Professional Documents
Culture Documents
Bahan kimia pada dasarnya semua beracun, akan tetapi bahaya kesehatan
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia
dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau tertelan, kulit, dan pernafasan.
Bahan-bahan kimia berbahaya meliputi bahan kimia beracun (toxic), korosif
(corrosive), mudah terbakar (flammable), mudah meledak (explosive), oksidator
(oxidazing), reaktif terhadap air (water reactive), reaktif terhadap asam (acid
reactive), gas tekanan tinggi (compressed gases), dan bahan kimia radioaktif
(radioactivesubstance).(Susila, 2012).
Sejalan dengan bertumbuhnya sektor industri dan sektor pertanian skala
besar selama abad terakhir ini maka bahan kimia beracun sudah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari kita. Kebanyakan bahan kimia ini digunakan dengan sedikit
pemahaman mengenai bahaya yang ditimbulkannya terhadap manusia dan
lingkungan,
Contoh bahan kimia yang berbahaya yang dapat mengancam kesehatan
kita yaitu arsen. Arsen memang ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit namun
tingkat toksisitas yang sangat tinggi karena masuk dalam logam berat (Bunce, 1994,
Fergusson, 1990 dalam Festri 2014).
A. SEJARAH ARSEN
Arsen berasal dari kata arsenicum (bahasa Latin) dan kata arsenicon
(bahasa Yunani) yang artinya: orpiment kuning; dan laki-laki karena pada masa itu
logam dipercaya mempunyai jenis kelamin. Arsen juga diambil dari bahasa Arab
yaitu Az-zernikh yang artinya: orpiment dari Persia (zerni-zar). Orpiment
sendiri artinya adalah mineral berwarna kuning cerah dengan komposisi arsenik
sulfida (As2S3). Arsen dilambangkan dengan As.
Arsen dikenal sejak zaman prasejarah sehingga penemu arsen tidak
diketahui secara pasti. Dalam perkembangan sejarah, arsen dikenal sebagai racun
pembunuh paling populer. Arsen terkenal sebagai Raja Racun dan Racunnya Para
Raja karena kebanyakan korban arsen adalah para penguasa, bangsawan atau tuan
tanah. Di masa pemerintahan Ratu Victoria Inggris kegunaan arsen mengalami
pergeseran. Arsen dicampurkan dalam air cuka atau air kapur lalu diminum oleh
para wanita karena dipercaya mampu mempercantik kulit. Pada tahun 1250,
Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan bagaimana
cara mengisolasi arsen, lalu pada tahun 1649 Johan Schroeder dikabarkan mampu
membuat dan mempersiapkan unsur ini.
B. KAREKTERISTIK ARSEN
Arsen memiliki berbagai macam warna sesuai dengan bentuknya, yakni
arsen trioksida (As2O3) berwarna putih, dan berwarna abu-abu namun jarang
ditemukan bentuk seperti ini.
Arsen dalam air tanah terbagi
dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi
terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering
disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah
bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi
aerobik, umum disebut sebagai arsenat
(Jones, 2000). Arsen merupakan unsur
dari komponen obat sejak dahulu kala.
Senyawa arsen trioksida misalnya pernah
digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan
dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang,
penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala intoksikasi
arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk infeksi parasit,
seperti protozoa, cacing, amoeba, sprirocheta, dan tripanisoma, tetapi kemudian
tidak lagi digunakan sebagai obat pada resep homeopathi.
Ciri-Ciri
Fase : Solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar) : 5,727 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur : 5,22 g/cm³
Titik lebur : 1090 K (817 °C, 1503 °F)
Titik didih : 887 K (614 °C, 1137 °F)
Bilangan oksidasi : ±3, 5 (oksida asam lemah)
Elektronegativitas : 2,18 (skala Pauling)
Energi ionisasi : ke-1 947,0 kJ/mol
: ke-2 1798 kJ/mol
: ke-3 2735 kJ/mol
Jari-jari atom : 115 pm
Jari-jari atom (terhitung) : 114 pm
Jari-jari kovalen : 119 pm
D. SUMBER-SUMBER PENCEMAR
Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan
sedimen, udara, air, dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan
sumber pencemaran arsen di lingkungan. (Festri, 2014)
Contoh sumber pencemar dalam bidang industry:
Industri Pengolahan Bijih Logam
Industri Pestisida
Industri Pertambangan
Industri Pelapisan Logam
Proses Penghilangan Cat (Paint Stripping)
Pada penelitian Melin,dkk(2012) di beberapa sungai di Ranoyapo,
Minahasa Selatan, Sulawesi Utara terdapat kandungan arsen dikarenakan adanya di
dekat sungai tersebut terdapat pertambangan emas. Tingginya kandungan arsen
terjadi akibat adanya mineralisasi. Pengolahan bijih emas mengandung arsen
dengan membuang tailling pada lingkungan sekitarnya akan berpotensi
mempertinggi kandungan arsen pada aliran sungai .Tingginya kandungan arsen di
sedimen juga diakibatkan oleh adanya kegiatan pertambangan. Hal ini dapat
menjadi contoh ancaman bagi masyarakat sekitar.
E. KASUS-KASUS ARSEN
1. Kontaminasi Arsenik di beberapa belahan dunia
Sebanarnya ada 20 negara di dunia yang air tanahnya terkontaminasi
arsenik. Tetapi, 4 kasus terbesar kasus kontaminasi arsenik ini terjadi di Asia, yaitu
di Bangladesh, West Bengal-India, Inner Mongolia, China dan Taiwan. Roger
Smith, Profesor Emeritus farmakologi dan toksikologi, Sekolah Medis Dartmouth,
menyatakan kontaminasi arsenik alami dalam air merupakan problem di sumur
yang terdapat di Bangladesh. Peracunan kronik, level rendah seperti di Banglades
menyebabkan korbannya menderita kanker, kulit melepuh, dan lain- lain. World
Bank dalam laporannya menyatakan bahwa 43 ribu desa dari 68 ribu desa di
Banglades beresiko terkontaminasi oleh arsenic. Lebih lanjut WHO memprediksi
bahwa kematian 1 di antara 10 penduduk di bagian selatan
Banglades di sebabkan oleh kanker yang diakibatkan akumulasi arsenic di dalam
tubuh penduduk. Problem kontaminasi air bawah tanah di Bengal barat, India telah
di ketahui sejak tahun 1993, dan masalah ini semakin parah dari hari ke hari. Namun
sungguh sangat di sayangkan setelah 22 tahun berlalu tidak ada upaya yang konkrit
untuk mengatasi situasi tsb, dan keracunan arsenic semakin merajalela di sana.
Kasus Pencemaran Arsen di Bangladesh
Kasus kontaminasi arsen dilaporkan terjadi di Bangladesh. Warga di
Bangladesh menggunakan air sumur yang tercemar arsenik sebagai sumber air
minum utama. Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk di negara ini menjadi
korban dalam kasus pencemaran. Pemerintah Bangladesh dan organisasi non-
pemerintahan terlibat peran yang aktif memerangi masalah ini (Paul, 2004).
Penduduk Bangladesh menggunakan sumur pompa untuk mengambil air di lapisan
air tanah. Menurut data penggunakan air minum yang berasal dari sumur- sumur
pompa ini mencapai 95% dari keseluruhan populasi Bangladesh. Penduduk negara
ini menderita penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis hingga kanker
kulit dan gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa air sumur yang
tercemar sudah membunuh 3000 jiwa serta membuat 125000 korban terkena kanker
kulit.
Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat Bangladesh mendeteksi sumur
yang tercemar arsen pertama kali pada tahun 1993. Persebaran paparan arsenik
berawal di dataran tengah yang merupakan pusat negara bangladesh menyebar ke
utara dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah (Paul,
2004). Dugaan lainnya adalah anggapan adanya kandungan arsen dalam mineral
sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni sungai Gangga
yang mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh. Di bawah ini terdapat
Gambar 2.6 mengenai persebaran konsentrasi arsen di wilayah Bangladesh. Negara
Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam lapisan tanahnya. Arsen
yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara natural terurai dengan bantuan
pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah terurai dari cebakannya, selanjutnya
arsen akan larut dalam air yang mengalir di
sungai setempat. Arsen yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan
dikonsumsi oleh penduduk setempat.
F. BAHAYA ARSEN
Arsen bersifat toksik. Efek yang ditimbulkan bervariasi dari pusing hingga
kematian tergantung kadar arsen yang masuk dalam tubuh. Keberadaan
arsen dalam jumlah banyak dalam tubuh dapat menimbulkan keracunan. Bentuknya
yang berupa bubuk, tidak berasa dan tidak berbau membuat arsen tidak mudah
dikenali saat dicampurkan ke dalam makanan. Orang yang keracunan arsen akan
menderita mual dan muntah hebat, rasa nyeri pada organ dalam secara tiba-tiba,
dehidrasi akut dan lemas. Arsenic Pentoxide ( As205 ) yang terkandung dalam
Udang bila bereaksi dengan Vitamin C dalam perut dapat berubah menjadi Arsenic
Trioxide ( As203 ) yang sangat beracun. Mengakibatkan hati, Jantung, ginjal,
pembuluh darah rusak, usus keluar darah, pembuluh darah melebar hingga
menyebabkan kematian yang mengerikan dengan kelima panca indra keluar
darah.(IMAS, 2012)
Arsenik memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.
Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut
arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat,
namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (long- term).
Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis, itu pun baru
terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang terakumulasi. Karena keracunan arsen
ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling mungkin adalah
tindakan pencegahan (Paul, 2004).
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik
tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik
anorganik.. Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk)
memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk).
Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-
200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak
disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik
trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya
antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan
kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah
(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit
pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah,
lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org,
2009).
Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat
berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan
kematian (www.wikipedia.org, 2015).
Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam
hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam
jumlah sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama,
yaitu beberapa tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal
ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan
10µg/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen ditemukan 60- 90µg/100ml.
I. PARAMETER WAJIB
Pada parameter wajib mencakup parameter yang berhubungan langsung dan tidak
langsung dengan kesehatan.
II.A. Kimiawi
Adapun parameter ini terbagi menjadi 2 kategori:
Bahan Anorganik
1) Air Raksa: ≤ 0,001 mg/L
2) Antimon: ≤ 0,02 mg/L
3) Barium: ≤ 0,7 mg/L
4) Boron: ≤ 0,5 mg/L
5) Molybdenum: ≤ 0,07 mg/L
6) Nikel: ≤ 0,07 mg/L
7) Sodium: ≤ 200 mg/L
8) Timbal: ≤ 0,01 mg/L
9) Uranium: ≤ 0,015 mg/L
Bahan Organik
1) Zat Organik (KmnO4): ≤ 10 mg/L
2) Deterjen: ≤ 0,05 mg/L
3) Chlorinated alkanes
– Carbon tetrachloride: ≤ 0,004 mg/L
– Dichloromethane: ≤ 0,02 mg/L
– 1,2-Dichloroethane: ≤ 0,05 mg/L
4) Chlorinated ethenes
– 1,2-Dichloroethene: ≤ 0,05 mg/L
– Trichloroethene: ≤ 0,02 mg/L
– Tetrachloroethene: ≤ 0,04 mg/L
5) Aromatic hydrocarbons
– Benzene: ≤ 0,01 mg/L
– Toluene: ≤ 0,7 mg/L
– Xylenes: ≤ 0,5 mg/L
– Ethylbenzene: ≤ 0,3 mg/L
– Styrene: ≤ 0,02 mg/L
6) Chlorinated benzenes
– 1,2-Dichlorobenzene (1,2-DCB): ≤ 1 mg/L
– 1,4-Dichlorobenzene (1,4-DCB): ≤ 0,3 mg/L
7) Lain-lain
– Di(2-ethylhexyl)phthalate: ≤ 0,008 mg/L
– Acrylamide: ≤ 0,0005 mg/L
– Ephichlorohydrin: ≤ 0,0004 mg/L
– Hexachlorobutadiene: ≤ 0,0006 mg/L
– Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA): ≤ 0,6 mg/L
– Nitrilotriacetic acid (NTA): ≤ 0,2 mg/L
Pestisida
1) Alachlor: ≤ 0,02 mg/L
2) Aldicarb: ≤ 0,01 mg/L
3) Aldrin dan dieldrin: ≤ 0,00003 mg/L
4) Atrazine: ≤ 0,002 mg/L
5) Carbofuran: ≤ 0,007 mg/L
6) Chlordane: ≤ 0,0002 mg/L
7) Chlorotoluron: ≤ 0,03 mg/L
8) DDT: ≤ 0,001 mg/L
9) 1,2-Dibromo-3-chloropropane (DBCP): ≤ 0,001 mg/L
10) 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D): ≤ 0,03 mg/L
11) 1,2-Dichloropropane: ≤ 0,04 mg/L
12) Isoproturon: ≤ 0,009 mg/L
13) Lindane: ≤ 0,002 mg/L
14) MCPA: ≤ 0,002 mg/L
15) Methoxychlor: ≤ 0,02 mg/L
16) Metolachlor: ≤ 0,01 mg/L
17) Molinate: ≤ 0,006 mg/L
18) Pendimethalin: ≤ 0,02 mg/L
19) Pentachlorophenol (PCP): ≤ 0,009 mg/L
20) Permethrin: ≤ 0,3 mg/L
21) Simazine: ≤ 0,002 mg/L
22) Trifluralin: ≤ 0,02 mg/L
23) Chlorophenoxy herbicides selain 2,4 D- dan MCPA
– 2,4-DB: ≤ 0,09 mg/L
– Dichlorprop: ≤ 0,1 mg/L
– Fenoprop: ≤ 0,009 mg/L
– Mecoprop: ≤ 0,001 mg/L
– 2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid: ≤ 0,009 mg/L
II.B. Radioaktifitas
Meliputi 2 kategori:
1) Gross alpha activity: ≤ 0,1 Bq/L
2) Gross beta activity: ≤ 1 Bq/L
Sehubungan dengan standar kualitas air minum di negara lain, biasanya memiliki
standar yang berbeda-beda.
Analisa arsen di air dan air limbah menggunakan SNI 19-6989.54-2005 yaitu cara
uji kadar arsen (As) dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) secara tungku
karbon. Ruang lingkup metode ini untuk kadar 5,0 µg/l – 100,0 µg/l. Prinsip metode
ini adalah contoh uji air dan air limbahn ditambahkan asam nitrat kemudian
dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk melarutkan analit arsen dan
menghilangkan zat-zat pengganggu, selanjutnya diukur serapannya dengan SSA
tungku karbon dengan gas argon sebagai gas pembawa.
K. Kesimpulan
Semua bahan kimia memang berbahaya tapi jika dosisnya berlebih. Arsen
merupakan bahan kimia yang berbahaya yang juga merupakan toksin. Arsen berasal
dari alam dan juga industri seperti industri pengolahan bijih logam industri
pestisida, pertambangan, pelapisan logam dan Paint Stripping. Untuk menghindari
terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air, tanah,biota dan
kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat proteksi
diri , seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di
lingkungan kerja yang berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan
surveilance medis setiap tahun secara rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya
keracunan akibat paparan Arsen.
DAFTAR PUSTAKA
Nia, Deviana. 2014. Benarkah Makan Mie Instan & Cokelat Bersamaan Berakibat
Kematian?http://rona.metrotvnews.com/read/2014/08/28/284069/benarka
h-makan-mie-instan-cokelat-bersamaan-berakibat-kematian diakses 06
Juni 2015 23.51
Paul, B.K. 2004. Arsenic Contamination Awareness among the Rural Resident in
Banglades. Social Science & Medicine 59 (2004) 1741-1755.
Oleh