You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

L DENGAN SIROSIS HEPATIS


DI RUANG LONTARA 4 ATAS BELAKANG RSUP.Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
Nama : A n. “A” Tgl. MRS: 10 – 04 – 2014
Umur : 11 Tahun 7 bulan tahun Tgl. Pengkajian :14 – 04 – 2014
Jenis kelamin : Perempuan Ruang/Kamar : KM 7 / 2
Alamat : Makassar Dx. Medis : Sirosis Hepatis

NO Dx Tujuan Intervensi Rasional

1. Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b.d. Setelah dilakukan 1. Kaji pola asupan makanan. 1. Memberi informasi tentang pemasukan/
anoreksia, diet yang tidak tindakan 3 x 24 jam defisiensi.
adekut klienakan 2. Timbang sesuai indikasi. 2. Memberikan gambaran indikator status
DS : menunjukan Bandingkan perubahan nutrisi.
- Klien mengatakan perut pemenuhan status cairan, riwayat berat 3. Makanan sedikit tapi sering pada proses
selalu terasa penuh, kebutuhan tubuh badan. metabolisme mengurangi rasa mual dan
walaupun baru makan terpenuhi dengan 3. Beri makanan porsi sedikit merangsang nafsu makan.
sedikit. kriteria: tapi sering 4. Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut
DO : - Nutrisi terpenuhi dan menambah nafsu makan dan daya tahan
- BB = 30 kg; BB awal : 35 - BB bertambah tubuh.
kg
- Adanya ascites. 4. Anjurkan klien melakukan 5. Membantu dalam menurunkan iritasi
- LP : 74 cm oral hygiene. gaster/diare dan ketidaknyamanan abdomen
- Nilai albumin : 1.8 gr/dl yang dapat membantu pemasukan oral
- Konjungtiva pucat /pencernaan.
- SGOT : 119 (N < 38)u/l 5. Batasi masukan makanan 6. Penyimpanan energi menurunkan kebutuhan
- SGPT : 43 (N<31) u/l yang menghasilkan metabolik pada hati dan meningkatkan
- Hb : 8.7 (L = 14-16) gas,berbumbu, terlalu panas regenerasi seluler.
atau terlalu dingin 7. Perdarahahn dari varises oesofagus dapat
6. Tingkatkan periode tidur terjadi pada sirosis berat.
tanpa gangguan khususnya 8. Glukosa menurun karena gangguan
sebelum makan. glikogennesis, penurunan simpanan glikogen
7. Berikan makanan halus, atau masukan tak adekuat. Protein menurun
hindari makanan kasar karena gangguan metabolisme, penurunan
sesuai indikasi . sintesis hepatis atau kehilangan ke rongga
8. Awasi pemeriksaan peritoneal (ascites).
laboratorium, 9. Mungkin diperlukan tambahan terapi (cairan)
9. Pertahankan therapi IV line untuk mempertahankan status nutrisi.
10. Berikan obat sesuai 10. Digunakan dengan hati-hati untuk
indikasi menurunkan mual dan muntah dan
meningkatkan masukan oral.
11. Informasikan pada klien 11. Agar dapat mengetahui manfaat diet yang
dan keluarga tentang diberikan dan menghindari makanan yang
manfaat nutrisi tinggi amonia untuk membantu klien sebagai
rujukan di rumah.

2 Resiko pola pernapasan Setelah dilakukan 1. Awasi frekuensi dan 1. Pernapasan dangkal dan cepat mungkin
tidak efektif b/d asites tindakan 3 x 24 kedalaman pernapasan adanya hipoksi
ditandai dengan jam klien akan 2. Auskultasi bunyi napas, 2. Menunjukan terjadinya komlikasi
Faktor resiko: tidak menunjukan catat kreles, mengi dan
- LP 75 cm pernapasan tidak ronki 3. Perubahan mental dapat menunjukan
- Nampak acites efektif dengan 3. Selidiki tingkat perubahan hipoksemia dan gagal pernapasan
- Klien Nampak kriteria : kesadaran
- Mempethankan 4. Ubah posisi dengan sering,
4. Membantu ekpansi paru dan mobilisasi secret
pola pernapasan dorong nafas dalam,
efektif latihan dan batuk
5. Menunjukan timbulnya infeksi
- Bebas dipsnoe dan 5. Awasi suhu
sianosis 6. Berikan tambahan O2
6. Untuk mencegah terjadinya hipoksia
3 Resiko cedera b/d asites Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda adnya 1. Traktus rectum paling biasa untuk sumber
ditandai sengan: tindakan 3 x 24 jam perdarahan perdarahan sehubungan dengan mukosa
- LP 75 cm klien akan tidak 2. Observasi adanya yang mudah rusak
- Nampak acites menunjukan petekie,perdarahan 2. KID subkut dapat terjadi sekunder
- HB terjadinya cedera 3. Awasi TTV terhadap gangguan factor pembekuan
dengan kriteria: 4. Catat perubahan tingkat 3. Peningkatan nadi dan penurunan TD dapat
- Mempertahankan kesadaran menunjukan kehilangan volume dalam
hemostatis dengan 5. Hindari mengejan saat sirkulasi, memerlukan evaluasi lanjut
tanpa perdarahan defekasi 4. Perubahan dapat menununjukan
- Menunjukan 6. Gunakan jarum kecil penurunan perfusi jaringan serebral
perilaku untuk injeksi sekunder terhadap hipovalemia
penurunan risiko 7. Awasi Hb/Ht dan faktor 5. Trauma minimal dapat menyebabkan
perdarahan perdarahan mukosa
6. Meminimalkan kerusakan jaringan,
. menurunkan risiko perdarahan
7. Indikator anemia, prdarahan aktif atau
terjadinya komplikasi
3
2
3
.

You might also like