You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PROGRAM


PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA IBU NIFAS OLEH BIDAN DESA DI
WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN
Apriliana Susilowati*), Ayun Sriatmi**), Septo Pawelas S**)
*)
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro,
**)
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
Email :susilowati.apriliana@gmail.com

ABSTRACT
One of the objectives the policy implementation function is to identify accurately
the actual factors that influence the success or failure the implementation a
program of health policy. The presence indicator of vitamin A coverage
performance figures for post partum mothers by midwives in the area of Sleman
District Health Office has increased significantly from 2009 to 2012. It was
necessary to investigate the factors that influence the successful implementation
of vitamin A supplementation program for puerperal women by midwives in the
Sleman District Health Office by using a model approach to the implementation of
public policy theory Van Meter and Van Horn. The method used quantitative
method with cross sectional approach. Samples 47 midwives who met the
inclusion criteria. Data collection tool was a questionnaire. From the research that
the factors studied were working guidelines, resources, supervision ,
communication, attitude of the implementers and support environment
Percentage of start is greatest successive environmental factors support
midwives as executor implementation of programs ( 74.5 % ) very influential in
supporting the implementation of the program, a factor goes supervision of
stakeholders ( 63.8 % ) midwives feel less supervision goes well , a factor
working guidelines of the program ( 61.7 % ), communication between program
managers ( 61.7 % ), the attitude factor implementing the program ( 53.2 % ), and
the factor of resources of the program ( 51.1 % ), implementation of vitamin A
supplementation programs for post-partum mothers by midwives in the area of
Sleman District Health Office is generally viewed from the six factors are still
below the standard that is equal to 53.2 %. Respondents who consider the
passage of program implementation of vitamin A supplementation for postpartum
mothers are already well.

Keywords : Implementation , Program Providing Vitamin A capsules Mothers


Postpartum By Village Midwife Services , Implementation Metode
Van Horn and Van Meter , Sleman .
Bibliography : 30 , ( 1987-2014 )

PENDAHULUAN
Faktor penentu tercapainya tingkat keberhasilan pembangunan
pembangunan nasional salah di sektor kesehatan1.Tujuan
satunya adalah pembangunan dari pembangunan nasionaldalam skala
sektor kesehatan dan kebijakan internasional tertuang dalam
kesehatan merupakan suatu aturan Millenium Development
yang tertulis dalam bidang Goals(MDG’s). Millenium
kesehatan yang mempengaruhi Development Goals (MDG’s)

30
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

merupakan laporan yang berisikan Cakupan 95, 96, 98, 98,


tujuan aspirasi pembangunan dunia Vit.A bayi 38 31 48 75
secara menyeluruh yang mencakup dan balita % % % %
nilai dan hak universal manusia Cakupan 52, 83, 84, 86,
seperti bebas dari kelaparan, hak Vit.A ibu 56 63 39 04
untuk mendapatkan pendidikan nifas % % % %
dasar, hak akan kesehatan dan Sumber :Dinas Kesehatan
lainnya.1 Hak akan kesehatan Kabupaten Sleman.
diantaranya adalah menurunnya Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
angka kematian bayi, meningkatnya cakupan pemberian vitamin A pada
kesehatan ibu, serta memerangi ibu nifas di Kabupaten Sleman
HIV/AIDS, malaria dan penyakit menunjukkan kenaikan yang
menular lainnya.2 signifikan dari tahun 2009 dengan
Berdasarkan Survei Demografi dan angka cakupan 52,56% dan pada
Kesehatan Indonesia tahun 2010 tahun 2012 cakupan vitamin A untuk
menunjukkan nilai angka kematian ibu nifas menjadi 86,04%. Pedoman
Angka Kematian Bayi Propinsi nasional yang ada saat ini
D.I.Yogyakarta sebesar 22 per 1000 merekomendasikan bahwa 80% ibu
kelahiran hidup. Angka tersebut nifas mendapat dua kapsul vitamin A
merupakan angka kematian bayi 200.000 SI yang diberikan paling
terendah daripada target angka lambat 30 hari setelah melahirkan.7
nasional pada tahun 2010 sebesar Berdasarkan wawancara langsung
34 per 1000 kelahiran hidup.iUntuk dengan petugas gizi Dinas
Angka Kematian Ibu (AKI) Propinsi Kesehatan Kabupaten Sleman, pada
D.I.Yogyakarta pada tahun 2010 tahun 2009 memang angka cakupan
adalah sebesar 121 per 100.000 vitamin A ibu nifas jauh dari target
kelahiran hidup. Laporan Dinas nasional yang telah ditetapkan oleh
Kesehatan Kabupaten Sleman Kementrian Kesehatan, maka dari
menunjukkan angka kematian itu pada tahun 2010 pihak Dinas
bayi(AKB) pada tahun 2010 sebesar Kesehatan Kabupaten Sleman
5,8 per 1.000 kelahiran hidup, gencar melakukan perbaikan
sedangkan angka kematian ibu(AKI) cakupan vitamin A ibu nifas.
pada tahun 2010 sebesar 112,15 per Keberhasilan implementasi program
100.000 kelahiran hidup.2 Dalam pemberian kapsul vitamin A dosis
rangka menurunkan Angka tinggi untuk ibu nifas tidak hanya
Kematian Ibu dan Bayi, upaya yang dinilai dari perolehan prestasi berupa
ditempuh pemerintah salah satunya angka cakupan tinggi saja, namun
adalah ditetapkannya sasaran juga harus mempertimbangkan
kebijakan pembangunan khususnya aspek cakupan yang telah dicapai
di bidang gizi melalui program dan proses para pelaksana program
perbaikan gizi masyarakat.5 Upaya selama mengimplementasikan
peningkatkan kualitas kesehatan ibu program tersebut.
dan anak dapat dilakukan melalui Tujuan penelitian ini adalah untuk
pemberian program vitamin A pada mengetahui faktor-faktor yang
ibu nifas. berhubungan dengan implementasi
Tabel Cakupan Vitamin A Untuk program pemberian kapsul vitamin A
Bayi, Balita dan Ibu Nifas pada ibu nifas oleh bidan desa.
Kabupaten Sleman.
Tahun 200 201 201 201
9 0 1 2

31
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE PENELITIAN pengambilan sampel ini digunakan


Jenis penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah penelitian yang akan diambil di setiap cluster /
observasional dengan pendekatan wilayah menggunakan kriteria
explanatory research, karena inklusi. Cluster atau Wilayah yang
menjelaskan hubungan antara diambil sebagai sampel dalam
variabel bebas dan terikatnya penelitian ini adalah terdiri dari
dijelaskan dengan menggunakan uji gugus unit geografis yang dibagi
hipotesis. Metode yang dipakai menjadi 4 wilayah yaitu Kabupaten
dalam penelitian ini adalah Sleman bagian Utara, bagian Timur,
menggunakan pendekatan cross bagian Selatan, dan bagian Barat.
sectional. Penelitian cross sectional Penentuan responden penelitian
(potong lintang) dimana proses didasarkan pada kriteria inklusi dan
pengambilan data dilakukan dalam ekslusi, kriteria-kriteria tersebut
waktu yang bersamaan antara meliputi:
variabel bebas serta variabel terikat
pada subyek penelitian yaitu bidan a. Kriteria Inklusi
desa di wilayah Kabupaten 1) Bidan desa yang masa
Sleman.20 kerja minimal 1 tahun
Populasi dalam penelitian ini adalah 2) Bidan yang bertempat
seluruh bidan desa yang berada di tinggal di desa di
Puskesmas Kabupaten Sleman yaitu wilayah kerja
berjumlah 86 orang. Perhitungan Puskesmas Kabupaten
besar sampel untuk populasi kecil Sleman.
atau lebih kecil dari 10.000, dapat b. Kriteria Eksklusi
dihitung dengan menggunakan 1) Bidan desa yang sedang
rumus sebagai berikut : cuti
ܰ 2) Bidan desa yang tidak
݊=
1 + ܰ(݀ଶ ) bersedia menjadi
Keterangan : responden penelitian
N : Besar Populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan HASIL PENELITIAN
/ Ketepatan yang diinginkan Hasil penelitian ini sebagai berikut :
86 Hubungan pedoman kerja dengan
݊= implementasi pemberian kapsul
1 + (86 × 0.1ଶ )
vitamin A kepada ibu nifas di wilayah
= 46,23655914 = 47
kerja Puskesmas Kabupaten
Sleman.
Jadi jumlah sampel dalam penelitian
Tabel Tabulasi Silang Pedoman
ini adalah 47 bidan desa.
Kerja dengan Implementasi.
Dari 47 bidan desa tersebut
Pemberian Kapsul Vitamin A kepada
pengambilan sampel penelitian
Ibu Nifas di Wilayah Kerja
ditentukan secara propotional
Puskesmas Kabupaten Sleman
random sampling yaitu pengambilan
Tahun 2013
sampel secara proporsi dilakukan
p = 0,006
dengan mengambil subyek dari
Hasil tabulasi silang data
setiap strata atau setiap wilayah
menunjukkan bahwa implementasi
yang ditentukan seimbang dengan
program pemberian kapsul vitamin A
banyaknya subyek dalam masing-
yang baik ternyata memiliki
masing cluster atau wilayah. Teknik
pemahaman pedoman kerja baik

32
Sumberdaya Implementasi Total
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Kurang Baik
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
N % N % N http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
%
Kurang 15 65,2 8 34,8 23 100,0
Baik 7 29,2 17 70,8 24 100,0
Total 22 46,8 25 53,2 47 100,0
lebih besar (69,0%) dari yang implementasi pemberian kapsul
menyatakan pemahaman pedoman vitamin A kepada ibu nifas di wilayah
kerja yang kurang baik (27,8%). Dari kerja Puskesmas Kabupaten
hasil ini dapat diketahui semakin Sleman.
baik pedoman kerja pemberian
kapsul vitamin A maka Hubungan supervisi dengan
implementasinya juga semakin baik, implementasi pemberian kapsul
atau sebaliknya. Oleh karena nilai p vitamin A kepada ibu nifas di wilayah
value < 0,05 maka dapat kerja Puskesmas Kabupaten Sleman
disimpulkan ada hubungan antara disajikan pada tabel berikut ini.
pedoman kerja dengan implementasi Tabel Tabulasi Silang Supervisi
pemberian kapsul vitamin A kepada dengan Implementasi Pemberian
ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kapsul Vitamin A kepada Ibu Nifas
Kabupaten Sleman. di Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Sleman Tahun 2013
Hubungan sumberdaya dengan Supervisi Implementasi Total
implementasi pemberian kapsul Kurang Baik
vitamin A kepada ibu nifas di wilayah N % N % N %
kerja Puskesmas Kabupaten Sleman Kurang 15 50,0 15 50,0 30 100,0
disajikan pada tabel berikut ini. Baik 7 41,2 10 58,8 17 100,0
Tabel Tabulasi Silang Sumberdaya Total 22 46,8 25 53,2 47 100,0
dengan Implementasi Pemberian p = 0,560
Kapsul Vitamin A kepada Ibu Nifas Hasil tabulasi silang data
di Wilayah Kerja Puskesmas menunjukkan bahwa implementasi
Kabupaten Sleman Tahun 2013 pemberian kapsul vitamin A untuk
ibu nifas yang baik ternyata memiliki
Pedoman Implementasi Total supervisi yang baik lebih besar
Kerja Kurang Baik (58,8%) dibandingkan yang
N % N % N % mempunyai supervisi yang kurang
Kurang 13 72,2 5 27,8 18 100,0 baik (50,0%). Dari hasil ini dapat
Baik 9 31,0 20 69,0 29 100,0 diketahui ada kecenderungan
Total 22 46,8 25 53,2 47 100,0 semakin baik supervisi yang
dilakukan maka implementasi
p = 0,013 pemberian kapsul vitamin A juga
Hasil tabulasi silang data semakin baik, atau sebaliknya. Oleh
menunjukkan bahwa implementasi karena nilai p value > 0,05 maka
pemberian kapsul vitamin A untuk dapat disimpulkan ada hubungan
ibu nifas yang baik ternyata memiliki yang tidak siginifikan antara
sumbedaya baik lebih besar (70,8%) supervisi dengan implementasi
dibandingkan yang mempunyai pemberian kapsul vitamin A kepada
sumberdaya yang kurang baik ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
(34,8%). Dari hasil ini dapat Kabupaten Sleman.
diketahui semakin baik sumberdaya
yang dimiliki maka implementasi Hubungan komunikasi dengan
pemberian kapsul vitamin A juga implementasi pemberian kapsul
semakin baik, atau sebaliknya. Oleh vitamin A kepada ibu nifas di wilayah
karena nilai p value < 0,05 maka kerja Puskesmas Kabupaten Sleman
dapat disimpulkan ada hubungan disajikan pada tabel berikut ini.
antara sumberdaya dengan

33
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel Tabulasi Silang Komunikasi Implementasi Total


dengan Implementasi Pemberian Sikap Kurang Baik
Kapsul Vitamin A kepada Ibu Nifas para N % N % n %
di Wilayah Kerja Puskesmas pelaksana
Kabupaten Sleman Tahun 2013 Kurang 17 77,3 5 22,7 22 100,0
Baik 5 20,0 20 80,0 25 100,0
Komunikasi Implementasi Total Total 22 46,8 25 53,2 47 100,0
Kurang Baik
sikap para pelaksana yang baik lebih
N % N % N %
besar (80,0%) dibandingkan yang
Kurang 12 66,7 6 33,3 18 100,0 mempunyai sikap para pelaksana
Baik 10 34,5 19 65,5 29 100,0
yang kurang baik (22,7%).Dari hasil
Total 22 46,8 25 53,2 47 100,0 ini dapat diketahui semakin baik
p = 0,032 sikap para pelaksana terhadap
Hasil tabulasi silang data pemberian kapsul vitamin A maka
menunjukkan implementasi implementasi pemberian kapsul
pemberian kapsul vitamin A untuk vitamin A juga semakin baik, atau
ibu nifas baik ternyata mempunyai sebaliknya. Oleh karena nilai p value
komunikasi yang baik lebih besar < 0,05 maka dapat disimpulkan ada
(65,5%) dibandingkan dengan yang hubungan yang siginifikan antara
mempunyai komunikasi yang kurang sikap para pelaksana dengan
baik (33,3%). Dari hasil ini dapat implementasi pemberian kapsul
diketahui semakin baik komunikasi vitamin A kepada ibu nifas di wilayah
yang dilakukan maka implementasi kerja Puskesmas Kabupaten
pemberian kapsul vitamin A juga Sleman.
semakin baik, atau sebaliknya. Oleh Hubungan dukungan lingkungan
karena nilai p value < 0,05 maka dengan implementasi pemberian
dapat disimpulkan ada hubungan kapsul vitamin A kepada ibu nifas di
yang siginifikan antara komunikasi wilayah kerja Puskesmas Kabupaten
dengan implementasi pemberian Sleman disajikan pada tabel berikut
kapsul vitamin A kepada ibu nifas di ini.
wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Tabel Tabulasi Silang Dukungan
Sleman. Lingkungan dengan Implementasi
Pemberian Kapsul Vitamin A kepada
Hubungan sikap para pelaksana Ibu Nifas di Wilayah Kerja
dengan implementasi pemberian Puskesmas Kabupaten Sleman
kapsul vitamin A kepada ibu nifas di Tahun 2013
wilayah kerja Puskesmas Kabupaten p value = 0,110
Sleman disajikan pada tabel berikut Hasil tabulasi silang data
ini. menunjukkan implementasi
Tabel Tabulasi Silang Sikap Para pemberian kapsul vitamin A untuk
Pelaksana dengan Implementasi ibu nifas yang baik mempunyai
Pemberian Kapsul Vitamin A Dukungan Implementasi Total
kepada Ibu Nifas di Wilayah Kerja lingkungan
Puskesmas Kabupaten Sleman Kurang Baik
Tahun 2013 N % N % N %
p value = 0,000 Kurang 8 66,7 4 33,3 12 100,0
Hasil tabulasi silang data Baik 14 40,0 21 60,0 35 100,0
menunjukkan implementasi
Total 22 46,8 25 53,2 47 100,0
pemberian kapsul vitamin A untuk
ibu nifas yang baik mempunyai dukungan lingkungan yang baik

34
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

lebih besar (60,0%) dibandingkan karena nilai p value > 0,05 maka
dengan yang memiliki dukungan dapat disimpulkan ada hubungan
lingkungan yang kurang baik yang tidak siginifikan antara
(33,3%). Dari hasil ini dapat dukungan lingkungan dengan
diketahui semakin baik dukungan implementasi pemberian kapsul
lingkungan terhadap pemberian vitamin A kepada ibu nifas di wilayah
kapsul vitamin A maka implementasi kerja Puskesmas Kabupaten
pemberian kapsul vitamin A juga Sleman.
semakin baik, atau sebaliknya. Oleh
bergantung dari kemampuan
PEMBAHASAN memanfaatkan sumber daya yang
tersedia. Sumber daya merupakan
Hubungan Pedoman Kerja faktor penting untuk implementasi
Dengan Implementasi Program kebijakan agar efektif. Tanpa
Pemberian Kapsul Vitamin A Pada sumber daya, kebijakan hanya
Ibu Nifas Oleh Bidan Desa. tinggal di kertas menjadi dokumen
Dalam hal ini pedoman kerja masuk saja. Ketersediaan sumber daya
kedalam sebuah sistem sasaran dan merupakan faktor penentu kinerja
standar kebijakan. Pedoman kerja sebuah kebijakan. Implementor
yang harus jelas dan struktur harus mendapatkan sumber-sumber
sehingga dapat terlelisir. yang dia butuhkan agar program
Pemahaman tentang maksud umum berjalan lancer. Sekalipun kebijakan
dari suatu pedoman kerja adalah memiliki tujuan dan sasaran yang
penting. Implementasi kebijakan jelas jika tanpa sumber daya yang
yang berhasil bias jadi gagal tidak memadai, maka kebijakan
(frustrated) ketika para pelaksana hanya tinggal dikertas dokumen
(official) tidak sepenuhnya saja.19 Oleh sebab itu sumber daya
menyadari terhadap pedoman kerja harus berkesinambungan antara
yang sudah disusun.24 tenaga, dana sara dan prasarana
Dari hasil penelitian menunjukkan sehingga akan menghasilkan
bahwa pemahaman responden program kebijakan/ kebijakan yang
mengenai pedoman kerja pemberian baik.
kapsul vitamin A kepada ibu nifas Hubungan Supervisi Dengan
yang sudah ada adalah baik. Hal ini Implementasi Program Pemberian
menunjukkan bahwa peningkatan Kapsul Vitamin A Untuk Ibu Nifas
hasil capaian angka pemberian Oleh Bidan Desa.
kapsul vitamin A pada ibu nifas oleh Karakteristik supervisi mencakup
bidan desa di wilayah Kabupaten struktur birokrasi dan pola-pola
Sleman salah satu faktor yang hubungan yang terjadi dalam
mempengaruhinya adalah birokrasi yang semuanya itu akan
pemahaman yang baik dari bidan mempengaruhi implementasi suatu
desa sebagai pelaksana program program.24 Dalam pelaksanakan
terhadap program kerja yang sudah kebijakan agar pelaksanaan sesuai
ada.24 dengan standar dan tujuan maka
Hubungan Sumber Daya Dengan diperlukan koordinasi dengan pihak-
Implementasi Program Pemberian pihak yang terlibat dalam
Kapsul Vitamin A Kepada Ibu implementasi kebijakan, sehingga
Nifas Oleh Bidan Desa. akan meminimalkan terjadinya
Keberhasilan implementasi suatu kesalahan.24
kebijakan program sangat

35
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hubungan Komunikasi Dengan eksternal yang kondusif. Kondisi


Implementasi Program Pemberian eksternal yang tidak kondusif dapat
Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas menjadi sumber masalah dari
Oleh Bidan Desa. kegagalan kinerja implementasi
Implementasi sebuah program akan kebijakan atau program. Salah
berjalan efektif apabila satunya adalah dukungan dari para
dikomunikasikan dengan metode pemangku jabatan dan teman
yang baik kepada seluruh anggota seprofesi. Hasil penelitian
sesuain dengan tujuan awal. Apabila menunjukan bahwa selama ini
muncul ketidak jelasan informasi kerjasama dengan para teman
yang ada maka dapat menyebabkan sejawat, pimpinan Puskesmas,
munculnya interpretasi yang penanggung jawab program
berbeda atau kebingungan antara pemberian kapsul vitamin A untuk
implementor yang satu dengan ibu nifas dan para kader posyandu
implementor lainnya, sehingga dalam rangka pelaksanaan
menimbulkan hasil yang tidak kebijakan tersebut baik.
maksimal. Suatu program dapat
berjalan secara maksimal apabila SIMPULAN
dikomunikasikan secara menyeluruh Implementasi kebijakan penghentian
dari tingkat atas sampai ke bawah suplementasi kapsul vitamin A untuk
dan juga pada penerima kebijakan. ibu nifas di Kabupaten Sleman dinilai
sudah cukup optimal. Hal ini
Hubungan Sikap Para Pelaksanan dibuktikan dengan belum
Dengan Implementasi Program tercapainya keefektifan dari keenam
Pemberian Kapsul Vitamin A Pada variabel implementasi kebijakan.
Ibu Nifas Oleh Bidan Desa. Berdasarkan hasil penelitian dan
Dalam penelitian ini komitmen pembahasan yang telah diuraikan
implementor dapat dilihat dari sebelumnya, maka dapat
berupa sikap para pelaksana disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
program terhadap tugasnya dalam
pelaksanaan program. Dari hasil 1. Pedoman Kerja
penelitian menunjukkan cukup Pedoman kerja mengenai
bagus dengan dibuktikan bahwa pemberian kapsul vitamin A ibu
sebanyak (89%) para pelaksana nifas ini tersedia dalam buku
tidak pernah jenuh dalam panduan manajemen
menjalankan tugasnya memberikan suplementasi kapsul yang
kapsul vitamin A untuk ibu nifas. disusun olah Kementrian
Kesehatan Tahun 2009 secara
Hubungan Dukungan Lingkungan jelas menerangkan bagaimana
Dengan Implementasi Program alur kerja menangani masalah
Pemberian Kapsul Vitamin A Pada kekurangan vitamin A disetiap
Ibu Nifas Oleh Bidan Desa. daerah yang ada di Indonesia.
Salah satu yang perlu diperhatikan Dalam hasil penelitian pada
guna menilai kinerja implementasi variabel pedoman kerja
program atau kebijakan adalah menunjukan bahwa sebagian
sejauh mana lingkungan eksternal besar responden (61,7%) tidak
turut mendorong keberhasilan mengalami kesulitan dalam
kebijakan program tersebut. Upaya memahami dan menjalankan
implementasi kebijakan pedoman kerja yang sudah ada.
mensyaratkan kondisi lingkungan 2. Sumber daya

36
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Ketersediaan sumber daya penelitian menunjukan


manusia dalam implementasi sebenarnya ada struktur
kebijakan sudah baik. organisasi yaitu tim bidan
Sumber daya manusia untuk desa dan gizi puskesmas
melaksanakan program tetapi sampai saat ini tidak
pemberian kapsul vitamin A berjalan. Pelaksana program
ini sudah cukup memadai dalam penelitian ini adalah
untuk mencakup wilayah bidan tidak pernah
sasaran, namun dari sisi mendapatkan petunjuk yang
pelatihan ketenagakerjaan jelas utnuk melaksanakan
mengenai vitamin A untuk ibu program pemberian kapsul
nifas ini sebagian besar vitamin A untuk ibu nifas
responden (79%) yang sesuai dengan
menyatakan belum pernah tahapan-tahapannya oleh
diadakan pelatihan khusus pihak puskesmas. Para
mengenai pemberian kapsul pelaksana kebijakan
vitamin A untuk ibu nifas. melaksanakan kebijakan
Dari aspek sumber daya hanya berdasarkan
finansial untuk pelaksanaan pemahaman mereka sendiri.
program kurang mencukupi 4. Komunikasi
karena selama ini dana untuk Komunikasi antar organisasi
pemberian kapsul vitamin A yang dilihat dari sosialisasi
untuk ibu nifas masih program kepada para
menjadi satu kesatuan pelaksana sudah di
dengan program pemberian laksanakan dengan baik.
kapsul vitamin A untuk anak. Sosialisasi program sudah
Hai ini hanya di butuhkan dilaksanakan kepada seluruh
pemahaman kepada pelaksana program di tingkat
pelaksana terhadap masyarakat, puskesmas
keberadaan dana yang ada, ataupun di Dinas Kesehatan.
sehingga bisa lebih Komunikasi dengan Dinas
memaksimalkan Kesehatan dilakukan
pemanfaatkan dana untuk terbatas hanya saat
pelaksanaan kebijakan. pertemuan di dinas
3. Supervisi kesehatan yang waktunya
Koordinasi antar pelaksana tidak tertentu, ataupun bila
di puskesmas kurang baik. ada keperluan saja.
Koordinasi dengan dinas 5. Sikap para pelaksana
kesehatan masih jarang dan Bidan desan sebagai
pertemuan di tidak terjadwal. pelaksana program sebagian
Dalam rangka monitoring besar (57%) bisa menerima
implementasi kebijakan ini, adanya pelaksanaan
pihak puskesmas tidak program pemberian kapsul
mendapatkan umpan balik vitamin A untuk ibu nifas
dalam melakukan supervisi yang ditujukan untuk
ke setiap bidan sebagai mendukung terwujudnya
pelaksana program sehingga sasaran pembangunan
pengawasan terhadap pemerintah dibidang gizi.
palaksanaan kebijakan ini Komitmen para implementor
belum dilakukan. Dari terhadap pelaksanaan

37
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kebijakan ini sudah baik. dengan pelaksana dilaksanakan


Dimana para pelaksana lebih sering dan terjadwal sehingga
mampu melaksanakan permasalahan arus informasi
tugasnya. Kesadaran yang tentang pelaksanaan kebijakan bisa
tinggi terhadap kewajiban diketahui dengan baik. Monitoring di
menjadikan para pelaksana lapangan perlu dilakukan untuk
program memiliki komitmen melihat kondisi riil dilapangan.
yang tinggi terhadap
pekerjaan. 2. Kepala Puskesmas di Wilayah
6. Dukungan Lingkungan Kabupaten Sleman.
Dukungan lingkungan sekitar Pihak puskesmas bekerjasama
para pelaksana program dengan dinas kesehatan kabupaten
seperti teman sejawat para untuk bisa memberikan pelatihan
pelaksana program, kepala khusus kepada bidan desa
puskemas sebagai mengenai program pemberian
penanggujawab kapsul vitamin A pada ibu nifas.
terlaksananya program serta Puskesmas agar mengadakan
pihak Dinas kesehatan pertemuan rutin dengan bidan desa
daerah menyatakan sebagai pelaksana program untuk
mendukung dengan program evaluasi terhadap pelaksanaan
yang dibuat oleh pemerintah program pemeberian kapsul vitamin
pusat oleh para pelaksana. A pada ibu nifas.
Bidan desa sebagai
pelaksana program juga 3. Para Pelaksana Kebijakan di
mengharapkan peran aparat Kabupaten Sleman.
desa dalam hal ini adalah Koordinasi dengan pelaksana
kader posyandu dan bidan kebijakan di Puskesmas lebih di
praktek swasta bersedia tingkatkan, sehingga dapat saling
membantu dalam bertukar pikiran tentang
pelaksanaan program. permasalahan yang dihadapi oleh
Keberadaan Institusi lain masing-masing anggota dalam
yang juga melakukan upaya untuk pengembangan
program pemberian kapsul program. Sosialisasi kebijakan
vitamin A untuk ibu nifas kepada masyarakat terus
sangat membantu dalam ditingkatkan dan dilaksanakan
rangka mendukung secara terencana dan terprogram
keberhasilan program sehingga kebijakan dapat diterima
perbaikan gizi yang dilakukan dengan jelas oleh masyarakat.
pemerintah Melakukan pencatatan terhadap
pemberian kapsul vitamin A lebih
SARAN terperinci lagi agar mempunyai
gambaran tentang jumlah cakupan
1. Kepala Dinas Kesehatan ibu nifas yang sudah diberikan
Kabupaten Sleman. kapsul vitamin A yang ada
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten diwilayahnya.
agar memberikan sanksi kepada
bidan desa yang melaksanakan
program pemberian kapsul vitamin DAFTAR PUSTAKA
A kepada ibu nifas yang tidak 1. Dunn, William N. Analisis
sesuai dengan pedoman kerja yang Kebijakan, Terjemahan Oleh
ada. Komunikasi dan koordinasi

38
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Drs.Samodra Wibawa, MA dkk, Masyarakat Kementrian


Edisi Ke 2:Jakarta.1999. Kaesehatan RI, 1993.
2. United Nations. Laporan Tujuan 12. Kementrian Kesehatan RI.
Pembangunan Millenium (The Pedoman Pemberian Vitamin A
Millenium Development Goal Dosis Tinggi. Jakarta:
Report). New York. Kemenkes RI, 2000. (Online).
3. Kementrian Kesehatan. (http://perpustakaan.depkes.go.i
Rencana Strategis Kementrian d:8180/getbitstream/?media=/12
Kesehatan Tahun 2010-2014. 3456789/1374/1/BK2000-
Jakarta: Kementrian Kesehatan Sep29.pdf, diakes 22 Mei 2012)
Republik Indonesia, 2010. 13. Harbandinah. Dasar-dasar
4. Pusat Data dan Surveilans Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Epidemolofi. Indikator Perilaku. Semarang: Fakultas
Kesehatan Indonesia 2005- Kesehatan Masyarakat. 1998.
2009. Jakarta: Kementrian 14. Saleha, Siti. Asuhan Kebidanan
Kesehatan Republik Indonesia, Pada Masa NIfas. Jakarta:
2010. Salemba Merdeka, 2009.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten 15. Anonim. Ilmu Kesehatan
Sleman. Profil Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip
Kabupaten Sleman Tahun Dasar. Jakarta: Rineka Cipta,
2010. Sleman: Dinkes 2003.
Kab.Sleman, 2011. 16. Subarsono. Analisis Kebijakan
6. B, Budioro. Pengantar Ilmu Publik Konsep, Teori dan
Kesehatan Masyarakat, FKM Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
UNDIP. Semarang: Badan Pelajar, 2005.
Penerbit UNDIP, 2006. 17. Rahmawati, A. Implentasi
7. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kebijakan Pemerintah Kota
Kementrian Kesehatan Republik Semarang Untuk Meningkatkan
Indonesia. Panduan Kesejahteraan Gelandangan
Manajemen Suplementasi Kota Semarang. Semarang:
Vitamin A Tahun 2009. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Kementrian Kesehatan Republik Negeri semarang. (Skripsi).
Indonesia, 2009. 2007. (online)
8. Dinas Kesehatan Kabupaten (digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/s
Sleman. Laporan Hasil kripsi/arcives/HASHa271.dir/doc
Pemberian Vitamin A Dosis .pdf, diakses pada 22 Mei 2012)
Tinggi . Sleman: Dinkes 18. Anonim. Implementasi Program
Kab.Sleman, 2011. Jaminan Kesehatan di Desa
9. G, Winarno F. Kimia Pangan Manisak Kecamatan Mandailing
dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta, Natal. Medan: Universitas
2003. Sumatera Utara. (Skripsi).
10. Sediaotama, Achmad Djaini. (Online)
Ilmu Gizi Untuk Medis dan (repostosri.usu.ac.id/bitstream/1
Profesi di Indonesia. Jakarta: 23456789/22206/5/Chapter%20
PT Dian Rakyat, 1987. 1.pdf, diakses 1 Juni 2012)
11. Kementrian Kesehatan RI. 19. Winarno, Budi. Kebijakan Publik
Informasi Tentang Vitamin A Teori dan Proses Edisi Revisi.
Meningkatkan Daya Tahan Yogyakarta: Media Pressindo.
Tubuh.Jakarta: Pusat
Penyuluhan Kesehatan

39
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

20. Notoatmodjo, S. Metodologi 30. Agustino, Leo. Dasar-dasar


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kebijakan Publik. Bandung: CV.
PT Asdi Mahasatya, 2005. Alfabeta. 2012.
21. Santosa, PB & Ashari. Analisis
Statistik dengan Microsoft Exel
& SPSS, ED1. Yogyakarta :
Andi, 2005
Sugiyono. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung:
CV.Alfabeta, 2007
22. Burhanudin, Y. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Binarupa
Aksara, 2005.
23. Siagian, Sondang P. Teori
Motivasi Dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
24. Subarsono, AG. Analisis
Kebijakan Publik Konsep, Teori
dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005.
25. Yuwono, Teguh dan Badjuri
Abdulkahar. Kebijakan Publik,
Konsep dan Strategi. Cetakan
II. Semrang: Undip, 2003.
26. Tuharea, Rosmila. Analisis
Fakto-faktor Yang Berhubungan
Dengan Implementasi
Penemuan Pasien TB Paru
Dalam Program
Penanggulangan TB Di
Puskesmas Kota Semarang
Tahun 2010. Semarang: Undip,
2010. (Tesis)
27. Siagian, Sondang P.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
28. Azwar, Azrul. Pengantar
Administrasi Kesehatan.
Jakarta: Bina Rupa Aksara,
1996.
29. Sehramm, Lawrence And Wilbul
Kincaid. Asas-asas Komunikasi
Antar Manusia, Penerjemah
Agus Setiadi. Jakarta: LP3ES.
(Online)
(http://libmed.ugm.ac.id/?pg=col
lection&co=kti, diakses pada
tanggal 17 Januari 2014)

40

You might also like