You are on page 1of 2

SKIZOFRENIA

No Dokumen :…/SOP-
SOP …/C/pkmTJL/2017
No Revisi :
Tanggal Terbit :11 Januari 2017
Halaman :1/3

Prosedur ini mencakup diagnosis dan tata laksana skizofrenia.


RUANG
LINGKUP
Memberikan terapi rasional pada pasien Skizofrenia.
Tujuan
Berlaku pada semua pasien skizofrenia
1. Kebijakan

PETUGAS Dokter,Perawat
1. Stetoskop
PERALATAN 2. Tensimeter

PROSEDUR 1. Pengertian
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat dan berlangsung lama
dan manifestasinya adalah gangguan pikiran (though),pembicaraan
(speed) dan perilaku (behaviour ).
2. Gejala klinis

2.1. Dating dengan tingkah laku gaduh dan mengacau


2.2. Gejala awal (prodromal)berupa penarikan diri dari hubungan
social.
2.3. Gangguan nyata dalam fungsi peran.
2.4. Gangguan nyata dalam hygiene diri dan berpakaian.
2.5. Apek yang tumpul,mendatar dan tak serasi.
2.6. Bicara melantur
2.7. Mempunyai ide (gagasan) yang aneh.
2.8. Pikiran magis seperti takhayul
2.9. Gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri
2.10. Adanya ilusi
3. Kriteria diagnose
3.1. Sedikitnya terdiri satu dari beberapa tanda : waham yang
aneh,halusinasi, hilangnya asosiasi pikiran dalam bidang
pekerjaan,hubungan social dan perawatan dirinya.
3.2. Penurunan fungsi penyesuaian dalam bidang pekerjaan,
hubungan soaial dan perawatan dirinya.
3.3. Gejala berlangsung terus menerus selama 6 bulan, yang
mencakup fase aktif dengan atau tanpa fase pradormal
maupun fase residual yaitu masa setelah fase aktif yang
menunjukkan sedikitnya 2 fase prodromal.
3.4. Tidak ada keluhan organic.
4. Penatalaksaan
4.1. Bila pasien gaduh dan gelisah sehingga mengganggu
lingkunggan atau membahayakan orang lain maupun dirinya
maka penderita harus dirawat.
4.2. Klorpromazine 3x100 mg bila belum tampak perbaikan setelah
1 minggu dinaikkan menjadi 3x200 mg.bila telah ada respon
maa dosis dipertahan kan selama 4 minggu sampai pasien
tenang.
4.3. Setiap minggu dosis diturunkan secara bertahap dan dosis
obat 3x50-100mg dipertahan kan selama 3 bulan.
4.4. Obat pilihan lain haloperidol 3x1-5mg.
4.5. Diberikan juga trixylphenidil untuk mencegah efek samping
ekstra pyramidal sindrom.
4.6. Rujuk spesialis jiwa untuk penanganan lebih lanjut.

REFERENSI Pedoman pengobatan dasar dipuskesmas hal,211-222,Depkes RI,2007

You might also like