You are on page 1of 10

Midel Test:

TRANSLATION II

BY

NURLIANA

21213038

ENGLISH DEPARTMENT OF EDUCATION FACULTY

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF KENDARI

2015
Jonathan Karp

FOREVER

He believed the dog was immortal. “There will always be a Rin Tin Tin,” Lee Duncan

said, time and time again, to reporters, to visitors, to fan magazines, to neighbors, to famly, to

friends. At first this must have sounded absurd-just wishful thinking about the creature that

had eased his loneliness in made him famous around the word. And yet, just as Lee believed,

there has always been a Rin Tin Tin. The second Rin Tin Tin was not the talent his father

was, but still, he was Rin Tin Tin, carrying on what the firs dog had begun. After Rin Tin Tin

Jr. There was Rin Tin Tin HI, and then another Rin Tin Tin after him,and then another, and

then another: there has always been another. And rin tin tin has always been more than a dog.

He was also an idea and an idea-a hero who was also a friend, a fighter who was also a

caretaker, a mute genius, a companionable loner. He was one dog and many dogs, and real

animal and an invented character, a pet as well as an international celebrity. He was bron in

1918 and he never died.

There were low point and setbacks when Lee did doubt himself and Rin Tin Tin. The

winter of 1952 was one such point. Lee was broke. He had washed out of holliwood and

wasliving in the blank,baked valley east of Los Angeles, surviving on his wife’s job at an

orange—paking plant while Rin Tin Tin survived of free kibble Lee received through an old

sponsorship arranggement with Ken-L-Ration, the dog food company. The days were long.

Most afternoons Lee retreated to a little annex off his barn which he called the Memory

Room, where he shuffled through old newapaper clips and yellowing photographs of rin tin

tin’s glory days, pulling the soft quilt of memory-of what realy was and what the recalled and

what he wished had been-over the bony edges of his life.


Twenty years earlier, the theat of the first Rin Tin Tin had been so momentous that

radio station around the country interrupted programming to announce the news and then

broadcast an hour-long tribute to the late,great dog. Rumors sprang up that the dog’s last

moments, like his life, were something extraordinary-that he had died like a star, cradled in

the pale, glamorous arms of actress Jean Harlow, who lived near Lee in Beferly Hills. But

now everything was different. Even-Ken-L Ration was doubting him. “ your moving picture

activities have not materialized as you expected,”the company’s executives scolded Lee in a

letter warning they were planning to cut of his supply of free dog food. Lee was stunned. He

needed the dog food, but the rejection cut even deeper becouse he still believed that his dog

was and would be, once again, a star. He wrote back to the company, pleading. He said that

his dog-Rin Tin Tin III, the grandson ot the first Rin Tin Tin-had “his whole life before him”

and had new apportunities lined up.


SELAMANYA

Dia percaya anjing itu abadi. Akan selalu ada Rin Tin Tin, kata Lee Duncan berulang

kali, kepada wartawan, pengunjung, penggemar majalah, tetangga, keluarga dan teman-

temanya. Pada awalnya ini pasti terdengar tidak masuk akal, Hanyalah sekedar khayalan

tentang makhluk yang telah menenangkan kesepian dan membuatnya terkenal di seluruh

dunia. Namun sama seperti Lee percaya selalu ada Rin Tin-Tin. Kedua Rin Tin Tin Berbeda

dari pembawaan ayahnya, Tapi tetap saja ia adalah Rin Tin Tin. Pemenang ajing pertama,

setelah Rin Tin Tin Jr. Ada Rin Tin Tin HI dan Rin Tin Tin yang lain, setelah dia dan ada

yang lain pula. Dan Rin Tin Tin tidak lebih dari seekor anjing. Dia juga memiliki cita – cita

dan menjadi idaman seorang pahlawan juga seorang teman, seorang pejuang dan juga

pengurus, orang bisu yang berbakat dan cocok menjadi teman. Dari beberapa anjing dia

adalah seekor hewan yang nyata dan menemukan karakter hewan peliharaan serta sebagai

selebriti internasional. Dia lahir pada tahun 1918 dan dia abadi.

Terdapat titik rendah dan penolakan ketika Lee tidak ragu dengan dirinya sendiri dan

Rin Tin-Tin. Musim dingin tahu 1952 seperti salah satu titik Lee bangkrut. Dia telah

dikeluarkan dari Hollywod dan telah hidup dengan hampa. Pindah di lembah timur dari Los

Angeles, bertahan pada pekerjaan pindah pabrik jeruk ketika Rin Tin-Tin bertahan dengan

menggiling bebas Lee diterima pengaluran sponsor lama dengan ken-l-Ration. Perusahaan

makanan anjing. Hari-hari yang panjang. Di setiap sore hari Lee kembali dari gudang kecil,

yang ia sanmbut ruang yang penuh kenangan. Dimana dia mengatur kembali potongan koran

yang lama dan foto Rin Tin Tin yang mulai buram dan dimana hari kebanggaan, menarik

selimut lembut yang penuh kenangan –sungguh apa yang dia ingat dan ia harapkan akhir

kehidupanya.
Dua puluh tahun sebelumnya, kematian pertama Rin Tin Tin sangat heboh tetapi

stasiun radio di seluruh negeri terganggu pemrogramanya untuk mengumumkan berita dan

kemudian disiarkan selama satu jam untuk penghormatan kepada almarhum, anjing yang

hebat. Kabar bermunculan pada saat-saat terakhir anjing, di hidupnya, merupakan hal yang

luar biasa bahwa ia telah meninggal seperti bintang, menyedihkan , lengan glamor aktris Jean

Harlow, yang tinggal di dekat Lee di bukit Beverly. Tapi sekarang semuanya berbeda.

Bahkan Ken-L Jatah meragukan dia. " kegiatan perpindahan gambar Anda belum terwujud

seperti yang Anda harapkan," Lee di marahi eksekutif perusahaan dalam peringatan surat

mereka berencana untuk memotong gaji gratis makanan anjingnya. Lee tertegun. Dia

membutuhkan makanan anjing, tapi menolak nya potongan yang lebih banyak karena ia

masih percaya bahwa anjing itu akan menjadi bintang lagi. Dia menulis kembali ke

perusahaan, dan memohon. Dia mengatakan bahwa anjingnya Rin Tin Tin III, cucu pertama

dari Rin Tin Tin yang dia punya "yang akan mengikuti jejaknya" dan memiliki peluang yang

besar.
Answer:

Collocation

Literally Dinamically

 Pharagraph (one) line (two):  Paragraph (one) line (three):

 “There will always be a Rin Tin  Pada awalnya ini pasti terdengar

Tin,” Lee Duncan said, time and tidak masuk akal hanyalah sekedar

time again, to reporters, to visitors, hayalan tentang makhluk yang

to fan magazines, to neighbors, to telah menenangkan kesepian dan

famly, to friends. membuatnya terkenal di seluruh

 Dia percaya anjing itu abadi. Akan dunia.

selalu ada Rin Tin Tin, kata Lee  At first this must have sounded

Duncan Berulang kali, kepada absurd-just wishful thinking about

wartawan, pengunjung, penggemar the creature that had eased his

majalah, tetangga, keluarga dan loneliness in made him famous

teman-temanya. around the word.

 Dia juga memiliki cita – cita dan  Namun sama seperti Lee percaya

menjadi idaman seorang selalu ada Rin Tin-Tin.

pahlawan juga seorang teman,  Dan Rin Tin Tin tidak lebih dari

seorang pejuang dan juga seekor anjing.

pengurus, orang bisu yang berbakat  And Rin Tin Tin has always been

dan cocok menjadi teman. more than a dog.

 And rin tin tin has always been  seorang pejuang dan juga pengurus,

more than a dog. He was also an orang bisu yang berbakat dan

idea and an idea-a hero who was cocok menjadi teman.


also a friend, a fighter who was  a fighter who was also a caretaker,

also a caretaker, a mute genius, a a mute genius, a companionable

companionable loner. loner.

 Paragraph (two) line (three):  Paragraph (two) line (three):

 bertahan pada pekerjaan pindah  Pindah di lembah timur dari Los

pabrik jeruk ketika Rin Tin-Tin Angeles,

bertahan dengan menggiling bebas  He had washed out of holliwood

Lee diterima pengaluran sponsor and wasliving in the blank,baked

lama dengan ken-l-Ration. valley east of Los Angeles,

 surviving on his wife’s job at an  menarik selimut lembut yang

orange—paking plant while Rin penuh kenangan –sungguh apa

Tin Tin survived of free kibble Lee yang dia ingat dan ia harapkan

received through an old akhir kehidupanya.

sponsorship arranggement with  pulling the soft quilt of memory-of

Ken-L-Ration, the dog food what realy was and what the

company. recalled and what he wished had

 Dimana dia mengatur kembali been-over the bony edges of his

potongan koran yang lama dan foto life.

Rin Tin Tin yang mulai buram dan  Dia telah dikeluarkan dari

dimana hari kebanggaan, Hollywod dan telah hidup dengan

 where he shuffled through old hampa.

newapaper clips and yellowing  He had washed out of Hollywood

photographs of rin tin tin’s glory and wasliving in the blank,

days,
 Paragraph( three) line (two)  Paragraph( three) line (one)

 Kabar bermunculan pada saat-  Dua puluh tahun sebelumnya,

saat terakhir anjing, di hidupnya, kematian pertama Rin Tin Tin

merupakan hal yang luar biasa sangat heboh tetapi stasiun radio

bahwa ia telah meninggal seperti di seluruh negeri terganggu

bintang, menyedihkan , lengan pemrogramanya untuk

glamor aktris Jean Harlow, yang mengumumkan berita dan

tinggal di dekat Lee di bukit kemudian disiarkan selama satu

Beverly. jam untuk penghormatan kepada

 Rumors sprang up that the dog’s almarhum, anjing yang hebat.

last moments, like his life, were  Twenty years earlier, the theat of

something extraordinary-that he the first Rin Tin Tin had been so

had died like a star, cradled in the momentous that radio station

pale, glamorous arms of actress around the country interrupted

Jean Harlow, who lived near Lee in programming to announce the news

Beferly Hills. and then broadcast an hour-long

 Kabar bermunculan pada saat-saat tribute to the late,great dog.

terakhir anjing, di hidupnya,  Rumor bermunculan pada saat-saat

merupakan hal yang luar biasa terakhir anjing, di hidupnya,

bahwa ia telah meninggal seperti merupakan hal yang luar biasa

bintang, menyedihkan , lengan bahwa ia telah meninggal seperti

glamor aktris Jean Harlow, yang bintang, menyedihkan , lengan

tinggal di dekat Lee di bukit glamor aktris Jean Harlow, yang

Beverly. tinggal di dekat Lee di bukit

 Rumors sprang up that the dog’s Beverly.


last moments, like his life, were  Rumors sprang up that the dog’s

something extraordinary-that he last moments, like his life, were

had died like a star, cradled in the something extraordinary-that he

pale, glamorous arms of actress had died like a star, cradled in the

Jean Harlow, who lived near Lee in pale, glamorous arms of actress

Beferly Hills. Jean Harlow, who lived near Lee in

 Dia membutuhkan makanan anjing, Beferly Hills.

tapi menolak nya potongan yang  Dia mengatakan bahwa anjingnya

lebih banyak karena ia masih Rin Tin Tin III, cucu pertama dari

percaya bahwa anjing itu akan Rin Tin Tin yang dia punya "yang

menjadi bintang lagi. akan mengikuti jejaknya" dan

 He wrote back to the company, memiliki peluang yang besar.

pleading. He said that his dog-Rin  He said that his dog-Rin Tin Tin

Tin Tin III, the grandson ot the first III, the grandson ot the first Rin Tin

Rin Tin Tin-had “his whole life Tin-had “his whole life before

before him” and had new him” and had new apportunities

apportunities lined up. lined up.

You might also like