You are on page 1of 4

BAB III

TINJAUAN KASUS

Seorang ibu bernama Ny. R ke sebuah Rumah sakit dengan keluhan anak laki-lakinya (28 hari)
demam sudah 2 hari, ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami bibir membiru,
demam, menangis kurang dan menghisap lemah. Bayinya hanya minum 50 cc ASI/ 24 jam.
BAK kurang lebih 2 kali sehari, BAB kurang lebih 1x/ 2 sehari, konsistensi BAB bayinya
lembek, berwarna kuning. Ibu mengatakan saat persalinan bayi ditolong oleh dukun bayi. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan RR: 68x/menit, T: 38oC, Nadi : 165x/menit, Kesadaran bayi
pasien somnolen, kulit terlihat ikterik, CRT > 3 detik, mata tampak anemis, mukosa kering,
warna bibir kebiruan. Dalam pemeriksaan penujang adanya reaktan fase akut yaitu CRP
(konsentrasi tertinggi dilaporkan pada infeksi bakteri)
A. Pengkajian
1) Identitas pasien:
1. Nama : An. R
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Usia : 28 hari
2) Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami demam
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. R ke sebuah Rumah sakit dengan keluhan anak laki-lakinya (28 hari) demam sudah 2 hari,
ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami bibir membiru, demam, menangis kurang
dan menghisap lemah. Bayinya hanya minum 50 cc ASI/ 24 jam. BAK kurang lebih 2 kali
sehari, BAB kurang lebih 1x/ 2 sehari, konsistensi BAB bayinya lembek, berwarna kuning.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan saat persalinan bayi ditolong oleh dukun bayi.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada dikeluarganya yang bayinya mengalami keadaan
seperti ini.
6) Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Suhu : 38 oC
Nadi : 165x/menit
RR : 68x/menit
b. Keadaan umum
Kesadaran : somnolen
c. Kepala
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
d. Mata
Konjungtiva tampak anemis, sclera ikterik, tidak ada edema
e. Hidung
Bentuk hidung pasien normal, simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri tekan
f. Telinga
Bentuk normal, bersih tidak ada nyeri tekan
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran karotis, dan kelenjar typoid
h. Kulit
Warna : kuning (ikterik)
Turgor : kurang elastic (kering/keriput) >3 detik
i. Mulut
Mukosa kering, warna bibir kebiruan, menghisap lemah.
j. Thorax
Bentuk dada simetris, dan terlihat tarikan iga saat bernapas.
k. Abdomen
Saat dipalpasi, tidak ada nyeri tekan pada abdomen
l. Ekstermitas
Atas : tidak ada edema, tidak ada clubbing finger, terdapat sianosis, terpasang infuse pada
tangan sebelah kiri
m. Genetalia
Bersih, tidak ada darah, tidak ada gangguan.
n. Eliminasi
Urine : ± 2 kali sehari
BAB : ± 1 kali/2 hari

7) Pemeriksaan Penunjang
Dalam pemeriksaan penujang adanya reaktan fase akut yaitu CRP (konsentrasi tertinggi
dilaporkan pada infeksi bakteri).

B. Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS: peningkatan permeabilitas Defisit volume
a. Ibu pasien mengatakan bahwa kapiler plasma cairan
anaknya mengalami demam
sudah 2 hari Input menurun
b. Ibu pasien mengatakan bayi
tidak mau minum. Dehidrasi
c. Ibu pasien mengatakan bahwa
bayinya hanya minum 50 cc Deficit volume cairan
ASI / 24 jam
d. Ibu pasien mengatakan bahwa
konsistensi BAK bayinya cair
dan berwarna kekuningan, dan
konsistensi BAB bayinya
lembek, berwarna kekuningan,
dengan pola 1x/2 hari.
DO:
a. Kesadaran bayi somnolen
b. Turgor : kurang elastic
(kering/keriput) CRT >3detik
c. Mata tampak anemis
d. Mukosa kering
DS: Infeksi Hipertermi
a. Ibu pasien mengatakaan
bayinya demam sudah 2 hari
b. ibu pasien mengatakan bahwa Menghasilkan endotoksin
anaknya mengalami bibir
membiru Bakteri&septicemia
DO:
a. Suhu : 38 oC, Nadi :
165x/menit, RR : 68x/menit. Dianggap benda asing
b. Keadaan bayi somnolen
Reaksi imunologi

Hipertermi
DS : Infeksi Gangguan
a. ibu pasien mengatakan bahwa perfusi jaringan
anaknya mengalami bibir
membiru, demam, menangis
kurang dan menghisap lemah. Menghasilkan endotoksin
DO:
a. Warna kulit : kuning (ikterik) System kardiovaskuler
b. Turgor : kurang elastic
Vasodilatasi pembuluh darah
(kering/keriput) CRT >3detik
c. Kesadaran : Somnolen Gangguan perfusi jaringan

C. Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler plasma
2. Hipertermi berhubungan dengan efek endotoksin, perubahan regulasi temperature, dehidrasi,
peningkatan metabolisme
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh darah.

D. Intervensi
Diagnosa keperawatan Intervensi
Tujuan/KH Aktivitas
Defisit volume cairan Setelah dilakukan asuhan a. Monitoring tanda-tanda vital
berhubungan keperawatan 3x24 jam setiap dua jam dan pantau
dengan peningkatan deficit volume cairan dapat warna kulit.
permeabilitas kapiler plasma. teratasi. b. Kaji pengisian kapiler pasien
DS: KH: (CRT/caffilery reffil time
a. Ibu pasien mengatakan a. Anak tidak demam lagi c. Monitoring input dan
bahwa anaknya mengalami b. Anak sudah mau minum output.
demam sudah 2 hari
c. Kesadaran composmentis d. Obserasi adanya kejang dan
b. Ibu pasien mengatakan bayi
tidak mau minum. d. Kulit tidak ikterik lagi. dehidrasi.
c. Ibu pasien mengatakan e. CRT < 3 detik e. Berikan ASI/PASI sesuai
bahwa bayinya hanya minum f. Turgor kembali elastis jadwal dengan jumlah
50 cc ASI / 24 jam
d. Ibu pasien mengatakan pemberian yang telah
bahwa konsistensi BAK ditentukan
bayinya cair dan berwarna f. Berikan pengetahuan
kekuningan, dan konsistensi
BAB bayinya lembek, mengenai pentingnya cairan
berwarna kekuningan, untuk mempertahankan
dengan pola 1x/2 hari. keseimbangan volume cairan
DO: adekuat kepada keluarga
a. Kesadaran bayi somnolen paien.
b. Warna kulit : kuning g. Kolaborasi dengan tim
(ikterik) medis lainnya untuk
c. Turgor : kurang elastic
pemberian IV dan
(kering/keriput) CRT >3detik
d. Mata tampak anemis pemeriksaan laboratorium
e. Mukosa kering

E. Perbandingan antara teori dan kasus


Pada kasus dengan anak sepsis, Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah
pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1
dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005). Dalam asuhan keperawatan
terdapat kesenjangan dengan teori dan kasus, menurut Zaenal 2005 defisit volume cairan di
sebabkan oleh pengeluaran cairan berlebihan karena diaporesis sedangkan dalam kasus defisit
volume cairan disebabkan oleh peningkatan permeabilitas plasma.

You might also like