Professional Documents
Culture Documents
TINJAUN TEORI
Oxorn, 2010).
retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri.
rahim yang tidak baik (subinvolusio uteri), atau sisa plasenta yang
tertinggal.
pada wanita hamil yang melahirkan pada usia dibawah 20 tahun 2-5 kali
(Tsu VD,1993).
terhadap kejadian perdarahan karena atonia uteri (Purwanti, 2014). Hal ini
Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka kejadian
karena uterus yang telah melahirkan banyak anak akan cenderung bekerja
tidak efisien pada semua kala persalinan. Teori ini sejalan dengan
(Hendrawati, 2017).
mungkin fisik dan mental ibu serta anak selama dalam kehamilan,
persalinan dan nifas sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu serta
fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi terutama perdarahan yang selalu
dapat diturunkan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya antenatal care
ditanggulangi dengan cepat. (Tsu VD,1993). Hal ini didukung oleh hasil
mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih, dan jika hal
ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat akan
VD,1993). Teori ini juga di dukung oleh hasil penelitian Putri (2016) di
berarti kekuatan hubungannya sedang dan hasil odds ratio (OR) = 43,5
perdarahan postpartum primer 43,5 lebih besar daripada ibu bersalin tanpa
atonia uteri, uterus membesar dan lembek pada palpasi. Atonia uteri juga
dapat timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat
fungsi seksual dengan atrofi alat-alat genital, kehilangan rambut pubis dan
d. Kehamilan kembar
f. Polyhydramnion
h. Partus lama
l. Plasenta previa
m. Solutio plasenta
PATHWAY ATONIA UTERI
PERSALINAN
Plasenta lahir
ATONIA UTERI
DAFTAR PUSTAKA
Akhter S, Begum MR, Kabir Z, Rashid M, Laila TR, Zabeen F.(2003): Use of a
condom to control massive PPH. Medscape General Medicine.
Geri, Morgan dan Carol Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekoligi Panduan
Praktik. Jakarta: EGC
Kumar, Vinay et al. 2007. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease.
7th edition. Saunders