You are on page 1of 5

A.

KELUARGA
Keluarga sebagai sebuah arena interaksi kepribadian sehingga penekanan diberikan
kepada karakteristik transaksional dinamis keluarga. Keluarga juga dapat didefisinikan
sebagai sebuah sistem sosial kecil yang terbuka yang terdiri atas suatu rangkaian bagian
yang sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal maupun
lingkungan eksternalnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih
yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian dari keluarga.
 Keluarga Inti(terkait dengan pernikahan) : Keluarga yang terbentuk karena
pernikahan, peran sebagai orang tua atau kelahiran terdiri dari suami istri dan
anak-anak mereka, adopsi
 Keluarga orientasi (keluarga asal) :Unit keluarga tempat seseorang dilahirkan
 Extended family :Keluarga inti dan individu terkait lainnya(oleh hubungan
darah), yang biasanya merupakan anggota keluarga asal dari salah satu pasangan
keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas “sanak saudara” dan dapat mencakup
nenek/kakek,bibi, paman, keponakan dan sepupu.
 Keluarga Dengan Anak Prasekolah
Kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 1/2 tahun dan diakhiri
ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga dapat terdiri dari tiga sampai lima orang dengan
posisi pasangan suami-ayah,istri-ibu, putra-saudara laki-laki dan putri-saudara
perempuan. Kehidupan keluarga pada tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang
tua. Bagi orang tua yang memiliki tuntutan besar terhadap waktu mereka,mungkin ibu
juga bekerja baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meskipun demikian, menyadari
bahwa orang tua adalah arsitek keluarga yang merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga untuk menguatkan hubungan mereka,menjaga pernikahan tetap
hidup baik. Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini, terutama pada area
kemandirian. Mereka harus mencapai otonomi dan kemandirian yang cukup agar mampu
menangani diri mereka sendiri tanpa orang tua diberbagai tempat. Pengalaman ditaman
kanak-kanak,project head start,pusat penitipan anak atau program serupa lainnya adalah
cara yang baik untuk membantu tipe perkembangan ini.
o Tugas Perkembangan Keluarga
Kebutuhan anak prasekolah dan anak lainnya untuk mengeksplorasi dunia
disekitar mereka,dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan
jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus
aman untuk anak- anak, karena alasan itu mortalitas dan disabilitas pada tahap ini
sebagian besar terjadi karena cidera. Tugas utama keluarga adalah
menyosialisasikan anak. Anak prasekolah mengembangkan sikap diri yang kritis
(konsep diri) dan dengan cepat belajar untuk mengekspresikan diri mereka
sendiri, sebagaimana yang terlihat dalam penangkapan berbahasa mereka yang
cepat. Peran yang lebih dewasa didapat oleh anak prasekolah yang secara
bertahap memikul tanggung jawab lebih dalam perawatan diri mereka sendiri dan
membantu ibu atau ayah dengan tugas rumah tangga.
Tugas lain selama periode ini adalah berhadapan dengan cara bagaimana
mengintergrasikan anggota keluarga baru (anak kedua atau ketiga) ke dalam
keluarga, sementara keluarga tersebut tetap memenuhi kebutuhan anak yang lebih
tua. Pergeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis adalah
peristiwa yang sangat traumatis. Persiapan anak menghadapi kedatangan bayi
baru lahir membentu memperbaiki situasi, terutama jika orang tua sensitif dengan
perasaan dan perilaku anak yang lebih tua. Persaingan sibling sering
diekspresikan dengan memukul atau memperlakukan bayi baru lahir secara
negative, berperilaku regresif dan aktivitas yang mencari perhatian. Cara terbaik
untuk menghadapi persaingan sibling bagi orang tua adalah meluangkan sejumlah
waktu tertentu setiap hari secara eksklusif untuk berhubungan dengan anak yang
lebih tua guna memberikan mereka kepastian bahwa ia tetap sayang dan
diinginkan.
Pada saat anak memasuki prasekolah,orang tua memasuki tahap ketiga yaitu
menjadi orang tua salah satunya adalah belajar untuk berpisah dari anak pada saat
mereka berlatih dipusat penitipan anak atau taman kanak-kanak. Orang tua perlu
dukungan dan penjelasan tentang bagaimana anak prasekolah menguasai tugas
perkembangan yang ikut berperan dalam pertumbuhan otonomi anak. Persiapan
keluarga untuk perpisahan sangat penting dalam membantu anak-anak
menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan.
o Kesehatan
Masalah kesehatan fisik yang utama adalah seringnya penyakit menular dialami
oleh anak dan umumnya cidera akibat jatuh,luka bakar, keracunan dan cidera lain
yang terjadi selama masa prasekolah. Karena kurangnya ketahanan spesifik
terhadap banyak bakteri dan penyakit akibat virus serta meningkatnya pajanan
terhadap bakteri dan virus, anak prasekolah sering sekali sakit dengan disertai satu
penyakit infeksi minor setelah sakit pertamanya sembuh. Cidera tampak lebih
sering jika keluarga besar,karena pengasuh dewasa yang tidak ada dirumah karena
bekerja (anak yang kurang mendapat pengawasan orang dewasa),dan keluarga
yang memiliki pendapatan rendah. Keamanan lingkungan dan supervisi anak yang
adekuat adalah cara untuk mengurangi cidera.
Strategi promosi kesehatan umum terus berlanjut dan berhubungan erat selama
tahap ini, karena perilaku gaya hidup yang dipelajari selama masa kanak-kanak
dapat memiliki konsekuensi jangka pendek dan panjang. Tujuan utama bagi
perawat yang bekerja dengan anak dan keluarga adalah membantu mereka dalam
menetapkan gaya hidup sehat dan dalam memfasilitasi pertumbuhan fisik,
intelektual, emosional dan sosial anak yang optimal.
 Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanya
pada usia 5 tahun dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas sekitar 13 tahun. Saat ini
anak-anak memiliki aktivitas dan minat mereka sendiri selain memiliki aktivitas yang
wajib mereka lakukan dalam kehidupan dan sekolah,dan orang tua juga memiliki
aktivitas mereka sendiri yang berbeda. Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda dalam
memenuhi tugas mengasuh generasi selanjutnya (tugas perkembangan keturunan) dan
memerhatikan pertumbuhan diri mereka sendiri pada saat yang sama,anak usia sekolah
sedang berada dalam tugas pengembangan sensasi industri (kapasitas untuk menikmati
kerja) dan berupaya untuk menghilangkan atau menangkis sensasi inferioritas(rendah
diri).
Tugas orang tua pada masa ini adalah mempelajari untuk beradaptasi dengan perpisahan
anak atau yang lebih sederhana,melepaskan anak. Hubungan teman sebaya dan aktivitas
diluar rumah semakin memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia
sekolah. Masa ini diisi dengan aktivitas keluarga,tetapi juga terdapat kekuatan yang
secara bertahap mendorong anak untuk berpisah dari keluarga sebagai persiapan untuk
masa remaja. Selama masa ini, orang tua merasa adanya tekanan kuat dari komunitas luar
yaitu melalui sistem sekolah dan asosiasi di luar keluarga lainnya untuk menyesuaikan
diri dengan standar komunitas untuk anak. Hal ini cenderung mempengaruhi keluarga
kelas menengah untuk lebih menekankan pada nilai pencapaian dan produktivitas yang
tradisional dan menyebabkan keluarga kelas pekerja dan banyak keluarga miskin merasa
terasing karena konflik dengan nilai-nilai sekolah dan/atau komunitas.
o Tugas Perkembangan Keluarga
salah satu tugas krisis orang tua dalam menyosialisasikan anak-anak mereka pada saat ini
adalah termasuk meningkatkan prestasi sekolah. Tugas keluarga yang penting adalah
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan. Selain itu, dilaporkan bahwa
kepuasan pernikahan menghilang selama tahap ini. Beberapa penelitian besar
menguatkan observasi ini (Burr,1970; Olson et al.,1983 Rollins &
Feldman,1970).Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan pasangan
adalah hal yang penting dalam menjalin keluarga dengan anak usia sekolah
o Kesehatan
Kondisi cacat pada anak dapat menjadiringan selamaperiode kehidupan anak ini. Perawat
dan guru akan mendeteksi banyak defek visual, pendengaran dan bicara selain
mempelajari masalah gangguan perilaku, perawatan gigi yang tidak adekuat,
penganiayaan anak,penyalahgunaan zat, dan penyakit menular diantara populasi anak
sekolah pada tahap ini (Edelman &Mandle, 1986). Bekerja dengan keluarga sebagai
seorang pendidik dan konsultan kesehatan, selain melakukan rujukan yang tepat untuk
menindak lanjuti skrining, banyak menghabiskan energy perawat sekolah. Perawat juga
berperan sebagai nasarumber bagi guru sekolah, memungkinkan guru untuk dapat
menangani kebutuhan kesehatan muridnya yang sudah umum dan bersifat lebih
individual secara lebih efektif.
Terdapat sejumlah kondisi kecacatan yang berturut-turut dideteksi selama masa sekolah,
termasuk epilepsy,paralisis otak, retardasi mental,kanker dan kondisi ortopedik. Fungsi
primer perawat kesehatan keluarga selain merujuk, mendidik, dan berkonsultasi dengan
orang tua mengenai kondisi ini adalah membantu keluarga dalam melaksanakan koping
sehingga meminimlkan dampak merugikan anak cacat pada keluarganya.
Bagi anak-anak yang memiliki masalah perilaku, perawat sekolah disekolah,klinik,
kantor dokter, dan lembaga komunitas harus aktif mencari keterlibatan orang tua dan
memberikan konseling suportif. Melakukan rujukan kekonseling atau terapikeluarga
sering kali sangat berguna dalam membantu keluarga menyadari adanyamasalah keluarga
yang dapat dngan buruk mempengaruhi anak usia sekolah. ketika orang tua mampu
membuatkerangka ulang msalah perilaku anak sebagai sebuah masalah keluarga dan
melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan msalah dengan focus baru tersebut. Sering
kali menghasilkan fungsi keluarga dan juga perilaku anak yang lebih sehat (Bradt,1988)

Dapus: Friedman,Marylin M. 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori &
Praktik. Edisi 5.Jakarta: EGC

You might also like