Professional Documents
Culture Documents
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan antara
lain :
3. Discharge Planning
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga
penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit,
dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga
perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat
sedikit. Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid.
Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari
aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan
atau bulanan..
8. Laporan Implementasi
9. Laporan statistik
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus
dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara
global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di
rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari
perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan
resume perawatan.
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa
tindakan yang dilakukannya.
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-
masing pasien.
16. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau
Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang
pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
atau belum.
Hal sesuai dengan pendapat Jasun (2006) yang mengatyakan bahwa Sistem Informasi
Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan perlu
diterapkan untuk pendokumentasian keperawatan pada masa yang akan datang. Hal ini
didukung oleh pernyataan Sitorus (2006) yang mengatakan bahwa pendokumentasian pada
pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau berbasis komputer.
Namun terbukti bahwa penerapan berbasis komputer memberikan hasil yang lebih baik. Oleh
karena itu untuk mendukung proses profesionlisme keperawatan di Indonesia, penerapan
dokumentasi berbasis komputer menjadi sangat penting.