You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut
(oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri
dari organ-organ pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran
pencernaan tersebut terdiri dari Oris(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan)
Ventrikulus(lambung), usus halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah
cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas,
kelenjar getah usus.

Bila ada gangguan ddalam system pencernaan tersebut maka muculah penyakit pada
sestem pencernaan seperti dyspepsia, hemoroid, diare, gastritis dan apendicitis

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di
perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus
klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi
termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Hemoroid Masa Vaskular yang
menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal (Sandra M Nettina).
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi sistem pencernaan?


2. Organ yang terlibat dalam sistem pencernaan ?

1
3. Bagaimana fisiologi sistem pencenaan?
4. Apa saja penyakit pada system pencernaan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi sistem pencernaan
2. Mengetahui organ yang terlibat dalam sistem pencernaan
3. Mengetahui bagaimana fisiologi sistem pencenaan
4. Mengetahui penyakit pada system pencernaan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu, Ana: Bagian, memisahkan. Tomi (tomie):
Iris, potong. Fisiologi berasal dari kata fisis (Physis): Alam atau cara kerja. Logos(logi):
ilmu pengetahuan. Dari kata tersebut dapat disimpulkan pengertian Anatomi dan Fisiologi
adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan
bagaimana alat tubuh itu bekerja. Sistem Pencernaan merupakan saluran yang menerima
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses
pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

B. Organ dalam system pencernaan

1. Oris (mulut)

2. Faring (tekak)

3. Esofagus (kerongkongan)

4. Ventrikulus (lambung)

5. Intestinum minor (usus halus)

6. Intestinum mayor (usus besar)

7. Rectum

3
8. Anus

C. Fungsi Sistem Pencernaan

Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara
mekanik dan kimia, dan meliputi proses – proses berikut :

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.


2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.
3. Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan
makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorpsi dapat berlangsung.
5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak tercerna.

D. penyakit pada system pencernaan


1. dispepsia
A) Definisi
Dispepsia adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa
tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang,
dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur,
makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu, ataupun
kondisi emosional tertentu misalnya stress (Wibawa, 2006).
Dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain, perasaan
panas didada di daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut terasa penuh,
cepat kenyang, bersendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya.
(Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26).

4
B) Kalsifikasi
Pengertian dispepsia terbagi atas dua yaitu:
a) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya. Sindroma dispepsia organik terdapat keluhan yang nyata terhadap
organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas,
radang empedu, dan lain-lain.
b) Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU),
bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau
gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi,
endoskopi (teropong saluran pencernaan).

C) Etiologi

Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses penuaan,
terutama pada ketahanan mukosa lambung (Wibawa, 2006). Kadar lambung lansia
biasanya mengalami penurunan hingga 85%. Dispepsia disebabkan karena kelainan
organik, yaitu:

a) Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau duodenum, gastritis,
tumor, infeksi bakteri Helicobacter pylori.
b) Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa Jenis antibiotik,
digitalis, teofilin dan sebagainya.
c) Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier seperti hepatitis, pankreatitis,
kolesistisis kronik.
d) Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.

D Manifestasi Klinik
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan gejala yang dominan, membagi
dyspepsia menjadi tiga tipe:
a) Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus, like dyspepsia), dengan gejala:

5
 Nyeri epigastrium terlokalisasi
 Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
 Nyeri saat lapar
 Nyeri episodic
b) Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility- like dysmotility), dengan
gejala:
 Mudah kenyang
 Perut cepat terasa penuh saat makan
 Mual
 Muntah
 Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
 Rasa tak nyaman bertambah saat makan
c) Dispepesia nonspesifik (tidak ada gejala seprti kedua tipe di atas) (Mansjoer, et al, 2007)
Sidroma dyspepsia dapat bersifat rigan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau
kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas
atau dada mungkin dsertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada
beberapa penderita,makan dapat memperburuk nyeri, pada penderita yang lain, makan bisa
mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare
dan flatulensi (perut kembung).
Jika dyspepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon
terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa,
maka penderita harus menjalani pemeriksan.

E. Komplikasi
Komplikasi dispepsia yaitu luka didinding lambung yang dalam atau melebar
tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung. Bila keadaan dispepsia ini
terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi pendarahan
saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah darah, dimana merupakan pertanda
yang timbul belakangan.

6
Awalnya penderita pasti akan mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih
dulu yang artinya sudah ada perdarahan awal. Tapi komplikasi yang paling dikhawatirkan
adalah terjadinya kangker lambung yang mengharuskan penderitanya melakukan operasi.

2. hemoroid
A. Definisi
Hemoroid adalah Masa Vaskular yang
menonjol kedalam lumen rektumbagian bawah atau areal perineal (Sandra M Nettina). A
dalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon)
pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / d
ubur kurang elastic sehingga cairan darah terhambat dan membesar (Daldiyono). Terjadi
pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis superior
dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid
eksterna ). Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah
anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid adalah bagian vena yang
berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahunan,
sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang
terkena.

B. Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah
pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat
muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna. Gejala - gejala dari hemoroid interna
adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah
ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga
harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
 Derajat I

7
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya
dapat di temukan dengan proktoskopi.
 Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi,
tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
 Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi
harus di dorong
 Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak
dapat di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah
otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan
pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri
sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di
klasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut. Tanda dan gejala yang
sering timbul adalah:
 Sering rasa sakit dan nyeri
 Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

C. Etiologi

8
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare,
sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat, fibroma arteri dan
tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan
hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.
Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang
mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat,
mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4. Umur
Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis
5. Endokrin

Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon
kelaksin)
6. Mekanis
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam
rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio
hordis atau sikrosis hepatis
8. Radang
Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang.

9
E. Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.

H. Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah
besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah
dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan
apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang
diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara
kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun
Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid
keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi
infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

10
3. diare
A. Definisi Gastroenteritis ( GE )

Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996). Gastroenteritis
adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang
bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).

Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:


Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus
halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan
kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh
bakteri,virus dan parasit yang patogen. Gastroenteritis dapat menyerang segala usia,
karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang
menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.

B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
1. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare meliputi :
a. Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
b. Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus,
Astrovirus, dll

11
c. Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba
histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
d. Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi Lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
4. Factor psikologi
Seperti cemas
5. Imunologi
Kekebalan tubuh yang menurun

C. Penggolongan Diare
1. Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam
sampai 7 atau 14 hari.
2. Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu
bagi bayi dan anak.

E. Manifestasi Klinis

1. Nyeri perut ( abdominal discomfort )


2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang

12
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).
9. Diare.
10. Demam.
11. Membran mukosa mulut dan bibir kering
12. Lemah
13. Diare.
14. Fontanel Cekung

G. Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipofolomi
3. Hipokalemi
4. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik

4 GASTRITIS
Gartritis adalah suatu kondisi peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik
difustau local dengan karakteristik anoreksia, rsa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan
muntah

Etiologi
Penyebab gastritis dapat dibedakan sesuai dengan kalsifikasinya sebagai berikut :
1. Gastritis akut
Penyebabnya adalah adalah obat analgetik, anti inflamsi inflamsi terutama aspirin (
aspirin doseis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung )
Bahan kimia misalnya : lisol, alcohol, merokok, steroid, kafein lada dan digitalis
2. Gastritis kronik
13
Penyebab dan pathogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan
kejadian biasa pada orang tua, tapi diduga pada peminum alcohol dan perokok

Tanda dan gejala


1. Gastritis akut : nyeri pada epigastrium, yang mungkin d tambah mual. Nyri akan semakin
bertambah saat perut kosong. Saat neri penderita bekeriangat, gelisah, sakit perut dan
mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tacicardia, sianosis, perasaan seperti terbakar,
perasaan seperti terbakar pada epigastrium, kejang-kejang dan lemah
2. Gastric kronis
Tanda dan gejala hamper sama dengan gastritis akut, hanya disertai dengan penurunan
berat badan, nyeri dada, anemia.

5.Apendicytis
Apendicitys adalah radang apendic, suatu tambahan seperti kantung yang tek berfungsi
terltak pada bangian interior dari sekum.

Penyebab
Penyebab appendicitis belum diketahui namun ada beberapa factor predisposisi yang
menyertai.
Factor tersering yang muncul adalah obstruksi lumen.
1. Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena :
a. Hyperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak
b. Adanya faekolit limfoid dalam lumen apendiks
c. Adanya benda asing seperti biji-bijian
d. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya
2. Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah e. coli dan streptococcus
3. Laki-laki lebih seing dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun ( remaja
dewasa ) . ini karena peningkatan jaringan limfoid pada masa tersebut
4. Tergantung pada bentuk apendik
5. Apendic yang pendek
6. Penonjolan jaringan linfoid dalam lumen apendic

14
7. Kelainan katub di pangkal apendic

Tanda dan gejala


Nyeri terasa pada kuadran kanan bawah menembus ke belakang ( kepunggung
)dan biasanya disertai demam ringan, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan

BAB III
PENUTUP

a. KESIMPULAN

Pengertian dari sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk


melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh
secara fisika maupun secara kimia. Pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah
mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaan normal. Fungsi utama
dari sistem pencernaan ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Beberapa penyakit pada
sisitem pencernaan dyspepsia, hemoroid, diare, gastritis dan appendicitis.
b. Saran
Diharapkan kepada para perawat dan pelaku yang bekerja di bidang kesehatan
untuk benar-benar memahami tentang fisiologi pencernaan pada manusia dan penyakit
yang berkaitan dengan system pencernaan.Agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam hal
penyimpulan asumsi terhadap yang keluhan pasien yang bermasalah dengan sistem
pencernaan

15
DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter. 2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Syaifudin.2003anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatanedisi 3. Jakarta:buku kedokteran


EGC

http://ivank-revank.blogspot.com/2012/01/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.html

http://medicastore.com/penyakit/9/Biologi_Sistem_Pencernaan.html /

16

You might also like