You are on page 1of 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan Tembaga (II) Sulfat ( CuSO4 )

Logam–logam yang mencemari perairan laut banyak jenisnya, diantaranya

tembaga (Cu). Pencemaran logam berat tembaga (Cu) dapat berasal dari limbah

bahan bakar kapal dan logam Cu yang digunakan untuk melapisi galangan kapal

yang apabila mengalami korosi akan terlarut ke perairan.. Kekurangan tembaga dapat

menyebabkan tidak berfungsinya sistem enzim, sehingga sistem metabolisme dan

fisiologi tubuh tidak bekerja secara normal dan menyebabkan gangguan dalam

pembentukan darah. Sebaliknya, bila kelebihan akan mengakibatkan kerusakan

jaringan tubuh .

Logam Cu merupakan salah satu logam berat yang bersifat toksik terhadap

organisme air dan manusia pada batas konsentrasi tertentu. Menurut Dirjen POM No.

03725/VII/89 tentang ambang batas cemaran Cu pada biota laut khususnya ikan yaitu

2,0 mg/kg. Berbagai metode telah dikembangkan sebagai upaya untuk mengurangi

kadar logam berat yang melampaui ambang batas, salah satunya adalah dengan

metode adsorpsi. Adsorpsi merupakan terserapnya suatu zat baik molekul atau ion

(adsorbat) pada permukaan adsorben. Adsorpsi memiliki beberapa kelebihan jika

dibandingkan dengan metode lain, diantaranya memerlukan biaya relatif murah,

prosesnya sederhana, efektifitas dan efisiennya tinggi serta adsorbennya dapat

digunakan kembali (regenerasi). Adsorben yang dapat digunakan dalam proses

adsorpsi antara lain karbon aktif, bentonit, zeolit dan silika. Karbon aktif adalah

suatu bentuk arang yang mempunyai daya serap tertentu terhadap warna, bau-

bauan atau zat-zat lain (Islamiyah dan Koestisari, 2014).


2.2 Spektrofotometer

Spektrofotometri merupakan sebuah metode analisis kimia berdasarkan

penyerapan oleh materi radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang tertentu atau

frekuensi tertentu. Radiasi berinteraksi dengan fitur khusus dari spesies molekul yang

ditentukan, seperti gerak getaran atau rotasi kimia obligasi. Radiasi juga berinteraksi

dengan atom tertentu atau seluruh molekul, misalnya dengan menyebabkan molekul

mengubah keadaan energi elektronik. Metode pengukuran menggunakan prinsip

spektrofotometri berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu

melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan

konsentrasinya. Jika panjang gelombang yang digunakan adalah gelombang cahaya

tampak, maka disebut kolorimetri, karena dapat memberikan warna.

Spektrofotometri juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet

dan inframerah.

Sebuah sumber cahaya yang ideal adalah salah satu yang memancarkan

spektrum kontinu intens cahaya diseluruh wilayah spektrum. Sebuah sumber cahaya

yang sering digunakan untuk absorpsi cahaya tampak adalah sumber filamen

tungsten. Penyerapan ultraviolet spektrofotometri merupakan studi tentang spektrum

yang dihasilkan dengan penyerapan energi radiasi ultraviolet selama transformasi

dari elektron, mulai dari keadaan sadar ke keadaan tereksitasi sebagai fungsi dari

panjang gelombang yang menyebabkan transformasi

Spektrum absorpsi adalah plot dari jumlah cahaya yang diserap oleh sampel vs.

panjang gelombang cahaya. Jumlah cahaya yang diserap disebut absorbansi. Ini.

Spektrum absorpsi diperoleh dengan menggunakan spektrometer untuk memindai

wilayah panjang gelombang tertentu dan untuk mengamati jumlah cahaya yang

diserap oleh sampel di sepanjang jalan (Kenkel, 2003).


2.3 Prinsip Kerja Spektrofotometri

You might also like