You are on page 1of 11

EMISI ( REDUKSI PALUTAN, EMISI KONTROL

PADA MOTOR PENYALAAN BUNGA API,


EMISI KONTROL PADA MOTOR PENYALAAN
TEKANAN )

Oleh :

Nama : ILHAM FAUZI AHMAD

Nrp : 1121600001

Prodi : Teknik Mesin

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2018
A. URAIAN UMUM DAN PENGERTIAN
Gas buang adalah sisa hasil pembakaran yang dihasilkan oleh pembakaran di dalam
mesin kendaraan bermotor.
Fungsi system gas buang adalah:
Untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran ke atmosfer;
Meningkatkan tenaga mesin;
Menurunkan panas;
Meredam suara mesin.
Sistem gas buang ini terdiri dari: Katup buang, Saluran buang, dan Peredam suara
(Muffer).

1. Katup Buang
katup buang bertugas menahan gas yang sedang terbakar dalam ruang selinder
sehingga terbakar seluruhnya dan pada waktu yang ditentukan katup buang membuka
dan menyalurkan gas sisa pembakaran keluar melalui saluran buang.
2. Saluran buang
Saluran buang dipasang untuk menyalurkan gas bekas sisa pembakaran di dalam
silinder menuju ke peredam suara.
3. Peredam Suara (Muffer)
Perdam suara bertugas menyalurkan gas bekas keluar ke atmosfir serta meredam
suara mesin.
Peredam suara (Muffer) biasanya terbagi dua jenis, yaitu:
a. Jenis Lurus (Straight Though)
Jenis ini terdiri dari sebuah pipa lurus yang dilingkupi pipa berdiameter lebih besar.
b. Jenis berbelok (Reverse Flow)
Jenis ini terdiri dari potongan-potongan pipa yang pendek dan sekat-sekat penahan
(baffles) guna menekan gas buang maju dan mundur sebelum keluar. Peredam seperti
ini menciptakan suatu ruang pemuaian yang dapat mengurangi suara gas buang dan
menahan semburan api.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang
tertutup dan tidak memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang
memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang dengan udara segar dari luar
ruangan. Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut
khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya.

Reduksi Polutan
Emisi gas buang dari kendaraan bermotor merupakan salah satu polutan yang
mencemari lingkungan. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beredar di
masyarakat menyebabkan emisi gas buang juga semakin meningkat. Emisi gas buang
itu sendiri adalah sisa hasil dari suatu proses pembakaran bahan bakar di dalam
mesin. Komposisi emisi gas buang berupa air (H2O), gas karbon manooksida (CO)
yang beracun, karbon dioksida (CO2) yang merupakan gas rumah kaca , sulfur (SOx),
senyawa nitrogen oksida (NOx), senyawa hidro carbon (HC) dan partikulat debu
termasuk timbel (PB) sebagai akibat ketidaksempurnaan proses pembakaran serta
partikel lepas.

Perlu diketahui komposisi emisi gas buang kendaraan bermotor berupa gas karbon
monooksida (CO), sulfur (SOx), senyawa karbon oksida (NOx), senyawa hidro
carbon (HC) dan partikulat debu termasuk timbel (PB) dapat mengganggu kesehatan
manusia dan lingkungan alam sekitar. Setelah berada di udara, beberapa senyawa
yang terkandung dalam gas buang kendaraan bermotor dapat berubah karena
terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan uap air, atau juga antara
senyawa-senyawa tersebut satu sama lain. Proses reaksi tersebut ada yang
berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga di lingkungan jalan raya, dan adapula yang
berlangsung dengan lambat.

Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi yang
panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau lebih
lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang
mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang kendaraan
bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2) yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara
berbagai oksida nitrogen dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan
oksida lain, yang dapat menyebabkan asap fotokimia (photochemical smog).

Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi dapat
terbentuk di pinggiran kota. Jarak pembentukan smog ini tergantung pada kondisi
reaksi dan kecepatan angin. Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil seperti
limbah (Pb), beberapa hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat
jatuh ke tanah bersama air hujan atau mengendap bersama debu, dan
mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke
dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui
sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri
makanan saat ini akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada
masyarakat kota maupun desa. Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung
membuat kondisi tanah dan air menjadi asam. Pengalaman di negara maju
membuktikan bahwa kondisi seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya ikatan tanah
atau sedimen dengan beberapa mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat
mencemari lingkungan.

Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah polutan (emisi gas buang kendaraan
bermotor) adalah dengan penggunaan filter knalpot (exhaust manifold) pada setiap
kendaraan bermotor. Sekarang ini sudah banyak material yang sudah terbukti
memiliki kemampuan untuk mereduksi emisi gas buang kendaraan. Jenis material
pereduksi emisi gas buang kendaraan bermotor ini sangat bervariasi, ada yang berasal
dari logam, keramik dan komposit. Secara prinsip bahwa material penyusun filter gas
emisi kendaraan yang dapat berfugsi untuk mereduksi emisi gas buang adalah:

1.Katalis

Katalis merupakan suatu zat yang mempengaruhi kecepatan reaksi tetapi tidak
dikonsumsi dalam reaksi dan tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia pada akhir
reaksi. Di dunia industri katalis telah digunakan secara luas, terutama pada industri
kimia. Akhir-akhir ini katalis juga digunakan untuk menangani masalah polusi udara,
terutama untuk mengurangi emisi gas carbon monoksida pada kendaraan bermotor.
Bahan–bahan yang dapat digunakan sebagai katalis adalah menggunakan logam–
logam mulia antara lain platinum, rhodium dan palladium. Namun karena jumlahnya
terbatas dan harganya yang mahal maka pemakaiannya terbatas. Sebagai bahan
alternatif dapat juga digunakan material substrat logam tembaga (Cu), kuningan
(CuZn) dan tembaga chrom (CuCr) untuk menggantikan bahan katalis tersebut.
2.Absorber

Absorber diartikan sebagai penyerap gas-gas yang berbahaya dari emisi kendaraan
bermotor. Material-material yang memiliki kekuatan untuk menyerap gas emisi
kendaraan bermotor adalah zeolit, arang karbon, dll. Dalam perencanaan filter gas
emisi kendaraan dapat digabungkan atau dipadukan antara katalis dengan absorber
untuk dapat mengoptimalkan pereduksinya. Pemasangan filter gas emisi kendaraan
ini dapat diletakkan di dalam knalpot atau exhaust manifold.

Emisi Kontrol Pada Motor Penyalaan Bunga Api


Terdapat 3 Elemen penting untuk menghasilkan tenaga pada mesin bensin:
1. Campuran Udara dan bahan bakar yang sesuai
2. Kompresi yang baik
3. Loncatan bunga api yang baik

Campuran sesuai :
- Homogen
- Perbandingan campuran 1 : 14,7 ( 1 kg bensin dengan 14,7 kg udara) --> Ideal
- Untuk kondisi tertentu disesuaikan
Kompresi baik :
- Perbandingan kompresi e = 8 – 12
- Menaikkan rendamen volumetrik
- Tekanan kompresi : 10 - 15 bar
- Tekanan pembakaran : 40 - 60 bar
Pengapian baik :
- Cukup tenaga listrik ( 3 mJ )
- Waktu penyalaan yang tepat
Perlu kontrol yang tepat untuk mendapatkan ketiga elemen ini secara bersamaan
(campuran udara – bensin (AFR) sesuai, kompresi yang baik dan WAKTU loncatan
api yang kuat dan tepat).
Proses Kontrol Komputer
Agar kontrol bekerja dengan baik, diperlukan sistem yang komprehensif dari berbagai
input dan output.
Sensor :
Komponen-komponen sebagai masukan :
- Sensor putaran
- Sensor aliran udara
- Sensor temperatur
- Sensor gas buang
- Dll.
Kontrol :
Bagian untuk memproses data-data masukan menjadi keadaan kerja engine sesuai
keinginan (harapan)
Aktuator :
Komponen-komponen sebagai aktor (pengeksekusi) suatu perintah :
- Injektor
- Koil
- Katup pengatur putaran (ISC)
- Dll.
Kesimpulan :
Saat pengapian yang tepat dipercikkan oleh KOIL pada busi, banyak-sedikitnya
bensin disemprotkan oleh INJEKTOR, Pengaturan pembukaan dan penutupan katup
untuk memperbaiki rendamen volumetrik berdasarkan masukan dari sensor-sensor.
Kontrol Sistem Bahan Bakar
Sistem EFI memakai sensor-sensor untuk mendeteksi kondisi kerja mesin dan
kendaraan. Sesuai dengan sinyal dari sensor-sensor tersebut, ECU mendeteksi semua
kondisi untuk mengatur volume injeksi bahan bakar dengan campuran udara-bahan
bakar yang optimal sepanjang waktu. Misal: saat start, selama pemanasan mesin,
akselerasi, deselerasi, atau membawa beban berat.

Start dan pemanasan :


Pada saat start dan pemanasan (temperatur mesin dingin) perlu penambahan bahan
bakar karena :
- Putaran mesin rendah (kompresi rendah)
- Campuran bahan bakar dan udara kurang homogen.
Tanpa Beban :
Selama berkendara dengan normal, ECU mesin menentukan volume injeksi bahan
bakar untuk mencapai rasio teoritis udara-bahan bakar ( 1 : 14,7 ).
Dengan Beban :
Saat terdeteksi kondisi beban ECU mengkalkulasikan volume injeksi bahan bakar
yang optimal dan mengoperasikan injektor untuk menginjeksikan volume bahan
bakar yang cukup (campuran kaya).

Kontrol Sistem Pengapian


Waktu pembakaran campuran udara dan bensin sekitar 2 milidetik dari awal
diledakkan sampai terbakar sempurna. Dalam sistem motronik (Electronic Spark
Advance),
Berdasarkan putaran dan beban mesin, ECU secara tepat mengontrol waktu
pengapian agar mesin dapat menghasilkan :
- Tenaga maksimum
- Irit bahan bakar
- Tidak terjadi detonasi
- Gas buang ramah lingkungan.

Sistem ISC mengontrol


Kondisi-kondisi yang dikontrol :
1. Temperatur dingin, putaran dinaikkan supaya mesin mudah hidup dan temperatur
kerja cepat tercapai.
2. Beban AC, putaran dinaikkan (Idel Up) karena mesin terbebani oleh kompresor
AC dan supaya sistem pendinginan AC dapat terpenuhi.
3. Beban Steering,
4. Beban Kelistrikan
5. dll.
Kontrol EGR (Exhaust Gas Recerculation)
Katup EGR berfungsi mensirkulasikan gas buang ke intake, EGR akan mereduksi
temperatur yang terlalu akibat kompresi pada
Dengan begitu kadar NOx dapat diturunkan (diminimalkan).

Kapan sistem EGR berfungsi :


• Putaran Idel
• Putaran rendah
• Beban menengah
Kapan sistem EGR tidak berfungsi
• Akselerasi
• Kecepatan tinggi
• Beban tinggi
Kontrol Penguapan Tangki Bahan Bakar

Sistem Kontrol Emisi Penguapan mencegah bahan bakar yang menguap dari tangki
bahan bakar untuk lepas ke atmosfir. Ini dilakukan dengan sebuah aktif) yang untuk
sementara menyerap emisi penguapan. Emisi ini kemudian dibawa masuk dan
dibakar setelah mesin selesai dipanaskan.

Nama bagian:
1. Dari tangki bensin
2. Karbon kanister
3. Udara luar
4. Katup kanister
5. ke Intake manifold
6. Katup gas
Kontrol Kerusakan (Program darurat)
ECU secara konstan memonitor sinyal - sinyal yang di input oleh berbagai sensor.
Bila ECU mendeteksi kerusakan pada sinyal input ECU merekam kerusakan dalam
bentuk DTC (Diagnostic Trouble Codes) dan menyalakan MIL (Malfunction
Indicator Lamp). Kendaraan masih dapat berjalan dengan program darurat. Dengan
demikian kendaraan masih dapat dikendarai untuk secepatnya dibawa ke bengkel.

You might also like