You are on page 1of 31

MODUL I

HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA

Hakikat Bahasa

A. Pengertian Bahasa
Pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli :
1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia(Wardhaugh, 1972)
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tadan yang disepakati, yang
memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary,1981)
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota
sosial utnuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,1984:2)
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang sdecara bersama-sama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan,1991)

Ada yang menekankan pada sistem, alat, dan juga pada komunikasi yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Bahasa adalah sebuah sistem
Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsru yang saling terkait dan tertata secara
beraturan, serta memiliki makna.
Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu
dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang
dapat diramalkan. Sistematis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem, yang satu sama
lain terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna.

2. Bahasa merupakan sistem Lambang yang arbiter (mana suka) dan konvensional
Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan
disepakati oleh suatu kelompok sosial.
Sebagai sebauh simbol, bahasa memiliki arti. Mengapa harus dipelajari ?
Pertama : Penamaan suatu objek atau peristiwa yang sama antara satu masyarakat bahasa
denganmasyarakat bahasa lainnya tidak sama.
Kedua : Bahasa terdiri dari aturan-aturan atau kaidah yang disepakati
Ketiga : Tidak ada hubungan langsung dan wajib antara lambang bahasa dan objeknya.
Hubungan keduanya bersifat mana suka (arbiter)

3. Bahasa Bersifat Produktif


Fonem dan pola dasar kalimat dalam bahasa Indoensia begitu terbatas. Justru dari
keterbatasannya itu dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak terbatas. Kita dapat
membentuk ribuan kata, kalimat atau wacana dengan segala variasinya, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat penggunanya.

4. Bahasa memiliki Fungsi dan Variasi


Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. perbedaan penggunaan bahasa oleh suatu
kelompok itu disebut variasi atau ragam bahasa. Sementara itu, setiap kelompok itu terdiri dari
sejumlah anggota pengguna bahasa. Disadari atau tidak, masing-masing individu memiliki
kekhasan tersendiri yang tercermin dalam bahasa yang digunakannya. Keseluruhan ciri bahasa
orang per orang disebut idiolek.

B. Fungsi Bahasa
Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada
peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia
sebagai makhluk individu.
Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi
antarindividu atau antarkelompok sosial.
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson,1995) secara khusus mengidentifikasi fungsi-
fungsi bahasa sebagai berikut :
1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap
atau perasaan pemakainya
2. Fungis regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau
pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau perintah
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunana bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga
hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan
4. Fungsi Informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu
pengetahuan atau budaya
5. Fungsi heuristik, yaitu penggunanan bahasa bahasa untuk belajar atau memperoleh
informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal
6. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetsi
(indah), seperti nyanyian dan karya sastra
7. Fungsi Instrumental , yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau
kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin ...

C. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang disebabkan oleh pemakai dan
pemakaian bahasa. Dari segi pemakai atau penutur bahasa, ragam bahasa dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada :
1. Daerah asal penuturan atau pemakai bahasa
2. Kelompok sosial, dan
3. Sikap berbahasa
Sementara dari sudut pemakaian bahasa, klasifikasi ragam bahasa dapat dilakukan berdasarkan
pada :
1. Bidang atau pokok persoalan yang diperbincangkan
2. Sarana atau media yang dipakai
3. Situasi atau kondisi pemakaian bahasa

Warna atau ciri berbahasa Indonesia dari suatu kelompok masyarakat yang berasal dari suatu
suku atau daerah tertentu menghasilakan suatu ragama bahasa Indonesia yang disebut dengan
ragam bahasa daerah atau dialek geografi.
Dari segi kelompok sosial, ragam bahasa dapat kita bedakan berdasarkan :
1. Kedudukan pemakai bahasa;
2. Jenis pekerjaan
3. Pendidikan

Konsep kedudukan mengacu pada status sosial yang disandang pemakai bahasa di tengah-
tengah masyarakatnya. Sebagaimana digambarkan pada skema sebelumnya, ragam bahasa
Indonesia juga dapat dikelompokkan menurut pemakainya, yang terdiri dari (1) bidang atau
pokok persoalan yang dibicarakan, (2) Sarana atua media yang digunakan dalam berbahasa,
serta (3) situasi pemakainya.
Ragam bahasa berdasarkan situasi penggunaannya melahirkan istilah ragam resmi dan tak
resmi. Sesuai dengan namanya, ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi formal, seperti
pidato kenegaraan, karya ilmiah, surat dinas, dan dokumen pemerintah atau organisasi.
Sementara itu, ragam tak resmi digunakan dalam situasi berbahas yang santai dan akrab.
Misalnya dalam percakapan antara penjual dengan pembelio, anggota keluarga, teman sejawat,
surat-surat pribadi, dan acara rekratif atau hiburan.

Dalam memahami masalah ragam bahasa ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
Pertama : batas antarragam itu dalam kenyataan berbahasa tidaklah setegas dan
sejalas.
Kedua : dalam suatu peristiwa bahasa, hampir tidak pernah seorang pemakai
bahasa hanya menggunakan satu ragam bahasa.
Ketiga : tak ada satu ragam pun yang lebih baik atau lebih buruk. Semua ragam
bahasa itu baik, justru harus dapat memilih ragam bahasa yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan berbahasa.

Hakikat Pembelajaran Bahasa

A. Konsep Belajar
Belajar adalah sebuah proses penambahan bagian demi bagian informasi baru terhadap apa
yang telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya. Pengetahuan dibangun siswa melalui
keterlibatan mereka secara aktif dalam belajar atau apa yang dikenal dengan istilah John Dewey
“belajar sambil berbuat (learning by doing). Jadi keberhasilan pembelajaran tidak terletak pada
seberapa banyak materi atau informasi yang disampaikan guru kepada siswa.
Padahal, ukuran utama keberhasilan pembelajaran terletak pada seberapa jauh guru dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Siswa belajar dengan menggunakan tiga cara,
yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung atau tidak langsung), pengamatan
(melihat contoh atau model), dan bahasa.
Implikasinya bagi guru dalam pembelajaran adalah :
Pertama : karena siswa belajar berdasarkan apa yang telah dipahami atau dikuasai
sebelumnya maka, guru hendaknya mengupayakan agar pembelajaran bertolak dari apa yang
telah diketahui siswa.
Kedua : karena belajar dilakukan secara aktif oleh siswa melalui kegiatan atau
pengalaman belajar yang dilaluinya maka siswalah yang berperan sebagai pusat pembelajaran.
Ketiga : dalam belajar siswa perlu berinteraksi dengan yang lain serta dukungan guru
dan temannya maka guru perlu merancang kegiatan belajar bukan hanya dalam bentuk klasikal
atau individual, tetapi juga dalam bentuk kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku siswa
melalui latihan dan pengalaman yang dilakukannya secara aktif. Hasil belajar berupa
pengetahuan, siap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang telah dipahami
dan dikuasainya. Dalam pembelajaran tugas guru adalah menjadikan siswa belajar melalui
penciptaan strategi dan lingkungan belajar yang menarik dan bermakna.

B. Belajar Bahasa
Anak-anak itu belajar dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi diajari
secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut.
1. Semua komponen, Sistem dan Keterampilan Bahasa Dipelajari secara Terpadu
2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik
3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya
4. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Troal-Error) dan strategi lainnya

C. Pembelajaran Bahasa
Halliday (1979, dalam goodman,dkk.,1987) menyatakan ada tiga tipe belajar yang melibatkan
bahasa :
1. Belajar Bahasa
Kemampuan ini melibatkan dua hal, yaitu (1) kemampuan untuk menyampaikan pesan,
baik secara lisan (melalui berbicara) maupun tertulis (melalui menulis), serta (2)
kemampuan memahami, menafsirkan dan menerima pesan, baik yang disampaikan secara lisan
(melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis (melalui kegiatan membaca).
2. Belajar melalui Bahasa
Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, sikap, keterampilan.
3. Belajar tentang Bahasa
Seseorang mempelejari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu bahasa,
seperti sejarah, sistem bahassa, kaidah berbahasa, dan produk bahasa seperti sastra.
Apabila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa maka wujud kemampuan itu lazimnya
diklasifikasikan menjadi empat macam :
1. Kemampuan Menyimak atau mendengarkan
Kemampuan memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh orang lain.
2. Kemampuan berbicara
Kemampuan untuk menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain.
3. Kemampuan Membaca
Kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh
pihak lain.
4. Kemampuan menulis
Kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis

Dari Penelitiannya Walter Loban (1976, dal;am Tomkins dan hoskisson, 1995) menyimpulan
adanya hubungan antarketerampilan berbahasa siswa dan keterampilan berbahasa dengan
belajar.
Pertama : siswa dengan kemampuan berbahsa lisan (menyimak dan berbicara) yang
kurang efektif cenderung kurang efektif puila kemampuan berbahasa tulisnya (membaca dan
menulis)
Kedua : terdapat hubungan yang kuat antara kemampuan berbahasa siswa
dengan kemampuan akademik yang diperolehnya.

Paradigma atau cfara pandang pembelajaran bahasa di sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1. Imersi, yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan ‘menerjunkam’ siswa secara langsung
dalam kegiatan berbahsa yang dipelajarinya.
2. Pengerjaan (employment), yaitu pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang
bermakna, fungsional dan otentik.
3. Demonstrasi, yaitu siswa belajar bahasa melaluio demonstrasi dengan pemodelan dan
dukungan yang disediakan guru.
4. Tanggung jawab (responsibility), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih aktivitas berbahasa yang akan dilakukannya.
5. Uji coba (trial-error), yaitu pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan kegiatan dari perspektif atau sudut pandang siswa.
6. Pengharapan (expectation), artinya siswa akan berupaya utuk sukses atau berhasil dalam
belajar jika ada merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi sukses.

MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan
kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas
guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan
berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi
beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut.
Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan
adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada
satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.


Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat
pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi
ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-
teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi
jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan
untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan
dengan tingkat kelas siswa.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang
ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran
mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.

KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru.
Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter)
setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang
tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran
untuk masing-masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3)
menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing
kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan
berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan
yangresiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada
yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat
sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal
(membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang
dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan
teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk
pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming),
2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki
keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak
dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah
(menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan
(huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan
pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis,
2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu
memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi (
Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
modul 7 hal 7.18-7.20)
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang
menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi
focus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju,
dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang
lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
lihat pada modul 7 halaman 7.22 – 7.36 )
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan
dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-
teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena dengan
mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam
budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat
menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari
hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan
mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan
itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran
struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa
Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh
guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-
kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-
kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu
untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud
dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1. Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar,
Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
2. Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah
kutipan dengan suara nyaring.
3. Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi
tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang
tersurat maupun yang tersirat.
4. Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5. Pengajaran membaca Bahasa
6. Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di SD
kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih
bersifat mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih rendah (lower order).
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)yang dapat berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang
biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skill) yang mencakup aspek-aspek berikut :
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2. Memahami signifikansi tau makna
3. Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4. Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati
yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
intensif (intensive reading).
Namun kemampuan membaca yang harus dilatih
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan
kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas
guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan
berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi
beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut.
Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan
adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada
satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.
B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.
Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat
pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi
ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-
teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi
jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan
untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan
dengan tingkat kelas siswa.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang
ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran
mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru.
Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter)
setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang
tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran
untuk masing-masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3)
menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing
kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan
berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan
yangresiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada
yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat
sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal
(membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang
dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan
teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk
pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming),
2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki
keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak
dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah
(menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan
(huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan
pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis,
2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu
memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi (
Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
modul 7 hal 7.18-7.20)
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang
menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi
focus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju,
dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang
lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
lihat pada modul 7 halaman 7.22 – 7.36 )
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan
dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-
teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena dengan
mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam
budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat
menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari
hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan
mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan
itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran
struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa
Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh
guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-
kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-
kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu
untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud
dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1. Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar,
Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
2. Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah
kutipan dengan suara nyaring.
3. Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi
tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang
tersurat maupun yang tersirat.
4. Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5. Pengajaran membaca Bahasa
6. Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di SD
kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih
bersifat mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih rendah (lower order).
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)yang dapat berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang
biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skill) yang mencakup aspek-aspek berikut :
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2. Memahami signifikansi tau makna
3. Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4. Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati
yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
intensif (intensive reading).
Namun kemampuan membaca yang harus dilatih
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan
kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas
guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan
berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi
beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut.
Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan
adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada
satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA.


Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat
pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi
ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-
teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi
jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan
untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan
dengan tingkat kelas siswa.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
BERBAGAI FOKUS.
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan,misalnya yang
ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi untuk pembelajaran
mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru.
Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter)
setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang
tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran
untuk masing-masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3)
menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing
kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan
berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan
yangresiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada
yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat
sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal
(membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang
dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan
teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk
pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming),
2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki
keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak
dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah
(menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan
(huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan
pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis,
2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu
memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi (
Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
modul 7 hal 7.18-7.20)
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang
menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi
focus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju,
dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang
lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
lihat pada modul 7 halaman 7.22 – 7.36 )
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan
dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-
teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra. Karena dengan
mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam
budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat
menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari
hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan
mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan
itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran
struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa
Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh
guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-
kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-
kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu
untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud
dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1. Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar,
Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
2. Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah
kutipan dengan suara nyaring.
3. Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi
tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula yang
tersurat maupun yang tersirat.
4. Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5. Pengajaran membaca Bahasa
6. Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di SD
kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih
bersifat mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih rendah (lower order).
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill)yang dapat berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang
biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skill) yang mencakup aspek-aspek berikut :
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2. Memahami signifikansi tau makna
3. Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4. Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam hati
yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
intensif (intensive reading).

Namun kemampuan membaca yang harus dilatih

Modul 11
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Berbicara

Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Kimble (dalam Hergenhahn 1982) mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku siswa
setelah melaksanakan pembelajaran adalah kingkah laku yang relative permanen, tingkah
laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis, B.F Skinner
menyatakan bahwa perubahan tingkah laku adalam pembelajaran dan tidak melalui proses
yang dapat disimpulkan, sedangkan para ahli yang lain menyatakan bahwa perubahan tingkah
laku merupakan akibat proses pembelajaran. Kecuali Skinner, para ahli berpendapat bahwa
pembelajaran merupakan mediator perubahan tingkah laku.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik, sistematis, dan
terencana. Untuk mewujudkan ketiga karateristik pelajaran nahasa, terdapat beberapa
masalah yang harus diantisipasi dan didudukkan secara proprsional. Permasalahan tersebut
berkaitan dengan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) strategi pembelajaran,
(4) evaluasi, (5) pengajar (guru), dan (6) siswa.
Menurut kurikulum 2004, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), mata pelajaran
Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik
lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis
dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan apresiatif karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89). Agar anda
dapat melaksanakan pembelajaran berbicara di SD, terlebih dahulu anda pelajari tentang hal-
hal berikut ini:
1. Teori Berbicara
2. Komponen Berbicara
3. Hakikat Berbicara
4. Jenis-jenis Berbicara

Berbicara di depan umum memerlukan teknik tertentu. Penguasaan teknik yang digunakan
untuk menyajikan pikiran dan gagasan secara oral merupakan persyarakat yang harus
dipenuhi oleh calon pembicara. Sebagai salah satu metode penyampaian lisan yang
ditunjukkan kepada pendengar (khalayak). Ada beberapa persyarakatn untuk melatih
kemampuan berbicara adalah sebagai berikut
1. Memiliki Keberanian dan Tekad yang Kuat
2. Memiliki Pengetahuan yang Luas
3. Memahami Proses Kominikasi Massa
4. Menguasai bahasa yang Baik dan Lancar
5. Pelatihan yang Memadai

Tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri oembicara yang baik, antara lain


1. Pandai menemukan topic yang tepat dan up to date (terkini);
2. Mangusai materi;
3. Memahami pendengar;
4. Memahami situasi
5. Merumuskan tujuan dengan jelas;
6. Memiliki kemampuan linguistic yang memadai;
7. Menjalin kontak dengan pendengar;
8. Menguasai pengdengar;
9. Memanfaatkan alat bantu;
10. Berperan meyakinkan; dan
11. Mempunyai rencana
Pembelajaran keterampilan berbahasa pada hakikatnya merupakan upaya meningkatkan
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pelaksanaannya keempat
keterampilan ini harus mendapatkan porsi pembelajaran yang seimbang dalam konteks yang
alami. Pembelajaran yang di buat-buat akan menjadikan keterampilan yang dilatih terasa
aneh dan bersifat artificial. Hal ini siswa harus dilakukan agar siswa
1. Konsep Pembelajaran Berbicara Terpadu
2. Isi/Aktivitas Pembelajaran Berbicara
Aktivitas pembelajaran terpadu dapat dilakukan dengan 3 tekni yaitu:
a. Teknik terpimpin;
b. Teknik semi terpimpin; serta
c. Teknik bebas.
Tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi,
meyakinkan, atau menggerakan pendengar (Tarigan; 1990:177). Tujuan pembelajaran di SD
dikelompokkan atas
(1) tujuan pembelajaran berbicara didepan kelas rendah,
a. Melatih Keberanian Siswa;
b. Melatih Siswa Menceritakan Pengetahuan dan Pengalaman;
c. Melatih Menyampaikan Pendapat;
d. Membiasakan Siswa untuk Bertanya
(2) tujuan pembelajaran berbicara didepan kelas tinggi.
a. Memupuk Keberanian Siswa;
b. Mengungkapkan Pengetahuan dan Wawasan Siswa;
c. Melatih Siswa Menyanggah/Menolak Pendapat Orang Lain;
d. Melatih Siswa Berpikir Logis; dan
e. Melatih Siswa Menghargai Pendapat Orang Lain.

Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara

Dalam proses pembelajaran, Coles (1995) menyatakan bahwa berbahasa lisan merupakan inti
dari setiap kurikulum pengajaran. Pada kenyataannya sebagian besar kegiatan belajar dan
mengajar dilakukan melalui media kominukasi lisan (Pollard dan Tann, 1993). Model
pembelajaran BI dengan focus berbicara di sekolah yang satu dengan yang lainnya tentulah
amat berguna. Ada hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam pembelajaran berbicara
antaralain (1) suasana belajar di sekolah (dikelas) dan (2) kegiatan berbicara.
Beberapa metode pembelajaran berbicara yang dapat diterapkan (Tarigan dalam Idra 2002:
56) adalah:
1. Metode Ulang Ucap
2. Metode Lihat Ucap
3. Metode Memerikan
4. Metode Menjawab Pertanyaan
5. Metode Bertanya
6. Metode Bertanya Menggali
7. Metode Melanjutkan Cerita
8. Metode Menceritakan Kembali
9. Metode Bercakap-cakap
10. Mereka Cerita Gambar
11. Bercerita
12. Memberi Petunjuk
13. Metode Melaporkan
14. Metode Wawancara
15. Metode Diskusi
16. Metode Bertelepon
17. Metode Dramatisasi

MODUL 12 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA


KB 1 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia sengan Fokus Sastra di SD
A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Secara umum, aperesiasi dapat diartikan sebagai peniaian yang baik atau penghargaan
terhadap karya sastra. Menurut Gove apresiasi adalah makna pengenalan melalui perasaan
atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di
ungkapkan pengarang. Tarigan (2000), yang menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah
penaksiran kualitas kerya sastra serta pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. S. Effendi
(1982) berpendapat bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan
sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
B. HAKIKAT SASTRA ANAK
1. Pengertian Sastra Anak
Kata Sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa ( Rene Wellek, 1989 ). Menurut Santoso (2003:8.3) Sastra anak adaah
karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik
lisan atau tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia
yang akrab dengan anak-anak. Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), sastra anak adalah kaya
sastra yang dikonsumsi anak diurus serta dikerjakan orang tua. Artinya sastra anak ditulis
oleh orang tua yang di tujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh
orang tua.
2. Ciri Sastra Anak
Menurut Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), ada tiga (3) ciri yang membedakan antara
sastra anak dengan sastra orang dewasa.
· Pertama, unsur pantangan, yaitu unsur yang secara khusus berhubungan dengan tema
dan amanat.
· Kedua, penyajian dengan gaya secara langsung artinya tokoh yang diperankan sifatnya
hitam putih.
· Ketiga, fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang
bermanfaat.

3. Jenis Sastra Anak


Jenis sastra anak, seperti halnya ada pada karya sastra umum, yaitu:
v Puisi
v Prosa
v Dan drama

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


SASTRA
Pembelajaran bahasa indonesia tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi harus terpadu
antara aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah
pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai
variasi kegiatan belajar siswa.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DIKELAS RENDAH
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 1 SD adalah
berikut ini.
1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah
mendengarkan dongeng guru, menjawab pertannyaan, dan menceritakan kembali.
2. Pembelajaran sastra terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
a. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai
b. Memerankan tokoh tertentu dalam dongeng sesuai dengan karakternya.

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 2 SD adalah
berikut ini.
1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah
menjelaskan isi dongeng yang telah didengar dan mengajukan pertannyaan.
2. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
a. Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan yang sesuai dan ekspresi yang sesuai.
b. Memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat
c. Mnceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
d. Memerankan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari dengan menggunkan
dialog sederhana.
e. Memeran kan ekspresi emosional tertentu (marah, senang, sedih, haru, dll).
3. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membaca
puisi dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.

E. TUJAN PEMBELAJARAN SASTRA DIKELAS TINGGI


Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 3 SD adalah
berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah:
1) Menanggapi tokoh-tokoh dalam cerita dari mendengarkan pembacaan cerita
2) Menjelaskan isi teks drama yang dibacakan duru atau teman, kemudian memrankan
tokohnya.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
1) Memerankan tokoh dalam teks cerita sesuai dengan sifatnya dengan menggunakan
kalimat sederhana.
2) Memerankan tokoh sesuai dengan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan sifatnya
dengan menggunakan kalimat sederhan.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:
1) Membacakan dongeng dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai
2) Membacakan puisi dengan penghayatan dan menjelaskan isinya.

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 4 SD adalah
berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah
menyimpulkan isi pantun.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah
1) Menceritakan kembali isi dongeng dari hasil kegiatan membaca atau mendengarkan
dengan bahasa yang runtut
2) Memerankan berbagai karakter tokoh dengan penghayatan.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:
1) Menjelaskan latar dongeng, tokoh, dan penokohan
2) Membacakan pantun secara berpasangan dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:
1) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dengan
menggunakan EYD yang tepat
2) Melanjutkan pantun yang sesuai denan isinya.

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 5 SD adalah
berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah:
1) Menanggapi isi cerita rakyat dari berbagai segi:
2) Menanggapi cerita pendek dalam berbagai segi:
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah memerankan
drama pendek dengan ekspresi yang sesuai.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membacakan
puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:
1) Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana
2) Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 6 SD adalah
berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah
memahami isi cerita dari berbagai segi dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah berain peran
drama anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah
1) Membaca novel anak, menjelaskan isi dengan lafal, dan menyimpulkan amanatnya
2) Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh dan penokohan
3) Membaca cerita lama yang masih populer dengan gaya membaca yang menarik.

d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:


1) Membuat parafrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi
2) Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar.

KB 2 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD


Pemilihan metode dan teknik harus melihat untuk tujuan apa bahan tersebut disiapkan. Anda
dapat memilih beberapa conth kegiatan pembelajaran bahasa indonesia berfokus sastra yang
menggunakan prosa sebagai bahan, seperti mendengarkan cerita, lalu bertanya jawab tentang
proses tersebut, menirukan tokoh-tokoh yang ada dalam prosa tersebut atau melanjutkan
ceritanya. Selanjutnya puisi juga dapat anda gunakan sebagai materi pembelajaran bahasa
Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra adnda sajikan dengan berbagai variasi
metode dan teknik pembelajaran, tetapi hal perlu anda ingat bahwa materi, metode dan teknik
harus selalu anda perhatikan dan sesuaikan dengan tingkat usia dan anda harus ingat pula
bahwa materi harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Materi pokok dalam pembelajaran sastra adalah cerita anak sedangkan hasil belajarnya
adalah dapat menceritakan sendiri cerita yang didenarnya dengan menggunakan kata-kata
sendiri. Pada kegiatan tersebut guru dapat membacakan cerita anak atau
memperdengarkannya melalui audio kaset.
Materi pokok adalah puisi sedangkan hasil belajarnya adalah membuat parafrase puisi dengan
tetap mempertahankan makna puisi. Kegiatan tersebut, dilakuakan dengan cara membagikan
lembaran yang berisi puisi anak kemudian guru membacakannya. Setelah itu anak-anak
diminta untuk membaca puisi tersebut.

You might also like