan labial diperiksa
dengan cara berikut : Gigi tiruan diletakkan pada posisi yang benar, kemudian dilakukan
pemeriksaan terhadap perluasan sayap labial dan bukal dari basis gigi tiruan. Bibir dan
pipi pasien digerakkan untuk melihat adanya perubahan kedudukkan dari gigi tiruan. Bila
dijumpai perubahan kedudukkan dari gigi tiruan, panjang tepi basis harus dikurangi per
regio. Untuk perluasan basis ke arah posterior, tepi dari basis menutupi daerah lebih
kurang 1 mm di sebelah anterior vibrating line, dan menutupi hamular notch yang satu
menyambung ke hamular notch lainnya. Secara klinis ditentukan dengan cara sebagai
berikut : Batas posterior basis digambar pada mukosa dengan pensil tinta, gigi tiruan
kemudian dipasang setelah jaringan dikeringkan. Dengan bantuan kaca mulut hamular
notch dipalpasi untuk memeriksa perpanjangan sayap di daerah ini. Kemudian
diinstruksikan untuk mengucapkan “Aaaa..” untuk menentukan batas dari vibrating line
pada gigi tiruan.

Perlu untuk diperhatikan bahwa tepi posterior dari basis ini berada di atas jaringan lunak.
Selanjutnya untuk mendapatkan retensi yang maksimal dari gigi tiruan perlu diperiksa
pemerataan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut. Dalam hal ini
digunakan Pressure Indicator Paste ( PIP ) atau dapat diganti dengan campuran liquid olive
oil dengan bubuk Fletcher yang diaduk sampai berbentuk pasta homogeny. Disamping itu
untuk mendapatkan retensi, pemeriksaan ini juga untuk menghindari trauma pada
jaringan bila gigi tiruan digunakan, yang dapat menimbulkan luka dan rasa sakit. Cara
pemeriksaannya yaitu :

-Pertama kali pasta dioleskan pada permukaan sayap yang menghadap mukosa, berupa
selapis tipis dengan menggunakan kuas atau kapas kecil dengan bantuan pinset. Gigi
tiruan kemudian dimasukkan ke dalam mulut, dengan menggunakan jari diberikan
tekanan ringan yang sama pada permukaan oklusal gigi posterior kiri dan kanan, baik
untuk gigi tiruan atas maupun bawah. Gigi tiruan kemudian dikeluarkan dan diperika.
Bagian pasta yang terhapus menunjukan bagian mukosa yang tertekan. Pada bagian ini
dilakukan pengambilan agar kontak dengan jaringan merata, atau tidak ada bagian pasta
yang terhapus.

-Kemudian basis gigi tiruan dioles kembali dengan pasta, kemudian dimasukkan ke dalam
mulut dengan cara yang sama. Gigi tiruan dikeluarkan dan diperiksa, bila masih ada pasta
yang terhapus dilakukan perngambilan daerah tersebut, sampai tidak ada pasta yang
terhapus. Untuk tahap selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap retensi gigi tiruan
rahang bawah.

Retensi Gigi Tiruan Rahang Bawah

Pemeriksaan retensi rahang bawah dilakukan dimana mulut dalam keadaan setengah
terbuka, agar otot-otot disekitar gigi tiruan berada dalam keadaan cukup rileks. Efisiensi
dari peripheral seal pada daerah posterior diperiksa dengan memasang gigi tiruan pada
posisi yang benar dan member gaya langsung ke arah depan pada gigi anterior.

Pemeriksaan Estetika

Pada tahap ini kedua gigi tiruan dipasang di dalam mulut menurut Alant A Grant untuk
tahap selanjutnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penampilan pasien sewaktu memakai gigi tiruannya.

1.Dukungan gigi tiruan terhadap bibir dan pipi. Bila dukungan gigi tiruan terhadap bibir
dan pipi cukup baik, maka gigi tiruan dapat memperbaiki kontur wajah. Menurut
MacGregor untuk melihat dukungan gigi tiruan terhadap bibir perlu dilakukan
pemeriksaan secara fungsional. Pasien diminta untuk mengucapkan nama-nama hari
serta diperhatikan kejelasan pengucapan dan ada tidaknya bunyi desis. Perhatikan juga
apakah ada gerak bibir yang tidak semestinya, yang mungkin ada kaitannya dengan
pengendalian gigi tiruan, karena penampilan sering berubah oleh aktifitas seperti ini.
Kemudian
pasirn diminta untuk mengucapkan huruf “F dan V” lalu diperhatikan kontak

antara tepi incisal gigi atas dengan bibir bawah. Jika posisinya benar, gigi incisive
seharusnya berkontak dengan pertemuan antara bagian mukosa mulut bawah dengan
epitel transisional dari tepi bibir bawah merah.

2.Garis median muka berimpit dengan midline gigi tiruan.

3.Bidang oklusal sejajar dengan garis inter pupil dan alatragus.

4.Gigi tiruan rahang atas dan bawah cukup terlihat pada saat mulut setengah terbuka.

5.Terdapat keharminisan antara ukuran, bentuk, kontur, warna serta susunan gigi tiruan
dengan wajah pasien.

6.Tidak ada elemen gigi tiruan yang berubah posisi.

7.Susunan gigi tiruan tidak terlalu ke anterior, palatal, atau lingual tetapi tersusun pada
daerah neutral zone.

III. 2. 3. Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Gigi Tiruan

Pada pemeriksaan kestabilan, kedua gigi tiruan ditempatkan di dalam mulut. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan terhadap faktor yang mempengaruhi kestabilan gigi tiruan. Pada
tahap pemasangan gigi tiruan, disamping retensi yang perlu dievaluasi kembali adalah
hubungan rahang serta oklusi dan artikulasi.

III. 2. 3. 1 Pemeriksaan Hubungan Rahang.

Menurut Alan A Grant (1983) pemeriksaan hubungan rahang waktu pemasangan gigi
tiruan pertama kali adalah sangat penting, karena perubahan dari hubungan rahang sering
terjadi antara fase mencoba gigi tiruan dengan hasil gigi tiruannya. Pemeriksaan dimensi
vertical dilakukan dengan cara pengukuran, salah satu caranya adalah dengan
membuktikan adanya free way space yang sama seperti pada protesa wax. Menurut A Roy
MacGregor bila dari hasil pengukuran terjadi peningkatan dari dimensi vertical akan
mengakibatkan pengurangan dari free way space. Bila pengurangan sebesar 0,5

1 mm dapat diatasi dengan koreksi pengasahan di dalam mulut. Tetapi bila free way space
sangat kurang atau tidak ada sama sekali, satu atau kedua gigi tiruan perlu dibuat kembali.

III. 2. 3. 2 Pemeriksaan Oklusi dan Artikulasi.

Menurut MacGregor walaupun gigi tiruan sudah diproses secara hati-hati, gigi tiruan
tersebut harus dipasang kembali pada articulator secara split-cast technique sehingga
oklusi dapat diperbaiki di laboratorium sebelum gigi tiruan dikirim ke klinik. Pemeriksaan
terhadap oklusai dan artikulasi yang dilakukan pada tahap pemasangan adalah untuk
pnyempurnaan lebih lanjut dari pemeriksaan yang telah dilakukan, sehingga didapatkan
oklusi dan artikulasi yang seimbang, yaitu dengan jalan pengasahan secara selektif an
tidak akan menghasilkan oklusi yang seimbang, dan untuk itu perlu diperhatikan
permukaan gigi yang diasah sesuai dengan aturan yang berlaku. Langkah awal dari
pengasahan adalah menemukan kembali dimensi vertical oklusal dan relasi sentrik bila
terjadi perubahan selama proses pembuatan, sehingga relasi sentrik sama dengan oklusal
sentrik. Bila dimensi vertical dan relasi sentrik sudah berada pada posisi yang sebenarnya,
maka selanjutnya dilakukan penyempurnaan oklusi pada keempat posisi dasar secara
berurutan.

1.Pengasahan secara selektif pada posisi kontak mundur. Kertas artikulasi diletakkan di
atas permukaan oklusal dan incisal gigi. Pasien diinstruksikan untuk menggigit pada oklusi
sentrik beberapa kali, kemudian gigi tiruan dikeluarkan dari mulut. Bila terdapat kontak
premature dari tonjol, maka fissure atau fossa atau tepi marginal yang berhadapan harus
diperdalam, jangan sekali-kali memendekkan tonjolnya untuk memperbaiki keadaan
seperti ini karena tonjol digunakan untuk memelihara keseimbangan kontak. Prosedur ini
dilakukan sampai semua gigi posterior berkontak dengan baik secara simultan.

2.Pengasahan selektif pada oklusi protrusive Kertas artikulasi diletakkan pada permukaan
oklusal dan incisal, pasien diinstruksikan untuk menggigit pada oklusi sentrik, kemudian
pasien diminta untuk menggeserkan mandibula ke anterior sampai gigi incisive mencapai
gigitan edge to edge ( tepi temu tepi ). Kemudian gigi tuan dikeluarkan secara hati-hati
dengan memegang di regio premolar untuk menghindari terhapusnya tanda dari kertas
tadi. Dua hal yang perlu diperhatikan :

1)Kontak premature di regio gigi incisive. Pengasahan dilakukan dengan memendekkan


gigi incisive bawah bila tinggi incisal gigi atas sudah cukup, atau dengan memendekkan
gigi incisive atas bila dirasakan gigi ini beradajauh dibawah bibir bawah.

2)Tidak ada kontak incisal pada gerak protrusive Pengasahan dilakukan pada lereng disto
lingual dari tonjol bulak gigi atas atau lereng mesio bukal dari tonjol lingual gigi bawa yang
berjejak kertas artikulasi, serta jejak yang terdapat pada punggung yang memotong
fissure gigi premolar atas dan bawah. Bila padaoklusi protrusive terdapat celah yang lebih
besar dari 1 mm diantara gigi incisive sebaiknya gigi anterior disusun ulang.

3.Pengasahan selektif pada oklusi lateral kiri dan kanan. Kertas artikulasi diletakkan pada
permukaan oklusal gigi, mandibula digerakkan ke kiri/kanan, pada sisi kerja tonjol bukal
rahang atas dan rahang bawah gigi posterior berkontak, sedang pada sisi keseimbangan
tonjol palatal atas dengan tonjol bukal bawah diusahakan berkontak. Bila terjadi
penyimpangan kontak yang perlu diperhatikan :

1)Kontak premature pada sisi kerja tanpa kontak di sisi keseimbangan. Pengashaan
dilakukan pada lereng lingual dari tonjol bukal gigi atas dan lereng bukal dari tonjol lingual
gigi bawah pada sisi kerja, yang dikenal dengan hokum BULL ( BALB = bukal atas, lingual
bawah ), karena tonjol bukal atas dan tonjol lingual bawah tidak memegang peranan apda
posisi kontak mundur.

2)Kontak premature pada sisi keseimbangan. Hal ini diatasi dengan memendekkan lereng
bukal dari tonjol lingual atas dan lereng lingual dari tonjol bukal bawah yang berkontak
pada sisi keseimbangan. Setelah koreksi ini oklusi pada posisi kontak mundur harus
diperiksa dan disesuaikan kembali.

5. Apa saja komplikasi bila gigi tiruan tidak di rawat?


- sisa makanan melekat pada gigitiruan.
- terjadi perubahan warna.
- bau mulut tidak enak.
- dapat terjadi denture stomalitis.
6. Kapan waktu kontrol pasien gtl?
Agar gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik selama mungkin, pasien perlu diminta untuk
datang secara periodic, agar pasien dapat diberi perawatan yang sesuai. Untuk itu perlu
diketahui oleh pasien kapan mereka harus datang untuk control. Kalau memungkinkan pasien
diminta datang 24 jam setelah pemasangan, dianjurkan terutama pada kasus dengan mukosa
yang sudah menua dan mudah luka. Setelah 3 hari, 1 minggu, dan 2 minggu, untuk melihat
reaksi jaringan mukosa mulut. Bila terjadi perubahan dari hubungan kontak gigi atas dan gigi
bawah akan menyebabkan terjadinya perubahan ringan dari oklusi atau bila terdapat tekanan
yang berlebihan pada jaringan pendukung, dapat menimbulkan rasa sakit dan akan terlihat
dengan adanya inflamasi atau ulserasi sepanjang ridge atau jaringan lunak lainnya. Dalam hal
ini dapat dilakukan beberapa koreksi ringan dan pengasahan. Pada control terakhir bila pasien
tidak lagi mempunyai keluhan, perlu dijelaskan perlunya control secara teratur kurang lebih 6
bulan sekali. Alasannya adalah karena jaringan pendukung gigi tiruan seperti jaringan yang
lainnya, terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi begitu perlahan tanpa
disadari oleh pasien. Perubahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan oklusal, retensi, dan
stabilitasi gigi tiruan. Disamping itu sedikit banyak akan terwujud dalam perubahan ekspresi
wajah, karena perubahan dimensi. Oleh sebab itu diperlukan waktu untuk penyesuaian atau
perbaikan. Perlu ditekankan pada pasien bahwa kesuksesan yang akan dialami dalam
menggunakan gigi tiruan akan terwujud bila terdapat kerja sama yang baik antara pasien
dengan dokter giginya.

You might also like