You are on page 1of 22

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

MODUL - 1

ASUHAN PERSALINAN KALA III


WILDATUSSA’ADAH
030216A183

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN TRANSFER

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2016
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN
Disiapkan oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh:
Mahasisiwi DIV Kebidanan Dosen Pembimbing Lahan Dosen Pembimbing Praktek

Wildatussa’adah Anis Nurhidayati, S.ST., M.Kes Heni Hirawati, S.SiT., M.Kes

2
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya yang tidak bisa ternilai. Shalawat dan salam kita ucapkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Modul
Asuhan Persalinan Kala III ini disusun agar dapat membantu mahasiswa memahami lebih
dalam mengenai Asuhan Persalinan Kala III sehinga saat pelaksaan praktik kebidanan
mahasiswa dapat memberikan asuhan kepada klien dengan sebaik-baiknya. Sebagai buah
karya manusia, penulis menyadari modul ini tidak luput dari segala kekurangan. Oleh karena
itu penulis senantiasa berusaha memperbaiki modul pada edisi-edisi selanjutnya.

Surakarta, 2017
Penulis

3
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

DAFTAR ISI

1. Cover ................................................................................................................... 1
2. Lembar Pengesahan ............................................................................................ 2
3. Kata Pengantar ..................................................................................................... 3
4. Daftar isi modul .................................................................................................. 4
5. Daftar istilah ........................................................................................................ 5
6. Pendahuluan......................................................................................................... 6
7. Kegiatan Belajar 1: Asuhan Persalinan Kala III .................................................. 9
8. Daftar Pustaka...................................................................................................... 23

4
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

DAFTAR ISTILAH

1. Central : tengah
2. Fundus Uterus : bagian puncak rahim
3. Hemostatis : mekanisme alami dari tubuh untuk menghentikan
kehilangan darah yang berlebihan.
4. Introitus Vagina : lubang pintu masuk vagina
5. Lapisan Nitabusch : kelainan pada desidua basalis dan tidak terbentuknya
lapisan fibrinoid
6. Marginal : batas tepi

7. Miometrium : lapisan tengah dari dinding rahim yang terdiri dari sel-

sel otot polos dan mendukung jaringan stroma


dan pembuluh darah
8. Oblik : posisi janin melintang miring/diagonal
9. Retraksi Uterus : otot uterus yang memendek ketika bereaksi terhadap
rangsagan tetapi tidak kembali panjang yang semula
sesudah kontraksi tersebut selesai.

10. Syimpis Pubis : pertemuan antara tulang pinggul kiri dan kanan di

bagian depan tubuh tepat di atas kemaluan (pubis).

5
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

PENDAHULUAN

A.
A. RASIONAL
Rasional DanDAN DESKRIPSI
Deskripsi SingkatSINGKAT
Assalamua’alikum Wr. Wb ….

Selamat berjumpa di modul 1 Mata Kuliah Asuhan Persalinan Kala III.

Kita tahu bahwa persalinan adalah proses fisiologis yang dialami oleh ibu bersalin,
dimana terdapat proses pengeluaran bayi dan plasenta dari jalan lahir baik pervaginam
maupun perabdominal. Pada saat setelah pengeluaran bayi, maka tentunya kita sebagai
bidan harus melahirkan plasenta dengan manajemen aktif kala III sesuai 60 langkah
Asuhan Persalinan Normal. Jika manajemen aktif kala III yang dilakukan sudah sesuai
maka akan menekan kejadian perdarahan pada ibu post partum. Pada Modul l, Anda
akan mempelajari Asuhan Persalinan Kala III.

Setelah mempelajari modul 1 ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan asuhan


persalianan kala III.

B.
B. RELEVANSI
Relevansi
Seperti kita ketahui bahwa persalinan adalah proses yang membahagiakan bagi
seorang ibu dan keluarganya. Ketika bayi lahir selamat tentunya keluarga
menginginkan ibunya juga selamat. Saat bayi lahir tentunya tugas bidan belum selesai.
Bidan harus mengeluarkan plasenta dari rahim ibu. Jika tidak dikeluarkan maka akan
resiko terjadi perdarahan. Bidan harus melakukan manajemen aktif kala III dengan
benar dan sesuai 60 langkah Asuhan Persalinan Normal. Tentunya bidan harus
memiliki keterampilan yang handal dalam melakukan asuhan ini. Namun sebelum
melakukan manajemen aktif kala III dengan benar, maka kita hars tahu tentang apa sih

6
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

sebenarnya Kala III itu?? Baiklah…mari kita bahas mengenai asuhan persalinan kala
III satu peratu.

C.
C. PETUNJUK BELAJAR
Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan Anda menhikuti proses pembelajaran Modul 1 ini, maka akan
lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sebelum anda mempelajari isi bab ini, terlebih dahulu baca baik – baik deskripsi
materi yang ada pada awal bab ini.
2. Sesudah itu, mualailah pelajari isi bab ini dan rangkumannya dengan cermat.
3. Diskusikan dengan teman – teman dan permasalahan yang masih belum jelas dan
apabila ada kesulitan jangan malu untuk menanyakan kepada pengajar atau
pembimbing.
4. Apabila semua tugas telah selesai didiskusikan, kerjakan semua soal latihan yang
telah ada pada lembar tersendiri dan jangan melihat jawaban.
5. Setelah menjawab pertanyaan itu, Kemudian cocokkan jawaban anda dengan
kunci jawaban yang telah tersedia.
6. Ukurlah sendiri kemampuan dalam menjawab soal – soal yang ada. Hasil jawaban
anda menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

Kami mengharap, jika Anda dapat mengikuti keseluruhan dari kegiatan belajar
modul ini dengan baik. Saya yakin jika Anda dapat menyelesaikan dan memahami
Modul 1 ini dengan baik.

SELAMAT BELAJAR !!!

7
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

D. Pentunjuk
D. PETUNJUK BAGI
Bagi FASILITATOR
Fasilitator

1. Pahami capaian pembelajaran Modul 1 ini


2. Membimbing peserta didik untuk membaca modul ini dengan seksama disertai
dengan penjelasan untuk hal-hal yang sulit
3. Memahami mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi materi
4. Memahami dalam mencari sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi
5. Membimbing peserta didik untuk mengerjakan latihan soal
6. Membimbing dalam kegiatan belajar mengajar dengan membentuk kelompk kecil
dan presentasi di depan kelas
7. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajran untuk
setiap materi yang dibahas dan mendiskusikanya dengan teman
8. Bersama peserta didik lakukan penilain terhadap kemampuan yang dicapai peserta
didik.

8
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

KEGIATAN BELAJAR 1

ASUHAN PERSALINAN KALA III

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapakan mampu menjelaskan asuhan
persalinan Kala III dengan tepat sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan.

B. TUJUAN
B. PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
KHUSUS
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapakn mampu :
1. Menjelaskan pengertian asuhan persalinan kala III
2. Menjelaskan batasan persalinan kala III
3. Menjelaskan fisiologis persalinan kala III
4. Menjelaskan manajemen aktif kala III
5. Menjelaskan langkah-langkah manajemen aktif kala III

C. POKOK MATERI
C. POKOK-POKOK MATERI
1. Asuhan persalinan kala III
2. Batasan persalinan kala III
3. Fisiologis persalinan kala III
4. Manajemen aktif kala III

D. URAIAN MATERI
D. URAIAN MATERI

Pernahkah Anda mendengar tentang asuhan persalinan Kala III? Apa sih
sebenarnya kala III itu??? Bila belum jelas, mari kita bahas satu-persatu mulai dari
pengertian asuhan persalinan kala III, batasan asuhan persalinan kala III, fisiologi
asuhan persalinan kala III, manajemen aktif kala III dan langkah-langkah asuhan
persalinan kala III.

9
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Pengertian

Nah, sebelum kita tahu lebih jauh tentang kala III maka kita harus tau
pengertianya. Kala III adalah waktu untuk pelepasan plasenta dan pengeluaran
plasenta yang berlangsung 30 menit, kontraksi uterus sekitar 5-10 menit baik pada
primipara maupun multipara (Damayanti, dkk, 2012).
Kemudian dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta
lepas dari lapisan Nitabusch/Desidua (selaput lendir rahim). Nah, kemudian,
tempat perlengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,
maka plasenta menjadi berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus
setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina
(Damayanti, dkk, 2012). Itu yang harus diingat ya, jangan sampai salah.

2. Batasan Persalinan Kala III


Dalam asuhan persalinan Kala III terdapat batasanya sendiri. Batasan
kala III sendiri itu dimulai dari mana? Apakah Anda tau ? Jika belum mari kita
bahas. Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Proses ini
merupakan kelanjutan dari proses persalinan sebelumnya. Selama kala III proses
pemisahan dan keluarnya plasenta serta membaran terjadi akibat faktor-faktor
mekanis dn hemostatis yang saling mempengaruhi. Waktu pada saat plasenta dan
selaputnya benar-benar terlepas dari dinding uterus dapat bervariasI. Rata-rata kala
III berkisar 15-30 menit, baik pada primipara maupun multipara. Nah, jadi apakah
Anda sudah mengerti dengn batasan kala III? Jika sudah mengerti mari ke materi
selanjutnya.

3. Fisiologi Kala III


Setelah kita tahu Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Tempat
perlekatan menjadi semakin mengecil, ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus. Lalu apa
yag akan terjad setelah plasenta terlepas? Maka, plasenta akan turun kebagian
bawah uterus atau kedalam vagina. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan

10
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

berkontraksi dan menekan semua pembuluh darah sehingga akan menghentikan


perdarahan dari tempat melekatnya plasenta. Pengeluaran plasenta disertai
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Perdarahan dianggap patologis bila
melebihi 500 cc (Sukarni, dkk, 2013). Anda harus tahu batas normal perdarahan
pada ibu post partum agar dapat melakukan tindakan segera jika terjadi
kegawatdaruratan ya.
Seperti yang kita tahu bahwa proses persalinan itu hal yang fisiologis,
namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Ayo kita simak!
Tiga faktor yang saling mempengaruhi proses fisiologis normal yang
mengendalikan perdarahan dan merupakan hal yang sangat penting dalam
meminimalisir perdarahan yaitu :

1. Retraksi serat-serat otot uterus oblik pada segmen atas uterus tempat
pembuluh darah saling terjalin
2. Adanya kontraksi uterus yang kuat setelah pemisahan
3. Pencapaian hemostatis (Marmi, 2012).

Apakah Anda tahu sebenarnya terdapat 3 metode dalam pelepasan


plasenta ? mari kita ulas!

Gambar 1 Mekanisme Pelepasan Plasenta

1. Metode Schulze
Yang pertama adalah metode Sculze. Apakah itu?? Menurut manuaba
(1998) dalam Marmi (2012) menyatakan bahwa Metode Schulze yaitu,
pelepasan plasenta mulai dari pertengahan, sehingga plasenta lahir diikuti
oleh pengeluaran darah. Metode ini ditandai dengan semakin bertambah

11
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

panjangnya tali pusat di introitus vagina tanpa adanya perdarahan pervaginam


(Marmi, 2012). Nah harus diingat ya ciri-ciri metode ini.
2. Metode Matthews Ducan
Kedua adalah Metode Matthews Ducan, ayo kita ulas! Menurut
Manuaba (1998) dalam Marmi (2012) menyatakan bahwa Metode Matthews
Ducan yaitu, pelepasam plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan
dan diikuti pelepasan plasentanya. Metode ini ditandai dengan keluarnya
darah pervaginam dan umumnya tidak lebih dari 400 ml. Jika sudah lebih dari
400 ml, maka itu mengidentifikasikan adanya keadaan patologik. Proses
pelepasan pada metode ini berlangsung lebih lama dan darah yang hilang
sangat banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik dibagaian bawah segmen)
(Marmi, 2012). Nah, Anda harus tau perbedaannya dengan metode Schulze
agar tidak salah.
3. Terjadi serempak atau kedua-duanya yaitu Central dan Marginal
Yang ketiga adalah pada keadaan normal menurut Caldeyro-Barcia plasenta
akan lahir spontan dalam waktu  6 menit setelah anak lahir lengkap. Untuk
mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya, dipakai
beberapa prasat antara lain :
a) Perasat Kustner

Gambar 2 Perasat Kustner

Teknik yang harus kita ketahui adalah tangan kanan meregangkan


atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan daerah di atas
sympisis pubis. Bila tali pusat ini masuk kembali dalam vagina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus. Nah, harus diingat ya ciri-
cirinya.

12
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

b) Perasat Strassman

Kemudian prasaat ini menggunkan teknik, tangan kanan


meregangakan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetok-
ngetok fundus uteri. Bila terasa ada getaran pada tali pusat yang
diregangkan ini, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus dan bila
terasa tidak ada getaran maka sebaliknya. Disini juga ada ciri khas ya,
jadi jangan sampai salah.

c) Perasat Klein

Gambar 3 Perasat Klein

Dalam prasat ini, tekniknya adalah anjurkan ibu untuk mengejan


dan tali pusat tampak turun ke bawah. Bila mengejannya berhenti dan
tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas
dari dinding uterus. Prasat ini lebih mudah diingat ya, karena hanya
dengan menganjurkan ibu mengejan dan kita tahu apakah palsenta
sudah lahir apa belum.

d) Perasat Crede

Gambar 4 Perasat Crede

13
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

Prasat ini menggunakan teknik, dengan cara memijat uterus


seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding uterus hnaya
dapat dipergunakan bila terpaksa misalnya pendarahan. Perasat ini dapat
mengakibatkan kecelakaan pendarhan post partum (Marmi, 2012).
Harus sangat hati-hati ya, karena prasaat ini digunakan biasanya saat
terjadi retensio plasenta, dan bukan prasat cara mengeluarkan plasenta
fisiologis.

Setelah diulas tentang metode/cara pelepasan plasenta, apakah Anda sudah


tahu ciri-ciri plasenta yang sudah terlepas itu yang bagaimana sih ? Ayo kita
bahas! Menurut Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi (JNPK-
KR) (2008) menyatakan bahwa, tanda – tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal berikut ini:

1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus


2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah mendadak dan singkat
Harus diingat 3 hal tersebut agar dapat memberikan asuhan yang tepat saat
mengeluarkan plasenta!

4. Manajemen Aktif Kala III

Pernahkah Anda mendengar tentang manajemen aktif kala III? Pasti sudah
sering mendengar namun belum tahu banyak. Ayo kita ulas bersama! manajemen
aktif kala III merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan setelah bayi lahir
untuk mempercepat lepasnya plasenta dengan syarat janin tunggal.
Kemudian apa sih sebenarnya tujuan dari manajemen aktif kala III itu ?
mengapa sangat penting dilakukan? Menurut Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-
Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) (2008) menyatakan bahwa, manajemen aktif
Kala III bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga
dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan
darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksaan fisiologis.

14
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

Nah, kita sudah mengetahui pengertian dan tujuan dari manajemen aktif
kala III. Tentunya manajemen aktif kala III ini memiliki keuntungannya sendiri.
Apakah Anda tahu ? Mari kita bahas! Keuntungan manajemen aktif kala tiga adalah
persalinan kala tiga lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah,
mengurangi kejadian retensio plasenta. Tiga langkah utama dalam manajemen aktif
Kala III adalah :
a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
c. Masase fundus uteri (Marmi, 2012).
Tiga langkah diatas sangatlah penting, karena langkah tersebut merupakan
manajemen utama dalam asuhan persalinan. Catat dan ingat!

5. Langkah-Langkah Kala III


Anda harus mengetahui langkah-langkah dari kala III itu apa saja. Berikut adalah
penjabaran dari langkah-langkah tersebut. Baca dan pahami!
Oksitosin
1. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
2. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
3. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10
unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih
dahulu.
Peregangan Tali Pusat Terkendali
4. Memindahkan klem pada tali pusat
5. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
6. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio

15
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali
pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untuk melakukan ransangan puting susu.
Mengluarkan Plasenta
7. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat
ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5
– 10 cm dari vulva
b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
2) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
8. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan
hatihati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
Pemijatan (Masase) Uterus
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

16
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

E. RANGKUMAN
E. RANGKUMAN

Secara singkat asuhan persalinan kala III dapat diartikan sebagai waktu untuk
pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta yang berlangsung 30 menit, kontraksi
uterus sekitar 5-10 menit baik pada primipara maupun multipara.
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Proses ini merupakan
kelanjutan dari proses persalinan sebelumnya. Proses terjadinya kala III dimulai dari
otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus
atau kedalam vagina. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan
menekan semua pembuluh darah sehingga akan menghentikan perdarahan dari tempat
melekatnya plasenta.
Manajemen aktif kala III merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan
setelah bayi lahir untuk mempercepat lepasnya plasenta dengan syarat janin tunggal.
Keuntungan manajemen aktif kala tiga adalah persalinan kala tiga lebih
singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi kejadian retensio plasenta.
Tiga langkah utama dalam manajemen aktif Kala III adalah :
d. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
e. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
f. Masase fundus uteri (Marmi, 2012).

E.F. TES
TUGAS
FORMATIF

1. Seorang perempuan melahirkan bayinya di BPM Ani 2 menit yang lalu. Hasil
pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 88x/m, R: 20x/m S: 37oC. Kondisi ibu baik,
bayi lahir selamat, bdan telah menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha bagian
luar. Bidan telah melakukan peregangan tali pusat terkendali dan plasenta telah
terlepas. Tali pusat terlihat bertambah panjang di introitus vagina tanpa adanya
perdarahan pervaginam. Ini adalah salah satu dari metode dari…
a. Metode Matthews Ducan

17
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

b. Metode Schulze
c. Metode Central
d. Metode Marginal

2. Seorang perempuan melahirkan di RS Indah Jaya 5 menit yang lalu. Hasil


pemeriksaan TD: 110/60 mmHg, N: 85x/m, R: 22x/m S: 37,5oC, bayi lahir
selamat, plasenta belum lahir, telah disuntikkan oksitosin 10 IU. Bidan melakukan
peregangan tali pusat terkendali kemudian menganjurkan ibu untuk mengejan dan
tali pusat tampak turun ke bawah. Ternyata setelah ibu berhenti mengejan tali
pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus adalah prasat dari…
a. Perasat Klein
b. Perasat Crede
c. Perasat Kustner
d. Perasat Strassman

3. Seorang perempuan melahirkan di RS Mawar 5 menit yang lalu. Hasil


pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 80x/m, R: 22x/m S: 37,5oC, bayi lahir
selamat, plasenta belum lahir, telah disuntikkan oksitosin 10 IU. Saat bidan
melakukan peregangan tali pusat terkendali terdapat semburan darah tiba-tiba. Hal
ini merupakan salah satu dari tanda-tanda pelepasan plasenta dari dua tanda.
Kemudian tanda-tanda pelepasan palsenta lainnya adalah …
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b. Tali pusat menumbung
c. Nyeri pada perut bawah
a. Kontraksi hebat

4. Seorang perempuan melahirkan di RS Bahagia 10 menit yang lalu. Hasil


pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 80x/m, R: 22x/m S: 37,5oC, bayi lahir
selamat, plasenta telah lahir, tidak terjadi perdarahan karena bidan melakukan
manajemen aktif kala III dengan benar. Berikut keuntungan manajemen aktif kala
tiga adalah kecuali…

18
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

a. Kala tiga lebih singkat


b. Mengurangi jumlah kehilangan darah
c. Mengurangi kejadian retensio plasenta
d. Mengurangi efektivitas kontraksi uterus

5. Seorang perempuan P3A0 melahirkan di RS. Hasil pemeriksaan TD: 110/80


mmHg, N: 85x/m, R: 20x/m S: 37,5oC. Kemudian setelah 10 menit berlalu ia
melahirkan bayinya, tetapi plasentanya belum lahir. Terdapat semburan darah
tiba-tiba dari jalan lahir, kontraksi uterus baik, dan TFU 2 jari diatas pusat.
Asuhan segera yang harusnya dilakukan oleh Bidan setelah kelahiran anak
ketiganya adalah…
a. Meregangkan tali pusat
b. Menyuntikkan oksitosin
c. Melakukan masase uterus
d. Melakukan manual plasenta

6. Seorang perempuan P1A0 melahirkan di RS Amanah. Hasil pemeriksaan TD:


110/90 mmHg, N: 89x/m, R: 20x/m S: 37,5oC. Kemudian setelah 10 menit berlalu
ia melahirkan bayinya, dan plasenta belum lahir. Terdapat semburan darah tiba-
tiba dari jalan lahir, kontraksi uterus baik, dan TFU 2 jari diatas pusat. Semburan
darah yang dialami tersebut disebabkan karena …
a. Inversio uteri
b. Perlukaan jalan lahir
c. Lepasnya insersi plasenta
d. Adanya sisa selaput ketuban
e. Robekan pada dinding uterus

7. Seorang perempuan P2A0 telah melahirkan bayi dan plasenta belum lahir , saat
ini ibu merasakan nyeri pada perutnya, serta mengeluarkan darah. Kemudian
bidan melakukan pemeriksaan didapatkan hasil: TD 110/70 MmHg, : 87x/m, R:
22x/m S: 37,5oC, kontraksi uterus baik, bidan akan melakukan manajemen aktif
kala III. Diagnosa yang bidan berikan untuk kasus Ny. Y adalah …
a. Inpartu kala III dengan Atonia Uteri

19
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

b. Inpartu kala III dengan Inversio Uteri


c. Inpartu kala III dengan Rupture Uteri
d. Inpartu kala III Fisologis

8. Seorang perempuan P1A0 melahirkan bayinya di BPM Yohani 2 menit yang lalu.
Hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 82x/m, R: 22x/m S: 37oC. Plasenta
belum lahir, terdapat semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir, kontraksi uterus
baik. TFU 2 jari diatas pusat. Asuhan segera yang dilakukan bidan setelah
kelahiran anak pertama adalah…
a. Meregangkan tali pusat
b. Menyuntikkan oksitosin
c. Melakukan masase uterus
d. Cek kemungkinan adanya janin kedua

9. Seorang perempuan P2A0 melahirkan bayinya di BPM Raisa 10 menit yang lalu.
Hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, N: 82x/m, R: 22x/m S: 37oC, bayi lahir
selamat, plasenta telah lahir, kontraksi uterus baik. Kemudian bidan mengecek
kelengkapan kotiledon plasenta. Jumlah normal kotiledon plasenta adalah…
a. 5-14 buah
b. 7-10 buah
c. 15-20 buah
d. 11-14,5 buah

10. Seorang perempuan P2A0 melahirkan bayinya di BPM Nadia 10 menit yang lalu.
Hasil pemeriksaan TD: 100/80 mmHg, N: 80x/m, R: 22x/m S: 37oC, bayi lahir
selamat, plasenta belum lahir, kontraksi uterus baik. Saat ini bidan akan
melakukan manajemen aktif kala III. Namun terdapat pengeluaran darah yang
normal. Pengeluaran darah yang abnormal adalah…
a. 100-200 cc
b. 250-300 cc
c. 150-200 cc
d. >500 cc

20
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

KUNCI JAWABAN

1. B
2. A
3. A
4. D
5. A
6. C
7. D
8. D
9. C
10. D

21
Modul -1 Asuhan Kebidanan Persalinan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Asuhan Persalinan Normal “ Asuhan Essensial, Pencegahan Dan


Penangggulangan Segera Komplikasi Persalinan Dan Bayi Baru Lahir”,
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi

Damayanti, Ika Putri, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Komperhensif Pada Ibu Bersalin
Dan Bayi Baru Lahir, Yogyakarta ; CV Budi Utama

Marmi. 2012. Intranatal Care “Asuhan Kebidanan Pada Persalinan”, Yogyakarta ;


Pustaka Pelajar
Wahyu & Sukarni. 2013. Keperawatan Maternitas, Yogyakarta ; Nuha Medika

22

You might also like