Professional Documents
Culture Documents
TUMOR PAYUDARA
Oleh :
1740312074
Preseptor:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan kurnia-Nya sehingga laporan kasus yang berjudul “Tumor Payudara” ini
bisa penulis selesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah ditentukan.
Laporan kasus ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
mengenai vesikolitiasis, serta menjadi salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan
klinik senior di bagian Ilmu Bedah RSUD Prof. Dr. M. Ali Hanafiah SM
Batusangkar.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan kasus ini, khususnya kepada dr. Taufandi, SpB
sebagai preceptor yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan saran,
perbaikan, dan bimbingan kepada penulis. Penulis ucapkan juga terima kasih kepada
rekan sesama dokter muda dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan referat ini yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu disini.
vesikolitiasis.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
ektodermal dari sepanjang garis yang terbentang dari aksila sampai regio inguinal.
diri perempuan. Salah satu dari kelainan payudara terbanyak pada perempuan yaitu
tumor payudara.1
oleh berbagai macam penyakit, seperti penyakit keganasan (neoplasma), infeksi, dll.
Tumor merupakan hasil perubahan neoplastik dari semua sel berinti tunggal di dalam
tubuh, namun ada juga beberapa jenis sel lain yang lebih mudah tumbuh untuk
membentuk tumor. Sel yang telah mengalami transformasi ini disebut sel neoplastik.
Sel-sel ini akan berproliferasi secara berlebihan dalam pola yang tidak teratur untuk
baru). Istilah neoplasma mempunyai kesamaan arti medis dengan kata tumor.
yang luas, biasanya dibagi menjadi lesi nonproliferative, lesi proliferatif tanpa atypia,
dan hiperplasia atipikal, dengan peningkatan risiko kanker payudara yang terkait
Dari jumlah ini, ternyata 8% adalah kanker payudara, terutama pada usia di atas 40
tahun. Gejala subjektif yang dikeluhkan bervariasi dari hanya benjolan yang
Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel
Secara umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan, yaitu jaringan
kelenjar susu (lobus) dan salurannya (ductus). Sedangkan jaringan stromal meliputi
jaringan lemak dan jaringan ikat. Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding
torak ventral yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan
pada papilla mamma. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang membesar
tepat sebelum ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh daerah
kulit yang berwarna lebih gelap yang disebut areola mamma. Daerah aerola mammae
yang menghasilkan air susu. Puting susu mengandung akhiran saraf dan otot polos,
serta 8-20 duktus laktiferus komunis yang merupakan terminal dari duktus
laktiferus..5
Jika dilakukan perabaan pada payudara, akan terasa perbedaan di tempat yang
berlainan. Pada bagian lateral atas (dekat aksila), cenderung terasa bergumpal-gumpal
besar. Pada bagian bawah, akan terasa seperti pasir atau kerikil. Sedangkan bagian di
bawah puting susu, akan terasa seperti kumpulan biji yang besar. Namun, perabaan
Arteri thorako-dorsalis
Persarafan sensoris di bagian superior dan lateral berasal dari n. supraklavikular (C3
dan C4) dari cabang lateral n. interkostalis torasik. Bagian medial payudara
dipersarafi oleh cabang anterior n. interkostalis torasik. Kuadran lateral atas payudara
kecuali di daerah subareolar dan daerah sentral payudara, atau pada keadaan dimana
ini dapat terjadi karena pembuluh limfe tidak berkatup; sehingga aliran balik ini
3. Drainase aksiler
2. KGB Skapula
5. KGB v. aksilaris
6. KGB subklavikula
Gambar 5. Level KGB Sesuai M. Pectoralis minor
Kelompok kelenjar ini kemudian dibagi lagi dalam 3 level atau tingkat,
grup sentral.
• Level III : Terletak medial atau diatas dari batas atas m. pectoralis minor;
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8
haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak
rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegangdan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu, pemeriksaan foto mammgrafi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi,
dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
2.3 Klasifikasi
Tumor jinak payudara adalah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel
abnormal yang dapat terjadi pada payudara.4
1. Kista.
Kista merupakan suatu ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular.
Kista terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu
kecil untuk dapat diraba, Kista tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada
mammae dengan mammografi atau pemeriksaan fisis dan ditemukan hanya bila
2. Fibroadenoma
dengan simpai licin dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat pada
jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri,
multiple.1
3. Tumor filoides
tumbuh sangat cepat. Tumor ini dapat membesar dan merusak sekitarnya, karena
proses pendesakan tumor. Tumor ini dapat menjadi tumor ganas, sehingga dikenal
4. Galaktokel
Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang
hamil atau menyusui atau dengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu duktus
Lesi jinak yang berasal dari duktus lactiferus dan 75% tumbuh di bawah
areola mamma ini memberikan gejala berupa sekresi cairan berdarah dari putting
dapat multipel dan atau bilateral. Biasanya terjadi pada usia 40 tahunan.1
6. Duktus ektasia
Ektasia duktus merupakan lesi benigna yang ditandai adanya pelebaran dan
pengerasan dari duktus. Adanya massa berupa ductus yang membesar dicirikan
dengan sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada puting
7. Adenosis sklerosis
kelenjar-kelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus saling
berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini kemungkinan
dapat diraba. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis dimana pembesaran
membran basal (noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basalis
A. Non-invasif
B. Invasif
3. Karsinoma medularis
5. Karsinoma tubulus
6. Tipe lain
2.4 Etiologi
Etiologi kanker payudara masih belum diketahui secara pasti hingga sekarang
namun yang paling diyakini sebagai penyebab adalah paparan terhadap mutagen.
Mutagen dapat berupa mutagen endogen yaitu radikal bebas seperti lipid peroksidase
dan malyondyaldehida (MDA) serta mutagen eksogen yaitu radiasi. Kanker payudara
diduga merupakan hasil dari mutasi pada salah satu atau beberapa gen. Dua
diantaranya terletak pada kromosom 17. Gen yang paling berpengaruh disebut
dengan BRCA-1 (pada lokus 17q21) dan gen p53 (pada lokus 17p13). Gen ketiga
adalah BRCA-2 yang terletak pada kromosom 13. Gen keempat yang juga terlibat
adalah gen reseptor androgen pada kromosom Y, mutasi gen ini berhubungan dengan
1. Usia
Faktor usia paling berperan dalam menimbulkan kanker payudara. Dengan
Satu dari delapan keganasan payudara invasif ditemukan pada wanita berusia di
bawah 45 tahun. Dua dari tiga keganasan payudara invasif ditemukan pada wanita
berusia 55 tahun.1,10
terjadi pada sekitar 18% kasus, 5% diantaranya benar-benar diwarisi secara familial
riwayat keluarga kanker payudara berisiko tinggi untuk terkena kanker payudara.1,10
3. Hormon
perkembangan kanker payudara. Faktor reproduksi dan hormonal juga berperan besar
menimbulkan kelainan ini. Usia menarche yang lebih dini, yakni di bawah 12 tahun,
yang lebih lambat, yakni di atas 55 tahun, meningkatkan risiko kanker payudara
sebanyak 2 kali.
Hormon seks eksogen seperti terapi pengganti hormon dan kontrasepsi oral
hormon meningkatkan risiko kanker payudara pada orang yang baru atau sedang
4. Reproduksi
Status reproduksi juga mempengaruhi risiko terkena kanker payudara.
Perempuan yang tidak pernah melahirkan (nullipara) atau yang pertama kali
melahirkan anak usia lebih dari 31 tahun mempunyai risiko tiga hingga empat kali
5. Obesitas
disebabkan oleh efek tiap obesitas yang berbeda terhadap kadar hormon endogen.
secara bertahap menghilang, dan peningkatan bioavabilitas estrogen yang terjadi pada
6. Diet
lemak, daging dan alkohol dapat meningkatkan risiko, sedangkan tingginya konsumsi
serat, sayur, buah, vitamin dan fitoestrogen dapat menurunkan risiko kanker
payudara.1,10
7. Radiasi
ledakan bom atom atau penelitian pada orang setelah pajanan sinar rontgen, peran
Terdapat 2 jenis reseptor estrogen yang wujud antaranya adalah alfa (α) dan
beta (β) (dikenali sebagai ERα dan ERβ). Kedua subtipe ER memiliki ikatan DNA
yang kuat dan bertempat dalam inti dan sitosol sel. Apabila estrogen masuk kedalam
sel, ia akan berikatan dengan ER dan komplex tersebut akan bermigrasi ke dalam
perubahan pada sel. Oleh karena sifat proliferasi estrogen, stimulasi selular dapat
memberikan efek negative pada pasien yang memiliki jumlah receptor yang banyak
didalam sel.6
tumor : 14
(initiator).
b) Peranan hormone estrogen dalam menginduksi proliferasi kanker
HER 2 termasuk dalam famili epidermal growth factor receptor (EGFR) dari
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan atau massa di payudara, rasa
sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan,
ulserasi, peau de’orange, pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis
jauh. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak.
1. Tanda dimpling
memendek hingga kulit setempat akan menjadi cekung yang biasa disebut sebaga
skin dimple.
Ketika vasa limfatik subkutis tersumbat oleh sel kanker, hambatan drainase
limfe menyebabkan udem kulit, folikel rambut tenggelam ke bawah dan tampak
nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar yang
Ketika tumor menginvasi kulit tampak perubahan berwarna merah atau merah
gelap. Bila tumor bertambah besar lokasi tersebut dapat menjadi iskemik, ulserasi
5. Perubahan inflamatorik
sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah bengkak, mirip peradangan dapat
disebut sebagai tanda inflamatorik. Tipe ini sering ditemukan pada kanker payudara
ketika hamil atau laktasi. Perubahan papilla mammae pada kanker payudara dapat
berupa:1,7
2.8 Diagnosis
a. Anamnesis
1) Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting susunya
- Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah ketiak
- Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak. Kulit
Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika sel
kanker telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar limfe yang
berada di sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh
payudaranya. Tanda dan gejala lain dari kanker payudara yang jarang ditemukan
meliputi pembesaran atau asimetrisnya payudara, perubahan pada puting susu dapat
berupa retraksi atau keluar sekret, ulserasi atau eritema kulit payudara, massa di
payudara cenderung membengkak dan menjadi lebih nodular dalam masa prahaid
pemeriksaan adalah 5-7 hari sesudah permulaan haid. Nodulus yang muncul selama
1. Inspeksi
Lakukan inspeksi payudara ketika pasien berada dalam posisi duduk dan
kontur, dan retraksi dalam 4 pandangan- kedua lengan pada sisi tubuh, kedua lengan
di atas kepala, berkacak pinggang dan mencodongkan tubuh ke depan dengan kedua
Warna kulit. Penebalan kulit dan pori-pori yang tampak mencolok secara
kemerahan. Atau penampakan yang abnormal seperti adanya nodul atau tarikan kulit.
c) Kontur payudara
Meliputi ukuran dan bentuknya, arah putting itu menunjuk, setiap ruam ruam
2. Palpasi
kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang teraba
lengan ipsilateral di atas kepala dan punggung diganjal bantal. kedua payudara
dipalpasi secara sistematis, dan menyeluruh baik secara sirkular ataupun radial.
Palpasi aksila dilakukan dilakukan dalam posisi pasien duduk dengan lengan
pemeriksa menopang lengan pasien. Palpasi juga dilakukan pada infra dan
supraklavikula.13
Gambar 7. Pemeriksaan Mamae dengan Palpasi13
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Mamografi
sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala. Tipe
setiap 1-2 tahun untuk usia 50 tahun atau lebih. Pada kondisi tertentu
yang simptomatik, tipe ini lebih rumit dan digunakan untuk menentukan ukuran yang
tepat, lokasi abnormalitas payudara, untuk evaluasi jaringan sekitar dan getah bening
sekitar payudara.11
Pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari
pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada
wanita pada waktu di kompresi dan akan memberi hasil yang optimal.
b. Ultrasonografi Payudara
maligna. USG secara umum diterima untuk membedakan masa kistik dengan solid
dan sebagai pengarah untuk biopsi serta pemeriksaan skrining pasien usia muda.
c. MRI
untuk deteksi kekambuhan lokal pasca BCT atau augmentasi payudara dengan
implant, deteksi multifocal cancer dan skrining pasien usia muda dengan densitas
d. Imunohistokimia
erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p-53, Ki67, dan Bcl2. Kanker payudara yang
cenderung memiliki prognosis yang lebih baik pada kanker payudara yang memiliki
ER(+) atau PR (+) karena masih peka terhadap terapi hormonal. Kanker payudara
memiliki sejenis protein pemicu pertumbuhan yang disebut HER2/neu. Pada
secara berlebihan. Kanker payudara yang memiliki status ER(-), PR(-), HER2/neu (-),
yang disebut sebagai triple negated, cenderung agresif dan prognosisnya buruk.15
e. FNAB
payudara. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama untuk evaluasi lesi kistik. Dengan
jarus halus sejumlah kecil jaringan dari tumor diaspirasi keluar lalu diperiksa di
bawah mikroskop. Walaupun paling mudah dilakukan, specimen FNAB kadang tidak
dapat menentukan grade tumor dan merupakan biopsi yang memberikan informasi
f. Core Biopsy
Biopsi ini menggunakan jarum yang ukurannya cukup besar sehingga dapat
diperoleh spesimen silinder jaringan tumor. Core biopsy dapat membedakan tumor
yang noninvasif dengan yang invasif serta grade tumor. Core biopsy dapat digunakan
untuk membiopsi kelainan yang tidak dapat dipalpasi, tetapi terlihat pada
Biopsi terbuka dilakukan bila pada mamogradi terlihat adanya kelainan yang
mengarah ke tumor maligna, hasil FNAB atau core biopsy yang meragukan. Bila
hasil mamografi positif tetapi FNAB negatif, biopsi terbuka perlu dilakukan.14
sedikit jaringan sehat disekitar massa tumor dan biopsi insisional hanya mengambil
dilakukan dengan panduan jaruna dan kawat yang diletakkan dalam jaringan
Biopsi ini dilakukan untuk menentukan status keterlibatan kelenjar limf aksila
dan parasternal (internal mammary chain) dengan cara pemetaan limfatik. Prosedur
ini menggunakan kombinasi pelacak radioaktif dan perwarna biru. Apabila tidak
dijumpai adanya sentinel node, diseksi kelenjar limf aksila tidak perlu dilakukan.
Sebaliknya, jika sentinel node positif sel tumor, diseksi kelenjar limf aksila harus
dilakukan, walaupun nodus yang ditemukan hanya berupa sel tumor teriso;asi dengan
Bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang. Foto toraks dan USG
j. Pemeriksaan Laboratorium
adanya metastasis pada liver, sedangkan alkali fosfatase dan kalsium untuk
memprediksi adanya metastasis pada tulang. Pemeriksaan kadar kalsium darah rutin
lebih penting gunanya untuk menentukan rekurensi dari kanker payudara,dan belum
mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke
M = metastasis jauh
2.10 Penatalaksanaan Kanker Payudara
a. Operasi (pembedahan)
Merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker payudara.
Berbagai jenis operasi pada kanker payudara memiliki kerugian dan keuntungan yang
berbeda-beda.
1. Classic Radical Mastectomy adalaah operasi pengangkatan seluruh jaringan
payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis
mayor dan minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada
infiltrasi tumor ke fasia atau otot pectoral tanpa ada metastasis jauh.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
menghancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau
mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel.
Pengobatan kemoterapi bersifat sistemik, berbeda dengan pembedahan atau
radiasi yang lebih bersifat lokal/setempat. Obat sitostotika dibawa melalui aliran
darah atau diberikan langsung ke dalam tumor, jarang menembus blood-brain barrier
sehingga obat ini sulit mencapai sistem saraf pusat.
Ada 3 jenis kemoterapi yaitu adjuvant, neoadjuvan, dan primer (paliatif).
1. Terapi adjuvant diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti
pembedahan atau radiasi. Tujuan terapi adalah untuk memusnahkan sel-
sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro
metastasis).
2. Terapi neoadjuvan diberikan mendahului/ sebelum pengobatan/ tindakan
yang lain seperti pembedahan atau penyinaran. Tujuannya adalah untuk
mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan
lebih berhasil.
3. Terapi primer sebagai pengobatan utama pada tumor ganas yang diberikan
pada kanker yang bersifat kemosensitif.
c. Radioterapi
Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah kerusakan DNA dengan
gangguan proses replikasi dan menurunkan risiko rekurensi lokal dan berpotensi
untuk menurunkan mortalitas jangka panjang penderita kanker payudara. d. Terapi
hormonal
Adjuvan hormonal terapi diindikasikan hanya pada payudara yang
menunjukkan ekspresi positif dari estrogen reseptor (ER) dana atau progesterone
reseptor (PR) tanpa memandang usia, status menopause, status kgb aksila maupun
ukuran tumor. e. Terapi Target (Biologi)
Terapi ini ditujukan untuk menghambat proses yang berperan dalam
pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi untuk kanker payudara adalah tra stuzumab
(Herceptin), Bevacizumab (Avastin) dan Lapatinib ditosylate (Tykerb).
Indikasi BCT :
• Tumor tidak lebih dari 3 cm
• Atas permintaan pasien
• Memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Tidak multipel dan/atau mikrokalsifikasi luas dan/atau terletak
sentral
• Ukuran T dan payudara seimbang untuk tindakan kosmetik
• Bukan ductal carcinoma in situ (DCIS) atau lobular carcinoma in situ
(LCIS)
• Belum pernah diradiasi dibagian dada
• Tidak ada Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau skleroderma
• Memiliki alat radiasi yang adekuat
2.11 Prognosis
Seperti keganasan pada umumnya, prognosis kanker payudara ditunjukkan
oleh angka harapan hidup atau interval bebas penyakit. Prognosis penderita
keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya muda, menderita kanker
payudara bilateral, mengalami mutasi genetik, dan adanya triple negative yaitu grade
tumor tinggi dan seragam, reseptor ER dan PR negatif, dan respone reseptor
permukaan sel HER-2 juga negatif.
Persentase harapan hidup lima tahun penderita payudara dapat dilihat pada
tabel 2.2. dibawah ini.11
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
Nama : Nn. E
Usia : 50 tahun
Alamat : Lintau
Tgl masuk : 26-8-2018
Tgl pemeriksaan: 26-8-2018
3.2 Anamnesis
Seorang pasien perempuan usia 50 tahun masuk ke bangsal bedah RSUD
Prof. M.A Hanafiah Batusangkar dengan :
Keluhan Utama :
Benjolan payudara sebelah kiri sejak 15 hari sebelum masuk RS .
Laboratorium
Hb : 11,1 gr/dl
Leukosit : 7500 /mm3
Trombosit : 243.000 /mm3
Hematokrit : 33,2 %
GDR : 104 mg/dl
Ureum : 14 mg/dl
Kreatinin: 0,53 mg/dl
SGOT : 16 mg/dl
SGPT : 15 mg/dl
3.6 Planning
Biopsi terbuka
DISKUSI
14. Mintian, Yang, Wang Yi. 2013. Buku Ajar Onkologi Klinis. Ed.2. Jakarta:
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.