You are on page 1of 8

pur07 vet

Purwono's Blog
 About
 Arsip
 Pengumpan RSS

balantidium.
In Uncategorized on 29 Juni 2009 at 10:50 am

Rate This

BAB III

GENUS BALANTIDIUM

Domain: Eukarya
Kingdom: Chromalveolata
Superphylum: Alveolata
Phylum: Ciliophora
Class: Litostomatea
Order: Vestibuliferida
Family: Balantiididae
Genus: Balantidium
Species: B. coli

MORFOLOGI

Genus balantidium mempunyai satu spesies yaitu Balantidium coli adalah


protozoa yang terbesar pada manusia dan hewan. Parasit ini mempunyai dua
tipehidup yaitu bentuk vegetatif dan bentuk kista. Parait ini ditemukan diseluruh
dunia yang beriklim subtropik dan tropik , tetapi frekuensinya rendah.
Hospes parasit ini adalah babi dan beberapa spesies kera yang hidup di daerah
tropik. Tapi kadang – kadang parasit ini ditemukan pada manusia dan
meyebabkan kerugian karena dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit.

Bentuk vegetatif adalah lonjong, besarnya 60 – 70 mikron atau lebar tubuhnya 30


– 100 mikron dan lebar 30- 80 mikron. Pada bagian anterior yang agak
menyempit, terdapat sitostom yang berfungsi sebagai mulut.bagian posterior
bentuknya agak melebar, pada daerah ini ditemukan sitoping ( cytopyge ) yan
berfungsi sebagai alat pengeluaran zat – zat yang tidak diperlukan lagi. Pada
seluruh tubuhnya terdapat bulu getar atau cilium. Cilium itu tersusun dalam baris
– baris longitudinal. Pada sitostom terdapat bulu getar yang agak panjang .
Fungsi bulu getar ialah untuk bergerak dan mengambil makanan. Di sitoplasma
terdapat dua buah inti yang khas yaitu Mempunyai inti dua tipe yaitu inti jenis
makronukleus dan mikronukleus yang berbentuk ginjal dan satu mikronukleus
kecil bulat. Selain inti ditemukan juga 1 – 2 buah vakuol kontraktil dan banyak
vakuol makanan.

Pada balantidium yang berbentuk kista, bentuk tubuhnya lonjong dan berdinding
tebal dan berlapis dua dan diantar dua lapisan dinding tersebut terdapat cilia
namun dapat menghilang bila dalam bentuk yang matang. Dan berukuran 45 – 65
mikron. Bentuk kista hanya mempunyai makronukleus, kista yang hidup masih
mempunyai bulu getar yang masih bergerak.

Gambar balantidium coli dalam bentuk kista dan trafozoite ( vegetatif)

Gambar balantidium coli

Balantidium coli cyst


Balantidium coli trophozoite
Balantidium coli trophozoite
SIKLUS HIDUP

Protozoa genus Balantidium merupakan protozoa yang yang dapat menginfeksi


manusia dan hewan. Protozoa ini merupakan protozoa yang terbesar. Habitat
parasit ini adalah didalam usus besar pada hewan dan manusia. Balantidium Kista
hidup didalam tinja dapat hidup 1 – 2 hari pada suhu kamar. Parasit ini hidup di
selaput lendir usus besar terutama di daera sekum. Bentuk kista ini adalah bentuk
infektif. Bila bentuk kista tertelan terjadi ekskistasi di dinding usus halus. Dari
satu keluar satu bentuk vegetatif yang segera berkembangbiak dan membentuk
koloni di selaput lendir usus besar. Setelah itu balantidium berkembang dan
dewasa lalu bertelur. Bentuk kista dan bentuk vegetatif keluar bersama tinja
hospes. Trafozoit dapat menembus dinding usus dan ikut mengalir bersama aliran
darah menuju organ – organ lain misalnya ke pulmo ( paru – paru ), liver dan
enchephalon ( otak ). Lalu memperbanyak diri di ekstraintestinal. Lalu
membentuk sista infektif dan megeluarkannya bersama feses.

Reproduksi balantidium coli.

Bentuk vegetatif selain bentuk yang masih makan, juga merupakan bentuk yang
berfungsi untuk berkembangbiak dengan cara belah transversal. Mula – mula
mikronukleus yang membelah diikuti oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga
menjadi dua organisme yang baru. Kadang – kadang tampak pertukaran kromatin
( konjugasi ). Reproduksi berlangsung seksual dan aseksual.

Perkembang biakan secara aseksual yaitu dengan belah pasang, yaitu dengan
membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi bila situasi kurang
menguntungkan. Misalnya tidak ada pejantan.

Perkembangbiakan secara seksual terjadi pada pembiakan ini dibantuk sel


kelamin, yaitu makrogametositdan mikrogametosit yang kemudian membelah
membentuk makrogamet dan mikrogamet. Setelah pembuahan menjadi zigot. Inti
zigot membelah menjadi banyak yang disebut sporozoit. Proses ini disebut
sporogoni.

EPIDIMIOLOGI

Parasit ini banyak ditemukan pada babi yang dipelihara ( yang berkisar antara 60
– 90%). Penularan antar babisatu ke babi yang lainnya mudah terjadi, sekali –
sekali dapat menular pada manusia ( zoonosis).

Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut atau melalui makanan yang
terkontaminasi, misalnya pada orang yang memelihara babi dan yang
membersihkan kandang babi ; bila tangan ini terkontaminasi dengan tinja babi
yang mengandung bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah infeksi.
Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya
penularan.

Patogensis dan gejala klinis

Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir irip dengan penyakit
yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Di selaput lendir usus besar, bentuk
vegetatif membentuk abses- abses kecil yang kemudian pecah. manjadi ulkus
yang menggaung. Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus merata pada
selaput lendir usus besar. Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang
berakibat fatal. Biasanya disertai dengan sindrom disentri. Penyakit dapat menjadi
menahun dengan diare yang di sertai konstipasi, sakit perut, tidak nafsu makan,
muntah, dan kakeksia ( cachexia ). Infeksi ringan Balantidium coli biasanya idak
menampakkan gejala, bila parasit hidup dirongga usus besar.
Balantidium coli kadang – kadang dapat menimbulkan infeksi eksterintestinal,
misalnya dapat menyebabkan peritonitis dan uretritis. Pernah ditemukan bahwa
Balantidium coli di hepar dan pulmo. Bahkan di ekuador Balantidium coli
ditemukan sebagai sindrom disentris dan abses hepar.

Balantidiasis

1. Identifikasi

Protozoa yang menginfeksi usus besar dan menyebabkan diare atau disenteri
diikuti dengan kolik abdominal, tenesmus, nausea dan muntah-muntah. Biasanya
disenteri disebabkan oleh amebiasis, dengan kotoran yang berisi banyak darah dan
lendir tapi sedikit pus. Invasi ke peritoneum atau saluran urogenital jarang terjadi.

Diagnosa dibuat dengan menemukan trofozoit dari parasit atau kista dari
balantidium coli pada kotoran segar, atau trofozoit ditemukan melalui
sigmoidoskopi.

2. Penyebab penyakit.

Balantidium coli, protozoa besar dengan silia.

3. Distribusi penyakit.

Tersebar di seluruh dunia, infeksi pada manusia jarang terjadi namun wabah yang
bersifat “water borne” biasa terjadi pada daerah yang sanitasi lingkungannya
sangat buruk. Kontaminasi lingkungan dengan tinja dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah kasus. Wabah besar pernah terjadi di Equador pada tahun
1978.

4. Reservoir.

Babi, kemungkinan juga hewan lain, seperti tikus dan primata selain manusia.

5. Cara Penularan.

Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi; pada saat
wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan sporadis
terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air, dan
makanan yang terkontaminasi.

6. Masa Inkubasi.

Tidak diketahui, mungkin hanya beberapa hari.

7. Masa Penularan : Selama infeksi.


8. Kerentanan dan Kekebalan.

Sebagian besar orang sepertinya memiliki kekebalan alami. Orang dengan


keadaan umum yang jelek karena suatu penyakit sebelumnya, bila terinfeksi oleh
parasit ini akan menjadi serius bahkan fatal.

9. Cara Cara Pemberantasan.

A. Cara Pencegahan :

1) Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene perorangan.

2) Beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah makanan melalui instansi


kesehatan.

3) Pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi persyaratan sanitasi.

4) Kurangi kontak dengan kotoran babi.

5) Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk masyarakat dari


kontaminasi kotoran babi. Filter pasir/tanah dapat menyaring semua kista,
klorinasi air dengan cara yang biasanya dilakukan tidak menghancurkan kista. Air
dalam jumlah sedikit untuk diminum lebih baik dimasak.

B. Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan Sekitarnya :

1). Laporan kepada instansi kesehatan setempat : laporan resmi tidak


diperlukan, Kelas 5 (lihat tentang pelaporan penyakit menular).

2). Isolasi : tidak dilakukan.

3). Disinfeksi serentak : pembuangan kotoran yang saniter.

4). Karantina : tidak dilakukan.

5). Imunisasi : tidak dilakukan

6). Investigasi kontak dan sumber infeksi : pemeriksaan mikroskopis tinja dari
anggota rumah tangga dan kontak yang dicurigai. Lakukan investigasi terhadap
mereka yang kontak dengan babi; bila perlu berikan tetrasiklin pada babi yang
terinfeksi.

7). Pengobatan spesifik: Tetrasiklin dapat menghilangkan infeksi; pengobatan


dengan metronidazole (Flagyl) juga efektif .
C. Penanggulangan Wabah : ditemukannya
penderita atau sejumlah penderita di suatu daerah
membutuhkan penyelidikan epidemiologis segera,
terutama penyelidikan yang menyangkut sanitasi
lingkungan.
DIAGNOSA
Dengan melihat pada tinja hewan dab manusia
apabila ditemukan balantidium coli dalam bentuk
vegatatif ( trafozoit) dan bentuk kista, maka hewan
maupaun manusia tersebut terinfeksi positif
balantidium coli.
PROGNOSA
Bila infeksi yang terjadi ringan dan bersifat
menahun, prognosanya fausta ( masih dapat
disembuhkan ) tetapi apabila penderitanya lemah
kondisi fisiknya , infeksi dengan balantidium coli
ini bersifat fatal ( infausta).
Iklan

Terkait

PLATYHELMINTHES

Tanggal praktikum : Sabtu,27 maret…

cestoda

▶ Satu Tanggapan
« Before cestoda 29 Juni 2009
AfterFISIOLOGI IMUN DAN MEKANISME PERTAHANAN 5 Juli 2009 »


o About
This is an example of a WordPress page, you could edit this to put
information about yourself or your site so readers know where you
are coming from. You can create as many pages like this one or
sub-pages as you like and manage all of your content inside of ...
Baca lebih lanjut →


o Arsip
 Juni 2012
 Mei 2012
 April 2012
 Maret 2012
 Februari 2012
 Januari 2012
 Desember 2011
 November 2011
 Oktober 2011
 Juli 2011
 Februari 2011
 Desember 2010
 Juli 2009
 Juni 2009
 April 2009
 Maret 2009
 cerita ku
 Uncategorized
 Profesi
 Puisi
 tentang aku


o Blog Stats
 64,655 hits
o Top Posts & Halaman
 FISIOLOGI IMUN DAN MEKANISME PERTAHANAN
 bahasa latin
 fasciolosis
 PLATYHELMINTHES
 serosis hepatis
o Twitter Terbaru
Kesalahan: Twitter tidak merespons. Tunggulah beberapa menit
dan perbarui halaman.

o member

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini


dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat
elektronik.

Bergabunglah dengan 8 pengikut lainnya


o
o poerwono purkinje

Blog di WordPress.com.

 Ikuti

You might also like