Professional Documents
Culture Documents
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
HUSNUL KHATIMAH
090301
XII IPA 3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
rumusan masalahnya sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian Gelombang
dimensi seperti gelombang air, kita mengenal dengan istilah sinar gelombang dan
muka gelombang.
2. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke medium
dengan indeks bias yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal,
dan sebaliknya.
3. Perbandingan nilai sinus sudut datang (sin i) terhadap sinus sudut bias (sin
r) dari satu medium ke medium lainnya selalu tetap. Perbandingan ini
disebut sehagai indeks bias relatif suatu medium terhadap medium lain.
Secara matematis Hukum Snellius dapat dirumuskansebagai berikut:
n1 sin i = n2 sin r atau n2/n1 = sin i / sin r
Dengan n1 adalah indeks bias medium pertama, n2 adalah indeks bias
medium kedua, I adalah sudut dating, dan r adalah sudut bias. Adapun n21 adalah
indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1. Indeks bias mutlak didefinisikan
sebagai n= c/v
Dengan :
c = laju cahaya di ruang hampa
v = laju cahaya dalam suatu medium
Indeks bias mutlak ruang hampa (n1 = 1) ke dalam air (n2), indeks bias n2
menjadi indeks bias mutlak dan dituliskan sebagai berikut:
n2= sin i / sin r
Keterangan :
(a)Perubahan panjang gelombang, λ2 lebih pendek dari pada λ1.
(b)Perubahan kecepatan gelombang, v2 lebih kecil dari pada v1.
c. Inteferensi gelombang
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 5.a. interferensi maksimum dua gelombang sefase
Gambar 5.b. interferensi minimum dua gelombang berlawanan fase
d. Difraksi gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang
melewati sebuah penghalang atau melewati sebuah celah sempit. Pada suatu
medium yang serba sama, gelombang akan merambat lurus. Akan tetapi, jika pada
medium tersebut gelomhang terhalangi, bentuk dan arah perambatannya dapat
berubah.
Jika sebuah gelombang pada permukaan air merambat lurus. Kernudian,
gelombang tersebut terhalang oleh sebuah penghalang yang memiliki sebuah
celah sempit. Gelombang akan merambat melewati celah sempit tersebut. Celah
sempit seolah-olah merupakan sumber gelomhang baru. Oleh karena itu. setelah
melewati celah sempit gelombang akan merambat membentuk lingkaran-
lingkaran dengan celah sempit tersebut sebagai pusatnya.
Keterangan:
β = sudut pembias prisma
i = besar sudut cahaya datang ke prisma
r’ = besar sudut cahaya saat meninggalkan prisma
Sudut Dispersi
Bila cahaya putih (polikromatik) atau cahaya matahari melewati suatu
prisma maka cahaya yang keluar dari prisma berupa spektrum cahaya matahari
yang terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nilla, dan ungu.
Penguraian warna polikromatik menjadi warna monokromatik yang disebabkan
oleh perbedaan cepat rambat dari masing – masing warna disebut dengan disperse.
Setiap warna cahaya memiliki sududt deviasi minimum masing – masing.
Dengan:
nµ = indeks bias sinar ungu
nm = indeks bias sinar merah
φ = sudut disperse
β = sudut pembias prisma
f. Polarisasi gelombang
Polarisasi gelombang merupakan gejala gelombang yang terjadi hanya
pada gelombang transversal. Gelombang yang hanya merambat pada satu bidang
disebut gelombang terpolarisasi linier, sedangkan gelombang yang merambat
tidak pada satu bidang disebut gelombang takterpolarisasi.
Gambar 7.a. gelombang
terpolarisasi linear pada
arah vertikal
Gambar 7.b. gelombang
terpolarisasi linear pada
arah horizontal
Gambar 7.c. gelombang
takterpolarisasi
a. Gelombang Air/Laut
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang
angin yang dibangkitkan oleh tiupan angina di permukaan laut, gelombang pasang
surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan
bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi
atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak dan
sebagainya.
1. Gelombang Laut Akibat Angin
Tsunami adalah gelombang yang terjadi karena letusan gunung berapi atau
gempa bumi di laut. Gelombang yang terjadi bervariasi dari 0,5 m sampai 30 m
dan periode dari beberapa menit sampai sekitar satu jam. Tinggi gelombang
tsunami dipengaruhi oleh konfigurasi dasar laut. Selama penjalaran dari tengah
laut (pusat terbentuknya tsunami) menuju pantai, sedangkan tinggi gelombang
semakin besar oleh karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah pantai
tinggi gelombang tsunami dapat mencapai puluhan meter. Pada gambar 9.a.
ditunjukan contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di laut dalam
dengan ketinggian puncak gelombang < 1 m dan pada gambar 9.b. ditunjukan
contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di pantai dengan ketinggian
puncak gelombang ≤ 30 m.
Bila angin masih terus berhembus dalam waktu yang cukup panjang dan
meliputi jarak permukaan laut (fetch) yang cukup besar, maka riak air akan
tumbuh menjadi gelombang. Pada saat yang bersamaan riak permukaan baru akan
terbentuk di atas gelombang yang terbentuk, dan selanjutnya akan berkembang
menjadi gelombang – gelombang baru tersendiri. Proses yang demikian tentunya
akan berjalan terus menerus (kontinyu), dan bila gelombang diamati pada waktu
dan tempat tertentu, akan terlihat sebagai kombinasi perubahan-perubahan
panjang gelombang dan tinggi gelombang yang saling bertautan.
Gelombang gamma
cenderung merupakan yang
terendah dalam amplitudo
dan merupakan gelombang Gambar 11. Gelombang gamma
paling cepat. Gamma merupakan brainwave yang terjadi pada saat seseorang
mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena
pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan.
Kondisi Gamma adalah kondisi dalam kesadaran penuh. Berdasarkan
penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic Research) di atas
gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma
(tepat 100 Hz) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz), yang merupakan
c. Gelombang Radio
d. Gelombang Televisi
Frekuensi gelombang televisi sedikit lebih tinggi dari gelombang
radio. Gelombang ini merambat lurus dan tidak dapat dipantulkan oleh
lapisan-lapisan atmosfer bumi sehingga untuk menangkap siaran
televisi, diperlukan sebuah stasiun penghubung, misalnya stasiun
Jakarta, maka di wilayah Bandung diperlukan sebuah stasiun
penghubung yang terletak di puncak gunung Tangkuban Perahu
sedangkan untuk Indonesia bagian timur memerlukan stasiun
penghubung berupa satelit (Foster, 2004).
e. Gelombang Mikro
f. Inframerah
g. Cahaya Tampak
h. Sinar Ultraviolet
Matahari merupakan sinar ultraviolet yang memiliki radiasi
ultraviolet yang tinggi. Supriyono (2006) menyatakan bahwa panjang
gelombang sinar ultraviolet terentang dari 3,8 x 10 -7 meter hingga 6 x
10-10 meter dengan rentang frekuensi dari 8 x 10 14 hertz sampai sekitar
3 x 1017 hertz. Sinar ultraviolet dihasilkan oleh atom dan molekul yang
bermuatan listrik.
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh
kuman-kuman penyakit kulit.
i. Sinar-X
j. Sinar Gamma
Sinar gamma memiliki pajang gelombang 10 -10 meter sampai 10-
12
meter dengan frekuensi 1018 hingga 1020 (Supriyono, 2006). Sinar
gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai
frekuensi terbesar dan bentuk radioaktif yang dikeluarkan inti-inti atom
tertentu. Gelombang ini memiliki energi yang besar yang dapat
menembus logam dan beton.