You are on page 1of 2

BAB.

1 PEMBUKAAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi


kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis
golongan. Hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi
timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhir-
akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam
masyarakat.

Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuansa
SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI
akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan. Apabila kondisi ini tidak
dikelola dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa.

Masalah disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sangat


mengkhawatirkan kelangsungan hidup bangsa ini. Bangsa Indonesia yang kaya
dengan keragaman yang dimiliki masyarakatnya menempatkan dirinya sebagai
masyarakat yang plural. Masyarakat yang plural juga berpotensi dan sangat rentan
kekerasan etnik, baik yang dikonstruksi secara kultural maupun politik. Bila
etnisitas, agama, atau elemen premordial lain muncul di pentas politik sebagai
prinsip paling dominan dalam pengaturan negara dan bangsa, apalagi berkeinginan
merubah sistem yang selama ini berlaku, bukan tidak mungkin ancaman
disintegrasi bangsa dalam arti yang sebenarnya akan terjadi di Indonesia.

Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan


yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada
daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/
berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. Contoh-contoh dari
permasalahan disentegrasi salah satu-nya adalah pemberontakan Pemberontakan
PPRI dan Permesta.
1.2. Tujuan

You might also like