Professional Documents
Culture Documents
Pasien Pneumothorax
May 27, 2017vandarahmadani
1510711068
S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita, sehingga makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Pneumothorax” dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan di
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Bogor, 25 Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………………
……………………..ii
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………………………
……………………iii
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………………………………
………………….1
1. Latar
Belakang……………………………………………………………………………………………
……………..1
2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………………
……….1
3. Tujuan………………………………………………………………………………………………
……………………….1
4. Manfaat……………………………………………………………………………………………
……………………….2
BAB II
Teori……………………………………………………………………………………………………
……………………..2
1. Pengertian…………………………………………………………………………………………
……………………..2
2. Klasifikasi Beserta
Etiologi………………………………………………………………………………………..2
3. Manifestasi
Klinis…………………………………………………………………………………………………
……3
4. Patofisiologi………………………………………………………………………………………
………………………3
5. Komplikasi…………………………………………………………………………………………
……………………..4
6. Pemeriksaan
Penunjang…………………………………………………………………………………………
…4
7. Penatalaksanaan…………………………………………………………………………………
…………………….4
BAB IV
Penutup…………………………………………………………………………………………………
………………….9
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
…………………….9
2. Saran………………………………………………………………………………………………
………………………..9
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………………………………
…………………..iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Angka kejadian pneumotoraks pada umumnya sulit ditentukan karena banyak kasus yang
tidak didiagnosis sebagai pneumotoraks karena berbagai sebab. Johnston & Dovnarsky
memperkirakan kejadian pneumotoraks berkisar antara 2,4-17,8 per 100.000 per tahun.
Beberapa karakteristik pada pneumotoraks antara lain: laki-laki lebih sering daripada wanita
(4:1), paling sering pada usia 20-30 tahun. Tuberkulosis paru merupakan penyebab
pneumotoraks spontan sekunder tertinggi di beberapa negara berkembang. Prevalensi TB
paru yang masih tinggi di Indonesia merupakan faktor penyebab terjadinya Pneumotoraks
Spontan Sekunder (PPS). Sebagian besar adalah penderita Penyakit Paru Obstruktif
Menahun (PPOM). Pada penelitian 34 penderita pneumotoraks spontan sekunder: 20
dengan PPOM, 7 dengan TB paru, 2 dengan sarkoidosis, masing-masing 1 dengan silikosis
+ TB paru, fibrosis paru, abses paru, Ca bronkus, penyakit metastasis pleural. Penyakit
penyakit lain yang dihubungkan dengan pneumotoraks spontan sekunder antara lain asma
bronkial, Ca paru, hemosiderosis paru idiopatik, infark paru, penyakit rheumatoid,
skleroderma dan jamur paru.
Oleh karena itu saya tertarik menulis makalah ini supaya menjadi bahan pembelajaran dan
evaluasi bagi tenaga kesehatan dalam menangani kasus pneumothorax dengan baik.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Pneumothorax?”.
C.Tujuan
Tujuan Khusus :
D.Manfaat
Profesi perawat diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan tindakan
keperawatan pada pasien pneumothorax.
Makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi mahasiswa ilmu keperawatan.
BAB II
TEORI
A.Pengertian
Penumothorax terjadi ketika pleura parietalis dan viseralis sobek dan ruang pleura terpapar
oleh atmosfer positif. Normalnya tekanan di dalam ruang pleura adalah tekanan negative
atau subatmosfer. Tekanan negative ini diperlukan untuk mempertahankan pengembangan
paru. Ketika pleura robek, udara memasuki ruang pleura, dan paru-paru kolaps (Brunner &
Suddarth, 2010).
1. Primary Spontaneous Pneumothorax dapat terjadi pada individu tanpa penyakit paru.
Terjadi akibat pecahnya bleb subpleural apical. Factor predisposisi : perokok.
2. Secondary Spontaneous Pneumothorax diakibatkan penyakit paru-paru : lesi di kavitas,
cystic lung disease, emphysema, pneumatocele.
3. Non-Iatrogenic Trauma Pneumothorax merupakan pneumothorax yang disebabkan
karena kecelakaan, seperti : patah tulang rusuk, tertusuk atau luka senjata api.
4. Iarogenic Trauma Pneumothorax merupakan pneumothorax yangdiakibatkan karena
trauma medis.
5. Possitive Pressure Ventilation : alveolar rupture -> interstisial emphysema ->
pneumothorax.
6. Interventional Procedure : biopsy, torakosentesis, CVP.
7. Closed Pneumothorax dimana udara dalam rongga pleura tidak masuk dari luar rongga
dada. P rongga pleura < P atmosfer.
8. Open Pneumothorax dimana udara dalam rongga pleura masuk melalui luka terbuka di
rongga dada. P rongga pleura = P atmosfer.
9. Tension Pneumothorax yaitu kondisi kolaps paru-paru dimana udara yang masuk ke
selaput pleura tidak dapat keluar lagi. P rongga pleura > P atmosfer.
10. Pneumothorax Totalis yaitu keadaan paru-paru kolaps seluruhnya.
11. Pneumothorax Parsialis yaitu keadaan paru-paru kolaps sebagian.
C.Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan pneumothorax bergantung pada luas dan
penyebabnya :
D.Patofisiologi
Pneumothorax dapat tertutup atau terbuka. Pada pneumothorax tertutup, udara dapat lolos
ke dalam rongga pleura dari tusukan atau robekan pada struktur pernafasan internal seperti
bronkus, bronkiolus atau alveolus. Rusuk yang patah dapat juga menyebabkan
pneumothorax tertutup. Pada pneumothorax terbuka, udara dapat memasuki rongga pleura
secara langsung melalui lubang di dinding dada atau diafragma.
Pneumothorax dapat diklasifikasikan sebagai spontan atau traumatic, dan keduanya dapat
menyebabkan tekanan pneumothorax. Pneumothorax spontan dapat bersifat idiopatik ketika
tidak ada penyebab yang ditemukan (primer) atau sebagai akibat dari penyakit paru lainnya
seperti PPOK, tuberculosis, atau kanker (sekunder).
Lepuh atau bula dapat rupture walaupun dinding dada tetap utuh, sehingga menyebabkan
paru kolaps. Pneumothorax traumatic yang mengakibatkan paru kolaps disebabkan oleh
gaya trauma tumpul ke dinding dada atau pembentukan luka dada terbuka yang mengisap
yang disebabkan kecelakaan lalulintas, luka tembak atau tusukan pisau, atau prosedur
diagnostic seperti torakosentesis. Tekanan pneumothorax terjadi ketika udara terjebak di
dalam rongga pleura selama inspirasi dan tidak dapat lolos keluar saat ekspirasi. Tekanan
intrapleura menjadi lebih besar dari tekanan jaringan paru, menyebabkan kompresi paru dan
struktur disekitarnya.
E.Komplikasi
1. Pemeriksaan Penunjang
2. CT Scan
3. Foto thorax
4. Endoskopi
F.Penatalaksanaan
1. Torakotomi
2. Terapi oksigen
3. Torakoskopi
4. Pemasangan Water Seal Drainage (WSD)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tn. T 43 tahun dirawat di ruang perawatan RSUD Pasar Minggu dengan keluhan sesak
nafas, sesak timbul saat melakukan aktifitas berlebihan. Klien mengeluh nyeri pada bagian
mid axila sinistra, menyebar ke punggung dan dada bagian depan yang terpasang WSD.
Nyeri bertambah saat batuk dan merubah posisi. Klien mengatakan tidak nyaman dengan
dipasangnya WSD. Hasil pengkajian didapatkan TD: 120/80 mmHg, HR: 96x/menit, RR:
27x/menit, Suhu: 36,6oC. Klien terlihat gelisah. Klien tampak meringis kesakitan. Terpasang
WSD pada mid axila sinistra, undulasi (+).
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
Analisa Data
No Data Fokus Masalah Etiologi
– HR: 96 kali/menit
– RR: 27 kali/menit
– Suhu : 36,5oC
S : Nyeri skala 5
4.
Data Objektif (DO)
– HR: 96 kali/menit
– RR: 27 kali/menit
– Suhu : 36,5oC
– RR: 27 kali/menit
– Suhu : 36,5oC
3. Leukosit 13600/uL
Diagnosa
No Diagnosa
3. Resiko infeksi
Intervensi
Hari/Tanggal Diagnosa Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
2. Berikan humidifikasi
tambahan misalnya : nebulizer
(ventolin)
3. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri yang tidak
berhasil.
Mandiri:
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Pada pasien pneumothorax permasalahan pola nafas sangat fital maka dari itu diperlukan
perawatan yang baik dari tenaga medis dan keluarga. Klien juga harus selalu melatih paru-
parunya supaya dapat berekspansi dengan normal setelah dilakukan tindakan medis dari
dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heater dan Kamitsuru, Shigemi (ed). 2014. Diagnosa Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015-2017, ed ke-10. Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta
Suzan C. smeltzer. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth ed ke-
12.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta
Black, Joyce M dan Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis Untuk Hasil yang Diharapkan. Elsevier