You are on page 1of 10

Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No.

, Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
PENGUJIAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR KARBURATOR
DITINJAU DARI ASPEK TORSI DAN DAYA

* Topan Frans Saputra 1, Arijanto 2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. +62247460059
*E-mail: topan.frans.saputra@gmail.com

Abstrak

Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama
dibidang transportasi dan merupakan sumber energi tak terbarukan, sedangkan data yang ada didapatkan
saat ini kendaraan yang beredar di Indonesia mencapai 80 juta unit dimana 85 persen jumlah tersebut
merupakan sepeda motor dengan mayoritas menggunakan mesin karburator. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji bahan bakar bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak yaitu bahan bakar gas. Setelah
dilakukan pengujian didapatkan bahwa torsi terbaik yang dihasilkan bahan bakar gas lpg yaitu 8,20 N.m
dan blue gas 7,82 N.m pada putaran 4000 rpm. Daya terbaik yang dihasilkan bahan bakar gas adalah 2,10
kW dan blue gas adalah 2,06 pada putaran 5000 rpm. Untuk laju konsumsi bahan bakarnya pertamax
lebih irit dibanding bahan bakar gas pada setiap putaran rpm ujinya. Sedangkan untuk efisiensi pada
bahan bakar gas lpg tercapai 43,94 %, pertamax 61,26 % pada putaran 5000 rpm, dan blue gas 43,12 %
pada putaran 4000 rpm.

Kata Kunci: BBG, BBM, daya, efisiensi, torsi.

Abstract

Fossil fuels are a very important source of energy in everyday life, especially in the field of transport and
are non-renewable energy sources, while existing data obtained when these vehicles circulating in
Indonesia reached 80 million units, of which 85 per cent of this amount is a motorcycle with a majority
using the engine carburetor. This experiment aimed to test alternative fuels fuel oil fuel is fuel gas. After
testing it was found that the best torque produced fuel LPG gas is 8.20 Nm 7.82 Nm and blue gas at 4000
rpm rotation. The best power generated fuel gas is 2.10 kW and blue gas was 2.06 at 5000 rpm rotation.
For the rate of fuel consumption pertamax more fuel efficient than the gas at any rpm the test. As for the
fuel efficiency of LPG gas reached 43.94%, pertamax 61.26% at 5000 rpm rotation, and 43.12% blue gas
at 4000 rpm rotation.

Keywords: efficiency, gas fuel, liquid fuel, power, torsion.

1. Pendahuluan
Bahan bakar minyak (BBM) merupakan komoditas penentu kelangsungan perekonomian suatu negara. Hal ini
disebabkan oleh berbagai sektor dan kegiatan ekonomi di Indonesia mengandalkan BBM sebagai sumber energi dalam
beraktivitas. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh entitas ekonomi tidak lepas dari penggunaan BBM, mulai dari
kegiatan yang dilakukan oleh rumah tangga hingga perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Ditinjau dari segi
transportasi, keberadaan BBM sangat penting adanya karena kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemudahan dan
akses transportasi yang baik. Oleh karena itu, BBM berkaitan erat dengan sistem transportasi sebagai sumber tenaga
penggerak. Sejak tahun 2002, Indonesia telah melakukan impor minyak mentah terkait dengan penurunan produksi
minyak dalam negeri. Di samping itu, Indonesia juga menerapkan kebijakan subsidi BBM untuk menekan beban
masyarakat akan tingginya harga minyak dunia. Besarnya jumlah pemberian subsidi ini akan mengalami fluktuasi
selaras dengan perubahan harga minyak dunia. Secara tentatif dan tertuang dalam Blueprint Pengolahan Energi
Nasional 2005-2025, Indonesia memberikan subsidi BBM dalam beberapa jenis, yakni subsidi untuk minyak tanah,
premium, dan solar. Subsidi yang paling besar memakan dana adalah subsidi jenis premium[1].
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak dengan bahan
bakar gas. Dengan melihat dari aspek daya dan torsi pada sepeda motor yang diberi pembebanan berupa rem. Selain itu
juga menganalisa konsumsi bahan bakar gas jika dibandingkan bahan bakar minyak dalam pengujian ini menggunakan
pertamax, gas LPG, dan blue gas serta mendapatkan nilai efisiensinya.

JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126 117


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
2. Metodologi Penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan studi pustaka kemudian dilanjutkan dengan persiapan dan pengesetan
mesin uji yaitu sepdea motor honda supra x helm in tahun 2012. Apabila kondisi mesin uji dinyatakan dalam kondisi
baik kemudian dilanjutkan persiapan pengujian, terdiri dari pemasangan alat ukur dan pemasangan alat uji torsi berupa
disc brake. Pengujian tahap pertama yaitu dengan menggunakan bahan bakar pertamax kemudian dilanjutkan gas LPG
dan blue gas. Kemudian pengumpulan data untuk pengolahan data dan analisa pembahasan, terakhir mearik kesimpulan
dan saran. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Studi Pustaka

Persiapan Dan Pengesetan Mesin

Tidak
Kondisi Baik

Persiapan Pengujian

Pemasangan Alat Ukur

Pemasangan Alat Uji Torsi


berupa Disc Brake

Pelaksanaan Pengujian

Pengujian Pertamax Pengujian Gas LPG Pengujian Blue Gas

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Gambar 1. Diagram alir penelitian

2.1. Dinamometer
Dinamomater pada pengujian ini yaitu berupa rem cakram yang ditempatkan pada roda belakang sepeda motor.
Dinamometer jenis ini gesekan dari rem atau sepatu rem menyerap energi yang dihasilkan mesin melalui sebuah cakram
yang berputar. Perbedaan tegangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah titik kontaknya untuk mengetahui langkah
yang telah dilakukan. Rotasi itulah yang kemudian digunakan untuk menghitung rpm roda atau daya keluaran.
Dinamometer ini dipasang pada sebuah poros yang dipasang cakram, dimana poros tersebut terhubung dengan
countershaft dari motor menggunakan rantai dengan reduksi gigi 1:1. Dan dalam melakukan pengujian torsi kali ini,
digunakan metode Constant Speed Test yaitu metode untuk mengetahui karakteristik motor bakar yang beroperasi
dengan beban bervariasi, tapi putarannya konstan.

118 JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________

Gambar 2. Dinamometer pengujian

2.2. Pertamax
Pertamax adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina dengan RON atau oktan 95. Pertamax, seperti halnya
premium adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannya di kilang minyak. Pertamax merupakan bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa
International World Wide Fuel Charter (IWWFC) [4].
Keunggulan Pertamax plus:
1. Bebas timbal
2. Karena memiliki oktan tinggi, maka pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi. Sehingga
dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan pertamax lebih
maksimal.
3. Bisa membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, ruang bakar yang dapat menurunkan performa
mesin kendaraan dan mampu melarutkan air di dalam tangki sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran
dan tangki bahan bakar.

2.3. Gas LPG


LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan (Liquified Petroleum Gasses) merupakan produk
minyak bumi yang diperoleh dari proses distilasi bertekanan tinggi. Fraksi yang digunakan sebagai umpan dapat berasal
dari beberapa sumber yaitu dari gas alam maupun Gas hasil dari pengolahan minyak bumi (Light End). Komponen
utama LPG terdiri dari Hidrokarbon ringan berupa propana (C3H8) dan butana (C4H10), serta sejumlah kecil etana
(C2H6,) dan pentana (C5H12)[ 5].
Sesuai dengan penggunaannya sebagai bahan bakar, gas LPG dibedakan atas:
1. LPG Mix
Adalah campuran propane dan butana dengan komposisi antara 70 - 80% dan 20 - 30% volume dan diberi odorant
(Mercaptant) dan umumnya digunakan untuk bahan bakar rumah tangga.
2. LPG propane dan LPG butana.
Adalah gas LPG yang masing-masing mengandung propane 95 % dan butane 97,5 % volume dan diberi odorant
(mercaptant), umumnya digunakan untuk keperluan industri.

2.4. Blue Gas


Blue gas merupakan salah satu produk isi ulang gas dari PT. Blue Gas Indonesia. PT. Blue Gas Indonesia mulai
beroperasi secara penuh sejak tahun 1991 dengan nama PT. Camping Gas Indonesia, yang merupakan Perusahaan PMA
(Penanaman Modal Asing, antara Aplication Des Gaz dan Tigaraksa-Holding). Di Tahun 2000 terjadi perubahan
menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan nama perusahaan berubah menjadi PT. Blue Gas Indonesia [6].
Dari segi komposisi blue gas tidak ada perbedaan dengan gas elpiji, namun kelebihan Blue Gas terletak pada sisi
keamanannya. Karena pada bagian regulator dilengkapi dengan CLS (Child Safety Lock) yang memiliki drat ulir seperti
mur dan baut. Sehingga ketika terjadi kebocoran gas, regulator akan menutup secara otomatis. Selain itu yang
membedakan dengan gas LPG terletak pada proses isi ulang gasnya, yang dilakukan tiga kali proses penyaringan
sehingga meminimalisir adanya material/partikel pengotor berupa pasir, serpihan karat yang masuk ke dalam tabung
[6].

2.5. Skema Pengujian


Alat pengujian terdiri dari mesin uji, dinamometer, dan alat ukur lainnya. Susunan alat uji tampak pada skema
Gambar 3.

JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126 119


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________

Gambar 3. Skema alat uji


Keterangan Gambar:
1. Display Electronic Charging Scale 10. Blower
2. Electronic Charging Scale 11. Alat ukur konsumsi udara
3. Panjang lengan 12. Karburator
4. Lengan ukur beban 13. BahanBakar (pertamax/LPG/blue gas)
5. Gear bekakang 14. Tangki bahan bakar
6. Rantai penghubung 15. Stargas
7. Gear depan 16. Display Pulse Meter
8. Knalpot 17. Display temperature controller
9. Mesin uji

2.6. Prosedur Pengujian


Dalam melakukan pengujian ini diperlukan beberapa hal, yaitu:
a. Persiapan pengujian meliputi
 Persiapan bahan bakar
Sebelum dilakukan pengujian, bahan bakar perlu disiapkan. Penuangan bahan bakar pertamax pada gelas
ukur, kemudian setelah selesai pengujian diulangi lagi pada bahan bakar gas elpiji dan blue gas, dengan
memasang alat pengukur tekanan gas masuk.
 Memeriksa pelumas mesin, baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
 Memeriksa kondisi mesin uji, penyetelan karburator dan pembersihan seluruh system bahan bakar dan
pengapian.
 Memasang semua alat uji.
 Menyiapkan alat-alat yang diperlukan selama pengujian.
 Menyalakan blower/kipas yang digunakan untuk mendinginkan mesin.
 Memeriksa semua selang bahan bakar dan memastikan tidak terdapat kebocoran untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.
b. Langkah pengujiannya yaitu:
Mesin yang akan diukur torsinya diletakkan pada lingkungan terbuka. Rotor yang digunakan disini adalah
cakram yang dihubungkan dengan gesekan mekanis (rem cakram/disc brake) terhadap stator yang ditumpu oleh
bantalan yang mempunyai gesekan kecil. Torsi yang dihasilkan pada stator ketika rotor tersebut berputar diukur dengan
cara menyeimbangkan stator dengan alat pemberat. Pengujian ini akan dilakukan pengujian dengan metode constant
speed test untuk tiap pengujian. Bahan bakar yang digunakan adalah pertamax, gas LPG dan blue gas.
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
 Menghidupkan mesin selama 5 menit sebagai pemanasan untuk mencapai kondisi kerja yang diinginkan. Dalam
kondisi ini mesin tidak terbebani sama sekali.
 Memasukkan persneling / transmisi pada posisi gigi 4, mulai membuka throltle gas.
 Ketika putaran maksimum untuk bukaan throltle gas 7000 rpm telah tercapai lakukan pengereman hingga
mencapai 6000 rpm, catat beban pengereman yang tampil pada display.

120 JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
 Untuk putaran 6000 – 5000 rpm dilakukan sama seperti langkah no. 3 dan begitu juga seterusnya sampai putaran
3000 rpm.
 Melakukan pengukuran konsumsi bahan bakar dengan cara:
 Melihat aliran bahan bakar pada gelas ukur (untuk bahan bakar pertamax).
 Dengan menggunakan stopwatch ukur konsumsi bahan bakar untuk tiap 2 menit pada gelas ukur.
 Mematikan mesin sampai steady sekitar 3-5 menit temperaturnya turun sekitar 40-45 °C.
 Untuk pengujian gas LPG dan blue gas dilakukan dengan langkah nomor 1-4. Sedangkan untuk langkah nomor 5
dilakukan pengukuran sebagai berikut:
 Melihat display pada timbangan digital untuk menentukan konsumsi bahan bakarnya.
 Dengan menggunakan stopwatch ukur konsumsi bahan bakar untuk tiap 2 menit pada gelas ukur.

3. Pengujian Daya dan Torsi Pengereman


Perfoma suatu mesin pada umumnya dapat dilihat dari tingkat torsi, daya, konsumsi bahan bakar, Air Fuel Ratio
(AFR) dan efisiensi.Pada umumnya untuk mengetahui performa suatu mesin dapat diketahui dari spesifikasi mesin dari
produsen pembuat mesin tersebut.Data dan spesifikasi dari produsen tersebut dapat dijadikan suatu acuan awal besarnya
performa suatu mesin atau dapat disebut juga karakter mesin bensin tersebut.

3.1. Pengujian Daya dan Torsi


Dinamometer digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin. Pada dasarnya ada tiga jenis alat pengukur daya
atau torsi, yaitu dinamometer penggerak, dynamometer transmisi dan dinamometer absorpsi. Dinamometer penggerak
digunakan untuk mengukur beberapa peralatan seperti turbin dan pompa serta mensuplai energi untuk menggerakkan
peralatan yang akan diukur. Dinamometer transmisi adalah peralatan pasif yang ditempatkan di lokasi tertentu pada
suatu mesin dengan tujuan untuk mengukur torsi pada lokasi tertentu. Dinamometer absorpsi mengubah energi mekanik
sebagai torsi yang diukur, sehingga sengat berguna untuk mengukur daya atau torsi yang dihasilkan sumber daya seperti
motor bakar atau motor listrik[1] .
Torsi yang dihasilkan mesin adalah:

T=Fxb
(1)
dimana dalam satuan SI:

T = torsi ( Nm)
F = gaya penyeimbangan (N)
b = jarak lengan torsi (m)

Adapun daya yang dihasilkan mesin atau diserap oleh dinamometer adalah hasil perkalian dari torsi dan
kecepatan sudut[1].

(2)

dimana dalam satuan SI:

P = daya (kW)
T = torsi ( Nm)
N = putaran kerja (rpm)

Sebagai catatan, torsi adalah ukuran dari kemampuan sebuah mesin melakukan kerja sedangkan daya adalah
angka dari kerja telah dilakukan. Besarnya daya mesin yang diukur seperti dengan didiskripsikan di atas dinamakan
dengan brake power (Pb). Daya disini adalah daya yang dihasilkan oleh mesin untuk mengatasi beban, dalam kasus ini
adalah sebuah rem [2].

3.2. Perhitungan Air-Fuel Ratio


Dalam pengujian mesin, pengukuran juga dilakukan terhadap laju aliran massa udara (ma) dan laju aliran massa
bahan bakar (mf). Perbandingan antara keduanya berguna dalam mengetahui kondisi operasi mesin[1].
m
Air / Fuel ( A / F )  a
mf
(3)

JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126 121


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
mf
Fuel / Air ( F / A) 
ma (4)
dimana dalam satuan:
ma = Konsumsi udara (Kg/jam)
mf = konsumsi bahan bakar (Kg/jam)

Relative Air/Fuel Ratio ini memberikan parameter informasi yang lebih guna menetapkan komposisi campuran
udara-bahan bakar yang baik [9].

Jika: λ>1 : maka campuran itu miskin akan bahan bakar


λ<1 : maka campuran itu kaya akan bahan bakar

Jika oksigen yang dibutuhkan tercukupi, bahan bakar hidrokarbon dapat dioksidasi secara sempurna. Karbon di
dalam bahan bakar kemudian berubah menjadi karbon dioksida CO2 dan hidrogen menjadi uap air H2O.

3.3. Perhitungan Spesific Fuel Consumption


Dalam pengujian mesin konsumsi bahan bakar diukur sebagai laju aliran Massa bahan bakar per unit waktu
(mf). Konsumsi bahan bakar spesifik/specific fuel consumption (SFC) adalah laju aliran bahan bakar per satuan
daya. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana efisiensi mesin dalam menggunakan bahan bakar
untuk menghasilkan daya [1].

(5)

dimana dalam satuan:

sfc = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kW jam)


mf = massa bahan bakar (kg/jam)
P = daya (kW)

3.4 Pengujian Efisiensi


Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan per siklus terhadap jumlah energi yang disuplai per
siklus yang dapat dilepaskan selama pembakaran. Suplai energi yang dapat dilepas selama pembakaran adalah Massa
bahan bakar yang disuplai per siklus dikalikan dengan harga panas dari bahan bakar (Q HV). Harga panas bahan bakar
ditentukan dalam sebuah prosedur tes standar dimana diketahui Massa bahan bakar yang terbakar sempurna dengan
udara dan energi dilepas oleh proses pembakaran yang kemudian diserap dengan kalorimeter. Pengukuran efisiensi riil
dinamakan dengan fuel conversion efficiency (ηf) dan didefinisikan sebagai [1].

ηf = (6)

dimana mf adalah massa bahan bakar yang dimasukkan per siklus. Substitusi untuk P/mf didapatkan

ηf= (7)

dalam efisiensi ini besarnya QHV merupakan harga panas rendah (QLHV) dari bahan bakar yang digunakan, dalam
(Mj/kg).

4. Hasil dan Pembahasan


4.1. Pengujian Torsi
Hasil pengujian ini, diperoleh dengan metode constant speed test, yaitu suatu metode pengujian prestasi motor
bakar dengan beban bervariasi, dengan putaran konstan, atau pada bukaan gas tertentu dilakukan pengereman dari
putaran maksimum yang dapat dicapai pada bukaan gas tersebut, hingga batas terendah putaran mesin yang dapat
dicapainya. Untuk tiap putaran yang dikehendaki, dicatat beban pengereman yang terjadi.

122 JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________

Gambar 4. Grafik torsi terhadap putaran mesin

Tabel 1. Persentase kenaikan torsi bahan bakar gas terhadap bahan bakar minyak
Persentase Kenaikan Torsi BBG terhadap BBM
N Pertamax LPG Blue Gas LPG vs pertamax Blue Gas vs Pertamax
(rpm) (N.m) (N.m) (N.m) (%) (%)
5000 6,38 7,26 7,10 13,79 11,29
6000 3,63 5,20 2,57 43,25 31,13

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada putaran awal (7000 rpm) pada bahan bakar
pertamax memiliki nilai torsi yang lebih tinggi dibanding dengan gas lpg dan blue gas sebesar 1,59 N.m. Begitu juga
saat putaran 4000 rpm atau saat torsi mencapai maksimum untuk bahan bakar pertamax lebih tinggi dari pada bahan
bakar gas yaitu 9,43 N.m. Namun pada putaran 5000 untuk bahan bakar gas terjadi kenaikan nilai torsi sebesar 13,799
% untuk lpg dan 11,29 % untuk blue gas serta pada putaran 6000 rpm terjadi kenaikan sebesar 43,25 % untuk lpg dan
31,13 % untuk blue gas. Nilai yang dihasilkan pada pengujian torsi ini telah dilakukan kalibrasi pada hasil
perhitungannya sehingga nilai yang dihasilkan telah sesuai dengan nilai torsi maksimum pada spesifikasi standar motor
uji ini.

4.2. Pengujian Daya

Gambar 5. Grafik daya terhadap putaran mesin

Tabel 2. Persentase kenaikan daya BBG terhadap BBM


Persentase kenaikan daya BBG terhadap BBM
N Pertamax LPG Blue Gas LPG vs pertamax Blue Gas vs Pertamax
(rpm) (N.m) (N.m) (N.m) (%) (%)
5000 1,84 2,10 2,45 14,13 11,96
6000 1,20 1,61 1,61 47,50 34,17

JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126 123


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
Grafik daya di atas menunjukan tren yang sama dengan grafik yang sebanding dengan grafik torsi karena pada
dasarnya ketika torsi meningkat maka daya pun akan meningkat. Daya ini untuk menunjukan seberapa besar kerja yang
bisa dilakukan oleh mesin.
Pada pengujian daya pengereman ini bisa dilihat pada grafik diatas daya terbesar yang dihasilkan terjadi pada
putaran mesin 4000 rpm dengan bahan bakar pertamax sebesar 2,21 N.m, sedangkan daya terendah terjadi pada putaran
mesin 7000 rpm sebesar 0,17 N.m bahan bakar blue gas. Secara keseluruhan nilai daya yang dihasilkan pada bahan
bakar gas lpg dan blue gas memiliki nilai yang hampir sama sedangkan pada bahan bakar pertamax daya yang
dihasilkan pada putaran terendah (3000 rpm) dan tertinggi (7000 rpm) memiliki daya yang lebih besar daripada gas
LPG dan blue gas. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pada putaran 5000 rpm dan 6000 rpm untuk bahan bakar
gas memiliki nilai daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertamax walaupun pada putaran mesin yang lain bahan
bakar gas memiliki daya yang lebih rendah dibanding pertamax.

4.3. Perhitungan Laju konsumsi bahan bakar

Gambar 6. Grafik konsumsi bahan bakar (Lt/jam)

Gambar 7. Grafik konsumsi bahan bakar (Kg/jam)

Dari grafik perbandingan konsumsi bahan bakar diatas dapat diketahui bahwa jumlah bahan bakar Gas LPG dan
Blue Gas yang dikonsumsi persatuan waktu oleh mesin lebih besar daripada bahan bakar Pertamax plus. Semakin tinggi
putaran mesin, bahan bakar yang dikonsumsi semakin banyak. Dari grafik dapat terlihat bahwa konsumsi bahan bakar
paling irit adalah Pertamax plus, hal ini disebabkan karena menurut spesifikasi standar sepeda motor Supra X 125
Helm-in yang mempunyai perbandingan kompresi 9,3:1 harus menggunakan bahan bakar dengan oktan 92 ke atas dan
Pertamax mempunyai bilangan oktan 95 sehingga cocok dengan karakter mesin.
Kenaikan konsumsi bahan bakar gas ini disebabkan karena terdapat perbedaan karakteristik waktu penyalaan,
bahan bakar lebih cepat nyala dibandingkan pertamax plus sehingga bahan bakar gas lebih banyak yang terbakar sia-sia
karena spesifikasi mesin memang didesain untuk bahan bakar pertamax. Namun apabila dirupiahkan bahan bakar Gas
LPG paling irit dibandingkan bahan bakar Blue Gas dan Pertamax plus.

124 JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
4.4. Perhitungan Spesific Fuel Consumption

Gambar 8. Grafik sfc

Pada pengujian spesific fuel consumption ini bisa dilihat pada grafik diatas selisih nilai spesific fuel consumption
yang paling besar diantara bahan bakar pertamax, Gas LPG, dan Blue Gas terjadi pada putaran mesin 7000 rpm.
Sedangkan untuk penurunan nilai spesific fuel consumption yang besar terjadi pada putaran mesin 6000 rpm, yaitu 0,27
kg/kWh untuk Gas LPG, 0,31 kg/kWh untuk Blue Gas, dan 0,90 kg/kWh untuk pertamax.
Pada putaran mesin yang lebih rendah (6000 rpm-3000 rpm), nilai spesific fuel consumption memiliki
selisih yang sedikit sekali untuk tiap bahan bakar uji. Hal ini dikarenakan bahwa konsumsi bahan bakar spesifik
itu adalah banyaknya bahan bakar yang digunakan setiap jam untuk menghasilkan satu satuan daya, besarnya
konsumsi bahan bakar spesifik efektif tergantung dari konsumsi bahan bakar dan daya yang dihasilkan.

4.5. Perhitungan Efisiensi

Gambar 9. Grafik efisiensi

Pengujian efisiensi ini bisa dilihat pada grafik efisiensi dengan kenaikan efisiensi yang paling besar ditinjau dari
rpm tertinggi (rpm awal sebesar 7000 rpm) terjadi pada putaran mesin 4000 rpm yaitu sebesar 61,26 % dengan bahan
bakar pertamax, putaran mesin 5000 pada bahan bakar gas lpg dan blue gas dengan nilai sebesar 43,44 % untuk gas lpg
dan 43,12 % untuk blue gas. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa bahan bakar pertamax memiliki nilai efisiensi
yang lebih baik dibandingkan bahan bakar lainnya (gas LPG dan blue gas) untuk putaran rpm tertinggi dan terendah.
Sedangkan pada putaran 5000 rpm dan 6000 rpm bahan bakar gas memiliki efisiensi yang lebih baik.

5. Kesimpulan
Dari hasil pengujian penggunaan tiga jenis bahan bakar berbeda pada mesin sepeda motor Honda Supra X Helm
In 125cc pada kondisi standar untuk bahan bakar pertamax, Gas LPG,dan Blue Gas terhadap prestasi mesin dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Dengan membandingkan data hasil pengujian terhadap bahan bakar pertamax, gas LPG dan Blue Gas didapatkan
hasil, yaitu:

JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126 125


Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. , No. , Tahun 2015
Online: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtm
___________________________________________________________________________________________
 Nilai terbaik pada torsi pengereman yang dapat dicapai mesin yang berbahan bakar gas lpg adalah 7,26 N.m, dan
blue gas adalah 7,10 N.m, sedangkan untuk pertamax adalah 6,38 N.m pada putaran 5000 rpm.
 Nilai terbaik pada daya pengereman yang dapat dicapai mesin berbahan bakar gas lpg adalah 2,10 kW, dan blue
gas adalah 2,06 kW, sedangkan untuk pertamax adalah 1,84 kW pada putaran 5000 rpm.
b. Laju Konsumsi Bahan Bakar pada saat torsi dan daya terbaik dalah pada pertamax 0,46 liter/jam atau 0,34 Kg/jam ,
pada gas LPG adalah 0,68 Lt/jam atau 0,38 Kg/jam , dan pada blue gas adalah 0,67 Lt/jam atau 0,38 Kg/jam.
c. Efisiensi yang dicapai saat torsi dan daya berada pada nilai terbaik adalah 43,44 % untuk bahan bakar gas LPG, dan
43,12 % untuk bahan bakar blue gas, sedangkan 44,02 % untuk bahan bakar pertamax.

6. Daftar Pustaka
[1] Heywood, John B.,1988, “Internal Combustion Engine Fundamentals”, McGraw Hill Book Company, Singapore.
[2] Collet, C.V., Hope, A.D., 1983, “Engineering Measurement”, The English Langungage Book Society and Pitman,
Great Britanian.
[3] http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58109/BAB%201%20Pendahuluan.pdf diakses pada
tanggal 1 Desember 2013
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Pertamax_Plus diakses pada tanggal 2 april 2014
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji diakses pada tanggal 2 April 2014
[6] http://www.bluegaz.co.id/tentang-blue-gaz/sejarah-dan-visi/ diakses pada tanggal 2 April 2014

126 JTM (S-1) – Vol. 3, No. 2, April 2015:117-126

You might also like