Professional Documents
Culture Documents
Sumber hukum materiil adalah faktor-faktor yang turut serta menentukan isi
hukum. Faktor –faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan.
Faktor idiil adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati
oleh para pembentuk undang-undang ataupun para pembentuk hukum yang lain
dalam melaksanakan tugasnya.
Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan
tunduk pada aturan – aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup masyarakat yang
bersangkutan.
Yang termasuk dalam kategori faktor kemasyarakatan adalah :struktur ekonomi dan
kebutuhan masyarakat.
a. kebiasaan atau adat istiadat yang telah melekat pada masyarakat dan berkembang
menjadi aturan tingkah laku yang tetap
b. Hukum yang berlaku ,yaitu hukum yang tumbuh berkembang dalam masyarakat dan
mengalami perubahan menurut kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
c. Tata hukum negara-negara lain.
d. Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.
e. Aneka gejala dalam masyarakat baik yang sudah menjadi peristiwa maupun yang
belum menjadi peristiwa.
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang merupakan
dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal merupakan dasar
kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh masyarakat maupun oleh
para penegak hukum atau di sebut juga causa efficient. Termasuk dalam sumber
hukum formal ialah :
a. Undang – undang
Undang – undang ialah peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan
negara yang berwenang dan mengikat masyarakat. Undang-undang dibedakan menjadi
dua yaitu undang-undang dalam arti materiil dan undang-undang dalam arti formal.
Undang-undang dalam arti materiil adalah setiap peraturan perundang-undangan
yang isinya mengikat langsung masyarakat secara umum. Undang-undang dalam arti
formal adalah setiap peraturan perundangan yang dibentuk oleh alat perlengkapan
negara yang berwenang melalui tata cara dan prosedur yang berlaku. Undang –undang
dalam arti formal pada hakekatnya adalah keputusan alat perlengkapan negara yang
karena cara pembentukannya di sebut undang-undang. Di indonesia undang-undang
dalam arti formal dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR ( pasal 5 ayat 1
UUD ‘ 45 ).
c. Yurisprudensi
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih. Perjanjian
antar negara sebagai sumber hukum formal harus memenuhi syarat formal tertentu.
Untuk perjanjian antar negara yang biasa dilakukan oleh pemerintah Indonesia ,
dalam hal ini Presiden dengan dasar hukum pasal 11 UUD 1945.
Traktat atau perjanjian antar negara sebelum disahkan oleh Presiden harus mendapat
persetujuan DPR terlebih dahulu. Dengan kata lain suatu Traktat untuk dapat menjadi
sumber hukum formal harus disetujui oleh DPR lebih dulu kemudian baru diratifikasi
oleh Presiden dan setelah itu baru berlaku mengikat terhadap negara peserta dan
warga negaranya.
Traktat yang memerlukan persetujuan DPR adalah traktat yang mengandung materi
seperti berikut :
1) Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan politik luar negeri
misalnya perjanjian persekutuan , perjanjian tentang perubahan wilayah.
2) Ikatan-ikatan yang dapat mempengaruhi haluan politik luar negeri seperti perjanjian
kerja sama ekonomi , pinjaman uang.
3) Soal-soal yang menurut UUD dan sistem perundang-undangan kita harus diatur
dengan bentuk undang-undang misalnya tentang kewarga negaraan soal kehakiman.
e. Perjanjian
Perjanjian ( overeenkomst ) adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih
saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan tertentu.Para pihak
yang telah saling sepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan berkewajiban untuk
mentaati dan melaksanakannya. Perjanjian menimbulkan hubungan hukum yang di
sebut perikatan (verbintenis ). Salah satu pihak yang ingkar janji akan mendapat resiko
untuk di gugat oleh pihak yang dirugikan. Perjanjian adalah sah bila memenuhi syarat-
syarat tertentu (ps.1320 KUH Perdata) yaitu :
1) Orang yang mengadakan perjanjian harus cakap artinya mampu membuat perjanjian
( orang harus dewasa ,tidak sakit ingatan )
2) Ada kata sepakat atau persesuaian kehendak antara para pihak yang bersangkutan.
3) Mengenai objek tertentu.
4) Dasar yang halal atau kausa.
Perjanjian mengandung beberapa unsur :
1. Unsur Essentialia adalah unsur yang merupakan syarat untuk sahnya perjanjian.
2. Unsur yang melekat pada perjanjian atau unsur naturalia
3. Unsur accidentalia adalah unsur yang harus secara tegas dimuat dalam
perjanjian,misalnya mengenai tempat tinggal yang dipilih.
Disamping unsur-unsur ada juga asas-asas perjanjian. Asas-asas yang ada dalam
perjanjian ialah :
1. Asas konsensualisme, adalah perjanjian itu telah terjadi apabila telah ada konsensus
antara pihak-pihak yang mengadakan pejanjian.
2. Asas kebebasan berkontrak,artinya seseorang bebas untuk mengadakan
perjanjian,bebas mengenai apa yang diperjanjikan,bebas pula menentukan bentuk
perjanjiannya.
3. Asas pacta sunt servanda,maksudnya bila perjanjian itu telah disepakati berlaku
mengikat para pihak yang bersangkutan,sebagai undang-undang.
f. Doktrin
Doktrin adalah pendapat para sarjana hukum terkemuka yang besar pengaruhnya
terhadap hakim dalam mengambil keputusannya. Seringkali terjadi hakim dalam
memutuskan perkara yang diperiksannya menyebut pendapat sarjana hukum tertentu
sebagai dasar pertimbangannya. Dengan demikian maha dapat dikatakan bahwa
hakim menemukan hukumnyadalam doktrin itu. Doktrin yang demikian adalah
sumber hukum formal.
Doktrin yang belum digunakan hakim dalam mempertimbangkan keputusannya belum
merupakan sumber hukum formal. Jadi suatu doktrin untuk dapat menjadi sumber
hukum formal harus memenuhi syarat tertentu yaitu doktrin itu telah menjelma
menjadi keputusan hakim.
Doktrin sebagai sumber hukum formal tampak jelas pada hukum internasional karena
dalam ketentuan pasal 38 ayat 1 Mahkamah Internasional secara tegas dikatakan
bahwa Doktrin atau pendapat para sarjana hukum terkemuka sebagai salah satu
sumber hukum formal.
Secara lengkap sumber hukum formal internasional adalah:
1) Perjanjian internasional
2) Kebiasaan internasional
3) Asas-asas hukum yang di akui oleh bangsa-bangsa beradab
4) Keputusan hakim
5) Pendapat para sarjana hukum terkemuka.
Secara tegas L.J. Van Apeldoorn menyatakan bahwa yurisprudensi,perjanjian dan
doktrin bukan sumber hukum formal tetapi ketiganya merupakan faktor-faktor
pembantu dalam pembentukan hukum. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat
Bellefroid ,karena ia secara tegas pula mengatakan bahwa yurisprudensi,perjanjian
dan doktrin adalah sumber hukum formal.
BAB III
KESIMPULAN
D. KESIMPULAN
Sumber hukum itu ada dua macam, yaitu sumber hukum formal dan materil.
Sumber hukum formil adalah perwujudan bentuk dari isi hukum materil yang
menentukan berlakunya hukum itu sendiri. Sedangkan sumber hukum materil itu
sendiri artinya adalah keyakinan dan perasaan (kesadaran) hukum individu dan
pendapat umum yang menentukan isi atau materi (jiwa) hukum. Sumber hukum
formal antara lain : undang-undang, kebiasaan/custom(hukum tidak tertulis),
yurisprudensi(keputusan hakim), traktat(Treaty/perjanjian), dan doktrin(pendapat
hakim).
Undang-undang dalam sumber hukum formal memiliki dua pengertian yaitu dalam
arti material dan formal. Undang-undang dalam arti material adalah setiap peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum, contohnya UUD
1945. Undang-undang dalam arti formal adalah setiap peraturan yang karena
bentuknya dapat disebut undang-undang, misalnya ketentuan pasal 5 ayat (1) UUD
1945(amandemen).
Hukum tidak tertulis dipatuhi, karena adanya kekosongan hukum tertulis yang sangat
dibutuhkan masyarakat/negara. Oleh karena itu, hukum tidak tertulis (kebiasaan)
sering digunakan oleh para hakim untuk memutuskan perkara yang belim pernah
diatur dalam undng-undang.
Yurisprudensi adalah keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak
diatur oleh undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam
memutuskan perkara yang serupa.
Traktat adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-
persoalan tertentu yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan.
Doktrin adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-
asas penting dalam hukum dan penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamali, Abdoel R. 2010. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada