You are on page 1of 19

MANAJEMEN LABORATORIUM

ARSEN SEBAGAI BAHAN KIMIA YANG BERBAHAYA

Bahan kimia pada dasarnya semua beracun, akan tetapi bahaya kesehatan
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh. Bahan kimia
dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau tertelan, kulit, dan pernafasan.
Bahan-bahan kimia berbahaya meliputi bahan kimia beracun (toxic), korosif
(corrosive), mudah terbakar (flammable), mudah meledak (explosive), oksidator
(oxidazing), reaktif terhadap air (water reactive), reaktif terhadap asam (acid
reactive), gas tekanan tinggi (compressed gases), dan bahan kimia radioaktif
(radioactivesubstance).(Susila, 2012).
Sejalan dengan bertumbuhnya sektor industri dan sektor pertanian skala
besar selama abad terakhir ini maka bahan kimia beracun sudah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari kita. Kebanyakan bahan kimia ini digunakan dengan sedikit
pemahaman mengenai bahaya yang ditimbulkannya terhadap manusia dan
lingkungan,
Contoh bahan kimia yang berbahaya yang dapat mengancam kesehatan
kita yaitu arsen. Arsen memang ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit namun
tingkat toksisitas yang sangat tinggi karena masuk dalam logam berat (Bunce, 1994,
Fergusson, 1990 dalam Festri 2014).

A. SEJARAH ARSEN
Arsen berasal dari kata arsenicum (bahasa Latin) dan kata arsenicon
(bahasa Yunani) yang artinya: orpiment kuning; dan laki-laki karena pada masa itu
logam dipercaya mempunyai jenis kelamin. Arsen juga diambil dari bahasa Arab
yaitu Az-zernikh yang artinya: orpiment dari Persia (zerni-zar). Orpiment
sendiri artinya adalah mineral berwarna kuning cerah dengan komposisi arsenik
sulfida (As2S3). Arsen dilambangkan dengan As.
Arsen dikenal sejak zaman prasejarah sehingga penemu arsen tidak
diketahui secara pasti. Dalam perkembangan sejarah, arsen dikenal sebagai racun
pembunuh paling populer. Arsen terkenal sebagai Raja Racun dan Racunnya Para
Raja karena kebanyakan korban arsen adalah para penguasa, bangsawan atau tuan
tanah. Di masa pemerintahan Ratu Victoria Inggris kegunaan arsen mengalami
pergeseran. Arsen dicampurkan dalam air cuka atau air kapur lalu diminum oleh
para wanita karena dipercaya mampu mempercantik kulit. Pada tahun 1250,
Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan bagaimana
cara mengisolasi arsen, lalu pada tahun 1649 Johan Schroeder dikabarkan mampu
membuat dan mempersiapkan unsur ini.

B. KAREKTERISTIK ARSEN
Arsen memiliki berbagai macam warna sesuai dengan bentuknya, yakni
arsen trioksida (As2O3) berwarna putih, dan berwarna abu-abu namun jarang
ditemukan bentuk seperti ini.
Arsen dalam air tanah terbagi
dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi
terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering
disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah
bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi
aerobik, umum disebut sebagai arsenat
(Jones, 2000). Arsen merupakan unsur
dari komponen obat sejak dahulu kala.
Senyawa arsen trioksida misalnya pernah
digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan
dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang,
penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala intoksikasi
arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk infeksi parasit,
seperti protozoa, cacing, amoeba, sprirocheta, dan tripanisoma, tetapi kemudian
tidak lagi digunakan sebagai obat pada resep homeopathi.

C. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Arsen


Logam Arsen bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan semi-metal
benda padat. Ia berubah warna dalam udara, dan ketika dipanaskan teroksida sangat
cepat menjadi arsen oksida dengan bau bawang. Arsen dan senyawa- senyawanya
sangat beracun.
Arsen mempunyai nomor atom 33 dengan massa atom sebesar 74,9216
sma dan jari-jari atomnya 1,39Å. Volume atomnya adalah 13,10 cm3/mol.
Strukutur atomnya berbentuk rombohedral. Arsen termasuk unsur golonngan
metaloid, mempunyai titik didih dan titik lebur tinggi, yaitu 867 K dan 1090 K.
Arsen mempunyai massa jenis 5,78 gram/cm3, kapasitas panas 0,33 j/gK, potensial
ionisasi 9,81 volt, dan elektronegativitas sebesar 2,18. Harga entalpi pembentukan
dan penguapannya adalah 27,7 kJ/mol dan 32,4 kJ/mol. Ciri-ciri fisik dan ciri-ciri
atom arsen adalah sebagai berikut:

Ciri-Ciri
Fase : Solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar) : 5,727 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur : 5,22 g/cm³
Titik lebur : 1090 K (817 °C, 1503 °F)
Titik didih : 887 K (614 °C, 1137 °F)
Bilangan oksidasi : ±3, 5 (oksida asam lemah)
Elektronegativitas : 2,18 (skala Pauling)
Energi ionisasi : ke-1 947,0 kJ/mol
: ke-2 1798 kJ/mol
: ke-3 2735 kJ/mol
Jari-jari atom : 115 pm
Jari-jari atom (terhitung) : 114 pm
Jari-jari kovalen : 119 pm
D. SUMBER-SUMBER PENCEMAR
Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan
sedimen, udara, air, dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan
sumber pencemaran arsen di lingkungan. (Festri, 2014)
Contoh sumber pencemar dalam bidang industry:
 Industri Pengolahan Bijih Logam
 Industri Pestisida
 Industri Pertambangan
 Industri Pelapisan Logam
 Proses Penghilangan Cat (Paint Stripping)
Pada penelitian Melin,dkk(2012) di beberapa sungai di Ranoyapo,
Minahasa Selatan, Sulawesi Utara terdapat kandungan arsen dikarenakan adanya di
dekat sungai tersebut terdapat pertambangan emas. Tingginya kandungan arsen
terjadi akibat adanya mineralisasi. Pengolahan bijih emas mengandung arsen
dengan membuang tailling pada lingkungan sekitarnya akan berpotensi
mempertinggi kandungan arsen pada aliran sungai .Tingginya kandungan arsen di
sedimen juga diakibatkan oleh adanya kegiatan pertambangan. Hal ini dapat
menjadi contoh ancaman bagi masyarakat sekitar.

E. KASUS-KASUS ARSEN
1. Kontaminasi Arsenik di beberapa belahan dunia
Sebanarnya ada 20 negara di dunia yang air tanahnya terkontaminasi
arsenik. Tetapi, 4 kasus terbesar kasus kontaminasi arsenik ini terjadi di Asia, yaitu
di Bangladesh, West Bengal-India, Inner Mongolia, China dan Taiwan. Roger
Smith, Profesor Emeritus farmakologi dan toksikologi, Sekolah Medis Dartmouth,
menyatakan kontaminasi arsenik alami dalam air merupakan problem di sumur
yang terdapat di Bangladesh. Peracunan kronik, level rendah seperti di Banglades
menyebabkan korbannya menderita kanker, kulit melepuh, dan lain- lain. World
Bank dalam laporannya menyatakan bahwa 43 ribu desa dari 68 ribu desa di
Banglades beresiko terkontaminasi oleh arsenic. Lebih lanjut WHO memprediksi
bahwa kematian 1 di antara 10 penduduk di bagian selatan
Banglades di sebabkan oleh kanker yang diakibatkan akumulasi arsenic di dalam
tubuh penduduk. Problem kontaminasi air bawah tanah di Bengal barat, India telah
di ketahui sejak tahun 1993, dan masalah ini semakin parah dari hari ke hari. Namun
sungguh sangat di sayangkan setelah 22 tahun berlalu tidak ada upaya yang konkrit
untuk mengatasi situasi tsb, dan keracunan arsenic semakin merajalela di sana.
Kasus Pencemaran Arsen di Bangladesh
Kasus kontaminasi arsen dilaporkan terjadi di Bangladesh. Warga di
Bangladesh menggunakan air sumur yang tercemar arsenik sebagai sumber air
minum utama. Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk di negara ini menjadi
korban dalam kasus pencemaran. Pemerintah Bangladesh dan organisasi non-
pemerintahan terlibat peran yang aktif memerangi masalah ini (Paul, 2004).
Penduduk Bangladesh menggunakan sumur pompa untuk mengambil air di lapisan
air tanah. Menurut data penggunakan air minum yang berasal dari sumur- sumur
pompa ini mencapai 95% dari keseluruhan populasi Bangladesh. Penduduk negara
ini menderita penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis hingga kanker
kulit dan gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa air sumur yang
tercemar sudah membunuh 3000 jiwa serta membuat 125000 korban terkena kanker
kulit.
Departemen Teknik Kesehatan Masyarakat Bangladesh mendeteksi sumur
yang tercemar arsen pertama kali pada tahun 1993. Persebaran paparan arsenik
berawal di dataran tengah yang merupakan pusat negara bangladesh menyebar ke
utara dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah (Paul,
2004). Dugaan lainnya adalah anggapan adanya kandungan arsen dalam mineral
sulfida pada kedalaman 66-330 kaki di bawah sungai utama yakni sungai Gangga
yang mengalir di 2 negara yakni India dan Bangladesh. Di bawah ini terdapat
Gambar 2.6 mengenai persebaran konsentrasi arsen di wilayah Bangladesh. Negara
Bangladesh memiliki kandungan arsen tinggi di dalam lapisan tanahnya. Arsen
yang sering ditemukan dalam bentuk cebakan secara natural terurai dengan bantuan
pH yang tinggi. Pada pH tertentu arsen mudah terurai dari cebakannya, selanjutnya
arsen akan larut dalam air yang mengalir di
sungai setempat. Arsen yang larut dalam air juga meresap ke dalam air tanah dan
dikonsumsi oleh penduduk setempat.

2. Kematian Napoleón Bonaparte


Sebagimana kita ketahui, Napoleón adalah mantan kaisar perancis yang
popular di daratan eropah sekitar awal abad 18. Ia meninggal dalam pengasingan
184 tahun yang lalu. Pada awalnya, kematian Napoleon dianggap kematian yang
biasa. Menurut hasil otopsi, Napoleon meninggal karena penyakit system
pencernaan yang aku, sama seperti penyebab kematian ayahnya. Namun, akhirnya
di ketahui ketika pada sekitar tahun 1960 sampel rambut Napoleon mengandung
arsenic dalam jumlah yang sangat tinggi. Menurut catatan Louis Marchand,
pembantu Napoleon yang mencatat kondisi Napoleon selama di pengasingan, saat
meninggal keadaan fisik Napoleon cukup menyedihkan, kakinya bengkak sehingga
sukar berjalan. Tak hanya itu, Napoleon juga sering mengeluhkan sulit tidur,
pusing-pusing, hilang nafsu makan, muntah-muntah, gatal-gatal, dan sakit dada.
Gejala yang dialami Napoleon sama dengan gejala keracunan arsenik. Forshufvud,
seorang dokter gigi dan pengagum napoleon, meyakini ketika mengetahui kondisi
tubuh mayat Napoleon yang masih utuh ketika kuburannya dipindahkan di Santa
Helena ke Perancis. Tubuh Napoleon tidak rusak walaupun tidak menggunakan
pengawet karena kandungan arsenik di dalam tubuh membuat tubuhnya awet dan
salah satu kegunaan arsenic ini adalah dapat mengawetkan mayat.
Dr. Hamilton Smith dalam publikasinya Journal Analytical Chemistry
telah menganilis rambut Napoleon dengan menggunakan Analisis Aktivasi Neutron
(Neutron Activation Analysis). Kemudian, Forshufvud bekerja sama dengan Smith
menganalisis kandungan arsenik dalam rambut Napoleon. Hasil analysis tersebut
menunjukkan bahwa kadar arsenik tertinggi dalam rambut Napoleon adalah 51.2
ppm dan paling rendah adalah 2.8 ppm. Dengan rata-rata sekitar 24.3 ppm. Padahal,
kadar normal arsenik dalam tubuh adalah 0.8 ppm. Sedangkan dalam sample
rambut Napoleon 30 kali lipat lebih tinggi dari kadar normal.
3. Kematian Munir, aktivis HAM Indonesia
Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965 dan
meninggal di pesawat Garuda dari Jakarta jurusan ke Amsterdam, pada tanggal 7
September 2004. Pria keturunan Arab ini adalah seorang aktivis HAM Indonesia
dan jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi
Manusia Indonesia Imparsial. Pada tanggal 12 November 2004 dikeluarkan kabar
bahwa polisi Belanda (Institut Forensik Belanda) menemukan jejak-jejak senyawa
arsenikum setelah otopsi. Hal ini juga dikonfirmasi oleh polisi Indonesia. Belum
diketahui siapa yang telah meracuni Munir, meskipun ada yang menduga bahwa
oknum-oknum tertentu memang ingin menyingkirkannya. Ditemukan kadar arsenik
di tubuh Munir mencapai 460 mg dan Institute Forensik Belanda menyebutnya
acute arsenic poisoning. Menurut standar, arsenik mencapai taraf mematikan mulai
kadar 200-300 mg.(Akhmad, 2006)
4. KASUS LAINNYA
Ada kasus yang marak melalui pesan broadcast tersebut berbunyi :
“Ada seorang Wanita meninggal 'Mendadak' dgn 'Kelima Panca Indera keluar
darah. Setelah diselidiki ternyata Wanita ini meninggal, bukan krna 'Bunuh Diri'
atau 'Dibunuh', melainkan karena ketidaktahuan tentang 'Racun akibat Makanan'.
- Wanita ini memiliki kebiasaan makan coklat. tiap hari, ini tidak masalah.
Masalahnya, malam itu wanita ini kebanyakan makan 'MIE GORENG'. -
Sebenarnya cma makan mie goreng saja juga tidak masalah, karena orang
rumahnya juga banyak makan mie malam itu dan tak ada yang meninggal.Tetapi,
karena MIE itu mengandung 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) & berhubung habis
makan MIE wanita itu makan COKLat.Terjadilah "Reaksi Kimia" di dalam perut
yang membuat 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) berubah menjadi Arsenic Trioxide
(As2O3) yang sangat beracun.- Inilah yg Mengakibatkan :• Hati• Jantung• Ginjal•
Pembuluh darah rusak• Usus Berdarah• Pembuluh darah Melebar- Sehingga
wanita itu Meninggal dengan sangat Mengenaskan dengan Kelima Panca Indera
'Keluar Darah' saat itu.- Jadi Hati-hati!!Jika habis banyak makan.• MIE goreng•.
MIE kering•. MiE soto- Jangan makan coklat pada saat yang
'Bersamaan' !!!- Copy paste-lah jika Anda 'Merasa' ini cukup 'Penting' - Kasih tau
ke semua Teman atau Keluarga.- Mari berbagi Kepedulian Kita dengan
Sesama!!!”
Kebenaran broadcast ini belum di ketahui kebenarannya. Tetapi
Metrotvnews.com(2014) mencoba mencari jawabnya dengan menemui ahli gizi
Rumah Sakit Pasar Rebo, Indah Sulianti. Menurut Indah, ada tiga hal yang harus
diluruskan pada pesan berantai tersebut.
a. Dalam mie instan yang paling berbahaya adalah zat pengawetnya "Zat
pengawet itu adalah natrium. Beberapa kasus yang saya temui, pernah ada anak
yang ususnya pecah karena keseringan makan mie. Proses rusaknya itu
diakibatkan natrium yang mengendap di dalam tubuh. Jika semakin tebal, organ
yang tertumpuk endapan akan rusak," jelasnya.
b. Cokelat kemasan (bukan coklat murni) memiliki kadar lemak dan
kolesterol tinggi Kadar lemak dan kolesterol berasal dari zat tambahan seperti
susu full cream, dan lain-lain.
c. Tidak hanya mie instan, semua makanan kemasan memiliki natrium
(pengawet) Natrium bila dikonsumsi terus menerus dapat membahayakan
tubuh. "Tak ada korelasi antara makan cokelat dan mie secara bersamaan, lalu
muncul efek yang terjadi pada isi pesan di atas," tegas Indah.
Metrotvnews.commenyimpulkan, apa yang terjadi pada perempuan itu
lebih menjurus kepada efek dari kolesterol yang menumpuk karena terlalu sering
makan cokelat dan efek natrium dari pengawet makanan yang menempel dalam
pembuluh darahnya, sehingga mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Bukan
karena reaksi kimia itu," terang Indah. Berdasarkan penelusuran, Arsenic Pentoxide
merupakan senyawa anorganik yang tinggi kandungan racun, sehingga hanya
diaplikasikan hanya ke beberapa produk komersial dan tidak terdapat pada
makanan.

F. BAHAYA ARSEN
Arsen bersifat toksik. Efek yang ditimbulkan bervariasi dari pusing hingga
kematian tergantung kadar arsen yang masuk dalam tubuh. Keberadaan
arsen dalam jumlah banyak dalam tubuh dapat menimbulkan keracunan. Bentuknya
yang berupa bubuk, tidak berasa dan tidak berbau membuat arsen tidak mudah
dikenali saat dicampurkan ke dalam makanan. Orang yang keracunan arsen akan
menderita mual dan muntah hebat, rasa nyeri pada organ dalam secara tiba-tiba,
dehidrasi akut dan lemas. Arsenic Pentoxide ( As205 ) yang terkandung dalam
Udang bila bereaksi dengan Vitamin C dalam perut dapat berubah menjadi Arsenic
Trioxide ( As203 ) yang sangat beracun. Mengakibatkan hati, Jantung, ginjal,
pembuluh darah rusak, usus keluar darah, pembuluh darah melebar hingga
menyebabkan kematian yang mengerikan dengan kelima panca indra keluar
darah.(IMAS, 2012)
Arsenik memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.
Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut
arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat,
namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (long- term).
Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis, itu pun baru
terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang terakumulasi. Karena keracunan arsen
ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling mungkin adalah
tindakan pencegahan (Paul, 2004).
Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik
tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik
anorganik.. Penelitian telah menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk)
memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi daripada arsenates (pentavalent bentuk).
Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan 70-
200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak
disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik
trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni. Gejalanya
antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus dan
kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah
(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit
pada organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah,
lividity dari ekstremitas, wajah pucat, mata merah dan berair (www.wikipedia.org,
2009).
Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat
berkembang menjadi ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan
kematian (www.wikipedia.org, 2015).
Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam
hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru.Juga tersimpan dalam
jumlah sedikit dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama,
yaitu beberapa tahun setelah keracunan kronis.Di dalam darah yang normal
ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan pada kondisi keracunan ditemukan
10µg/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen ditemukan 60- 90µg/100ml.

G. Mekanisme Terjadinya Toksisitas


Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui
oral, dari makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap
lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).
Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut
terjadi apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada
dalam enzim.Salah satu system enzim tersebut ialah kompleks.piruvat
dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co- A
dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim
tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi tersebut melibatkan
transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA
dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok
sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari
dihidrofil-arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen
terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua
dariglikolosis dengan jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi
gliseraldehid dehidrogenase.Dengan adanya pengikatan arsenat reaksi
gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik hidrolisis menjadi
3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung dengan
gugus –SH,maupun gugus –SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak
ikatan As dalam hati yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein
yang juga mengandung gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang
meneyebbkan As juga ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang.Karena eratnya
As bergabung dengan gugus –SH, maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut
dan tulang bebrapa tahun kemudian.

H. Gejala Toksisitas Arsen


Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala
tersebut disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang
akan mengakibatkan terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose
lambung dan usus. Gangguan tersebut mengakibatkan rasa mual, muntah, diare
(kadang bercampur darah) dan sakit perut yang sangat. Bau napas seperti bawang
putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh keluar sehingga
menyebabkan gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan banyak
larutan protein terbuang keluar tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi
normal (enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik
pada sel hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan
mengakibatkan nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.
Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan
ditemukannya gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf
tepi yang ditandai dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki
lemas,persendian tangan lumpuh, dan daya reflex menurun
Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi
penduduk yang tinggal dalam suatu kawasan pencemarn lingkungan oleh arsen dari
limbah industri pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya.
Epidemiologi penyakit toksisitas arsen kronis terjadi pada sebuah populasi
penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi air tanah yang mengandung arsen.
Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10
sampai 1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak
penderita mulai mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas
terlihat adalah adanya kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya
hyperkeratosis, hiperpigmentasi, dermatitis dengan terkelupasnya kulit dan adanya
warna putih pada persambungan kulit dan kuku.
Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya
kanker pada kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal,
dan kolon. Beberapa kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A
dapat menyebabkan hepatotoksik hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air
minum yang terkontaminasi As), hal tersebut terjadi setelah 1-15 tahun sejak
mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati) terjadi pada 76,7% dari
248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai
dengan kolestasis, hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline
fosfatase yang disertai dengan tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.
Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki
akanlebih parah dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf
motorik dan sensorik.Terlihat kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam
saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan sirosis.
Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah
berkurang),terutama neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah
merah berhenti dan adanya gambaran basophilic stippling.Anemia yang ada
hubungannya dengan defisiensi asam folat juga terlihat.
Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari
arsen trivial dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker
limfa, dan kanker kulit.(Faraht, 2012)
I. Hubungan Arsen dan Standar Air Minum
Standar air yang dibuat oleh perusahaan air minum akan mengacu pada regulasi
yang ada. Di Indonesia sendiri, setiap perusahaan air minum mengacu pada peraturan
PERMENKES RI NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang PERSYARATAN
KUALITAS AIR MINUM, adapun di Amerika biasanya mengacu pada standar EPA
(Environmental Protection Agency).
Didalam Permenkes dijelaskan bahwa air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Sedangkan penyelenggara air minum dapat berupa Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Miliki Daerah (BUMD), koperasi, badan usaha
swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang
melakukan penyelenggaraan persediaan air minum. Untuk air minum yang aman
haruslah memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif yang
tertera didalam parameter wajib dan tambahan.
Berikut regulasi PERMENKES RI NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010 yang
ditanda tangani pada tanggal 19 April 2010, dimana terdiri atas 2 parameter:

I. PARAMETER WAJIB
Pada parameter wajib mencakup parameter yang berhubungan langsung dan tidak
langsung dengan kesehatan.

I.A. Parameter yang langsung berhubungan dengan kesehatan


Adapun parameter ini terbagi menjadi 2 kategori:
Parameter Mikrobiologi
1) Eschericia Coli: 0 jumlah per 100 ml sampel
2) Total Bakteri Coliform: 0 jumlah per 100 ml sampel
Parameter Kimia Anorganik
1) Arsen: ≤ 0,01 mg/L
2) Fluorida: ≤ 1,5 mg/L
3) Total Kromium: ≤ 0,05 mg/L
4) Kadmium: 0,003 mg/L
5) Nitrit (sebagai NO2-): ≤ 3 mg/L
6) Nitrat (sebagai NO3-): ≤ 50 mg/L
7) Sianida: ≤ 0,07 mg/L
8) Selenium: ≤ 0,01 mg/L

I.B. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan


Untuk parameter ini terbagi atas 2 kategori:
Parameter Fisik
1) Bau: tidak berbau
2) Warna: ≤ 15 TCU
3) Total zat padat terlarut (TDS): ≤ 500 mg/L
4) Kekeruhan (turbidity): ≤ 5 NTU
5) Rasa: tidak berasa
6) Suhu: suhu udara ± 30C
Parameter Kimiawi
1) Aluminium: ≤ 0,2 mg/L
2) Besi: ≤ 0,3 mg/L
3) Kesadahan (hardness): ≤ 500 mg/L
4) Klorida: ≤ 250 mg/L
5) Mangan: ≤ 0,4 mg/L
6) pH: 6,5 – 8,5
7) Seng: ≤ 3 mg/L
8) Sulfat: ≤ 250 mg/L
9) Tembaga: ≤ 2 mg/L
10) Amonia: ≤ 1,5 mg/L

II. PARAMETER TAMBAHAN


Pada peraturan ini disebutkan juga persyaratan lain terkait dengan senyawa-senyawa
kimia yang berbahaya bagi kesehatan sebagai parameter tambahan. Hal ini diatur
dalam 2 jenis, kimiawi dan radioaktifitas.

II.A. Kimiawi
Adapun parameter ini terbagi menjadi 2 kategori:
Bahan Anorganik
1) Air Raksa: ≤ 0,001 mg/L
2) Antimon: ≤ 0,02 mg/L
3) Barium: ≤ 0,7 mg/L
4) Boron: ≤ 0,5 mg/L
5) Molybdenum: ≤ 0,07 mg/L
6) Nikel: ≤ 0,07 mg/L
7) Sodium: ≤ 200 mg/L
8) Timbal: ≤ 0,01 mg/L
9) Uranium: ≤ 0,015 mg/L

Bahan Organik
1) Zat Organik (KmnO4): ≤ 10 mg/L
2) Deterjen: ≤ 0,05 mg/L
3) Chlorinated alkanes
– Carbon tetrachloride: ≤ 0,004 mg/L
– Dichloromethane: ≤ 0,02 mg/L
– 1,2-Dichloroethane: ≤ 0,05 mg/L
4) Chlorinated ethenes
– 1,2-Dichloroethene: ≤ 0,05 mg/L
– Trichloroethene: ≤ 0,02 mg/L
– Tetrachloroethene: ≤ 0,04 mg/L
5) Aromatic hydrocarbons
– Benzene: ≤ 0,01 mg/L
– Toluene: ≤ 0,7 mg/L
– Xylenes: ≤ 0,5 mg/L
– Ethylbenzene: ≤ 0,3 mg/L
– Styrene: ≤ 0,02 mg/L
6) Chlorinated benzenes
– 1,2-Dichlorobenzene (1,2-DCB): ≤ 1 mg/L
– 1,4-Dichlorobenzene (1,4-DCB): ≤ 0,3 mg/L
7) Lain-lain
– Di(2-ethylhexyl)phthalate: ≤ 0,008 mg/L
– Acrylamide: ≤ 0,0005 mg/L
– Ephichlorohydrin: ≤ 0,0004 mg/L
– Hexachlorobutadiene: ≤ 0,0006 mg/L
– Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA): ≤ 0,6 mg/L
– Nitrilotriacetic acid (NTA): ≤ 0,2 mg/L

Pestisida
1) Alachlor: ≤ 0,02 mg/L
2) Aldicarb: ≤ 0,01 mg/L
3) Aldrin dan dieldrin: ≤ 0,00003 mg/L
4) Atrazine: ≤ 0,002 mg/L
5) Carbofuran: ≤ 0,007 mg/L
6) Chlordane: ≤ 0,0002 mg/L
7) Chlorotoluron: ≤ 0,03 mg/L
8) DDT: ≤ 0,001 mg/L
9) 1,2-Dibromo-3-chloropropane (DBCP): ≤ 0,001 mg/L
10) 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D): ≤ 0,03 mg/L
11) 1,2-Dichloropropane: ≤ 0,04 mg/L
12) Isoproturon: ≤ 0,009 mg/L
13) Lindane: ≤ 0,002 mg/L
14) MCPA: ≤ 0,002 mg/L
15) Methoxychlor: ≤ 0,02 mg/L
16) Metolachlor: ≤ 0,01 mg/L
17) Molinate: ≤ 0,006 mg/L
18) Pendimethalin: ≤ 0,02 mg/L
19) Pentachlorophenol (PCP): ≤ 0,009 mg/L
20) Permethrin: ≤ 0,3 mg/L
21) Simazine: ≤ 0,002 mg/L
22) Trifluralin: ≤ 0,02 mg/L
23) Chlorophenoxy herbicides selain 2,4 D- dan MCPA
– 2,4-DB: ≤ 0,09 mg/L
– Dichlorprop: ≤ 0,1 mg/L
– Fenoprop: ≤ 0,009 mg/L
– Mecoprop: ≤ 0,001 mg/L
– 2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid: ≤ 0,009 mg/L

Desinfektan dan Hasil Sampingannya


1) Desinfektan
– Chlorine: ≤ 5 mg/L
2) Hasil Sampingan
– Bromate: ≤ 0,01 mg/L
– Chlorate: ≤ 0,7 mg/L
– Chlorite: ≤ 0,7 mg/L
3) Chlorophenols
– 2,4,6-Trichlorophenol (2,4,6-TCP): ≤ 0,2 mg/L
– Bromoform: ≤ 0,1 mg/L
– Dibromochloromethane (DBCM): ≤ 0,1 mg/L
– Bromodichloromethane (BDCM): ≤ 0,06 mg/L
– Chloroform: ≤ 0,3 mg/L
4) Chlorinated acetic acids
– Dichloroacetic acid: ≤ 0,05 mg/L
– Trichloroacetic acid: ≤ 0,02 mg/L
5) Halogenated acetonitrilies
– Dichloroacetonitrile: ≤ 0,02 mg/L
– Dibromoacetonitrile: ≤ 0,07 mg/L
6) Cyanogen chloride (sebagai CN): ≤ 0,07 mg/L

II.B. Radioaktifitas
Meliputi 2 kategori:
1) Gross alpha activity: ≤ 0,1 Bq/L
2) Gross beta activity: ≤ 1 Bq/L
Sehubungan dengan standar kualitas air minum di negara lain, biasanya memiliki
standar yang berbeda-beda.

J. Hubungan Arsen dan Parameter Kesehatan


Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum, arsen termasuk parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan. Kadar maksimun arsen yang diperbolehkan adalah 0,01
mg/l.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran air Kelas satu yaitu air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut kadar maksimum arsen yang
diperbolehkan adalah 0,05 mg/l.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004


tentang baku mutu air laut untuk biota laut kadar maksimun arsen yang
diperbolehkan adalah 0,012 mg/l.

Analisa arsen di air dan air limbah menggunakan SNI 19-6989.54-2005 yaitu cara
uji kadar arsen (As) dengan spektrofotometer serapan atom (SSA) secara tungku
karbon. Ruang lingkup metode ini untuk kadar 5,0 µg/l – 100,0 µg/l. Prinsip metode
ini adalah contoh uji air dan air limbahn ditambahkan asam nitrat kemudian
dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk melarutkan analit arsen dan
menghilangkan zat-zat pengganggu, selanjutnya diukur serapannya dengan SSA
tungku karbon dengan gas argon sebagai gas pembawa.

K. Kesimpulan
Semua bahan kimia memang berbahaya tapi jika dosisnya berlebih. Arsen
merupakan bahan kimia yang berbahaya yang juga merupakan toksin. Arsen berasal
dari alam dan juga industri seperti industri pengolahan bijih logam industri
pestisida, pertambangan, pelapisan logam dan Paint Stripping. Untuk menghindari
terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air, tanah,biota dan
kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat proteksi
diri , seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di
lingkungan kerja yang berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan
surveilance medis setiap tahun secara rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya
keracunan akibat paparan Arsen.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Sabarudi. 2006. Arsenik dan Kasusnya. http://okayama.ppi-


kansai.org/post/view/arsenik-dan-kasusnya.html diakses 05 Juni 2015
04.54 wita

Faraht, Lala.2012. Makalah Toksikologi Arsen (As).


http://tralalaikrima.blogspot.com/2012/04/makalah-toksikologi-arsen-
as.html diakses 07 Juni 2015 00.26
Festri, Istarani., Ellina,S. Pandebisie. 2014. Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium
(Cd) terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits
Vol. 3, No. 1 Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya

Imas, IIM. 2012. Makalah Germanium. http://bicindeivonk-iimimas-


chemistry.blogspot.com/2012/10/makalah-germanium.html diakses 06
Juni 2015 22.54 wita

Melin, T Kitong., Jemmy Abidjulu, Harry. S. J. Koleangan. 2012. Analisis Merkuri


(Hg) dan Arsen (As) di Sedimen Sungai Ranoyapo Kecamatan Amurang
Sulawesi Utara. UNSRAT : Manado

Nia, Deviana. 2014. Benarkah Makan Mie Instan & Cokelat Bersamaan Berakibat
Kematian?http://rona.metrotvnews.com/read/2014/08/28/284069/benarka
h-makan-mie-instan-cokelat-bersamaan-berakibat-kematian diakses 06
Juni 2015 23.51

Paul, B.K. 2004. Arsenic Contamination Awareness among the Rural Resident in
Banglades. Social Science & Medicine 59 (2004) 1741-1755.

Susila, Kristianingrum. 2012. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.


UNY : Yogyakarta
MANAJEMEN LABORATORIUM

ARSEN SEBAGAI BAHAN KIMIA YANG BERBAHAYA

Oleh

Ibrahim Daffa Samudera


Ni’ma Azhari Hifdzi
Nurul Fitria Tunisa
Erina Rismawati

UNIVERSITAS M.H THAMRIN

FAKULTAS ANALIS KESEHATAN

You might also like