You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M.

DENGAN CHF DI RUANGAN IRINA F Jantung

RSUP. Prof. Dr. R. D. KANDOU

MANADO

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MIRACLE C. GARUSIM

NIM : 7114 4011 6063

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN DIPLOMA III

T.A 2018
LAPORAN PENDAHULUAN CHF

A. Defenisi

Congestif Heart Failure (CHF) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme
jaringan tubuh sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi.

B. Etiologi

 Kelainan otot jantung


 Aterosklerosis
 Hipertensi sistematik/pulmonal
 Peradangan dan penyakit miokardium
 Penyakit jantung lain, seperti stenosis katub semilunar, temponade pericardium,
perikarditis konstruktif, stenosis katub AV
 Factor sistemik seperti demam, tirotoksikosis, hipoksia, anemia
 Gangguan yang mengakibatkan kelebihan beban ventrikel :
- Preload : beban awal jantung sebelum berkontraksi
- Afterload : baban akhir jantung setelah kontraksi

C. Patofisiologi
Kelainan otot jantung disababkan karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit otot degeneratif inflamasi.Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggunga aliran darah ke otot jantung.Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat).Infark miokardium biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.Hipertensi sistematik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Terapi akan tidak jelas,
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal dan akhirnya terjadi gagal
jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dangan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas
menurun.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah.Gagal ventrikel
kiri sering mendahului gagalventrikel kanan.Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan
edema paru akut, karena curah ventrikel berpasangan/sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.

D. Klasifikasi Gagal Jantung


Gagal jantung berdasarkan derajat fungsional, yaitu :
I : Timbul gejala sesak pada aktivitas berat
II : Timbul gejala sesak pada aktivitas sedang
III : Timbul gejala sesak pada aktivitas ringan
IV : Timbul gejala sesak pada aktivitas sangat ringan atau istirahat

E. Pathways

Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme

Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel

Beban jantung

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failuer back ward failure

Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo

Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema

Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan

F. Manifastasi Klinik
Manifestasi klinik gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya
namun dapat digambarkan sabagai berikut :
 Ortopnea yaitu sesak saat berbaring
 Dyspnea on effect (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktivitas
 Paroximal no ceurnal dyspnea (PND) yaitu sesak napas tiba-tiba pada malam hari
disertai batuk
 Berdebar-debar
 Lekas capek
 Batuk-batuk

G. Komplikasi

 Gagal jantung
 Gagal hepar

H. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG, mengetahui hipertrofi atrial/ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan


kerusakan pola.

2. ECG, mengetahui adanya sinus takhikardi, iskemia infark, ventrikel hipertrofi,


disfungsi penyakit katub jantung

3. Rontgen Dada, menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi


bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal

4. Scan Jantung, tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung

5. Konterisasi Jantung, tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu


membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub/insufisiensi serta
mengkaji potensi ateri koroner

6. Elektrolit, mungkin berubah kaarena berubah perpindahan cairan/penurunan fungsi


ginjal, terapi diuretic

7. Oksimetri Nadi, saturasi O2 mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM

8. AGD, ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan/hipoksemia dengan


meningkatkan tekanan O2
9. Enzim janttung, meningkatkan bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,
misalnya infark miokard (kreatinin fosfokinase/CPK), isoenzim CPK dan
dehidrogenase laktat (LDH, isoenzim LDH).

I. Penatalaksanaan

Takhikardia
Dilatasi ventrikel
Hipertrofi miokardium
Obat-obat lain :
 Aspirin
 Antii koagulan
 Antagonis beta adrenoreseptor
 Agonis reseptor dopamine
Terapi/pengobatan :
 Diuretic
 Vasodilator
 Ace inhibitor
 Digitalis
 Dopamiinergik
 Oksigen
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

DENGAN PENYAKIT CHF

A. Pengkajian meliputi :
1. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Status :
Suku/Bangsa :
Pekerjaan :
Diagnosa medis :
Nomor RM :
Tanggal masuk :

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Hub. Dengan klien :

B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : Biasanya pasien akan mengeluh sesak nafas, lemah, terasa nyeri di
daerah dada samapai dengan belakang.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan adanya batuk,nafas pendek, pusing, konfusi, kelelahan/keletihan,


tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, urin berkurang, denyut
jantung cepat, dispneu, kegelisahan dan kecemasan, adanya udem, hilangnya selera
makan, nokturia, insomnia, nyeri dada saat aktivitas, penurunan berkemih,
diare/konstipasi, mual muntah, pakaian / sepatu terasa sesak, nyeri pada abdomen
kanan atas, sakit pada otot, batuk dengan atau tanpa sputum, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, TD rendah, tekanan nadi sempit, takikardi, disritmia, Bunyi
jantung S3&S4, Murmur sistolik&Diastolik, Sianotik.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat faktor-faktor penyebab seperti : hipertensi, penyakit katub,


penyakit jantung bawaan, infark miokard, gagal ginjal, bedah jantung, endokarditis,
SLE, anemia, syok septik, kelainan pada otot jantung, aterosklerosis koroner,
peradangan dan penyakit miokardium, degeneratif atau tidak.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Biasanya akan disertai dengan penyakit turunan seperti Hipertensi dan Penyakit
jantung.

5. Genogram(Geturunan Keturunan)
Merupakan garis keturunan didapatkan dari silsila keluarga, diambil 3 garis keturunan
diatas pasien.

C. Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) dengan pola Gordon

1. Pola Persepsi dan Managemen Kesehatan


Pada kasus CHF akan timbul ketakutan akan terjadinya ketidakmampuan
beraktivitas pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan dan
prosedur pengobatan secara rutin. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan
hidup klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme
kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya serta
kepatuhan klien dalam berobat. (Ignatavicius, Donna D,1995).

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


 Gejala : kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, penambahan berat badan
secara signifikan, pembengkakan ekstremitas bawah, kebiasaan diet tinggi
garam dan kolestrol, penggunaan diuretic.
 Tanda : penambahan berat badan secara signifikan dan distensi
abdomen/asites serta oedema.
3. Pola Eliminasi
Untuk kasus CHF perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada
pola eliminasi alvi.Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi,
kepekatannya, warna, bau, dan jumlah.Pada kedua pola ini juga dikaji ada
kesulitan atau tidak. (Keliat, Budi Anna, 1991)
Gejala yang ditemukan : penurunan volume urin, urin berwarna gelap, kebiasaan
berkemih malam hari (nokturia).

4. Pola Tidur dan Istirahat


Pada klien CHF sering ditemukan insomnia, dispnea saat istirahat dan gelisah
sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien.Selain itu juga,
pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur,
dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (Doengos. Marilynn E, 1999).

5. Pola Aktivitas Dan Latihan


Pada klien dengan CHF sering ditemukan keletihan dan kelelahan sepanjang hari,
nyeri dada dan sesak saat beraktivitas, sesak saat istirahat.(Ignatavicius, Donna D,
1995).

6. Pola Hubungan dan Peran


Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat bila klien
harus menjalani rawat inap (Ignatavicius, Donna D, 1995).

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri


Dampak yang timbul pada klien CHF adalah rasa cemas, rasa ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan body image) (Ignatavicius, Donna D, 1995).

8. Pola Sensori dan Kognitif


Pada klien dengan CHF sering ditemukan perubahan status mental : letargi dan
stress dengan penyakitnya.

9. Pola Reproduksi Seksual


Dampak pada klien CHF akan terjadi perubahan pemenuhan kebutuhan seksual
terutama karena nyeri dada dan sesak yang menigkat karena aktivitas.

10. Pola Penanggulangan Stress


Pada klien CHF timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, mekanisme koping
yang ditempuh klien bisa tidak efektif (Ignatavicius, Donna D, 1995).

11. Pola Tata Nilai dan Keyakinan


Untuk klien CHF dengan bedrest total tidak dapat melaksanakan kebutuhan
beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa
disebabkan karena nyeri dan sesak yang dirasakan klien (Ignatavicius, Donna D,
1995).

D. Pemeriksaan Fisik
 Penginderaan/Tingkat Kesadaran
Pasien mengalami konfusi karena volume darah dan cairan pembuluh darah
meningkat.
 Pernapasan
Paru diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan ada/tidak
adanya krekel&wheezing, Catat frekuensi dan dalamnya pernapasan.Takipnea, nafas
dangkal, pernafasan labred; penggunana otot aksesori pernafasan, nasal flaring.Batuk
kering/nyaring/nomproduktif atau mungkin batuk terus menerus dengan / tanpa
pembentukan sputum.sputum mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih(edema
pumonal). Bunyi nafas mungkin tidak tedengar, dengan krakels basilar dan
mengi.Fungsi mental munglin menurun; letargi; kegelisahan.Warna kulit pucat.
 Jantung
Jantung diauskultasi mengenai adanya S1&S4.Jika ada berarti pompa mulai
mengalami kegagalan.Catat frekuensi dan irama jantung.Jika frekuensinya terlalu
cepat menunjukkan ventrikel perlu waktu lebih banyak untuk pengisian dan stagnasi
darah terjadi di atria, akhirnya di paru.
 Perifer
Kaji adanya udem di bagian bawah tubuh pasien.Jika pasien duduk tegak, periksa kaki
dan tungkai bawah.Jika pasien berbaring terlentang, kaji sacrum dan
punggungnya.Kaji juga jaridan tangannya.Terjadi edema periorbital (kelopak mata
tertutup karena bengkak). Hati diperiksa untuk menentukan adanya hepatojugular
refluks(HJR).
 Distesi Vena Jugular
Kaji JVD dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45° Jarak antara sudut
Louis dan tingginya disertai vena juguler ditentukan. Jika jaraknya lebih dari 3
cm,tidak normal.
 Sirkulasi
Tekanan darah mungkin rendah (gagal pemompaan); normal (GJK ringan atau kronis;
atau tinggi (kelebihan beban caiaran/peningkatan TVS).Tekanan nadi mungkin
sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup, adanya takikardi, disaritmia, titk
denyut maksimal mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke kiri.bunyi
jantung S3 adalah diagnostic; S4 dapat terjadi; S1 dan S2 mungkin melemah. Murmur
sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya stenosis katup. Nadi perifer
berkurang; perubahan kekuatan denyutan dapat terjadi; nadi sentral mungkin
kuat.Warna kulit pucat.Punggung kuku pucat dengan pengisian kapiler lambat,
pembesaran hepar, dan ada reflek hepetojugularis.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan diagnostik
 EKG
Hipertropi atrium atau ventrikel, iskemia, dam kerusakan pola mungkin terlihat.
Kenaikan segmen ST/ T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard
menunjukkan adanya aneurisme ventrikuler.

 Sonogram(ekokardiogram, ekokardiogram dopple)


Menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup atau
area penurunan kontraktilitas ventrikular

 Scan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding

 Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi
kanan dan kiri, dan stenosis katup/isufisiensi.Juga mengkaji patensi arteri koroner. Zat
kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukan ukuran abnormal dan ejeksi/
perubahan kontraktilitas

 Roentgen dada
Dapat menunjuk perbesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi bilik, atau
perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan takanan pulmonal.
Kontur abnormal, misal, bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat menunjukan
anuerisma ventrikel.
2. Pemeriksaan Laboratorium

 enzim hepar
meningkat dalam gagal/ kongesti hepar

 elektrolit
mungkin berubah karena perpindahan cairan/ penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretik

 oksimetri nadi
saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM
atau GJK kronis

 AGD
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan PCO2

 BUN, kreatinin
Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN
dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal

 Albumin/transferin serum
Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan
sistesis protein dalam hepar yang mengalami kongesti

 HSD
Mungkn menunjukan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan
retensi air. SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/ akut, perikarditis
atau status inflamasi atau infeksius lain

 Kecepatan sedimentasi
Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut

 Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktivitas tiroid menurunkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-
pencetus GJK
F. Diagnosa Keperawatan

 Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan
kemungkinan thrombus atau emboli, kemungkinan dibuktikan oleh:

o Daerah perifer dingin, Nyeri dada

o EKG elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead tertentu.

o RR lebih dari 24 kali per menit, Nadi  100 X/menit

o Kapiler refill lebih dari 3 detik

o Gambaran foto toraks terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru

o HR lebih dari 100X/menit, TD  120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2  80 mmHg,


pa CO2  45 mmHg dan saturasi  80 mmHg.

o Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL

o Tujuan :
o Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan
o Kriteria :
o Daerah perifer hangat, tidak sianosis,gambaran EKG tak menunjukkan perluasan
infark, RR 16-24 X/mnt, clubbing finger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100X/mnt,
TD 120/80 mmHg.
o Rencana Tindakan :

o Monitor frekuensi dan irama jantung

o Observasi perubahan status mental

o Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa

o Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya

o Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi

o Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG, elektrolit, GDA (pa O2, pa CO2
dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen
 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret

o Tujuan :
o Jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
o Kriteria hasil :
o Tidak sesak nafas, RR normal (16-24 X/menit) , tidak ada secret, suara nafas normal
o Intervensi :

o Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan.

o Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi nafas dan adanya
bunyi tambahan missal krakles, ronchi, dll

o Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan jalan nafas misal batuk,


penghisapan lendir, dll

o Tinggikan kepala / mpat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien

o Kaji toleransi aktifitas misal keluhan kelemahan/kelelahan selama kerja

 Kelebihan volume cairan b.d penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air,
peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area
interstisial / jaringan
o Tujuan :
o Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan
keperawatan selama di rawat di RS
o Kriteria :
o Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah
dalam batas normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen,
paru bersih dan BB ideal (BB ideal = TB – 100  10%)
o Intervensi :

o Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung


keseimbangan cairan

o Observasi adanya oedema dependen

o Timbang BB tiap hari

o Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

o Kolaborasi : pemberian diit rendah natrium, berikan diuretic

o Kaji JVP setelah terapi diuretic


o Pantau CVP dan tekanan darah

 Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomegali,
kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan, gangguan
pengembangan dada, GDA tidak normal.

o Tujuan :
o Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab selama di RS, RR normal,
tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan dan GDA
normal.
o Intervensi :

o Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan 8espansi dada

o Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas

o Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan

o Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.

o Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA.

 Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan kebutuhan,
adanya iskemik / nekrotik jaringan miokard, kemungkinan dibuktikan oleh : gangguan
frekuensi jantung, tekanan darah dalam katifitas, terjadinya disritmia dan kelemahan umum.

o Tujuan :
o Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan
keperawatan.
o Kriteria :
o Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmH
o Intervensi :

o Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas

o Tingkatkan istirahat (ditempat tidur)

o Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat

o Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari kursi
bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan
G. Intervensi
Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dibuat Sesuai dengan data
masalah yang didapatkan berdasarkan pada diagnose keperawatan.

H. Implementasi
Merupakan tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada klien berdasarkan
intervensi yang dibuat sesuai dengan masalah yang ada dengan berpatokan pada diagnose.

I. Evaluasi
Merupakan hasil akhir dari rangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan, untuk
menentukan apakah berhasil atau tidaknya intervensi yang dibuat berdasarkan pada data
subektif, data objektif, Assesment, dan Pleaning.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M.K DENGAN

DIANGNOSA CHF DI RUANGAN IRINA F Jantung

RSUP. Prof. Dr. R. D. KANDOU

A. Pengkajian
Nama : Ny. M.K
Umur : 76 tahun
Agama : Kristen protestan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Modoinding
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Tgl. MRS : 05 Maret 2018
Diagnosa Medis : CHF
No. Med. Reg. : 00.48.49.17
Tanggal pengkajian : 22 maret 2018

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
Lemah + Nyeri Dada.
b. Riwayat kesehatan sekarang :
Pasien masuk RSUP Prof Dr R.D Kandou pada tanggal 05 Maret 2018 dengan
keluhan muntah (+), Sesak Nafas, Nyeri (+) dada sebelah kiri sampai ke blakang,
lemah, kedua kaki mengalami udem. Saat dikaji pasien sadar. KU: tampak lemah
dengan GCS: E4V5M6 dan TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 78 x/m, Sb: 36,30C, R:18
x/m.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien sebelumnya pernah dirawat dengan penyakit anemia.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Di dalam keluarga pasien, tidak ada yang menderita penyakit turunan (DM, Hioertensi
dll)
e. Genogram

C. Kebutuhan Dasar Manusia Menurut DEPKES RI

1. Pola Persepsi dan Managemen Kesehatan


Sebelum MRS : Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit
dengan diagnose anemia. Menurut pasien sehat itu sangat
penting.
Sesudah MRS : Pasien mengatakan, saat ini pasien kembali di Rumah Sakit
dengan diagnose yang berbeda dengan keluhan sakit dada
disertai nyeri dan udem
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum MRS : Pasien Mengatakan, Sebelum MRS pasien makan dengan baik
tidak ada gangguan dalam sehari bisa 3x (nasi, sayur dgn
ikan)dan minum ± 6x gelas.
Sesudah MRS : Pasien Mengatakan, selama Berada Di Rumah Sakit Nafsu Makan
Pasien Menurun. Dalam sehari 2x dengan porsi (nasi lembek,
ikan engan sayur) sedikit dan minum ± 7x gelas.
3. Pola Eliminasi
Sebelum MRS : Pasien mengatakan sebelumnya BAB Dan BAK lancar tidak ada
gangguan, dalam sehari BAK 6x – 7x dan BAB ±2x dengan
konsistensi lembek.
Sesudah MRS : Pasien mengatakan, saat ini mengalami kesulitan untuk BAB
selama dirawat pasien belum pernah BAB karena tidak ada rasa
untuk BAB dan untuk BAK pasien pakai pempers dalam sehari
bisa 3x-4x.
4. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum MRS : Pasien mengatakan sebelumnya, pola tidur teratur pasien tidur 7-8
jam dalam sehari dengan baik.
Sesudah MRS : Pasien mengatakan selama berada di Rumah Sakit, Pasien
mengalami Kesulitan Untuk tidur dikarenakan nyeri pada dada
dan abdomen dalam sehari 5-6 jam.
5. Pola Aktivitas Dan Latihan
Sebelum MRS : Pasien mengatakan sebelumnya, pasien tidak mengalami
kesulitan untuk bergerak atau berjalan selama berada
dikampung.
Sesudah MRS :Pasien mengatakan, selama berada di Rumah Sakit pasien
mengalami kesulitan beraktivitas dan untuk bangun pasien
memerlukan bantuan dari keluarga.
6. Pola Hubungan dan Peran
Sebelum MRS : Pasien mengatakan, hubungan dengan keluarga baik dan
harmonis.
Sesudah MRS : Pasien mengatakan, hubungan dengan keluarga baik dan
harmonis.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri


Sebelum MRS : Pasien mengatakan, sebelumnya pasien tidak merasa terganggu
pada dirinya dikarenakan pasien merasa sehat.
Sesudah MRS : Pasien mengatakan, saat ini pasien merasa terganggu pada
dirinya dikarenakan ketidakmampuan untuk beraktivitas seperti
biasanya.

8. Pola Sensori dan Kognitif


Sebelum MRS : Pasien mengatakan, dikarenakan usia pasien sudah mulai
mengalami gangguan pada penengaran di telinga kanan,
penglihatan sudah mulai terganggu, penciuman baik
Sesudah MRS : Pasien mengatakan, saat ini masi tetap sama seperti sebelumnya
dikarenakan usia pasien sudah mulai mengalami gangguan pada
penengaran di telinga kanan, penglihatan sudah mulai terganggu,
penciuman dalam keadaan baik

9. Pola Reproduksi Seksual


Sebelum MRS : Pasien mengatakan, saat ini pasien memiliki 5 orang anak dan
dikarenakan sudah memasuki usia lansia system reproduksi
sudah menopause.
Sesudah MRS : Pasien mengatakan, system reproduksi tidak mengalami masalah.

10. Pola Penanggulangan Stress


Sebelum & sesudah MRS : Pasien mengatakan, tidak merasa cemas dengan
penyakit yang diderita semuanya pasien serahkan kepada Tuhan untuk
penyembuhan.

11. Pola Tata Nilai dan Keyakinan


Sebelum MRS : Pasien mengatakan, rajin beribadah dan selalu berdoa tentang
kesehatannya.
Sesudah MRS : pasien mengatakan, tidak merasa cemas dengan penyakitnya
dikarenakan semuanya pasien serahkan kepada Tuhan untuk
penyembuhan.
D. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi : 78 kali/menit
Pernafasan : 18 kali/menit
Suhu : 36,3°C
b. Kulit
Warna kulit sawo matang, , kulit kering, turgor kulit kurang baik
c. Kepala dan Leher
Bentuk kepala : bulat.
Rambut : rambut berubah, , tipis, penyebaran merata.
Mata : simetris, konjungtiva anemis, palpebra tidak kehitaman,
penglihatan baik.
Telinga : simetris,dan bersih.
Hidung : tidak ada sekret, tidak ada lesi,
Mulut : Tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, tidak ada gusi
berdarah, gigi tersisah 3
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
d. Paru-paru
Inspeksi : simetris, pengembangan dada kurang maksimal.
Palpasi : pengembangan paru kanan dan kiri simetris.
Perkusi : sonor.
Auskultasi : tidak ada suara whezzing dan ronkhi.
e. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi,.
Auskultasi : bising usus 10 kali/menit.
Palpasi : tidak terdapat massa, tidak ada benjolan.
Perkusi : nyeri tekan pada abdomen
f. Ekstremitas
1. Ekstremitas Atas : simetris, tangan kiri terpasang IVFD cairan NACL 20
gtt/menit
g. Genetalia
Tidak dikaji.
E. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 14 Maret 2018
Jam : 08.30 pagi
Prameter Nilai Rujukan Satuan Hasil Graph
Hematologi
Leukosit 4,0 – 10,0 10^3/uL 6,3 10^3/uL (*)
Eritrosit 4,70 – 6,10 10^6/Ul 3,56 10^6/Ul * ()
Hemogblin 11,5 – 16,5 g/dL 12,9 g/dL (*)
Hematokrit 37,0 – 47,0 % 38,9 % (*)
Trombosit 150 – 450 10^3/uL 184 10^3/uL (*)
MCH 27,0 – 37,5 Pg 36,2 Pg () *
MCHC 30,0 – 40,0 g/dL 33,1 g/dL (*)
001 Eosinofil 1–5 % 1% (*)
002 Basofil 0–1 % 1% (*)
003 Netrofil batang 2–8 % 0% * ()
004 Netrofil 50 – 70 % 70 % (*)
segmen
005 Limfosit 20 – 40 % 18 % * ()
006 Monosit 2–8 % 10 % () *
MCV 80,0 – 100,0 fL 109,4 fL () *
Kimia Klinik
Gula Darah Puasa 70 – 125 mg/dL 67 mg/dL *( )
SOGT < 33 U/L 80 U/L () *
SPGT < 43 U/L 60 U/L () *
Uric Acid Darah 2,0 – 5,7 mg/dL 6,6 mg/dL () *
Cholestrol 133 – 200 mg/dL 114 mg/dL *( )
HDL Cholestrol >40 mg/dL 27 mg/dL *( )
LDL Cholestrol 60 – 130 mg/dL 71 mg/dL (*)
Trigliserida 30 – 190 mg/dL 79 mg/dL (*)
Hb AIC 4,5 – 6,3 % 5,0 % (*)
CK Total (CKT) 26 – 109,0 U/L 74 U/L (*)
CKMB 0 – 24 U/L 21 U/L (*)
Cholorida Darah 98,0 – 109,0 mEq/L 91,2 mEq/L *( )
Kalium Darah 3,5 – 5,30 mEq/L 4.27 mEq/L (*)
Natrium Darah 135 – 153 mEq/L 125 mEq/L *( )
Tromponin T < 50 ng/L < 50 ng/L
F. Therapy

 Furosemide Drips : iv
 Pradaxa : oral
 Atorvastatin : oral
 Bisoprolol : oral
 Spironolakton : oral
 Ramipril : oral
 Lansoprazole : oral
 Donperidon : oral
 Cairan NACL : IVFD
G. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Pasien mengatakan terasa Tekanan Diastol Nyeri Akut
nyeri pada dada bagian ↓
kiri. Bendungan atrium kanan
DO : - Tanda – Tanda Vital ↓
TD : 90/60 mmhg Bendungan vena sistemik
N : 80x/menit ↓
RR : 18x/menit Hematomegali
SB : 36,6°C ↓
Nyeri
2. DS : Pasien Mengatakan Suplai drh kejaringan Intoleransi
mengalimi kesulitan dalam ↓ aktivitas
beraktivitas untuk berjalan Metabolisme anaerob
susah dikarenakan udem ↓
DO : Asidosis metabolik
- kaki mengalami udem ↓
- dibantu keluarga untuk lemah
bangun

You might also like