Professional Documents
Culture Documents
Praktikum : 2017
Penyerahan : 6 November 2017
(Laporan)
Disusun oleh:
Alat - Statif
- Erlenmeyer 1500mL 1 buah - Jarum ose
- Erlenmeyer 1000mL 1 buah - Gelass ukur
- Erlenmeyer 250 mL 6 buah - pH meter
- Kolom reaktor
- Botol semprot - Kassa
- Pemanas - Spatula
- Kapas
- Spirtus - Suntikan
Bahan
- Pembuatan CaCL2 2%
-
- Pemindahan/ penanaman biakan
Menyiapkan spirtus, pijarkan jarum ose dan diamkan sesaat di dinding tabung
Mencampur caragenan dengan media aktifasi (NB) dan dipanaskan sambil diaduk rata
setelah selesai dan beads mulai terbentuk, membuang CaCl2 dan membilas beads dengan air
steril
Membuang air steril dan menambahkan lagi CaCl2ke erlenmeyer yang berisi beads
Memasukkan bead yang sudah berisi CaCl2 ke dalam kulkas selama 2 hari
- Pembuatan asam laktat secara kontinyu
Menyiapkan starter dan beads, reaktor kolom, statif, gelas kimia, gelas ukur dan pH meter
merangkai reaktor
Mengambil sampel sebanyak 20mL setiap 12 jam sekali dan uji pHnya
Mengambil sampe sebanyak 20mL selama 12 jam sekali sebagai to dan cek pHnya
Membersihkan alat
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. Proses Batch
No Waktu (jam) pH
1 0 6
2 24,5 4,8
3 45 4,7
4 48 4,6
4
pH
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Waktu (jam)
2. Proses Continu
No Waktu (jam) pH
1 0 6,8
2 24 5,3
3 42 4,9
4 48 4,7
5 64 4,5
6 72 5
7 96,5 4,5
8 117 4,7
Laju alir saat data ke 6-8: 0,26 ml / menit
5
pH
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
Waktu (jam)
BAB IV
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
5.1 PEMBAHASAN
FEBRIAN RIFKHI FAHRIZAL (161411009)
Pengaplikasian sel amobilisasi diaplikasikan dalam pembuatan asam laktat oleh
Lactobacillus acidophillus. Sel amobilisasi adalah proses dimana pergerakan sel
dibatasi di dalam matriks tertentu sehingga tidak terbawa dalam aliran produk dan
dapat digunakan kembali. Praktikum ini bertujuan untuk menguji sel amobilisasi
dengan membuat asam laktat dan dapat mengetahui hubungan antar waktu dengan pH
(pH diambil pada saat sampling). Media aktivasi yang digunakan adalah nutrient broth
dan starter sebagai media pertumbuhan atau media fermentasinya dalam proses
pembuatan asam laktat ini.
Pada proses secara kontinyu, reaktor harus dirangkai terlebih dahulu. Setelah
terpasang dengan benar, kolom reaktor diukur terlebih dahulu untuk mengetahui
volume kolom nya. Kemudian dilakukan penyaringan beads yang masih ada CaCl2 nya
dan kemudian dimasukkan ke dalam kolom reaktor. Setelah itu media starternya (media
fermentasi) dimasukkan juga ke dalam kolom reaktor hingga beads terendam. Di
lakukan sampling dan diukur laju alir pertama dan pH larutan. Sampling kemudian
dilakukan dengan cara yang sama setiap skitar 12 – 24 jam. Sedangkan pada proses
secara batch, tahap yang dilakukan tidak terlalu berbeda. Beads dimasukan ke dalam
starter dan digoyangkan agar merata. Setelah itu, dimasukkan ke dalam inkubator
shaker dan dilakukan sampling yang sama (karena memang harus bersamaan dengan
yang kontinyu) dengan mengukur pH nya setiap 12 - 24 jam juga.
Dari hasil pengujian yang dilakukan, didapat data pH dan dibuat grafik
hubungan antara waktu terhadap pH. Berdasarkan grafik yang telah dibuat, pada proses
secara batch hubungan antara waktu dengan pH mengalami penurunan, sedangkan pada
proses secara kontinyu mengalami kenaikan. Hal ini diakibatkan starternya yang
ditambahkan dengan yang baru, tetapi setelah penambahan, pH yang didapat
mengalami penurunan juga. Kesimpulan yang bisa diambil dari hal tersebut bahwa
semakin lama waktu yang dibutuhkan maka pHnya akan semakin kecil. Produk yang
diperoleh dari praktikum ini adalah asam laktat dengan pH 6,8-4,7 (dari proses secara
kontinyu) dan asam laktat dengan pH 6-4,6 (dari proses secara batch).
Pertama yang dilakukan yaitu membuat air steril yang nantinya dibutuhkan
untuk mencuci. Setelah itu membuat CaCl2 2%. Lalu, membuat nutrien broth sebagai
media aktifasi dan membuat starter sebagai media fermentasinya. Setelah bahan sudah
dibuat, dilakukan sterilisasi mulai dari air steril, CaCl2 2%, nutrien broth dan starter.
Setelah semuanya di sterilkan kemudian didiamkan di kulkas setelah itu dilakukan
pembiakan dari Lactobacillus acidophillus ke dalam media aktifasi yaitu natrium broth
yang sudah di sterilisasi. Kemudian di diamkan kembali. setelah itu membuat
caragenan sebagai media pengeratnya. Caragenan yang sudah jadi kemudian akan
dipasteurisasi dengan suhu 70-800C dan dimasukkan nutrien broth yang sudah berisi
biakan, lalu didinginkan hingga suhunya mencapi 35-400C. saat suhu sudah tercapai
suhunya, suntikan yang sebelumnya sudah disterilisasi menggunakan alkohol 96%
mengambil caragenan dan memasukkannya ke dalam CaCl2 hingga habis. CaCl2 yang
sudah berisi caragenan tersebut didiamkan dan nantinya akan terbentuk beads yang
diinginkan. Selanjutnya beads tersebut disaring dan dicuci kembali menggunakan air
steril hingga 3 kali pencucian lalu dimasukkan CaCl2 kembali hingga bead terendam.
Setelah itu barulah dilakukan proses pembentukan asam laktat dengan cara kontinyu
dan batch.
5.2 SIMPULAN
1. Penggunaan larutan CaCl 2% yaitu untuk menjaga kestabilan Beads
2. Makin lama waktu proses yang dibutuhkan maka pHnya makin kecil
3. Produk yang di dapat yaitu asam laktat dengan pH 6,8-4,7 secara kontinyu
serta pH 6-4,6 secara batch.
4. Bau menyengat yang tercium menunjukkan bahwa asam laktat yang
terbentuk sudah membusuk.
DAFTAR PUSTAKA
Maria Widyanti, Emmanuela, dkk. 2002. “Jobsheet Praktikum Dasar Bioproses”.
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
Smith, John E. 1990. “ Biotechnology Principles “. Mcmillan : London
Tri Wijaya, Soeprijanto dkk. 2010. “Ethanol Production From Mollases Using
Immobilized Cell Ca-Alginate And K-Carrageenan By Mutation Zymomonas Mobilis
In Packed Bed Reactor “. International Journal of Academic Research