You are on page 1of 22

MAKALAH

SIRUP, ELIXIR & SATURASI.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

IQRIYAH LADIKU

FAUZIA IRIANTO

FANI MASHUD

LAPANDI LAUDIN

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH MANADO 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya. Sehingga makalah yang berjudul
“SIRUP, ELIXIR,DAN SATURASI” dapat di selesaikan tepat waktunya .

Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapan dari


bebragai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan laporan ini.Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada laporan ini.Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.Kritik
konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempuraan
laporan tersebut.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita
seklian.

PENULIS

KELOMPOK 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN :

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………….………..


1.2 -RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………………....

BAB II PEMBAHASAN :

A. SIRUP
1. PENGERTIAN SIRUP………………………………………………………………………..
2. KOMPONEN SIRUP…………………………………………………………………………..
3. PENGGUAN SIRUP……………………………………………………………………………
B. ELIXIR
1. PENGERTIAN ELIXIR………………………………………………………………………...
2. KOMPONEN ELIXIR…………………………………………………………………………..
3. PENGGUAN ELIXIR…………………………………………………………………………...
C. SATURASI
1. PENGERTIAN SATURASIO…………………………………………………………………
2. KOMPONEN SATURASIA…………………………………………………………………...
3. PENGGUNAAN SATURASIAO……………………………………………………………..

BAB III PENUTUP :

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………….
BABA II

PEMBAHASAN

A. SIRUP

1. PENGERTIAN SIRUP
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, sirup adalah sediaan cair
berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,
kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih
dari 66,0%. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau
perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan
zat obat (Ansel, 1989).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh
dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirup adalah larutan pekat gula atau
gula lain yang cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat
wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat ditambahkan
gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit,
dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur
sakarosa, juga dapat meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).

ADA 3 MACAM SIRUP

1. Sirup simpleks : mengandung 65% gula dalam larutan nipangin


0,25% b/v.
2. Sirup obat : mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan.
3. Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat
pewangi atau zat penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini
adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan bau obat yang tidak enak.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SIRUP


Keuntungan obat dalam sediaan sirup yaitu merupakan campuran
yang homogen, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, obat lebih
mudah di absorbsi, mempunyai rasa manis, mudah diberi bau-bauan
dan warna sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak-anak,
membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat.
Kerugian obat dalam sediaan sirup yaitu ada obat yang tidak stabil
dalam larutan, volume bentuk larutan lebih besar, ada yang sukar
ditutupi rasa dan baunya dalam sirup (Ansel et al., 2005).

SYARAT-SYARAT PEMBUATAN SIRUP


Kadar sukrosa dalam sirup tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
dari 66% kecuali dinyatakan lain (Anonim 1979). Kandungan sukrosa
yang tercantum dalam farmakope Indonesian terletak antara 50%
sampai 65% akan tetapi umumnya antara 60% sampai 65%
(Voigt,1984).
2. KOMPONEN SIRUP
Zat aktif : zat aktif adalah zat utama/zat yang bekhasiat dalam sediaan
sirup
a. Pelarut : adalah cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau
biasa disebut sebagai zat pembawah
b. Pemanis : pemanis merupakan zat tambahan dalam satu
sirup,pemanis di tambahkan untuk memberikan rasa manis
pada sirup. Karena sirup identikdengan rasa manis.
c. Zat penstabil ; zat penstabil dimaksudnkan untuk menjaga agar
sirup dalam keadaan stabil.
d. Pengawet : pengawet di tambahkan pada sediaan sirup
bertujuan agar sirup tahan lama dan bias dipakai berulang-
ulang. Penambahan pengawet biasannya pada sediaan dengan
dosis berulang.
e. Pewarnaan : pewarnaan adalah zat tambahan unuk sediaan
sirup atau biasa disebut corigen coloris. Pewarnaan
ditambahkan jika diperlukan. Penambahan pewarna biasannya
agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat.
Wrna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak
bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya
stabil dalam kisaran PH selama penimpanan. Penampilan
keseluruhannya dari sedian cair terutama tergantung pada
warna dn kejernihan. Pemilihan warna biasannya dibuat
konsisten dengan rasa
KOMPONEN SIRUP
Komponen Bahan Persentase

1. Pelarut Air 60%


Gliserol
Propilenglikol
Etanol 50%
2. Pemanis Sukrosa 64-66%

3. Zat penstabil AntiOksidan


Pendapar

4. Pengawet Asam Benzoad 0,1 – 0,2%


Natrium Benzoad 0,1-0,2%

Pewarnaan Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Buah-Buahan :


zat pewarna yang berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara
kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada
zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang
sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak
terduga pada tekstur dan aroma makanan.Zat pewarna alami juga
menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil
bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini
tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis .(Lee 2005)
contohnya : curcuma plus Syrup

Teknologi pembuatan sirup :


1. Sirup sederhana
Untuk pembuatan sirup, sakharose di larutkan dalam air, dalam
saripati jamu atau dalam air buah, atau bahan obat atau sediaan
di larutkan dalam sirup sederhana ,atau dicv ampurkan dengannya.
Sakharose dalam peraturannya di larutkan dalam cairan panas
dibawah pengadukan. Dengan ini dijumpai suatu pelarut gula yang
sangat cepat, mikroorganisme sebagian besar dibunuh, dan selanjut
terjadi penjernihan cairan melalui koagulasi komponen koloidal,
larutan dipertahankan dalam pendidihan selama 120 detik lalu
dibebaskan dari busa dan dengan air mendidih di sempurnakan pada
massa yang di tuntut untuk dididihkan. Suatu pembatasan pendidihan
selama 120 detik adalah dibutuhkan, oleh karena pada lama
pendidihan yang lebih panjang tidak sedikit jumlah yang membentuk
gul a invert.Suatu invertasi gula pada pemanasan dijumpai terutama
pada nilai –pH < 7.
Sirup yang masih panas akhirnya diisikan kedalam wadah yang telah
diukur sesuai kebutuhan, telah di sterilkan, kering/ wadah-wadah diisi
penuh, segera ditutup dan setelah didinginkan dikocok, seluruh
tindakan ini diperlukan, untuk menghindari suatu serbuan sekunder
mikroorganisme. Oleh karena selama pendinginan pada bagian teratas
dari wadah menetes air kondensasi, yang mengencerkan lapisan
teratas dari sirup dan demikian suatu pertumbuhan dari
mikroorganisme mendapatkan peluang, pengocokan setelah
pendinginan mengambarkan suatu tindakan peningkatan stabilitas
yang penting.
Sejauh sirup tidak mengambarkan suspense, mereka mereka haruslah
jernih. Jika setelah pembuatan tidak terdapat sirup jernih, maka cairan
yang masih panas dip eras melalui kain klena atau flannel, jika perlu
disaring. Pada penyaringan adalah bermanfaat, untuk menggunakan
kertas saring special (untuk penyaringan sirup) dan untuk pencegahan
suatu koyakan pada ujung saringan ditempatkan sebuah kecerut
saringan porselen dalam corong.Pada dasarnya penyaringan
sebaiknya berlangsung melalui corong air panas untuk menghindari
suatu Kristalisasi dari gula.Sirup bermanfaat disimpan dingin.Suatu
penyimpanan yang lebih lama lambat laun mengambarkan kepada
inverse sakharose.
Pada sirup yang tidak tercantum dalam daftar obat sering kali daya
tahannya ditinggikan melalui penambahan alcohol atau melalui
pemasukan dari bahan pengawet (umumnya estr para hidroksi asam
benzoate).Sirup menunjukan suatu pewarnaan kuning lemah yang
diperbolehkan, yang dibebaskan oleh penanganan panas.Tercatat ,
peralatan prncampur adalah tidak bewarna, demikian juga, yang
diperboleh melalui perkolasi {USP XX (1980)}.
Menurut cara pentiapan yang telah dijelaskan di atas dibuat sirup
sederhana,sirup simplex. Dian berlaku sebagai korigensia rasa dan
sekaligus sirup dasar untul sirup beriktnya.
2. Sirup dengan sari pati jamu
Sirup dengan saripati jamu dibuat dalam cara yang berbeda-beda.
Saripati jamu diperboleh melalui maserasi atau perkolasi dengan
menggunakan air, anggur atau camptran alkoho-air.Ke dalam saripati
sejumlah gula yang diperlukan dilarutkam. Melalui pemanaskan
berlangsung suatu penjernihan lebih lanjut, oleh karena koloid yang
berasal dari materi tumbuhan dengan ini terflokulasi(sirup Althaea,
sirup Adas). Pada beberapa sediaan tindakan ini tentu saja mengarah
kepada suatu penghamburan bahan aktif, oleh karena itu disini telah
memasukan dengan suatu campuran saripati jamu yang telah
disiapkan dingin (tinktur, Ekstrak cair) dan sirupus simplex (sirup
Thimi, sirup jeruk pahit).
3. Surup dengan air buah
Pada perolehan dari sirup dengan air buah tidak dapat menurut
prinsip dari cara yang disebutkan, dari buah-buah seger-pada
umumnya kersen, buah prambors, buah kismis, buah elder mula-mula.

3. Penggunaan sirup
Sebelum menggunakan, anda perlu melakukan hal sebagai berikut
agar obat yang anda konsumsi berkhasiat dan manjur mengobati
penyakit anda:
a) Perhatikan aturan minum dari obat tersebut. Bacalah kotak
kemasan label atau brosur yang menyertai sediaan sirup. Karena
banyak informasi penting seperti dosis, cara penyimpanan yang
dianjurkan, reaksi yang mungkin timbul dan sebagainya.
b) Minumlah obat sirup sesuai aturan minum yang dianjurkan.
Apabila 2x sehari berarti obat diminum tiap 12 jam, apabila 3x sehari,
berarti obat harus diminum tiap 8 jam.sedangkan apabila 4x sehari,
berarti obat diminum tiap 6 jam.Demikian juga dengan aturan minum
sebelum dan sesudah makan.
c) Selalu cuci bersih sendok sirup atau pipet tetesnya sebelum dan
sesudah digunakan, gunakan sendok atau pipet dalam keadaan kering.
d) Ikuti takaran obat, bila takaran sendok teh berarti sejumlah 5 mL,
jika dalam takaran sendok makan berarti 15 mL.
e) Kocok dahulu sebelum digunakan agar obat tercampur dengan
merata.
f) Minum obat dengan air putih hangat.
g) Jika obat yang diberikan langsung dimuntahkan, bisa memberikan
lagi dengan dosis yang sama. Namun jika si kecil muntah setelah 30
menit, tidak perlu mengulangi, karena usus akan menyerap sebagian
besar obat pada waktu 30 - 45 menit setelah pemberian.

2 ELIXIR

1. Pengertian elixir

Menurut farmakope Indonesia edisi III 1979, elixir adalah sedian


berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung
obat dan selain obat seperti pemanis,pewangi dan pengawet, digunakan
secara oral.

Elixir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungi
sebagaikosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar
etanol berkhasiat antara 3% dan 4%, dan biasannya elixir mengandung
etanol 5-10%.untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk
pelarut, dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin, sorbitol, dan
propilen glikol.
Batan tambahan yang digunakan antara lain pemanis,
pengawet,pewarna,dan pewangi, sehingga memiliki baud an rasa yang
sedap. Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.

Bila dibandingkan dengan Sirup, Elixir biasanya kurang manis dan


kurang kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif
debanding dengan Sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang
menyenangkan. Karena elixir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga
stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan
Elixir. Di samping itu Elixir mudah dibuat larutan Elixir, maka itu Elixir
lebih disukai dibanding sirup.Pemanis yang digunakan biasanya gula atau
sirup gula, tapi kadang-kadang digunakan Sorbitol, Glycerinum dan
Saccharinum (terbatas).
Elixir Untuk Obat
Seperti : Dexamethasone Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin
HCL Elixir, Reserpine Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.
Elixir Bukan Obat
Elixir bukan obat digunakan untuk :
1. Menghilangkan rasa tidak enak
2. Untuk pengenceran elixir untuk obat
Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus
diperhatikan bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling
bertentangan dan semua zat yang terkandung dapat saling tercampur
baik secara fisika maupun kimia. Contoh : Compound Benzaldehyde
Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.

2. Komponen elixir

a) ZAT AKTIF
yaitu zat utama atauzat berkhasiat dalam sediaan eliksir
b) PELARUT
yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut
zat pembawa.Pelarut utama digunakan etanol untuk
mempertinggi kelarutan.
c) PEMANIS
yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada elixir.
Dapat ditambahkan, sorbitol & propilenglikol sebagai pengganti
gula.
d) ZAT PENSTABIL
yaitu untuk menjaga agar elixir dalam keadaan stabil.
e) PENGAWET
yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap stabil
dalam penyimpanan yang lama. Elixir dengan kadar alkohol 10 -
12% dapat berfungsi sebagai pengawet.

3. Penggunaan

A. Minumlah obat sesuai aturan minum yang dianjurkan.


B. Kocok dahulu agar obat tercampur dengan merata.
C. Perhatikan lama pemakaian obat.
D. Disimpan pada suhu 25-30 derajat C, dalam botol tertutup rapat.

Contoh obat sediaan elixir :


Bisolvon elixir bromheksin HCL membantu meredakan batuk
berdahak
Dosis : anak > 10 tahun : 3 x 10 ml perhari
Anak 5-10 tahun : 3 x 5 ml per hri
Anak 2-5 tahun : 2 x 5 ml per hari atau menurut petunjuk
dokter.
Sebagai pelarut utama digunakan Etanol 90 %, yang dimaksud untuk
mempertinggi kelarutan obat dapat ditambahkan gliserol, sorbitol,
propilenglikol, sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup simplex. ( FI
ed III, Fornas).

dr. Anugerah Sehat

SIP No: 14/ KANDEP / IJIN / XII / 1988

Jl. Maluku I / 100 Semarang

Telp: 024-6712345

Semarang,

R/ Elixir paracetamol 80 ml

S p r n II cth ( jika panas )

Pro: An. Adila Rista 10 th

I. KETERANGAN

1. Dibandingkan dengan sirop elixir biasanya kurang manis dan kurang


kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah akibatnya
kurang efektif dalam menutupi rasa senyawa obat. ( Anief 135)

2. Acetaminopheni Elixir ( Fornas ) Tiap 5 ml mengandung:


a) Acetaminophen.
b) Glycerolum
c) Propilenglycol
d) Sorbitol Solutio 70%
e) Aethanolum
f) Zat tambahan yang cocok
g) Aqua ad
3. Acetaminopheni Elixir ( Fornas ) Tiap 5 ml mengandung:
a) Acetaminophen
b) Glycerolum
c) Propilenglycol
d) Sorbitol Solutio 70%
e) Aethanolum
f) Zat tambahan yang cocok
g) Aqua ad
4. Kelarutan Paracetamol ( FI Ed III ); Larut dalam 70 bagian air, dan
dalam 7 bagian etanol ( 95% )P,
dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 19
bagian propilenglikol P,
larut dalam larutan alkali hidroksida.
Sorbitol : bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan sukar larut
dalam etanol.
Propilenglikol : dapat bercampur denagn air dan etanol 95 %
Glycerol : dapat campur dengan air dan etanol.
5. Keterangan kelarutan ini sangat berguna dalam cara pembuatan
sediaan, yaitu urutan memasukkanatau mencampur masing-masing
bahan harus benar sesuai dengan sifat dan kelarutannya.Jika dilihat
dari kelarutannya maka kita tahu bahwa fungsi glycerol dan
propilenglikol adalah untuk mempertinggi
kelarutan obatnya sehingga berguna untuk menjaga stabilitas obat.
6. Seperti pada definisi elixir maka zat tamgahan yang cocok yaitu: Zat
pengawet, Corigen odoris, coloris, saporis

II. PERHITUNGAN DOSIS.


DL PARASETAMOL PEMAKAIAN
1x = 8/20 x 500 mg = 200 mg 1x= 2 x 120 mg =240 mg > DL
1 hr = 8/20 x 500 mg- 2 g= 200 mg- 0,4 g 1 hr = 80ml/10 ml= 8 x 200
mg = 1,6 g > DL
Pemakaian parasetamol sekali dan sehari > DL maka ditanyakan,
pemakaian sehari sesuai DL.

Penyesuaian
1 x = 200 mg/ 240 mg x 240 mg = 200 mg bila tetap 2 cth
1 hr = 200 mg- 0,4 g/ 1,6 g x 240 mg =
III. JUMLAH BAHAN
Acetaminopheni Elixir 80 ml
Tiap 5 ml mengandung:
a) Acetaminophen 120mg = 1920 mg
b) Glycerolum 2,5 ml = 16 ml
c) Propilenglycol 500 μl x = 8000 µl = 8 ml
d) Sorbitol Solutio 70% 1,25 ml = 20 ml
e) Aethanolum 500 μl = 8000 µl = 8 ml
f) Zat tambahan yang cocok qs
g) Aqua ad 5 ml → 80 ml – ml

IV. CARA PEMBUATAN.


1. Timbang Paracetamol, kecilkan ukuran partikelnya, masukkan
erlemeyer → larutkan dalam etanol yang sudah diukur.
2. Ukur propilenglycol masukkan erlenmeyer → gojok
3. Ukur glycerol masukkan erlenmeyer → gojok
4. Ukur Solutio Sorbitol 70 %, masukkan erlenmeyer → gojok ad
homogen.
5. Sol Sorbitol terakhir karena agak sukar larut dalm etanol, jika
dimasukkan pertama maka akan bertemu etanol dalam keadaan
belum tercanpur dengan larutan lain sehingga sukar bercampur,
maka ditambahkan terakhir.
6. Kalibrasi botol, larutan yang sudah homogen dalam erlen
dimasukkan dalam botol, cukupkan dengan aqua ad 80 ml.
7. etiket warna putih dengan signa “ Jika perlu satu sendok teh ( jika
panas ).
8. beri label kocok dahulu.

3 SATURASIO

1. Pengertian saturasio
Saturatio adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam
dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga
larutan menjadi jenuh dengan gas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan saturasio adalah :
a) Diberika dalam botol yang tahan tekanan (kuat), berisi kira-kira
Sembilan persepuluh bagian dan tertutup-kedap dengan tutup
gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne
knop.
b) Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut, karena
tidak bolrh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol menjadi
pecah, karena berisi gas dalam jumlah besar yang menimbulkan
tekanan.

Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam adalah :

1. Zat netral dalam jumlah kecil. Jika jumlahnya banyak, sebagian


dilarutkan kedalam bagian asam dan sebagian lagi dilarutkan
kedalam bagian basa sesuai perbandingan jumlah airnya.
2. Zat-zat yang mudah menguap.
3. Ekstrak dalam jumlah kecil dan alcohol.
4. Sirop

Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa :

1. Garam dari asam yang sukar larut, misalnya Nabenzoat,Na-


salisilat.
2. Jika saturasio mengandung asam tartrat, garam-garam kalium dan
ammonium harus ditambahkan ke dalam bagian basanya, jika
tidak, akan terbentuk endapan kalium atau ammonium dari asam
tartrat
2. Komponen saturatio

a) Komponen basah dilarutkan dalam dua per tiga bagian air


yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuang kemudian
masuk botol.
b) Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang
tersedia.
c) Dua per tiga bagian asam masuk kedalam botol yang sudah
berisi bagian basanya.
d) Sisa bagian asam dituangkan hati hati lewat tepi botol, segera
tutup dengan sampagne knop (berdrat) sehingga gas yang
terjadi tertahan didalam botol tersebut.

saturatio dan netralisasi (Farmakope Belanda V).

Untuk10 Asam Asam Asam Asam Asam


Bagian Amigdalat Asetat Sitrat Sallisilat Tartrat
Encer

Amonia 8,9 58.8 4,1 8,1 4,41

Kalium - 144,7 10,1 20,0 10,9


Karbonat

Natrium - 69,9 4,9 9,7 5,2


karbonat
Natrium 18,1 119,0 8,3 16,4 8,9
Bikarbonat

Amonia Kalium Natrium Natrium


Karbonat Karbonat Bikarbonat

Asam’Am’I 11,2 - - 5,5 -


gdalat

AsamAsetat 1,7 0,7 1,43 0,84 -


Encer

Asam sitrat 24,0 9,9 20,4 12,0 -

Asam Salisilat 12,3 5,0 10,4 6,1 -

Asam Tartrat 22,7 9,2 19,1 11,2 -

3. penggunaan

1. Sediaan saturatio digunakan dengan pemakaian oral.


2. Satu kali tekuk.
3. Jangan di cocok karena dapat menebabkan kenaikan gas
Contoh saturatio : YUC1000
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berkembang pesat, begitu juga dengan dunia kefarmasian. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk sediaannya yang beragam yang telah di buat oleh tenaga
farmasis. Diantara sediaan obat tersebut menurut bentuknya yaitu solid
(padat), semisolid (setengah padat) dan liquid (cair).
Sediaan liquid lebih banyak digunakan pada bayi, anak-anak dan lanjut usia
yang sukar minum obat, seperti tablet dan pil yang memiliki rasa pahit atau
tidak enak. Selain itu, sediaan liquid juga lebih mudah diabsorpsi oleh tubuh.
Namun, sediaan liquid sangat mudah terkontaminasi oleh mikroba sehingga
tumbuh jamur pada sediaan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu apa komponen-komponen
yang terdapat pada sirup, elixir ,dan saturasi. dan bagaimana cara
penggunaannya

1.3. Tujuan Masalah.


Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu untuk mengetahui cara penggunaan dari sirup,elixir,dan
saturasi.
BAB III

PEUTUP

Kesimpulan :

A. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.


Yang mempunyai komponen – komponen seperti :Gula, Pengawet anti
mikroba, Pembau, Pewarna, pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup ,
Perasa.
B. Elixir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungi
sebagai kosolven
Yang mempunyai komponen – komponen seeperti : ZAT AKTIF ,
PELARUT, PEMANIS, ZAT PENSTABIL, PENGAWET.
C. Saturatio adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam
dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga
larutan menjadi jenuh dengan gas.
Yang mempunyai komponen – komponen seperti :
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku pelajaran teknologi farmasi by. GADJAH MADA UNIVERSITYPRESS


tahun1984, oleh Prof. Dr. rer. Nat. habil. RUDOLFVOIGT,
Wissenschaftsbereich Pharmazie, Sektion Chemie der Humboldt-
Universilat zu Berlin
2. Buku ilmu resep oleh Drs. H. A. syamsuni,APT. dicetak tahun 2007
3. Voigt,1984.Lachmandkk,1994.Anselet al.,2005. Nash,1996. Anonym,2000.
Nugroho 1995. Jawetz et al., 1996. Rowe dkk.,2006. Vaughan 2006.
Mohrle,1996.
4. Farmakope Indonesia Edisi III 1979. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
5. Farmakope edisi III fornas

You might also like