You are on page 1of 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN

TERAPI OKSIGEN

Defenisi
Memasukkan zat asam (oksigen) ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan
alat.

Tujuan
 Memenuhi kekurangan zat asam (oksigen) pada pasien yang dalam keadaan hypoksia/anoksia.
 Tidak terjadinya hyroksia misalnya pada penyelam.
 Metabolisme berjalan lancar.

Dilakukan Pada Pasien


 Dengan anoksia, hypoksia, syok, dyspnoe, sinnosis, coma.
 Dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan.
 Selama narcose umman.
 Trauma paru-paru.

Sifat Oksigen
 Tidak berwarna dan tidak berbau.
 Tidak berasa.
 Tidak bisa disimpan dalam tubuh.
 Mudah terbakar.

Hal lain yang harus diperhatikan saat memberi terapi oksigen adalah tindakan penggunaan (SAFETY
PERCAUTION) guna mencegah bahaya kebakaran.
Beberapa upaya penggunaan tersebut antara lain :
 Hindari menyalakan api disekitar sumber oksigen karena dapat meledak
 Beritahu pasien / pengunjung untuk tidak merokok di dekat sumber tersebut.
 Lakukan pengecekan perlengkapan listrik, terutama kabel-kabel diruangan tersebut, pastikan
semuanya masih berfungsi dengan baik.
 Hindari menggunakan benda dari saat atau ....sintesis
 Hindari menggunakan minyak tanah atau listrik disekitar sumber oksigen

Penatalaksanaan Sumber Oksigen


Sumber oksigen di Rumah Sakit dapat meliputi oksigen dinding dan tabung oksigen.
1. Sumber dinding :
Penatalaksanaan pemberian oksigen melalui sumber dinding meliputi :
 Pasangkan flow meter pada sumber oksigen, gunakan tekanan yang tidak terlalu kuat
 Isi botol dengan air Steril, pasang pada flow meter dan atau aliran flow meter
 Pasangkan pada alat yang digunakan pada slang atau saluran oksigen
2. Tabung :
Penatalaksanaan pemberian oksigen melalui tabung meliputi :
 Lepas tutup pelindung tabung
 Putar kran tabung secara perlahan-lahan sampai oksigen sedikit keluar untuk membersihkan
debu dan kotoran yang melekat disalurkan keluar oksigen, lakukan dengan hati-hati sebab
tindakan tersebut dapat menimbulkan bunyi yang keras.
 Sambungkan flow meter dengan outlet silinder, kencangkan dengan kunci inggens
 Letakkan tabung pada posisi menetap, lepaskan katup secara perlahan sampai terbuka penuh,
lalu kembalikan atau tutup sampai seperempatnya.
 Atur flow meter Ssi dengan kebutuhan (instruksi dokter)

Pemberian terapi O2 dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti :


Kanula hidung, masker, transtrachee dan lain-lain.

Gambar. Pengatur zat asam (O2)


Pemasangan Kanula Nasal/Masker

Defenisi
Kanula nasal merupakan alat sederhana yang dapat dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk
memberikan oksigen dan yang memungkinkan klien untuk bernapas melalui mulut atau hidungnya. Alat
ini tersedia untuk semua kelompok usia dan cocok untuk penggunaan jangka panjang maupun pendek
dirumah sakit atau dirumah.

Tujuan
Secara umum tindakan ini bertujuan untuk mengatasi hipoksia yaitu dengan memberikan oksigen
tambahan pada klien untuk memudahkan oksigenisasi jaringan yang adekuat. Perkiraan persentase
oksigen yang diberikan melalui kanula adalah sbb :

Persentase pemberian oksigen dengan kanula nasal


1 liter = 24 %
2 liter = 28 %
3 liter = 32 %
4 liter = 36 %
5 liter = 40 %
Klien yang memerlukan oksigen dosis rendah dalam konsentrasi yang konstan dengan pola napas
bervariasi, lebih baik menggunakan masker venture daripada kanula nasal.

Persiapan Alat :
1. Tabung oksigen 6. Humidifier (tabung pelembab) berisi air steril
2. Jeli pelumas 7. Flow meter
3. Sarung tangan tidak steril 8. Tanda “DILARANG MEROKOK”
4. Kasa/kapas 9. Alat tulis, kertas dokumentasi
5. Kanula nasal / masker wajah

Persiapan Klien :
1. Berikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
2. Posisi diatur senyaman mungkin.
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Memastikan volume air steril dalam humidifier sesuai ketentuan, tambahkan air suling jika
diperlukan, atau buang isi tabung dari kemasan dan sekrup penutup atas tabung
4. Sambungkan humidifier ke flow meter
5. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab
6. Sambungkan humidifier pada selang yang disambungkan kekanula atau maker
7. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula atau masker
8. Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi )*
9. Gunakan sarung tangan
10. Kanula
 Bersihkan sekresi lubang hidung dengan bola kapas lembab
 Pasang kanula hidung yang bercabang ke dalam lubang hidung klien
 Selipkan selang mengitari telinga klien dan dagu bagian bawah. Kapas atau kasa di antara selang
dan telinga dapat menambah kenyamanan.
 Kencangkan selang untuk mengamankan kanula, tetapi yakinkan klien merasa nyaman.
11. Masker
 Pasang masker di atas hidung, mulut dan dagu
 Letakkan masker sesuai dengan strip logam pada batang hidung masker sehingga pas dengan
batang hidung klien
 Tarik pita elastic mengitari bagian belakang kepala atau leher
 Tarik pita pada sisi masker untuk mengencangkan
12. Mengkaji kondisi secara teratur
13. Pindahkan / lepaskan kanula setiap 4 sampai 8 jam untuk mengkaji kulit dan oleskan jeli pada
lubang hidung dan bersihkan secret. Lepaskan masker setiap 4 sampai 8 jam, usap embun yang
terakumulasi dan kaji kulit dibawahnya
14. Posisikan klien agar nyaman dengan meninggikan kepala tempat tidur
15. Buang atau simpan peralatan dengan tepat
16. Meletakkan tanda “DILARANG MEROKOK” pada tanda yang jelas terlihat.
17. Evaluasi
Validasi perasaan klien
18. Cuci tangan.
19. Dokumentasi
Catat hasil dan respon klien pada proses keperawatan.
20. Cantumkan nama perawat yang melakukan tindakan
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN KANULA NASAL/MASKER

Nama Mahasiswa :
NIM :

Check List
No. Kegiatan
0 1 2
Persiapan Klien :
1. Berikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
2. Posisi diatur senyaman mungkin.
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Bawa alat ke dekat klien
3. Memastikan volume air steril dalam humidifier sesuai ketentuan,
tambahkan air suling jika diperlukan, atau buang isi tabung dari kemasan
dan sekrup penutup atas tabung.
4. Sambungkan humidifier ke flow meter
5. Menghubungkan selang dari kanula nasal ke tabung pelembab.
6. Sambungkan humidifier pada selang yang disambungkan kekanula atau
maker.
7. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula atau masker
8. Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi )*
9. Gunakan sarung tangan
10. Kanula
Bersihkan sekresi lubang hidung dengan bola kapas lembab
Pasang kanula hidung yang bercabang ke dalam lubang hidung klien
Selipkan selang mengitari telinga klien dan dagu bagian bawah.
Kapas atau kasa di antara selang dan telinga dapat menambah
kenyamanan.
Kencangkan selang untuk mengamankan kanula, tetapi yakinkan klien
merasa nyaman.
11. Masker
Pasang masker di atas hidung, mulut dan dagu
Letakkan masker sesuai dengan strip logam pada batang hidung masker
sehingga pas dengan batang hidung klien
Tarik pita elastic mengitari bagian belakang kepala atau leher
Tarik pita pada sisi masker untuk mengencangkan.
12. Mengkaji kondisi secara teratur.
Pindahkan / lepaskan kanula setiap 4 sampai 8 jam untuk mengkaji kulit
13. dan oleskan jeli pada lubang hidung dan bersihkan secret.
Lepaskan masker setiap 4 sampai 8 jam, usap embun yang terakumulasi
dan kaji kulit dibawahnya.
14. Posisikan klien agar nyaman dengan meninggikan kepala tempat tidur.
15. Buang atau simpan peralatan dengan tepat.
16. Meletakkan tanda “DILARANG MEROKOK” pada tanda yang jelas terlihat.
Evaluasi
17.
Validasi perasaan klien
18. Cuci tangan.
Dokumentasi
19.
Catat hasil dan respon klien pada proses keperawatan.
20. Cantumkan nama perawat yang melakukan tindakan.
Keterangan Check List :
0. Tidak dilakukan sama sekali
1. Dilakukan tapi perlu latihan
2. Dilakukan dengan sempurna
PEMASANGAN KATETER OROFARING

Alat ini alternative lain dalam memenuhi kebutuhan oksigenisasi. Pemberian oksigen melalui kateter
orofaring dilakukan dengan kateter 8 – 10 Fr untuk anak-anak, 10 – 14 Fr untuk dewasa wanita, dan 12 –
14 Fr untuk dewasa pria.
Persiapan alat :
1. Tabung oksigen 7. Kasa
2. Flowmeter 8. Pelumas (lubricant)
3. Humidifier berisi air steril 9. Senter
4. Kateter orofaring sesuai ukuran 10. Plester
5. Konektor 11. Tanda “DILARANG MEROKOK”
6. Spatel lidah

PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan pemberian oksigen dengan kateter
3. Menghubungkan flowmeter ke humidifier dan kateter dihubungkan dengan menggunakan
konektor.
4. Mengukur panjangnya kateter yang akan dimasukkan.
5. Memasukkan kateter orofaring dengan cara :
 Olesi kateter dengan cairan pelumas
 Beri oksigen 2 – 3 liter / menit
 Sandarkan kepala klien ke belakang
 Masukkan kateter mengikuti dasar lubang hidung
 Lihat posisi kateter di orofaring dengan senter
6. Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi
7. Memfikasi kateter pada hidung.
8. Kewaspadaan : Observasi apakah :
 Kateter tidak tersumbat
 Orofaring teriritasi
 Tabung pelembab kurang cukup berisi air
 Oksigen tidak mencukupi
9. Evaluasi respon klien.
10. Memasang tanda “DILARANG MEROKOK” pada lokasi yang mudah terlihat
11. Bersihkan dan rapikan alat pada tempatnya semula
12. Cuci tangan
13. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien : waktu pemberian aliran kecepatan oksigen,
rute pemberian, respon klien, nama perawat.
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN KATETER OROFARING

Nama Mahasiswa :
NIM :

Check
No. Prosedur Tindakan List
0 1 2
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujuan pemberian oksigen dengan kateter
Bawa alat ke dekat klien.
Menghubungkan flowmeter ke humidifier dan kateter dihubungkan
3.
dengan menggunakan konektor.
4. Mengukur panjangnya kateter yang akan dimasukkan.
Memasukkan kateter orofaring dengan cara :
- Olesi kateter dengan cairan pelumas
- Beri oksigen 2 – 3 liter / menit
5. - Sandarkan kepala klien ke belakang
- Masukkan kateter mengikuti dasar lubang hidung
- Lihat posisi kateter di orofaring dengan senter

6. Menetapkan kadar oksigen sesuai indikasi


7. Memfikasi kateter pada hidung.
Kewaspadaan :
Observasi apakah :
- Kateter tidak tersumbat
8.
- Orofaring teriritasi
- Tabung pelembab kurang cukup berisi air
- Oksigen tidak mencukupi
9. Evaluasi respon klien.
10. Memasang tanda “DILARANG MEROKOK” pada lokasi yang mudah terlihat.
11. Bersihkan dan rapikan alat pada tempatnya semula
12. Cuci tangan
Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien : waktu pemberian
13.
aliran kecepatan oksigen, rute pemberian, respon klien, nama perawat.
Keterangan Check List :
0. Tidak dilakukan sama sekali
1. Dilakukan tapi perlu latihan
2. Dilakukan dengan sempurna

You might also like