You are on page 1of 3

A.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 505 dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 504, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga, tata
kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga, tata
kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan
perbekalan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan
rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan
rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;

B. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan


menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian

C. Uraian Tugas Pokok


1. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan kesehatan;
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan instansi terkait;
3. Melaksanakan pembinaan teknis penyelenggaraan kesehatan;
4. Memproses pemberian/penerbitan izin di Bidang Kesehatan;
5. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan

D. S u k u D i n a s P e l a y a n a n K e s e h a t a n m e m p u n y a i t u g a s m e l a k s a n a k a n p e l a y
a n a n p e r i z i n a n , p e r e n c a n a a n , p e n g e n d a l i a n d a n p e n i l a i a n e f e k t i f i t a s pel
ayanan kesehatan.
E. Tugas Utama BPOM

Berdasarkan Pasal 67 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001, BPOM melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.

F. Tugas Balai Besar/Balai POM (Unit Pelaksana Teknis)

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas
produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen
serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya

G. FUNGSI

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian ilmu pengetahuan.


2. Penyelenggaraan riset keilmuan yang bersifat mendasar.
3. Penyelenggaraan riset inter dan multi disiplin terfokus.
4. Pemantauan, evaluasi kemajuan, dan penelaahan kecenderungan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LIPI.
6. Pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang ilmu pengetahuan.
7. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum.

H Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi produksi bahan baku farmasi;
 Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi formula dan sediaan farmasi;
 Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi rekayasa biomedika;
 Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi farmasi dan medika;
 Pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program dan anggaran di lingkungan Pusat
Teknologi Farmasi Dan Medika.

I. Farmasis yang bekerja di sarana produksi sediaan farmasi dituntut memiliki kompetensi sebagai
berikut:

a. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat.


b. Mampu melaksanakan Good Inventory Practices
c. Mampu berpartisipasi mengembangkan senyawa/eksipien baru.
d. Mampu mengembangkan formula sediaan obat, pilot plant dan up scaling.
e. Mampu mengembangkan spesifikasi, metode analisis dan prosedur pengujian untuk bahan awal,
obat jadi dan kemasan.

J. Peran dan Fungsi Apoteker di Rumah Sakit


Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi, memberikan konseling,
membantu penderita mencegah dan mengendalikan komplikasi yang mungkin timbul, mencegah dan
mengendalikan efek samping obat, menyesuaikan regimen dan dosis obat yang harus dikonsumsi
penderita merupakan tugas profesi kefarmasian.
Apoteker juga harus melaksanakan fungsinya sebagai :
 Clinical Pharmacist, harus mendampingi para dokter sebagai sumber informasi mengenai
perkembangan baru dalam bidang obat
 harus menjadi counterpart dalam bidang pengobatan dan mengawasi supaya pengobatan yang
dilakukan para dokter tetap rasional.
Dan memonitor efek samping yang timbul karena pengobatan
Fungsi pokok apoteker di apotik rumah sakit menurut ASHP (American Society of Hospital
Pharmacist) adalah sebagai berikut :
a. Membuat dan mensterilisasi obat injeksi bilamana dibuat di Rumah Sakit
b. Membuat obat yang sederhana
c. Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia danz preparat farmasi
d. Mengisi dan memberikan etiket pada semua container yang berisi obat dan diberikan kepada pasien
maupun bagian Rumah Sakit
e. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan di berbagai bagian
Rumah Sakit.
f. Menyediakan persediaan antidot dan lain-lain obat untuk keadaan darurat
g. Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol dan membuat daftar inventory
h. Membuat spesifikasi (kualitas dan sumber) dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika,
biological dan preparat-preparat yang dipakai dalam pengobatan pasien di Rumah Sakit
i. Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru berbagai obat kepada para dokter, perawat
dan lain-lain orang yang berkepentingan
j. Membantu mengajar para mahasiswa kedokteran dan perawat pada program koasisten fakultas
kedokteran/perawat
k. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia Pharmacy and Therapeutic

You might also like