Professional Documents
Culture Documents
Hakim Abdul
Julia Rottie
Michael Y. Karundeng
Abstract:. Emergency room visits can happen to anyone, anytime, and anywhere, this
condition requires the readiness of health workers to anticipate events. Management of the
state of emergency aid in these areas is still very worrying. Many mortality that occurs in
people who should be prevented if we have a concern about the issue. One indicator of the
success of the medical countermeasures that speed to provide relief. Response time is the
time between the surface demand response or the response time is ≤ 5 minutes. The purpose
of this study to analyze differences in response time to emergency care nurses in the
emergency department at the General Hospital GMIM Pancaran Kasih and in the General
Hospital TK III Robert Wolter Monginsisdi Manado. Research Designe in this research is
observational analytic using cross sectional design. Samples were taken by purposive
sampling technique totaling 30 respondents. Results using the Mann-Whitney test was
obtained p value = 0.011 smaller than α = 0.05. The conclusion of this study is, There are
significant differences between the response time nurse in the handling of emergency patients
at the Emergency Unit of the General Hospital GMIM Pancaran Kasih and General Hospital
TK.III Robert Wolter Monginsidi Manado. Suggestions hoped this research can be used for
the development of further research to researchers - researchers who are interested to
develop research within the scope of the same, namely in the field of emergency nursing
Keywords : Response Time
Abstrak: Kejadian gawat darurat bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja,
kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian itu.
Manajemen pertolongan keadaan gawat darurat pada area tersebut sampai saat ini masih
sangat menghawatirkan. Banyak angka kematian yang terjadi di masyarakat yang mestinya
bisa di cegah bila kita punya kepedulian terhadap masalah tersebut. Salah satu indikator
keberhasilan penanggulangan medik yaitu kecepatan memberikan pertolongan. Respons time
merupakan waktu antara dari permulaan permintaan ditanggapi atau waktu tanggap yaitu ≤ 5
menit. Tujuan penelitian ini menganalisis perbedaan response time perawat terhadap
pelayanan gawat darurat di unit gawat darurat di RSU Gmim Pancaran Kasih dan di RSU Tk
iii Robert Wolter Monginsisdi Kota Manado. Desain Penelitian dalam penelitian ini adalah
observasional analitik, dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel diambil
dengan teknik Purposive Sampling yang berjumlah 30 responden. Hasil Penelitian dengan
menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p value = 0,011 yang lebih kecil dari α =
0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, Tedapat perbedaan yang signifikan antara
response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat di UGD RSU. Pancaran Kasih
GMIM dan RSU Tk.III Robert Wolter Monginsidi Manado. Saran diharapkan penelitian ini
dapat digunakan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut kepada peneliti - peneliti yang
berminat untuk mengembangkan penelitian dalam bidang keperawatan gawat darurat
1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
dimana peneliti menentukan sendiri sampel Tabel 3. menunjukan paling banyak yang
sesuai dengan kriteria inklusi yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun sebanyak 10
ditentukan (Setiadi, 2013). Kriteria inklusi: responden (66,7%)
1.Seluruh Perawat yang bekerja di Unit Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Gawat Darurat RSU GMIM Pancaran Lama Kerja Perawat di UGD RSU TK III
Kasih dan RSU TK III Wolter Monginsidi Robert Wolter Monginsidi Manado
Manado, 2.Perawat yang bersedia menjadi Lama Kerja n %
responden dan menandatangani lembar ≥ 5 Tahun 8 53.3
persetujuan, tidak sedang cuti. Kriteria < 5 Tahun 7 46.7
Eksklusi dalam penelitian ini yaitu : Total 15 100
1.Perawat yang sedang cuti atau sakit. Sumber: Data Primer 2016
2.Perawat yang masih dalam masa orientasi Distribusi frekuensi berdasarkan
(satu sampai dua bulan) lama kerja pada perawat di UGD RSU
RSU TK III Robert Wolter Monginsidi
HASIL Manado. Paling banyak yang bekerja lebih
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasar- dari 5 tahun sebanyak 8 responden (53.3%).
kan Jenis Kelamin Perawat di UGD RSU Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
GMIM Pancaran Kasih Manado
Pelatihan Perawat di UGD RSU GMIM
Jenis Kelamin n %
Pancaran Kasih Manado
Laki – laki 7 46.7
Perempuan 8 53.3 Pelatihan n %
Total 15 100 BLS 4 26.7
Sumber: Data Primer 2016 PPGD 5 33.3
Tabel diatas menunjukan jenis kelamin BTCLS 6 40.0
perawat di UGD RSU GMIM Pancaran Total 15 100
Kasih Manado terbanyak pada perempuan Sumber: Data Primer 2016
sebanyak 8 responden (53.3%) Distribusi frekuensi berdasarkan pelatihan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan perawat di UGD RSU GMIM Pancaran
Jenis Kelamin Perawat di UGD RSU TK Kasih Manado. Paling banyak pada tingkat
III Robert Wolter Monginsidi Manado pelatihan BTCLS sebanyak 6 responden
Jenis Kelamin n % (40.0%).
Laki-laki 6 40 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Perempuan 9 60 Pelatihan Perawat di UGD RSU TK.III
Total 15 100 Robert Wolter Monginsidi
Sumber: Data Primer 2016
Pelatihan N %
Tabel 2. di atas menunjukan terbanyak
pada perempuan sebanyak 9 responden BLS 0 0
(60%). PPGD 0 0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BTCLS 15 100
Lama Kerja Perawat di UGD RSU GMIM Total 15 100
Pancaran Kasih Manado Sumber : Data Primer 2016
Lama Kerja n % Rata-rata perawat di UGD RSU TK.III
Robert Wolter Monginsidi Manado,
≥ 5 Tahun 10 66.7 Semuanya telah mengikuti pelatihan pada
< 5 Tahun 5 33.3 tingkat BTCLS sebanyak 15 responden
Total 15 100 (100%).
Sumber: Data Primer 2016
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
mem-berikan tindakan yang cepat pada Hal ini sesuai dengan Keputusan
pasien. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
5.Response time perawat di UGD RSU Tk (2009) mengenai waktu tanggap yang baik
III Robert Wolter Monginsidi Manado bagi pasien yaitu kurang dari sama dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah lima menit, dari hasil di atas menunjukan
dilakukan di UGD RSU TK.III Robert terdapat perbedaan yang bermakna antara
Wolter Monginsidi Manado menunjukan waktu tanggap perawat ini dikarenakan ada
bahwa dari 15 responden, ada 11 responden beberapa hal yang mengganggu fokus
(73.3%) yang mendapatkan response time perawat dalam memberikan tindakan yang
cepat ≤ 5 menit dari perawat. Hal ini cepat pada pasien sehingga menimbulkan
menunjukkan bahwa pasien yang masuk di beban kerja dari perawat tersebut.
UGD RSU TK.III Robert Wolter Menurut Widodo (2008) dalam
Monginsidi Manado mendapatkan response penelitiannya tentang Hubungan Beban
time yang cepat dari perawat dengan Kerja Dengan Waktu Tanggap Perawat
pelayanan waktu > 5 menit dan keadaan ini Gawat Darurat Menurut Persepsi Pasien Di
menunjukan terpenuhinya standar IGD IGD RSU Pandan Arang Boyolali yang
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan menunjukan bahwa secara deskriptif
Republik Indonesia tahun 2009 bahwa terdapat hubungan antara beban kerja
indikator response time (waktu tanggap) di dengan waktu tanggap perawat gawat
IGD adalah harus ≤ 5 menit. darurat menurut persepsi pasien yakni
Waktu menjadi faktor yang sangat semakin ringan beban kerja, semakin cepat
penting dalam penatalaksanaan keadaan waktu tanggap perawat dan semakin berat
gawat darurat, Menurut Haryatun (2008) beban kerja perawat, semakin lambat waktu
keberhasilan waktu tanggap atau response tanggap perawat.
time sangat tergantung kepada kecepatan Hasil diatas sesuai dengan teori yang
yang tersedia serta kualitas pemberian dikemukakan Sabriyanti (2012), bahwa
pertolongan untuk menyelamatkan nyawa semakin cepat waktu tanggap perawat
atau mencegah cacat sejak di tempat makan akan berdampak positif yaitu dapat
kejadian, dalam perjalanan hingga per- mengurangi beban pembiayaan, tidak
tolongan rumah sakit. terjadi komplikasi, menurunnya angka mor-
Berdasarkan hasil di atas peneliti mem- biditas dan mortalitas karena kinerja
buktikan secara jelas tentang pentingnya perawat yang sangat tinggi dan cepat dalam
waktu tanggap disamping mengurangi memberikan penanganan. Jika waktu
keluasan rusaknya organ-organ sampai tanggap perawat lambat maka akan ber-
menuju pada kecacatan juga dapat dampak negatif yaitu keluasan rusaknya
menurunkan angka kematian. organ-organ dalam dengan maksud akan
Berdasarkan uji statistik Mann-Whitney terjadi komplikasi, kecacatan bahkan
response time perawat terhadap pelayanan menjadi kematian.
gawat darurat di UGD Pancaran Kasih dan Hal ini tidak sejalan dengan hasil
di UGD RSU Tk III Robert Wolter penelitian yang dilakukan oleh Maatilu
Monginsidi menunjukan bahwa 30 (2014) tentang faktor-faktor yang ber-
responden dari dua rumah sakit tersebut hubungan dengang response time perawat
didapatkan 15 reponden di RSU GMIM pada penanganan pasien gawat darurat di
Pancaran Kasih diperoleh perawat ter- IGD RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
banyak yang melakukan response time menunjukan tidak ada hubungan antara
lambat > 5 menit yaitu 10 perawat (66.7%), pendidikan, pengetahuan, lama kerja,
dan 15 reponden di RSU Tk III Robert pelatihan dengan response time perawat.
Wolter monginsidi diperoleh perawat Penyebab ketidaktepatan waktu tanggap
terbanyak yang melakukan response time ini diasumsikan berasal dari sistem
cepat ≤ 5 menit yaitu 11 perawat (73.3%). registrasi pasien yang dimiliki. Karena
6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
menurut alur registrasi pasien UGD tempat rata lambat yaitu >5 menit. Terdapat
penelitian dilakukan, registrasi pasien di- perbedaan antara response time perawat
lakukan sebelum pasien seleksi tingkat pada penanganan pasien gawat darurat di
kegawatanya oleh dokter yang bertugas. UGD RSU. Pancaran Kasih GMIM dan
Hal ini mengakibatkan waktu tanggap RSU Tk.III Robert Wolter Monginsidi
pasien menjadi panjang. Meskipun de- Manado.
mikian, ada pasien yang tetap ditanggapi Saran
oleh petugas walaupun belum melakukan Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh
registrasi. suatu kesimpulan, maka peneliti
Berdasarkan hasil penelitian yang ada memberikan beberapa saran yaitu :
maka peneliti berpendapat bahwa per- 1. Keilmuan
bedaan waktu tanggap atau response time Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sangat berpengaruh terhadap implementasi digunakan sebagai tambahan referensi dan
keperawatan disetiap instalasi gawat bahan masukkan bagi perkembangan dan
darurat rumah sakit, hal ini dikarenakan kajian ilmu pendidikan manajemen
masih ada beban perawat yang meng- kegawatdaruratan.
hambat waktu tanggap seperti ruangan 2. Aplikatif
yang kecil dan kurang memadai, minimnya Perlu ditingkatkan lagi kecepatan waktu
ketersediaan stecher dan sarana kegawat- tanggap dalam melakukan penanganan di
daruratan yang lainnya Upaya pelayanan gawat darurat untuk memperkecil
pada pasien gawat darurat pada awalnya kerusakan organ-organ tubuh sampai
mencakup suatu rangkaian kegiatan yang menuju pada kecacatan juga dapat
harus dikembangkan sedemikian rupa menurunkan angka kematian.
sehingga mampu mencegah kematian atau 3. Metodologi
cacat yang mungkin terjadi. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut
SIMPULAN kepada peneliti-peneliti yang berminat
Berdasarkan hasil analisis yang telah mengembangkan penelitian dalam bidang
diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan keperawatan gawat darurat.
sebagai berikut: Karakteristik di UGD RSU
GMIM Pancaran Kasih untuk jenis kelamin DAFTAR PUSTAKA
didominasi oleh perempuan berkisar 8 Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(53%) reponden perawat, lama kerja ≥5 (2004). Pedoman Sistem Penang-
tahun sebanyak 10 (66.7%) responden, dan gulangan Gawat Darurat Terpadu
pelatihan kegawatdaruratan lanjutan 11 (SPGDT). Jakarta: Departemen
(73,3%) responden perawat serta Kesehatan Republik Indonesia.
pendidikan DIII mendominasi atau berkisar Haryatun, N. (2008). Perbedaan Waktu
13 (86,7%). Karakteristik di UGD RSU Tanggap Tindakan Keperawatan
TK.III Robert Wolter Monginsidi untuk Pasien Cedera Kepala Kategori I-V
jenis kelamin didominasi oleh perempuan Di Instalasi Gawat Darurat RSUD
berkisar 9 (60%) reponden perawat, lama Dr. Moewardi. Jurnal Berita Ilmu
kerja ≥ 5 tahun sebanyak 8 (53.3%) Keperawatan..
responden, dan semua perawat mengikuti Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
pelatihan kegawatdaruratan lanjutan serta 856/Menkes/SK/IX/2009. Instalasi
pendidikan DIII mendominasi atau berkisar Gawat Darurat (IGD).
6 (40%). Response time di UGD RSU
Tk.III Robert Wolter Monginsidi Manado
rata-rata cepat yaitu ≤5 menit. Response
Time perawat di UGD RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado menunjukan rata-
7
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016