You are on page 1of 4

ANODIZING

A. Penjelasan Umum Tentang Anodizing

Anodizing adalah proses pelapisan secara elektrokimia yang bertujuan untuk mempertebal
atau memperkuat lapisan protektif alami pada logam. Melalui proses elektrokimia ini akan
terbentuk lapisan oksida berpori yang memungkinkan untuk dilakukan proses sekunder yaitu
pewarnaan. Proses anodizing ini dapat meningkatkan keandalan dari permukaan material
serta dapat meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Aluminium merupakan logam yang
sering di anodizing. Logam non-feros lain yang biasa di anodizing adalah Magnesium dan
Titanium.

B. Anodizing Aluminium

Anodizing dilakukan dengan mencelupkan logam ke dalam larutan elektrolit asam dan
mengalirkan arus listrik melalui media tersebut. Sebuah katoda dipasang pada tangki
elektrolit tersebut dan logam yang akan di anodizing berlaku sebagai anodanya, sehingga ion
oksigen dilepaskan dari larutan elektrolit untuk dikombinasikan dengan atom-atom
aluminium pada permukaan logam yang di anodizing.

C. Kelebihan Proses Anodizing

 Keandalan

Pada umumnya produk yang mengalami anodisasi memiliki umur pakai yang lebih lama dan
memiliki keandalan yang baik. Hal ini merupakan implikasi positif dari sifat lapisan yang
terikat dengan kuat dengan substrat logam dasarnya.

 Stabilitas Warna

Warna yang diaplikasikan pada lapisan hasil anodazing tahan terhadap sinar ultraviolet
sehingga tidak mudah pudar.

 Estetika

Anodizing dapat menghasilkan warna kilap yang sangat baik dan warna yang menarik. Tidak
seperti proses surface treatment lainnya, anodizing tetap mengizinkan mempertahankan
tampilan logam dasarnya.

 Biaya

Untuk jangka panjang, anodizing merupakan pilihan surface treatment yang dapat
memberikan nilai awal dan perawatan yang lebih rendah dibanding surface treatment yang
lain.

 Kesehatan dan Keselamatan


Proses anodizing menghasilkan permukaan berupa lapisan oksida yang efeknya tidak
berbahaya terhadap lingkungan.

D. Tipe Anodizing

 Chromic Acid Anodizing

Tipe ini menggunakan elektrolit Chromic Acid, menghasilkan lapisan hanya sekitar 0,5
hingga 2,5 mikron. Pada saat proses berlangsung, 50 % lapisan oksida terintegrasi ke dalam
substrat dan 50% pertumbuhan lapisan keluar. Lapisan yang dihasilkan cenderung lebih ulet
dibanding tipe lain.

 Sulfuric Acid Anodizing

Tipe ini merupakan tipe yang umum dilakukan yaitu menggunakan Asam Sulfat sebagai
elektrolit. Menghasilkan lapisan protektif sampai 25 mikron. 67% lapisan terintegrasi ke
dalam sisanya keluar. Lapisan yang dihasilkan permeable dan bersifat porous sehingga dapat
dilakukan pewarnaan. Bisa diaplikasikan untuk aplikasi arsitektur, bagian pesawat terbang,
otomotif, maupun komputer.

 Hard Anodizing

Elektrolit sama dengan tipe 2 tetapi menggunakan konsentrasi yang lebih pekat pada
temperatur yang lebih rendah. Menghasilkan lapisan protektif sampai 75%. Menghasilkan
lapisan dengan ketahanan korosi dan ketahanan abrasi yang sangat baik, anti pudar, tahan
terhadap suhu tinggi. Diaplikasikan pada komponen yang membutuhkan ketahanan korosi
yang tinggi seperti pada piston dan hydraulic gear

Anodizing salah satu tekhnik pewarnaan


logam aluminium
Anodizing alumunium adalah proses pelapisan Aluminium dengan zat warna. Pengertian
secara kimia adalah proses elektrolisa menggunakan larutan elektrolit sebagai penghubung
antara katoda dan anoda. Alumunium dipasang pada kutub positif (anoda) sehingga
permukaannya mengalami reaksi oksidasi dan terbentuk suatu lapisan oksida aluminium pada
permukaan benda tersebut, sehingga akan menjadi lapisan pelindung yang sekaligus
berfungsi sebagai dekoratif. Proses penganodaan ini tidak hanya dapat dilakukan pada logam
Aluminium, tetapi juga pada logam lain seperti Magnesium, Tembaga, Cadmium, Perak,
Titanium dan sebagainya.

Secara alami, anodizing akan mengubah permukaan aluminium menjadi aluminium oksida
yang akan menjadi sebuah selaput tipis yang disebut pori-pori. Anodizing dapat dilakukan
berulang-ulang. Hal ini menyebabkan aluminium menjadi lapisan oksida kokoh dan dapat
meningkatkan daya tahan abrasi. Proses Anodizing juga dapat mengubah dan memperbaiki
tampilan aluminium. Dengan menggunakan bahan pewarna dan prosedur khusus, Anodizing
akan meningkatkan daya tahan korosi.

Proses Anodizing alumunium berbeda dengan proses pelapisan logam (electro plating). Pada
proses Anodizing benda dipasang pada kutub positif (anoda), sedangkan pada proses
electroplating benda dipasang pada kutub negatif (katoda). Sehingga proses yang terjadi pun
akan berbeda. Pada anodizing terjadi proses oksidasi, benda dioksidasikan dengan aliran
listrik sehingga benda akan terkikis dan terbentuk oksida logam yang dimasuki oleh zat
warna. Sedangkan pada proses electroplating proses yang terjadi adalah proses reduksi.
Garam – garam pada larutan elektrolit tereduksi di katode menjadi logam bebas yang
melapisi benda tersebut.

Biasanya oksidasi anodik menggunakan elektrolit asam sulfat, karena selain murah mudah
untuk dikontrol, dan hasil pelapisannya mempunyai sifat astetik dan fungsional yang luas.
Proses anodisasi dilakukan pada suhu 21°C, rapat arus 130 – 260 A/m2 dan tegangan antara
12 – 22 V. Larutan elektrolit lain yang digunakan dalam oksida anoda:

1. Asam kromat

2. Asam fosfat

3. Asam oksalat

4. Asam sulfonat

5. Asam borak

Dalam anodizing ini terjadi proses – proses utama yaitu proses pratreatment, anodizing,
pencelupan ada zat warna dan sealing (penutupan pori-pori).

1. Proses pratreatment

Pada proses ini terjadi proses penghilangan kotoran dan debu kemudian proses pengkilatan
logam dengan chemical polish dan yang terakhir adalah proses penghilangan lemak yang
menempel pada logam
2. Proses Anodizing

Pada proses ini terjadi reaksi oksidasi logam pada katoda dengan larutan elektrolit dan aliran
listrik yang menghasilkan oksida logm yang memiliki pori – pori yang lebih besar.

3. Proses Pencelupan zat warna

Pada proses ini logam hasil anodizing di celupkan dalam larutan zat warna.

4. Proses Sealing

Pada proses ini pori – pori yang terbentuk pada proses anoding di tutup kembali agar zat
warna tersekap dalam pori – pori. Istilah sealing secara umum sebagai penjaga agar bahan
atau pengaruh fisis tidak masuk untuk mempengaruhi lapisan anodik. Sealing dilakukan
dengan menggunakan air yang panas yang menyebabkan hidrasi dari lapisan anodik.
Diharapkan sealant terserap oleh lapisan anodik. Jika lapisan anodik dimasukkan dalam air
murni pada suhu tinggi. Air bereaksi dengan alumunium oksida membentuk boehmite :

Al2O3 + H2O → 2AlOOH

Sealant yang luas digunakan ada1ah air murni atau air distilasi yang rendah kandungan
padatan dan bebas dari fosfat, rilikat, fluorit, dan klorit. Suhu yang digunakan untuk sealing
90°-100° C Pada suhu rendah butuh waktu sealing yang lebih lama :

1. Nikel asetat.

2. Dikromat.

3. Silikat.

4. Bahan organic.

5. Tehnik penguapan.

6. Sealing ganda.

Anodisasi keras pada umumnya dilakukan pada temperature rendah (<5oC) dengan tujuan
menumbuhkan oksida pada permukaan alumunium dengan sifat yang lebih padat, lebih tebal
dan lebih seragam, sehingga permukaan yang dihasilkan lebih keras. Asam oksalat
dipergunakan sebagai elektrolit karena tidak mengoksidasi benda kerja seagresif asam sulfat,
sehingga pelarutan kembali oksida yang sudah terbentuk dapat dijaga sesedikit mungkin.

You might also like