You are on page 1of 36

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan
ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa
ini disebut di sebabkan oleh pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim IUD
(Intra Uterine Device), riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, infertilitas,
kontrasepsi yang memakai progestin dan tindakan aborsi. Gejala yang muncul
pada kehamilan ektopik terganggu tergantung lokasi dari implantasi. Dengan
adanya implantasi dapat meningkatkan vaskularisasi di tempat tersebut dan
berpotensial menimbulkan ruptur organ, terjadi perdarahan masif, infertilitas,
dan kematian. Hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas
dan morbiditas Ibu jika tidak mendapatkan penanganan secara tepat dan
cepat.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil menjadi masalah besar
di Negara berkembang. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami yang
resiko tinggi dan komplikasi yang dapat membahayakan kehidupan ibu
maupun janinnya jika tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin, 2006).
Angka Kematian Ibu hamil menurut WHO (World Health
Organization) ada kawasan yang mampu mencapai penurunan angka
kematian ibu setiap tahun hingga 5,5 %. Hanya Asia Timur yang
penurunannya telah mendekati target yang ditetapkan sebelumnya yakni 4,2
% per tahun serta Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Kalibia
mengalami penurunan yang jauh lebih besar dari Sub-Sahara Afrika. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target yang akan dicapaitahun
2016 adalah menjadi 102 orang per tahun. Insiden kehamilan ektopik
terganggu semakin meningkat pada semua wanita terutama pada mereka yang
berumur lebih dari 30 tahun. Selain itu, adanya kecenderungan pada kalangan
2

wanita untuk menunda kehamilan sampai usia yang cukup lanjut


menyebabkan angka kejadiannya semakin berlipat ganda.
Di Indonesia, berdasarkan laporan dari Biro Pusat Statistik Kesehatan di
ketahui bahwa pada tahun 2016 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan
menderita kehamilan ektopik dan ektopik terganggu atau 0,02 %. Angka
Kematian Ibu (AKI) di kota Samarinda dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2016, setelah mengalami peningkatan pada tahun 2015, yaitu 76 per 100.000
Kelahiran Hidup, di tahun 2016 menunjukkan penurunan yang signifikan
yakni 40 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, dilaporkan di Kalimantan
kehamilan. ektopik terganggu ditemukan 19,7 dalam 100 persalinan. Pada
tahun 2015 sampai 2017 pada dilaporkan 153 kehamilan ektopik terganggu
dalam 10612 persalinan setiap tahunnya, atau 1 dalam 26 persalinan. Ibu yang
mengalami kehamilan ektopik terganggu tertinggi pada kelompok umur 20-
40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Frekuensi kehamilan ektopik yang
berulang dilaporkan berkisar antara 0% sampai 14.6%. Kasus kehamilan
ektopik terganggu di Samarinda ditemukan 62 kasus dari 4007 kehamilan.
Sebagian besar terdapat di RSUD A. Wahab Sjahranie tahun 2016 terdapat
sebanyak 148 dari kasus kehamilan ektopik terganggu dan 3 bulan terakhir
terdapat 33 kasus dari 563 ibu hamil pada tahun 2017.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S usia
38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018 yang
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 Langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada Ny. S usia 38
tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
3

b. Mahasiswa dapat membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data


yang diperoleh pada Ny. S usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu
dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda tahun 2018
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial
berdasarkan data yang diperoleh pada Ny. S usia 38 tahun G3P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
d. Mahasiswa mampu membuat tindakan segera, rujukan, kolaborasi
kebutuhan segera sesuai dengan diagnosa potensial pada Ny. S usia
38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik
terganggu di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
e. Mahasiswa dapat melaksanakan perencanaaan asuhan kebidanan
yang akan diberikan pada Ny. S usia 38 tahun G3P2A0 UK 11
minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
f. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di
rencanakan sebelumnya pada Ny. S usia 38 tahun G3P2A0 UK 11
minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi setiap asuhan kebidanan pada
Ny. S usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan
ektopik terganggu di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
tahun 2018
4

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan pengelolaan kasus ini diharapkan dapat menjadi tambahan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil patologis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu
hamil agar memperhatikan kondisi kehamilan dalam merencanakan
kehamilan maupun setelah melahirkan.
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan menambah keterampilan dan pengetahuan
mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa untuk
menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.
c. Bagi RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil sesuai
standar pelayanan.
d. Bagi AKBID Mutiara Mahakam
Diharapkan laporan ini dapat menambah kepustakaan bagi
mahasiswa dan dosen, sehingga dapat memperluas pengetahuan
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi apabila ada pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) pada saat
haid terakhir atau pada masa ovulasi. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai akhirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Lamanya kehamilan
mulai dari evulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut
kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
prematur.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan ovum terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta. Serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

B. Pengertian Kehamilan Ektopik Terganggu


Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari
bahasa Yunani, topos yang berartitempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan
“berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik
terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil
tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan
ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba
falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik, sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi dituba,jarang terjadi
implantasi pada ovarium,rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus
yang rudimenter dan divertikel pada uterus. Kehamilan ektopik adalah
kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba fallopi
6

merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik


(lebih besar dari 90 %). Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar
biasa. Tempat kehamilan yang normal ialah di dalam kavum uteri. Kehamilan
ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga
perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa
misalnya dalam servix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter
rahim. Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium kavum uteri sehingga mengganggu organ lain.
C. Etiologi
1. Faktor dalam lumen tuba
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping,
sehingga lumen tuba menyempit ataumembentuk kantong buntu.
b. Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi siliaendo salping.
c. Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba
a. Endometriosis tuba (tuba tertekuk) dapat memudahkan implantasi
telur yang dibuahi dalam tuba.
b. Divertikel tuba kongenital atau ostium asesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor diluar dinding tuba
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur.
b. Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri
atau sebaliknya dapat memperpanjangperjalanan telur yang dibuahi ke
uterus. Pertumbuhan yang terlalu cepat dapat menyebabkan
implantasiprematur.
7

b. Fertilisasi in vitro ( pembuahan sel telur dalam kondisi laboratorium,


sel telur yang sudah di buahi itukemudian ditempatkan di dalam rahim
wanita).
5. Bekas radang pada tuba
6. Kelainan bawaan tuba
7. Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
8. Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
9. Abortus buatan
10. Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
11. Infeksi pasca abortus
12. Apendisitis
13. Infeksi pelvis
14. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)

D. Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi
di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar.
Pada nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisijonjot
endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya
vaskularisasi dan biasanya telur matisecara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi
interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat
nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang
menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan
desidua di tuba malahan kadang-kadang sulit dilihat vilikhorealis menembus
endosalping dan masuk kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan
pembuluh darah.
Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu;
tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang
terjadi oleh invasi trofoblas.Di bawah pengaruh hormon esterogen dan
progesteron dari korpus luteum graviditi dan tropoblas, uterus menjadi besar
dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua. Beberapa
8

perubahan pada endometrium yaitu; sel epitel membesar, nucleus hipertrofi,


hiperkromasi, lobuler, dan bentuknya ireguler. Polaritas menghilang dan
nukleus yang abnormal mempunyai tendensi menempati sel luminal.
Sitoplasma mengalami vakuolisasi seperti buih dan dapat juga terkadang
ditemui mitosis. Perubahan endometrium secara keseluruhan disebut sebagai
reaksi Arias-Stella. Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami
degenerasi kemudian dikeluarkan secara utuh atau berkeping-keping.
Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari
uterus disebabkan pelepasan desidua yang degeneratif.
Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6
sampai 10 minggu. Karena tuba bukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi,
tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Beberapa
kemungkinan yang mungkin terjadi adalah :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Pada implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karena
vaskularisasi yang kurang dan dengan mudah diresorbsi total.
2. Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena terbukanya dinding pembuluh darah oleh
vili korialis pada dinding tuba ditempat implantasi dapat melepaskan
mudigah dari dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya
pseudokapsularis. Segera setelah perdarahan, hubungan antara plasenta
serta membran terhadap dinding tuba terpisah bila pemisahan sempurna,
seluruh hasil konsepsi dikeluarkan melalui ujung fimbrae tuba ke dalam
kavum peritonium. Dalam keadaan tersebut perdarahan berhenti dan
gejala-gejala menghilang.
3. Ruptur dinding tuba
Penyebab utama dari ruptur tuba adalah penembusan dinding vili korialis
ke dalam lapisan muskularis tubaterus ke peritoneum. Ruptur tuba sering
terjadi bila ovum yang dibuahi berimplantasi pada isthmus dan biasanya
terjadi pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur yang terjadi pada pars-
intersisialis pada kehamilan lebih lanjut. Ruptur dapat terjadi secara
9

spontan, atau yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan
pemeriksaan vagina.

E. Tanda dan Gejala


1. Tanda
a. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting
atau perdarahan vaginal.
b. Menstruasi abnormal
c. Abdomen dan pelvis yang lunak
d. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa
kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan
e. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus
f. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
g. Kolaps dan kelelahan
h. Pucat
i. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
j. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
k. Gangguan kencing
l. Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangangan
peritoneum oleh darah di dalam rongga perut
m. Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh
hormon-hormon kehamilan tapi padaumumnya sedikit lebih kecil
dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intrauterin yang sama
umurnya
n. Nyeri pada toucher
Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan cavumdouglasi
(nyeri digoyang)
o. Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan
kumpulan darah di tuba dan sekitarnya.
10

p. Perubahan darah
q. Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba
yang terganggu, karena perdarahan yangbanyak ke dalam rongga
perut.
2. Gejala:
a. Nyeri
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus
kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateralatau bilateral,
terlokalisasi atau tersebar.
b. Perdarahan
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan
dikeluarkan dengan perdarahan.Perdarahan ini pada umumnya
sedikit, perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan
pikiran kita keabortus biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya
membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus
c. Amenorhea
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang
memiliki berkas perdarahan pada saat mereka mendapatkan
menstruasi, dan mereka tidak menyadari bahwa mereka hamil.

F. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan
diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan
penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkanterjadinya
ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat
menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian. Komplikasi yang
timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan
organ sekita r(usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain
itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
11

G. Pemeriksaan Penunjang
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik belum
terganggu demikian besarnya,sehingga sebagian besar penderita mengalami
abortus tuba atau rupture tuba sebelum keadaan menjadi jelas. Apabila diduga
ada kehamilan ektopik yang belum terganggu, maka penderita segera dirawat
di rumah sakit. Alat bantu diagnostik yang dapat digunakan ialah
ultrasonografi, laparoskopi atau kuldoskopi. Diagnosis kehamilan ektopik
terganggu pada jenis mendadak tidak banyak mengalami kesukaran, tetapi
pada jenis menahun atau atipik bisa sulit sekali. Untuk mempertajam diagnosis,
maka pada tiap wanita dalam masa reproduksi dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah atau kelainan haid, kemungkinan kehamilan ektopik harus
dipikirkan.
Pada umumnya dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang
cermat diagnosis dapatditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostic
seperti kuldosentesis, ultrasonografi dan laparoskopi masihdiperlukan
anamnesis. Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang
terdapat gejala subyektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri
bahu, tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri
perut bagian bawah.
1. Pemeriksaan umun
Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga
perut tanda-tandasyok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut
bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeritekan.
2. Pemeriksaan ginekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks
menyebabkanrasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit
membesar dan kadang-kadang teraba tumor disamping uterus dengan
batas yang sukar ditemukan. Kavum Douglas yang menonjol dan nyeri-
raba menunjukkan adanya hematokel retrouterina. Suhu kadang-kadang
naik, sehingga menyukarkan perbedaandenga infeksi pelvik.
12

3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hemoglobim dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakkandiagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-
tanda perdarahan dalam rongga perut. Padakasus jenis tidak mendadak
biasanya ditemukan anemia, tetapi harus diingat bahwa penurunan
hemoglobinbaru terlihat setelah 24 jam. Penghitungan leukosit secara berturut
menunjukkan adanya perdarahan bila leukositosis meningkat. Untuk
membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik, dapat diperhatikan
jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang melebihi 20.000 biasanya menunjuk
pada keadaan yang terakhir. Tes kehamilan berguna apabila positif. Akan
tetapi tes negative tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu karena kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas
menyebabkan produksi human Chorionic Gonadotropin menurun dan
menyebabkan tes negatif.
4. Kuldosentris
Adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah kavum Douglas ada
darah. Cara iniamat berguna dalam membantu membuat diagnosis kehamilan
ektopik terganggu. Tekniknya :
a. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
b. Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
c. Spekulum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam
servik, dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
d. Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan
semprit 10 ml dilakukan penghisapan
e. Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada
kain kasa dan perhatikan apakahdarah yang dikeluarkan merupakan darah
segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku, darah
ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk .Darah tua berwarna coklat
13

sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil,
darah ini menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
5. Ultrasonografi
Berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pasti ialah apabila
ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak denyut
jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ± 5 % kasus kehamilan ektopik.
Walaupun demikian, hasil ini masih harus diyakini lagi bahwa ini bukan
berasal darikehamilan intrauterine pada kasus uternus bikornis.
6. Laparoskopi
Hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan
ektopik, apabila hasilpenilaian prosedur diagnostic yang lain meragukan.
Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagiandalam dapat dinilai.
Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan
ligamentumlatum. Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit
visualisasi alat kandungan, tetapi hal inimenjadi indikasi untuk melakukan
laparotomi.

H. Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya
terhadap jiwa penderita, dapatdilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap
dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari terapi konservatif (non-operatif)
yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi
atauuntuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui
vagina daridarah di kavum Douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-
perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari salpingektomi ataupun
salpingo-ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak cukup dan terdapat
kelainan pada tubatersebut dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba. Namun
jika penderita belum mempunyai anak, maka kelainan tuba dapat dipertimbangkan
untuk dikoreksi supaya tuba berfungsi.
14

Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam


divertikulum uterus, kehamilan abdominal dan kehamilan tanduk rudimenter.
Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagiandari adneksia yang
menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah
dari ronggaabdomen sebanyak mungkin dikeluarkan. Serta memberikan transfusi
darah. Untuk kehamilan ektopik terganggu dini yang berlokasi di ovarium bila
dimungkinkan dirawat, namun apabilatidak menunjukkan perbaikan maka dapat
dilakukan tindakan sistektomi ataupun oovorektomi. Sedangkan kehamilan
ektopik terganggu berlokasi di servik uteri yang sering menngakibatkan
perdarahan dapat dilakukanhisterektomi, tetapi pada nulipara yang ingin sekali
mempertahankan fertilitasnya diusahakan melakukan terapi konservatif.
15

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S USIA 38 TAHUN G3P2A0 UK 11


MINGGU DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DI RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA
No.RM : 01.02.25.42 Tempat Pengkajian : Ruang IGD
Nama Pengkaji : Soleha Halim Tanggal/Pukul pengkajian : 01-07-2018/13:30 WITA

I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
 Istri Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. H
Usia : 38 Tahun Usia : 39 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Banjar Suku : Banjar
Pendidikan : SMA Pendidikan: S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Bangris Rt. 21 Alamat : Jln. Bangris Rt.21
No.Hp : 085345675084 No.Hp : 085762538903

2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksa kondisi kehamilannya

25
16

3. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa nyeri perut bagian bawah sampai ke punggung

4. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan pernikahan ke- 1 tahun dan sah, usia waktu menikah 20
tahun, lama pernikahan 18 tahun

5. Riwayat menstruasi
 Menarche : 15 tahun
 Siklus : 30 hari
 Lama : 7 hari
 Jumlah : 2-3 kali/ganti pembalut
 Warna : Merah kecoklatan
 Keluhan : Tidak ada keluhan
 Bau : Khas dan anyir

6. Riwayat kehamilan sekarang


 HPHT : 18 Mei 2018
 UK : 11 minggu 5 hari
 HPL : 25 Februari 2019
 Kunjungan ANC : Teratur, frekuensi 3 kali
 Tempat kunjungan ANC : Dokter Obgyn dan Bidan
 Obat yang dikonsumsi selama hamil : Tablet FE, Asam Folat dan
Vit.B Complek
 Gerakan janin : 24 kali/hari
 Gerakan janin pertama kali : 16 minggu
 Imunsasi TT : Pernah
17

Status TT Waktu

TT I 13 Mei 2014

TT II 13 Juni 2014

TT III 13 September 2014

TT IV 13 September 2015

TT V 13 September 2016

 Keluhan selama hamil


Trimester I : Ibu mengatakan mual dan nyeri perut bagian bawah
sampai ke punggung
Trimester II : -
Trimester III : -
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ha
mil
Persalinan Bayi Nifas
Ke-

Tgl UK Jeni Pen Komp JK PB/B Usia Perd Lakt Ko


lahir s olon likasi B lahir arah asi mpli
pers g an kasi
I Ba
alina
b yi
n
u

1 23/0 40 Nor Bida - - Lk 50 cm/ 18 - √ -


7/20 mgg mal n 2900 thn
00 gr

2 21/1 40 Nor Bida - Pr 50 cm/ 4 - √ -


0/20 mgg mal n 3000 thn
14 gr

3 Ham
il ini
18

8. Riwayat KB
 Jenis KB : Suntik 3 Bulan
 Lama : Ibu mengatakan lamanya 3 tahun
 Mulai ber-KB : Ibu mengatakan mulai menggunakan KB Suntik
3 bulan pada tahun 2014
 Kapan berhenti : Ibu mengatakan berhenti pada tahun 2017
 Alasan berhenti : Ibu mengatakan Ingin mempunyai anak lagi

9. Riwayat kesehatan sekarang


 Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti (DM,
asma, jantung)
 Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti (TB, PMS
HIV/AIDS dan hepatitis)
 Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menahun seperti
(hipertensi dan malaria)

10. Riwayat kesehatan yang lalu


 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
(DM, asma, jantung)
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
(TB, PMS HIV/AIDS dan hepatitis)
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
(hipertensi dan malaria)
 Ibu mengatakan pernah melakukan operasi Sectio Caesarea

11. Riwayat kesehatan keluarga


 Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak istri muapun suami
tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti (DM, asma,
jantung)
19

 Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak istri muapun suami
tidak ada yang menderita penyakit menular seperti (TB, PMS
HIV/AIDS dan hepatitis)
 Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak istri muapun suami
tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti (hipertensi dan
malaria)
 Ibu megatakan dalam keluarga baik dari pihak istri maupun suami
tidak ada yang mempunyai riwayat anak kembar

12. Riwayat Psikososial & spiritual


 Komunikasi
Ibu mengatakan menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari
 Keadaan emosional
Ibu mengatakan keadaan emosional baik
 Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik
 Hubungan dengan orang lain
Ibu mengatakan hubungan dengan orang lain baik
 Proses berpikir
Ibu memgatakan setiap ada masalah selalu berusaha untuk
mendiskusikan dengan suami
 Ibadah/spiritual
Ibu mengatakan selalu melaksanakan sholat setiap hari
 Respon ibu & keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung kehamilan ini
 Dukungan keluarga
Ibu mengatakan keluarga berharap ibu dan bayi sehat
 Pengambil keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga adalah
keputusan bersama setelah berdiskusi dengan suami
20

 Beban kerja dan kegiatan sehari-hari


Ibu mengatakan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga
13. Pola kebutuhan sehari-hari
Pola Sebelum hamil Saat hamil

 Makan  Makan
Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi : 3-4 x/hari
Nutrisi Jenis : padat dan lunak Jenis : padat dan linak
Makanan pantangan : - Makanan pantangan : -
 Minum  Minum
Frekuensi : 8-10 gelas/hari Frekuensi : 10-12 gelas/hari
Jenis : cair Jenis : cair
Makanan pantangan : - Minuman pantangan : -

 Tidur siang : 1 jam  Tidur siang : 1 jam


Istirahat  Tidur malam : 8 jam  Tidur malam : 7 jam
 Keluhan : -  Keluhan : tidak nyaman

 BAK : 2-3 x/hari  BAK : 4-5 x/hari


Eliminasi Konsistensi : - Konsistensi : -
Warna : jernih Warna : jernih
 BAB : 1 x/hari  BAB : 1 x/hari
Konsistensi : lunak Konsistensi : lunak
Warna : kuning kecoklatan Warna : kuning kecoklatan
 Keluhan : -  Keluhan : -

Personal  Mandi : 2 x/hari  Mandi : 3 x/hari


Hygiene  Ganti pakaian dan pakaian  Ganti pakaian dan pakaian
dalam : 2 x/hari dalam : 3 x/hari

 Pekerjaan sehari-hari : IRT  Pekerjaan sehari-hari : IRT


Aktivitas  Hubungan seksual : 3 x/mgg  Hubungan seksual : 3 x/mgg
 Keluhan : -  Keluhan : -

 Merokok : -  Merokok :-
Kebiasaan  Minum-minuman keras : -  Minum-minuman keras : -
hidup  Obat terlarang : -  Obat terlarang : -
 Minuman jamu : -  Minuman jamu : -
21

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,5 OC
 Respirasi : 24 x/menit
d. Tinggi badan : 152 cm
e. Berat badan
 Sebelum hamil : 60 kg
 Saat hamil : 62 kg
f. LILA : 32 cm
g. Hb : 10,3 gr %
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Simetris, rambut berwarna hitam dan lurus, kulit
kepala bersih, tidak ada lesi dan benjolan
b. Wajah : Simetris, tidak terdapat hiperpigmentasi, tidak
terdapat kloasma gravidarum dan tidak odema
c. Mata : Simetris, sclera tidak ikterik, tidak strabismus,
pupil membesar dan konjungtiva berwarna
merah muda
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak terdapat
pernapasan cuping hidung dan tidak ada
pembesaran polip
e. Telinga : Simetris, bersih, tidak terdapat serumen, bentuk
daun telinga normal
f. Mulut : Simetris, bibir lembap, tidak stomatitis, tidak
terdapat gigi berlubang, tidak terdapat
22

pembengkakan gusi dan gigi palsu, tidak ada


karies, tidak ada pembesaran tonsil, ovula baik
g. Leher : Simetris, tidak hiperpigmetasi, tidak terdapat
pembesaran vena junggolaris, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe dan tiroid
h. Dada : Simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada,
tidak terdapat bunyi wheezing dan ronchi
i. Payudara : Simetris, papila menonjol, areola berwarna hitam
kecoklatan, tidak terdapat benjolan
j. Abdomen : Simetris, terdapat bekas luka (bekas operasi) dan
tidak ada benjolan, terdapat stretchmart, terdapat
linea alba
TFU : 2 jari diatas simfisis pubis
j. Genetalia : Vulva tampak bersih, tidak terdapat benjolan
abnormal, terdapat sedikit keputihan
k. Anus : Tidak terdapat hemoroid
l. Ekstremitas
 Atas : Simetris, tidak ada odema, gerak spontan, reflek
capilarirefil kiri dan kanan positif, reflek trisep
dan bisep kiri dan kanan positif
 Bawah : Simetris, tidak ada odema, tidak terdapat varices,
pergerakan spontan, reflek capilarirefil kiri dan
kanan positif, serta reflek babinski positif, reflek
patella positif
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan panggul
 Lingkar panggul : - cm
 Distansia cristarum : - cm
 Distansia spinarum : - cm
 Conjungata bourdeloque : - cm
b. Pemeriksaan Laboratorium
23

 Urin : tidak dilakukan


 Darah : tidak dilakukan
c. USG : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa kebidanan
Ny. S usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik
terganggu

Dasar :
 Data Subjektif
Ibu mengatakan merasa nyeri perut bagian bawah sampai ke pinggang
 Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,5 OC
 Respirasi : 24 x/menit
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan
 Sebelum hamil : 60 kg
 Saat hamil : 62 kg
LILA : 32 cm
TFU : 2 jari diatas simfisis pubis
a. Masalah
Ibu mengatakan merasa khawatir dengan kondisi kesehatannya dan
janinnya
24

b. Kebutuhan
 Ibu membutuhkan KIE tentang kehamilan ektopik terganggu

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL & ANTISIPASI


Potensial terjadinya Abortus

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN/TINDAKAN SEGERA


KIE tentang kehamilan ektopik terganggu
Kolaborasi dengan dokter Obgyn

V. INTERVENSI
 Tanggal/pukul : 01-07-2018/13:30 WITA
 Diagnosa : Ny. D usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu
 Kriteria hasil : Ibu : Ibu hamil sehat tanpa ada masalah apapun
Janin : janin sehat tanpa ada masalah apapun
 Intervensi
1. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Agar ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan janinnya sekarang
2. Berikan ibu KIE tentang kehamilan ektopik tergangggu
R/ Agar ibu memperoleh pengetahuan tentang kehamilan ektopik
tergangggu
3. Anjurkan ibu untuk bed rest total
R/ Ibu bersedia bed rest
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
R/ Agar ibu dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut
5. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan
R/ Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/pukul : 31-07-2018/12:30 WITA
25

1. Memberitahukan kepada ibu kondisi kesehatannya dan juga janinnya saat


ini berdasarkan hasil pemeriksaan yaitu :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/70mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,5 OC
 Respirasi : 24 x/menit
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan
 Sebelum hamil : 60 kg
 Saat hamil : 62 kg
LILA : 32 cm
TFU : 2 jari diatas simfisis
2. Memeritahukan ibu KIE tentang perubahan fisiologis pada trimester III
yaitu :
a. Pengertian
Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri sehingga mengganggu
organ lain.
b. Etiologi
1) Faktor dalam lumen tuba
2) Faktor pada dinding tuba
3) Faktor diluar dinding tuba
4) Bekas radang pada tuba
5) Kelainan bawaan tuba
6) Gangguan fisiologik tuba karena pengaruh hormonal
7) Operasi plastik/riwayat pembedahan pada tuba
8) Abortus buatan
9) Riwayat kehamilan ektopik yang lalu
26

10) Infeksi pasca abortus


11) Apendisitis
12) Infeksi pelvis
13) Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
c. Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang
terjadi di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau
interkolumnar. Pada nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung
atau sisi jonjot endosalping. Beberapa kemungkinan yang mungkin
terjadi adalah :
1) Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
2) Abortus ke dalam lumen tuba
3) Ruptur dinding tuba
d. Tanda dan Gejala
1) Tanda
a) Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau
spotting atau perdarahan vaginal.
b) Menstruasi abnormal
c) Abdomen dan pelvis yang lunak
d) Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh
massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan
e) Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus
f) Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
g) Kolaps dan kelelahan
h) Pucat
i) Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
j) Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak
gembung.
k) Gangguan kencing
l) Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangangan peritoneum oleh darah di dalam rongga perut
27

m) Pembesaran uterus
n) Nyeri pada toucher
o) Tumor dalam rongga panggul
p) Perubahan darah
2) Gejala:
a) Nyeri
b) Perdarahan
c) Amenorhea
e. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat
kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan
tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat
dapat mengakibatkanterjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung
lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif,
syok, DIC, dan kematian. Komplikasi yang timbul akibat pembedahan
antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekita r(usus,
kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga
komplikasi terkait tindakan anestesi.
f. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan umun
2) Pemeriksaan ginekologi
3) Pemeriksaan laboratorium
4) Kuldosentris
5) Ultrasonografi
6) Laparoskopi
g. Penatalaksanaan
Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada
bahaya terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan terapi konservatif,
tetapi sebaiknya tetap dilakukan tindakan operasi. Tindakan
Laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam
divertikulum uterus, kehamilan abdominal dan kehamilan tanduk
28

rudimenter. Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit


bagian dari adneksia yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan
umum penderita terus diperbaiki dan darah dari rongga abdomen
sebanyak mungkin dikeluarkan. Serta memberikan transfusi darah.
3. Menganjurkan ibu untuk bed rest total yaitu ibu diharapkan tidak boleh
melakukan aktifitas fisik dan istirahat yang cukup agar kondis kesehatan
tetap terjaga.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn yaitu agar ibu mendapatkan
penangann lebih lanjut seperti USG dan Operasi
5. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yaitu mencatat semua asuhan
kebidanan pada Ny. S Usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu yang telah dilakukan.

VII. EVALUASI
Tanggal/pukul : 01-07-2018/13:30 WITA
1. Ibu paham dengan kondisi kesehatannya saat ini
2. Ibu paham KIE tentang kehamilan ektopik terganggu
3. Ibu bersedia untuk bed rest
4. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan kehamilannya ke dokter Obgyn
5. Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan
29

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengkajian pada Ny. S dengan pemeriksaan yang telah


dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
A. Pengkajian Data
Pengajian data merupakan langkah awal untuk mengumpulkan semua
informasi atau data yang akurat dan lengkap dari Ny. S. Langkah ini yang
akan menentukkan langkah berikutnya, sehingga pengkajian ini harus secara
menyeluruh meliputi data subjektif dan data objektif yang berkaitan dengan
kondisi kesehatannya dan janinnya yang valid. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara anamnesis :
1. Data subjektif
Yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi dari
Ny. S secara lengkap meliputi : identitas dari pasangan suami istri,
alasan kunjungan, keluhan utama, riwayat pernikahan, riwayat
menstruasi, riwayat ( kehamilan sekarang dan kehamilan, persalinan
serta nifas yang lalu), riwayat KB, riwayat kesehatan (sekarang, yang
lalu, dan keluarga), riwayat psikososial dan spiritual serta pola
kebutuhan sehari- hari.
Identitas isteri dan suami yang perlu di kaji adalah nama,umur,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor telepon.
Bertujuan untuk menetapkan identitas pasien karena mungkin memiliki
nama yang sama dengan alamat dan nomor telepon yang berbeda dan
umur juga untuk mengetahui faktor resiko, jika umur Ny. S <20 atau
>35 tahun ini merupakan umur yang berisiko bagi ibu hamil.
Alasan kunjungan Ny. S mengatakan ingin memeriksa kondisi
kesehatannya dan janinnya dengan keluhan utama Ny. S mengatakan
merasa sakit perutnya bagian bawah sampai ke punggung. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari Ny. S, bahwa riwayat kehamilannya
sekarang Ny. S mengalami hari pertama haid terakhir pada tanggal 18

43
30

Mei 2018. Untuk mengenai riwayat pernikahan, riwayat menstruasi,


riwayat (kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu), riwayat KB,
riwayat kesehatan (sekarang, yang lalu, dan keluarga), riwayat
psikososial dan spiritual serta pola kebutuhan sehari- hari penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena semua data
yang dibutuhkan sesuai dengan teori secara lengkap. Ny. S sangat
kooperatif dalam menyimak maupun menjawab pertanyaan.
2. Data objektif
Yaitu merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan secara
langsung terhadap Ny. S meliputi pemeriksaan umum yang terdiri dari
(keadaan umum, kesadaran, tanda- tanda vital, tinggi badan, berat
badan, LILA, TFU, leopod, denyut jantung janin, dan juga tafsiran berat
janin), pemeriksaan fisik yang terdiri dari ( inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi) dan juga pemeriksaan penunjang terdiri dari ( laboratorium,
USG dan pemeriksaan dalam) tidak dilakukan.
a. Pemeriksaan umum diperoleh :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,5 OC
 Respirasi : 24 x/menit
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan
 Sebelum hamil : 60 kg
 Saat hamil : 62 kg
LILA : 32 cm
TFU : 2 jari dibawah simfisis pubis
31

B. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap interpretasi data yang
telah dikumpulkan berdasarkan pengkajian data Ny. S sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Diagnosa kebidanan
dilakukan berdasarkan data subjektif : Ny. S mengatakan merasa nyeri
perutnya bagian bawah sampai ke punggung dan data objektif : dari hasil
pemeriksaan secara keseluruhan sehingga dapat ditegakkan diagnosa Ny. S
usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
dan mengeluh merasakan perutnya nyeri bagian bawah sampai ke punggung..
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikah seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan
yaitu Ny. S diberikan KIE tentang kehamilan ektopik terganggu dan
kolaborasi dengan dokter Obgyn.

C. Identifikasi Diagnosa Potensial & antisipasi


Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah potensial berdasarkan
diagnosa dan masalah Ny. S usia 38 tahun G3P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu sehingga potensial dan antisipasi terjadinya
Abortus karena masalah yang dialami merupakan hal yang patologis pada ibu
hamil.

D. Identifikasi Kebutuhan/Tindakan Segera


Langkah ini mencerminkan kesinambungan proses manajemen
kebidanan yaitu diberikan KIE tentang kehamilan ektopik terganggu dan
kolaborasi dengan dokter Obgyn. Karena pada kasus kehamilan ini ditemui
diagnosa potensial, maka tindakan segera dibutuhkan agar tidak ada
kesenjamgam antara teori dan praktik. Penulis dapat memberikan kebutuhan
segera pada Ny. D sesuai dengan penegakkan diagnosa jika terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek dapat berkolaborasi dengan dokter
Obgyn.
32

E. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan secara menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah- langkah sebelumnya. Dimana setiap rencana asuhan
harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu oleh tenaga kesehatan dan pasien
agar dapat dilaksanakan dengan efektif berdasarkan kesepakatan yang sudah
ditentukan sebelumnya yaitu :
1. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Agar ibu mengetahui kondisi kesehatannya dan janinnya sekarang
2. Berikan ibu KIE tentang kehamilan ektopik tergangggu
R/ Agar ibu memperoleh pengetahuan tentang kehamilan ektopik
tergangggu
3. Anjurkan ibu untuk bed rest total
R/ Ibu bersedia bed rest
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
R/ Agar ibu dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut
5. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan
R/ Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan

F. Implementasi
Tahap pelaksanaannya asuhan kehamilan fisiologis dapat diterapkan
serta dilaksanakan dengan baik. Dari rencana yang diterapkan pada Ny.
S tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Ibu pun terlihat
kooperatif karena telah dijelaskan sebelumnya sehingga tidak mendapat
kesulitan. Semua rencana tindakan dapat diaplikasikan ke dalam tindakan
yang nyata dan dapat berjalan dengan baik yaitu :
1. Memberitahukan kepada ibu kondisi kesehatannya dan juga janinnya
saat ini
2. Memeritahukan ibu KIE kehamilan ektopik terganggu
3. Menganjurkan ibu untuk bed rest
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyn
33

5. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan

G. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen asuhan kebidanan
untuk menilai semua tindakan yang sudah diberikan apakah sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan berdasarkan pada Ny. S diperoleh :
1. Ibu paham dengan kondisi kesehatannya saat ini
2. Ibu paham KIE tentang kehamilan ektopik terganggu
3. Ibu bersedia untuk bed rest
4. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan kehamilannya ke dokter Obgyn
5. Dokumentasi asuhan kebidanan telah dilakukan
Setelah melakukan evalusi berdasarkan keluhan dan pemeriksaan secara
umum, kemudian diberikan asuhan sesuai kebutuhan dan semua tindakan
asuhan kebidanan telah dilakukan dengan baik. Maka dapat dapat dievaluasi
Ny. S cukup memhami apa yang disudah dijelaskan sehingga kesehatan Ny.
S dan janinnya pun membaik dan rasa khawatirnya mulai berkurang serta
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
34

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S Usia 38 tahun G3
P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018, maka penulis dapat mengambil
beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Telah dilakukan pengkajian data pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
2. Telah membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh
pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan
ektopik terganggu di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun
2018
3. Telah dilakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial
berdasarkan data yang diperoleh pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
4. Telah membuat tindakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera
sesuai dengan diagnosa potensial pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0
UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
5. Telah dilaksanakan perencanaaan asuhan kebidanan yang akan
diberikan pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda tahun 2018
6. Telah dilaksanakan asuhan kebidanan yang sudah di rencanakan
sebelumnya pada Ny. S Usia 38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda tahun 2018
35

7. Telah dilakukan evaluasi setiap asuhan kebidanan pada Ny. S Usia


38 tahun G3 P2A0 UK 11 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu
di RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2018
B. Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu
hamil, maka di perlukan kerja sama yang baik untuk memecahkan
masalah yang timbul dan pemberian data yang sesuai dengan kebutuhan
untuk penegakan diagnosa yang tepat.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menggali ilmu lebih dalam lagi serta lebih giat
belajar dalam memahami teori sehingga dapat diterapkan dilahan
praktek. Mahasiswa dapat membuat laporan kasus kehamilan dengan
menggali lebih dalam tentang berbagai permasalahan pada ibu hamil.
3. Bagi Puskesmas Karang Asam
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan
meningkatkan peran bidan dalam tugasnya sebagai seorang
pelaksanaan pelayanan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil
4. Bagi AKBID Mutiara Mahakam Samarinda
Penulis mengharapkan pembuatan laporan kasus yang telah ada
tetap dijadikan acuan, bahan bacaan di perpustakaaan dan bahan
perbandingan untuk pembuatan laporan kasus yang lebih baik lagi
terutama yang berhubungan dengan kasus kehamilan.
36

DAFTAR PUSTAKA

1. Maritalia, Dewi.dkk.2012. Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Celeban Timur


UH III/548

2. Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Wirohardj. Jakarta :PT Bina


Pustaka SarwonoWirihardjo

3. Prawihardjo, Sarwono. 2006. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

4. Prawirohardjo, Sarwono . 1999. Ilmu Kebidanann. Jakarta : YBP-SP

You might also like