Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan
ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa
ini disebut di sebabkan oleh pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD
(Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas,
kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi. Gejala yang muncul
pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari implantasi. Dengan
adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan
berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas,
dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas
dan morbiditas Ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan
cepat.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil menjadi masalah besar
di Negara berkembang. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami yang
resiko tinggi dan komplikasi yang dapat membahayakan kehidupan ibu
maupun janinnya jika tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin, 2006).
Angka Kematian Ibu hamil menurut WHO (World Health
Organization) ada kawasan yang mampu mencapai penurunan angka
kematian ibu setiap tahun hingga 5,5 %. Hanya Asia Timur yang
penurunannya telah mendekati target yang ditetapkan sebelumnya yakni 4,2
% per tahun serta Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Kalibia
mengalami penurunan yang jauh lebih besar dari Sub-Sahara Afrika. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target yang akan dicapaitahun
2016 adalah menjadi 102 orang per tahun. Insiden kehamilan ektopik
terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yang
berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S usia
38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018 yang
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 Langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada Ny. S usia 38
tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
3
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan pengelolaan kasus ini diharapkan dapat menjadi tambahan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil patologis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu
hamil agar memperhatikan kondisi kehamilan dalam merencanakan
kehamilan maupun setelah melahirkan.
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan menambah keterampilan dan pengetahuan
mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa untuk
menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.
c. Bagi RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil sesuai
standar pelayanan.
d. Bagi AKBID Mutiara Mahakam
Diharapkan laporan ini dapat menambah kepustakaan bagi
mahasiswa dan dosen, sehingga dapat memperluas pengetahuan
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila ada pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) pada saat
haid terakhir atau pada masa ovulasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai akhirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Lamanya kehamilan
mulai dari evulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut
kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
prematur.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan ovum terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta. Serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
D. Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi
di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar.
Pada nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisijonjot
endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya
vaskularisasi dan biasanya telur matisecara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi
interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat
nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang
menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan
desidua di tuba malahan kadang-kadang sulit dilihat vilikhorealis menembus
endosalping dan masuk kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan
pembuluh darah.
Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu;
tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang
terjadi oleh invasi trofoblas.Di bawah pengaruh hormon esterogen dan
progesteron dari korpus luteum graviditi dan tropoblas, uterus menjadi besar
dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua. Beberapa
8
spontan, atau yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan
pemeriksaan vagina.
p. Perubahan darah
q. Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba
yang terganggu, karena perdarahan yangbanyak ke dalam rongga
perut.
2. Gejala:
a. Nyeri
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus
kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateralatau bilateral,
terlokalisasi atau tersebar.
b. Perdarahan
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan
dikeluarkan dengan perdarahan.Perdarahan ini pada umumnya
sedikit, perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan
pikiran kita keabortus biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya
membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus
c. Amenorhea
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang
memiliki berkas perdarahan pada saat mereka mendapatkan
menstruasi, dan mereka tidak menyadari bahwa mereka hamil.
F. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan
penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkanterjadinya
ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat
menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian. Komplikasi yang
timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan
organ sekita r(usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain
itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
11
G. Pemeriksaan Penunjang
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum
terganggu demikian besarnya,sehingga sebagian besar penderita mengalami
abortus tuba atau rupture tuba sebelum keadaan menjadi jelas. Apabila diduga
ada kehamilan ektopik yang belum terganggu, maka penderita segera dirawat
di rumah sakit. Alat bantu diagnostik yang dapat digunakan ialah
ultrasonografi, laparoskopi atau kuldoskopi. Diagnosis kehamilan ektopik
terganggu pada jenis mendadak tidak banyak mengalami kesukaran, tetapi
pada jenis menahun atau atipik bisa sulit sekali. Untuk mempertajam diagnosis,
maka pada tiap wanita dalam masa reproduksi dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah atau kelainan haid, kemungkinan kehamilan ektopik harus
dipikirkan.
Pada umumnya dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang
cermat diagnosis dapatditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostic
seperti kuldosentesis, ultrasonografi dan laparoskopi masihdiperlukan
anamnesis. Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang
terdapat gejala subyektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri
bahu, tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri
perut bagian bawah.
1. Pemeriksaan umun
Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga
perut tanda-tandasyok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut
bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeritekan.
2. Pemeriksaan ginekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks
menyebabkanrasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit
membesar dan kadang-kadang teraba tumor disamping uterus dengan
batas yang sukar ditemukan. Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri-
raba menunjukkan adanya hematokel retrouterina. Suhu kadang-kadang
naik, sehingga menyukarkan perbedaandenga infeksi pelvik.
12
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hemoglobim dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakkandiagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-
tanda perdarahan dalam rongga perut. Padakasus jenis tidak mendadak
biasanya ditemukan anemia, tetapi harus diingat bahwa penurunan
hemoglobinbaru terlihat setelah 24 jam. Penghitungan leukosit secara berturut
menunjukkan adanya perdarahan bila leukositosis meningkat. Untuk
membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan
jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang melebihi 20.000 biasanya menunjuk
pada keadaan yang terakhir. Tes kehamilan berguna apabila positif. Akan
tetapi tes negative tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu karena kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas
menyebabkan produksi human Chorionic Gonadotropin menurun dan
menyebabkan tes negatif.
4. Kuldosentris
Adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah kavum Douglas ada
darah. Cara iniamat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan
ektopik terganggu. Tekniknya :
a. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
b. Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
c. Spekulum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam
servik, dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
d. Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan
semprit 10 ml dilakukan penghisapan
e. Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada
kain kasa dan perhatikan apakahdarah yang dikeluarkan merupakan darah
segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku, darah
ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk .Darah tua berwarna coklat
13
sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil,
darah ini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
5. Ultrasonografi
Berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pasti ialah apabila
ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak denyut
jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ± 5 % kasus kehamilan ektopik.
Walaupun demikian, hasil ini masih harus diyakini lagi bahwa ini bukan
berasal darikehamilan intrauterine pada kasus uternus bikornis.
6. Laparoskopi
Hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan
ektopik, apabila hasilpenilaian prosedur diagnostic yang lain meragukan.
Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagiandalam dapat dinilai.
Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan
ligamentumlatum. Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit
visualisasi alat kandungan, tetapi hal inimenjadi indikasi untuk melakukan
laparotomi.
H. Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya
terhadap jiwa penderita, dapatdilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap
dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari terapi konservatif (non-operatif)
yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi
atauuntuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui
vagina daridarah di kavum Douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-
perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari salpingektomi ataupun
salpingo-ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak cukup dan terdapat
kelainan pada tubatersebut dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba. Namun
jika penderita belum mempunyai anak, maka kelainan tuba dapat dipertimbangkan
untuk dikoreksi supaya tuba berfungsi.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. H
Usia : 38 Tahun Usia : 39 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Banjar Suku : Banjar
Pendidikan : SMA Pendidikan: S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Bangris Rt. 21 Alamat : Jln. Bangris Rt.21
No.Hp : 085345675084 No.Hp : 085762538903
2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksa kondisi kehamilannya
25
16
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa nyeri perut bagian bawah sampai ke punggung
4. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan pernikahan ke- 1 tahun dan sah, usia waktu menikah 20
tahun, lama pernikahan 18 tahun
5. Riwayat menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 2-3 kali/ganti pembalut
Warna : Merah kecoklatan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Bau : Khas dan anyir
Status TT Waktu
TT I 13 Mei 2014
TT II 13 Juni 2014
TT IV 13 September 2015
TT V 13 September 2016
3 Ham
il ini
18
8. Riwayat KB
Jenis KB : Suntik 3 Bulan
Lama : Ibu mengatakan lamanya 3 tahun
Mulai ber-KB : Ibu mengatakan mulai menggunakan KB Suntik
3 bulan pada tahun 2014
Kapan berhenti : Ibu mengatakan berhenti pada tahun 2017
Alasan berhenti : Ibu mengatakan Ingin mempunyai anak lagi
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak istri muapun suami
tidak ada yang menderita penyakit menular seperti (TB, PMS
HIV/AIDS dan hepatitis)
Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak istri muapun suami
tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti (hipertensi dan
malaria)
Ibu megatakan dalam keluarga baik dari pihak istri maupun suami
tidak ada yang mempunyai riwayat anak kembar
Makan Makan
Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi : 3-4 x/hari
Nutrisi Jenis : padat dan lunak Jenis : padat dan linak
Makanan pantangan : - Makanan pantangan : -
Minum Minum
Frekuensi : 8-10 gelas/hari Frekuensi : 10-12 gelas/hari
Jenis : cair Jenis : cair
Makanan pantangan : - Minuman pantangan : -
Merokok : - Merokok :-
Kebiasaan Minum-minuman keras : - Minum-minuman keras : -
hidup Obat terlarang : - Obat terlarang : -
Minuman jamu : - Minuman jamu : -
21
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 OC
Respirasi : 24 x/menit
d. Tinggi badan : 152 cm
e. Berat badan
Sebelum hamil : 60 kg
Saat hamil : 62 kg
f. LILA : 32 cm
g. Hb : 10,3 gr %
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Simetris, rambut berwarna hitam dan lurus, kulit
kepala bersih, tidak ada lesi dan benjolan
b. Wajah : Simetris, tidak terdapat hiperpigmentasi, tidak
terdapat kloasma gravidarum dan tidak odema
c. Mata : Simetris, sclera tidak ikterik, tidak strabismus,
pupil membesar dan konjungtiva berwarna
merah muda
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung dan tidak ada
pembesaran polip
e. Telinga : Simetris, bersih, tidak terdapat serumen, bentuk
daun telinga normal
f. Mulut : Simetris, bibir lembap, tidak stomatitis, tidak
terdapat gigi berlubang, tidak terdapat
22
Dasar :
Data Subjektif
Ibu mengatakan merasa nyeri perut bagian bawah sampai ke pinggang
Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 OC
Respirasi : 24 x/menit
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan
Sebelum hamil : 60 kg
Saat hamil : 62 kg
LILA : 32 cm
TFU : 2 jari diatas simfisis pubis
a. Masalah
Ibu mengatakan merasa khawatir dengan kondisi kesehatannya dan
janinnya
24
b. Kebutuhan
Ibu membutuhkan KIE tentang kehamilan ektopik terganggu
V. INTERVENSI
Tanggal/pukul : 01-07-2018/13:30 WITA
Diagnosa : Ny. D usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu
Kriteria hasil : Ibu : Ibu hamil sehat tanpa ada masalah apapun
Janin : janin sehat tanpa ada masalah apapun
Intervensi
1. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Agar ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan janinnya sekarang
2. Berikan ibu KIE tentang kehamilan ektopik tergangggu
R/ Agar ibu memperoleh pengetahuan tentang kehamilan ektopik
tergangggu
3. Anjurkan ibu untuk bed rest total
R/ Ibu bersedia bed rest
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
R/ Agar ibu dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut
5. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan
R/ Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/pukul : 31-07-2018/12:30 WITA
25
m) Pembesaran uterus
n) Nyeri pada toucher
o) Tumor dalam rongga panggul
p) Perubahan darah
2) Gejala:
a) Nyeri
b) Perdarahan
c) Amenorhea
e. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat
kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan
tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat
dapat mengakibatkanterjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung
lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif,
syok, DIC, dan kematian. Komplikasi yang timbul akibat pembedahan
antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekita r(usus,
kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga
komplikasi terkait tindakan anestesi.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan umun
2) Pemeriksaan ginekologi
3) Pemeriksaan laboratorium
4) Kuldosentris
5) Ultrasonografi
6) Laparoskopi
g. Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada
bahaya terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan terapi konservatif,
tetapi sebaiknya tetap dilakukan tindakan operasi. Tindakan
Laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam
divertikulum uterus, kehamilan abdominal dan kehamilan tanduk
28
VII. EVALUASI
Tanggal/pukul : 01-07-2018/13:30 WITA
1. Ibu paham dengan kondisi kesehatannya saat ini
2. Ibu paham KIE tentang kehamilan ektopik terganggu
3. Ibu bersedia untuk bed rest
4. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan kehamilannya ke dokter Obgyn
5. Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan
29
BAB IV
PEMBAHASAN
43
30
B. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap interpretasi data yang
telah dikumpulkan berdasarkan pengkajian data Ny. S sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Diagnosa kebidanan
dilakukan berdasarkan data subjektif : Ny. S mengatakan merasa nyeri
perutnya bagian bawah sampai ke punggung dan data objektif : dari hasil
pemeriksaan secara keseluruhan sehingga dapat ditegakkan diagnosa Ny. S
usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
dan mengeluh merasakan perutnya nyeri bagian bawah sampai ke punggung..
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikah seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan
yaitu Ny. S diberikan KIE tentang kehamilan ektopik terganggu dan
kolaborasi dengan dokter Obgyn.
E. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan secara menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah- langkah sebelumnya. Dimana setiap rencana asuhan
harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh tenaga kesehatan dan pasien
agar dapat dilaksanakan dengan efektif berdasarkan kesepakatan yang sudah
ditentukan sebelumnya yaitu :
1. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Agar ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan janinnya sekarang
2. Berikan ibu KIE tentang kehamilan ektopik tergangggu
R/ Agar ibu memperoleh pengetahuan tentang kehamilan ektopik
tergangggu
3. Anjurkan ibu untuk bed rest total
R/ Ibu bersedia bed rest
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
R/ Agar ibu dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut
5. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan
R/ Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan
F. Implementasi
Tahap pelaksanaannya asuhan kehamilan fisiologis dapat diterapkan
serta dilaksanakan dengan baik. Dari rencana yang diterapkan pada Ny.
S tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Ibu pun terlihat
kooperatif karena telah dijelaskan sebelumnya sehingga tidak mendapat
kesulitan. Semua rencana tindakan dapat diaplikasikan ke dalam tindakan
yang nyata dan dapat berjalan dengan baik yaitu :
1. Memberitahukan kepada ibu kondisi kesehatannya dan juga janinnya
saat ini
2. Memeritahukan ibu KIE kehamilan ektopik terganggu
3. Menganjurkan ibu untuk bed rest
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
33
G. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen asuhan kebidanan
untuk menilai semua tindakan yang sudah diberikan apakah sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan berdasarkan pada Ny. S diperoleh :
1. Ibu paham dengan kondisi kesehatannya saat ini
2. Ibu paham KIE tentang kehamilan ektopik terganggu
3. Ibu bersedia untuk bed rest
4. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan kehamilannya ke dokter Obgyn
5. Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan
Setelah melakukan evalusi berdasarkan keluhan dan pemeriksaan secara
umum, kemudian diberikan asuhan sesuai kebutuhan dan semua tindakan
asuhan kebidanan telah dilakukan dengan baik. Maka dapat dapat dievaluasi
Ny. S cukup memhami apa yang disudah dijelaskan sehingga kesehatan Ny.
S dan janinnya pun membaik dan rasa khawatirnya mulai berkurang serta
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S Usia 38 tahun G3
P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018, maka penulis dapat mengambil
beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
2. Telah membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh
pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan
ektopik terganggu di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun
2018
3. Telah dilakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial
berdasarkan data yang diperoleh pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
4. Telah membuat tindakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera
sesuai dengan diagnosa potensial pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
5. Telah dilaksanakan perencanaaan asuhan kebidanan yang akan
diberikan pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda tahun 2018
6. Telah dilaksanakan asuhan kebidanan yang sudah di rencanakan
sebelumnya pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda tahun 2018
35
DAFTAR PUSTAKA