You are on page 1of 14

PENGARUH PEMBERIAN TOPIKAL EKSTRAK BIJI COKLAT TERHADAP

EKSPRESI VEGF PENYEMBUHAN LUKA AKUT PADA MENCIT

THE EFFECT OF CACAO BEAN EXTRACT TOPICALLY AGAINTS VEGF


EXPRESSION IN MICE ACUTE WOUND HEALING

Muhamad Arief Budi Wahyudi, Farida Tabri, Khairuddin Djawad

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas


Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi :
Dr. Muhamad Arief Budi Wahyudi
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar
Hp. 081251067475
Email: arie_ddoctor@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian topikal ekstrak biji coklat tanpa lemak terhadap
ekspresi vascular endothelial growth factor (VEGF) pada penyembuhan luka akut mencit. Penelitian ini dilakukan
di Makassar dengan menggunakan metode animal experimental. Sampel penelitian sebanyak 24 ekor mencit yang
dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak masing-masing 30 ppm,
100 ppm dan 300 ppm serta satu kelompok kontrol dengan menggunakan larutan aquabidestila. Ekspresi Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) dinilai dengan menggunakan pemeriksaan imunohistokimia pada setiap sampel
jaringan kulit mencit dan diukur diameter penyembuhan luka. Data dianalisis dengan statistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan uji statistik tidak didapatkan pengaruh pada pemberian ekstrak biji coklat tanpa
lemak terhadap ekspresi VEGF penyembuhan luka akut pada mencit. Namun, didapatkan perbedaan diameter luka
yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 300 ppm.

Kata kunci: diameter penyembuhan luka, ekstrak biji coklat tanpa lemak, VEGF.

Abstract

This study aimed to investigate the effect of the topical administration of the non- fatty cocoa bean extract on the
expression of the vascular endothelial growth factor (VEGF) and the diameter of the mice’s acute wound healing.
The research was conducted in Makassar, and it used animals in the experiment. The samples of the study
comprised 24 mice, which were divided into three experimental groups were treated with the non-fatty cocoa beans
extract – each group were given 30 ppm, 100 ppm and 300 ppm, respectively, meanwhile a control group was
treated with aquabidestila solution. The expression of the vascular endothelial growth factor (VEGF) was examined
using the immunohistochemistry on the skin tissue of each mice, and the diameter of mice skin wound healing was
measured. The research data were tested and the statistical analysis performed. The result of the study revealed that
based on the statistical test was not indication of any effect of the non fatty cocoa bean extract on the expression of
VEGF in the mice’s acute wound healing. However, it was found that there was a significant difference in the wound
diameter between the control group and the treatment group, i.e. 300 ppm.

Keywords:, non fatty cocoa bean extract, VEGF, wound healing diameter.
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, cukup sering kita jumpai kejadian perlukaan pada kulit,
baik luka akut maupun luka kronik. Jenis luka akut antara lain laserasi, abrasi, luka bakar, serta
luka lain dengan ciri bersih, tepi luka tajam dan pada umumnya luka akan menutup tanpa
komplikasi. Sedangkan yang termasuk dalam luka kronis umumnya tepi luka tidak rata karena
hilangnya jaringan, dan tidak menunjukkan tanda penyembuhan luka meskipun telah dilakukan
pengobatan. Hal inilah yang dapat menimbulkan komplikasi pada luka berupa infeksi, nekrosis,
ulkus bahkan sepsis yang bisa berakhir dengan kematian. Dibutuhkan penanganan luka yang
optimal dengan tujuan utama tercapai penutupan luka secepatnya sehingga bagian tubuh yang
terluka dapat berfungsi dengan baik serta memberikan bekas luka yang estetik. (Singer &
Dagum, 2008)
Telah banyak dikembangkan berbagai teknik penanganan luka dan penggunaan berbagai
bahan tertentu secara topikal untuk menangani luka. Diantara terapi topikal yang digunakan
untuk mempercepat penyembuhan luka adalah aplikasi bahan-bahan seperti tumbuhan, susu,
anggur, minyak, dan madu. (Ovington, 2005) Penggunaan bahan-bahan tersebut dihubungkan
dengan adanya aktivitas flavanoid yang terdapat didalam bahan-bahan tersebut. Beberapa studi
membuktikan bahwa flavonoid memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh karena memiliki
efek antioksidan (McShea et al., 2008) dan juga aktivitas antimikrobial. (Chusnie et al., 2005).
Sumber flavanoid yang telah terbukti dalam penyembuhan luka adalah pemberian teh hijau
secara oral (Neves et al., 2010) dan tanaman Cynodon dactylon (Saroja et al., 2012). Ekstrak
coklat memiliki kandungan polifenol 2-3 kali lebih tinggi dari ekstrak teh hijau. Sedangkan kadar
flavanoid lebih tinggi pada teh hijau dari pada ekstrak coklat. Meskipun demikian, kontribusi
fitokimia teh hijau pada diet manusia lebih rendah daripada coklat. (Subhashini et al., 2010)
Biji coklat kaya akan substansi antioksidan polifenol terutama flavanoid. Jumlah
substansi ini bervariasi dari satu jenis coklat tergantung bagaimana proses pembuatannya. Secara
umum bubuk coklat mengandung sejumlah besar komponen antioksidan ini, melebihi kandungan
antioksidan dari buah dan sayuran (Gasser et al., 2008).
Konsentrasi flavanol akhir dan kapasitas antioksidan produk akhir makanan yang berasal
dari coklat tergantung pada jenis dan asal biji coklat, kondisi pertumbuhan, penyimpanan atau
perlakuan pascapanen dan pengolahan produk. Sayangnya, selama ini cara produksi coklat yang
masih dilakukan secara konvensional dapat mengurangi kapasitas antioksidan biji coklat. Biji
coklat murni yang berasal dari pohonnya mengandung banyak polifenol dan memiliki kapasitas
antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan sumber makanan lainnya seperti teh hijau, delima,
gojiberry, dan blueberry (Miller et al., 2008).
Pada proses penyembuhan luka terdapat peranan yang sangat penting dari faktor
pertumbuhan. Faktor pertumbuhan dapat menstimulasi proliferasi, mempengaruhi gerakan sel,
kontraktilitas, diferensiasi dan angiogenesis. Salah satu faktor pertumbuhan yang penting
peranannya dalam penyembuhan luka adalah Vascular Endotelial Growth Factor (VEGF),
dimana dapat meningkatkan pembentukan pembuluh darah dalam perkembangan awal
(vaskulogenesis) dan memainkan peranan sentral dalam pertumbuhan pembuluh darah baru pada
orang dewasa (angiogenesis). (Kumar et al., 2010)
Sampai saat ini belum ada penelitian maupun laporan kasus yang melaporkan pengaruh
ekstrak biji coklat tanpa lemak yang diaplikasikan secara topikal terhadap ekspresi VEGF dan
diameter penyembuhan luka akut pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian topikal ekstrak biji coklat tanpa lemak terhadap ekspresi VEGF dan
diameter penyembuhan luka akut pada mencit.

BAHAN DAN METODE


Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dibagian Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin dan bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar sebagai tempat pemeriksaan imunohistokimia.
Desain penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan penelitian animal experimental.
Populasi dan sampel
Populasi adalah mencit albino jantan, sehat dengan berat rata-rata 20-30 gram. Sampel
penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam
kriteria eksklusi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan jaringan
kulit (epidermis dan dermis) di area dorsal (punggung) mencit, yang dibagi menjadi empat
kelompok, kemudian masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi 2 sub kelompok secara acak..
Kriteria inklusi adalah mencit albino jantan, sehat, hidup, usia 10 - 12 minggu dan berat 20 - 30
gram. Kriteria eksklusi yaitu mencit yang sakit selama penelitian berlangsung, mencit yang mati
selama penelitian berlangsung dan secara makroskopik tampak adanya abnormalitas.

Metode pengumpulan data


Data diambil dari sampel yang memenuhi kriteria penelitian, kemudian dilakukan
penilaian ekspresi VEGF menggunakan pemeriksaan imunohistokimia dengan metode
streptavidin-biotin-peroksidase.
Analisis statistik
Analisa statistik dengan uji Mann Whitney-U dan Kruskal-Wallis.

HASIL PENELITIAN
Penelitian eksperimental murni telah dilakukan untuk melihat ekspresi Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) luka akut pada sampel strain mencit yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan di bagian Laboratorium Hewan Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin dan bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar sebagai tempat pemeriksaan imunohistokimia
Penelitian dilakukan menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi dalam tiga kelompok
perlakuan,yaitu kelompok perlakuan dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak
masing-masing 30 ppm, 100 ppm dan 300 ppm, dimana setiap kelompok berjumlah 6 ekor
mencit albino jantan dengan pemberian ekstrak biji coklat tanpa lemak secara topikal satu kali
setiap hari sebanyak 0,2 ml pada luka. Dan satu kelompok control yaitu kelompok berjumlah 6
ekor mencit dengan menggunakan larutan aquabidestila yang diberikan secara topikal satu kali
setiap hari sebanyak 0,2 ml. Sebanyak tiga ekor diterminasi pada hari ke-4 dan tiga ekor lainnya
diterminasi pada hari ke-8.
Berdasarkan tabel 3, ditunjukkan bahwa masing-masing kelompok terdiri dari 6 sampel
(25 %), sebanyak 12 sampel (50 %) diterminasi pada hari ke-4 dan 12 sampel (50 %) lainnya
diterminasi pada hari ke-8. Terdapat 22 sampel (91.67 %) yang memiliki ekspresi VEGF rendah
dan sebanyak 2 sampel (8.33 %) memiliki ekspresi VEGF tinggi.
Berdasarkan tabel 4, terdapat sebaran ekspresi VEGF yang bervariasi pada setiap
subkelompok yang diteliti. Dari sebaran karakteristiknya didapatkan adanya ekspresi VEGF
rendah pada kelompok kontrol (hari 4 dan 8), kelompok perlakuan 30 ppm (hari 4 dan 8),
kelompok perlakuan 100 ppm hari ke 4 dan kelompok perlakuan 300 ppm hari ke 8. Dan
ekspresi VEGF tinggi terdapat pada kelompok perlakuan 100 ppm hari ke 8 dan kelompok
perlakuan 300 ppm hari ke 4. Pada kelompok perlakuan 100 ppm terjadi peningkatan ekspresi
VEGF sedangkan pada kelompok perlakuan 300 ppm terjadi penurunan VEGF dari dua waktu
pengamatan.
Berdasarkan tabel 6, tidak didapatkan perbedaan ekspresi VEGF yang bermakna, dengan
nilai p > 0.05, setelah membandingkan ekspresi VEGF antara kelompok kontrol dengan semua
kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 200, dan 300
ppm pada hari ke 4, dengan nilai p masing-masing 0.317, 0.456 dan 0.099.
Berdasarkan tabel 7, tidak didapatkan perbedaan diameter luka yang bermakna pada hari
ke 4, dengan nilai p > 0.05, setelah membandingkan diameter luka antara kelompok kontrol
dengan masing-masing kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan 30, 100 dan 300 ppm
pada hari ke 4, dengan nilai p masing-masing 0.317, 0.317 dan 0.114.
Berdasarkan tabel 8, tidak didapatkan perbedaan nilai ekspresi VEGF yang bermakna,
dengan nilai p > 0.05, setelah membandingkan nilai ekspresi VEGF antara kelompok kontrol
dengan masing-masing kelompok perlakuan yaitu kelompok perlakuan 30, 100 dan 300 ppm
pada hari ke 8, dengan nilai p masing-masing 0.114, 0.814 dan 1.000.
Berdasarkan tabel 9, tidak didapatkan perbedaan diameter luka yang bermakna, dengan
nilai p > 0.05, setelah membandingkan diameter luka antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan yaitu kelompok perlakuan 30 dan 100 ppm pada hari ke 8, dengan nilai p masing-
masing 0.099 dan 0.197. Namun, didapatkan perbedaan diameter luka yang bermakna antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 300 ppm pada hari ke 8 dengan nilai p = 0.034.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna pada hampir semua
variabel yang diteliti. Hanya terdapat perbedaan diameter luka yang bermakna setelah
membandingkan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 300 ppm pada hari ke 8.
Berdasarkan uji statistik tidak didapatkan pengaruh yang bermakna pada pemberian ekstrak biji
coklat tanpa lemak terhadap ekspresi VEGF pada penyembuhan luka akut mencit. Apabila
dilihat dari sebaran karakteristiknya didapatkan adanya ekspresi VEGF rendah pada kelompok
kontrol (hari ke 4 dan 8), kelompok dengan pemberian ekstrak biji coklat tanpa lemak 30 ppm
(hari ke 4 dan 8), 100 ppm (hari ke 4) dan 300 ppm (hari ke 8). Sedangkan didapatkan ekspresi
VEGF yang tinggi pada kelompok dengan pemberian ekstrak biji coklat tanpa lemak 100 ppm
(hari ke 8) dan 300 ppm (hari ke 4).
Didapatkannya ekspresi VEGF yang rendah pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa
telah terjadi proses penyembuhan luka. Salah satu peran dari VEGF adalah untuk menstimulasi
terjadinya angiogenesis yang merupakan faktor penting dalam penyembuhan luka yang pada
akhirnya membentuk formasi membran basal yang baru. Kerusakan jaringan yang terjadi pada
luka menimbulkan suatu kondisi yang karakteristik yaitu terjadinya iskemia dan hipoksia. Pada
pengukuran tekanan oksigen didapatkan tekanan oksigen adalah 6-7 mmHg pada jaringan yang
mengalami luka dibandingkan dengan 45-50 mmHg pada jaringan yang normal. Angiogenesis
yang terjadi akan memperbaiki perfusi jaringan, mengembalikan mikrosirkulasi, dan
meningkatkan tekanan oksigen menjadi 30-40 mmHg. Hipoksia yang terjadi pada jaringan yang
mengalami luka akan meningkatkan ekspresi VEGF pada monosit demikian pula halnya pada
berbagai tipe sel yang lain termasuk fibroblas, keratinosit, miosit, dan sel-sel endotel. Adenosin
diketahui sebagai faktor yang memperantarai respon hipoksia ini, dan menyebabkan terjadinya
transduksi yang kemudian akan meningkatkan transkripsi dan waktu paruh mRNA VEGF.
Banyaknya ekspresi VEGF sebanding dengan tingginya kadar hipoksia, dan sel-sel endotel
bermigrasi ke area yang paling hipoksia. Makrofag akan mempertahankan keadaan ini, dimana
makrofag dapat bertahan pada tekanan oksigen yang rendah. Disimpulkan bahwa hipoksia
jaringan menyebabkan penyembuhan luka yang dihubungkan dengan angiogenesis, dan
pengurangan kadarnya akan mengakibatkan penghambatan dari pertumbuhan kapiler. (Bao et al.,
2009)
Peran VEGF pada penyembuhan luka terbukti dari peningkatan ekspresinya setelah
terjadinya perlukaan jaringan, dengan keratin dan makrofag yang memproduksinya. Reseptor
VEGF terdeteksi dalam pembuluh darah pada jaringan granulasi, dimana peningkatan degradasi
VEGF dihubungkan dengan terjadinya defek pada penyembuhan luka. Sebaliknya,
penatalaksanaan luka iskemik dengan jalan meningkatkan VEGF akan mempercepat terjadinya
penyembuhan luka. (Werner et al., 2003) Dari penelitian ini, dimana pada sebaran karakteristik
pada kelompok kontrol baik hari ke-4 maupun hari ke-8 ekspresi dari VEGF yang rendah
dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang mendapatkan ekstrak coklat tanpa lemak 300
ppm. Hal ini mengindikasikan bahwa ekstrak coklat memicu terjadinya peningkatan ekspresi
VEGF pada penyembuhan luka.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan pemberian ekstrak biji coklat tanpa lemak 30
ppm dan juga aqua bidestila pada luka selama 4 hari maupun selama 8 hari menunjukkan
ekspresi VEGF yang sama. Pemberian ekstrak biji coklat tanpa lemak 100 dan 300 ppm pada
luka selama 4 hari maupun selama 8 hari menunjukkan ekspresi VEGF yang bervariasi. Secara
umum, ekspresi VEGF yang tinggi ditemukan pada kelompok yang diberikan ekstrak biji coklat
tanpa lemak 100 ppm selama 8 hari dan pada kelompok yang diberikan ekstrak biji coklat tanpa
lemak 300 ppm selama 4 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol dan pemberian ekstrak biji
coklat tanpa lemak 30 ppm, tidak ditemukan ekspresi VEGF yang tinggi baik pada hari ke-4
maupun pada hari ke-8. Meskipun secara statistik tidak bermakna, pemberian ekstrak biji coklat
tanpa lemak 100 ppm selama 8 hari dan 300 ppm selama 4 hari menunjukkan ekspresi VEGF
yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa ekstrak coklat memicu terjadinya peningkatan
ekspresi VEGF pada penyembuhan luka. Kelompok dengan pemberian ekstrak biji coklat
tanpa lemak 300 ppm memiliki kandungan polifenol paling tinggi diantara ketiga kelompok
lainnya. Sumber flavanoid yang telah terbukti dalam penyembuhan luka adalah pemberian teh
hijau secara oral (Neves et al., 2010) dan tanaman Cynodon dactylon (Saroja et al., 2012).
Ekstrak coklat memiliki kandungan polifenol 2-3 kali lebih tinggi dari ekstrak teh hijau.
(Subhashini et al., 2010). Sebuah studi yang dilakukan Saroja et al., 2012, menunjukkan bahwa
fraksi flavanoid pada ekstak teh hijau memiliki aktivitas anti radikal bebas, dengan memberikan
aplikasi secara eksternal setiap hari selama 8 hari memberikan perbaikan pada penyembuhan
luka, dengan cara meningkatkan kolagen dan protein, dan menurunkan lipid peroksidase pada
jaringan granulasi.
Kelompok perlakuan yang memperoleh ekstrak biji coklat tanpa lemak 300 mg terjadi
penurunan VEGF pada hari ke 8. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh kebutuhan angiogenesis
dan vaskularisasi dalam penyembuhan luka yang kemungkinan telah terpenuhi. Hal ini sesuai
dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa proses angiogenesis pada penyembuhan luka diatur
oleh berbagai sitokin, dimana VEGF merupakan salah satu sitokin yang terpenting pada proses
ini dan konsentrasi sitokin akan berkurang seiring dengan terjadinya revaskularisasi. (Monaco &
Lawrence, 2003)
Diameter luka tidak mengalami perubahan pada kelompok perlakuan 300 ppm setelah
hari ke 8. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang ikut mempengaruhi terjadinya
ekspresi VEGF yang tidak dapat dikendalikan selama penelitian ini dilakukan, seperti keadaan
hipoksia pada jaringan luka, jumlah sel fibroblast dan kolagen yang dapat mempengaruhi
ekspresi VEGF.
Didapatkan terjadinya penurunan ekspresi VEGF pada kelompok perlakuan dengan
pemberian ekstrak biji coklat tanpa lemak dan 300 ppm di hari ke 8 dari hari ke 4, namun tidak
didapatkan penurunan atau perbaikan diameter luka pada kelompok perlakuan tersebut di hari ke
4 maupun 8. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kandungan procyanidins pada
polifenol coklat yang dapat menghambat proses proliferasi sel endotel. Procyanidins yang
berasal dari ekstrak coklat memiliki peranan penting bagi pertahanan melawan oxidative stress,
baik pada pembuluh darah maupun sistem imun. Sebuah penelitian yang dilakukan Kenny et al.,
melaporkan bahwa procyanidins dapat mempengaruhi sinyal pertumbuhan sel endotel secara in
vitro dengan menghambat ekspresi dari tyrosine kinase ErB2 gene. (Kenny et al., 2004)
Namun pada kelompok perlakuan 100 ppm, didapatkan peningkatan ekspresi VEGF
dengan disertai perbaikan diameter luka. Hal ini diduga karena dalam proses penyembuhan luka,
dibutuhkan dosis atau konsentrasi tertentu yang dapat memberikan efek positif pada
penyembuhan luka. Hal yang bertolak belakang mungkin dapat terjadi, dimana pada pemberian
ekstrak biji coklat tanpa lemak pada konsentrasi yang berlebihan justru akan memberikan efek
yang negatif dalam proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lebih lanjut
untuk menentukan konsentrasi ekstrak biji coklat tanpa lemak yang optimal, sehingga dapat
memberikan efek penyembuhan luka.
Terdapat ekspresi VEGF yang rendah pada kelompok kontrol serta kelompok perlakuan
30 dan 100 ppm, namun didapatkan pengurangan atau perbaikan diameter luka. Hal ini
menunjukkan bahwa VEGF bukan merupakan faktor tunggal dalam proses penyembuhan luka,
dimana dalam penelitian ini digunakan juga ukuran diameter luka sebagai indikator
penyembuhan luka. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka diantaranya
ukuran, lokasi dan tipe luka. Faktor lokal yang dapat yang memperlambat penyembuhan meliputi
infeksi, gaya mekanik (misalnya gerakan atau tegangan pada luka) dan benda asing. Faktor-
faktor sistemik seperti status gizi hospes (misalnya keadaan nutrisi protein dan asupan vitamin
C), status metabolik (diabetes melitus), status sirkulasi atau kecukupan vaskular dan hormon
(misalnya glukokortikoid) dapat menghalangi proses inflamasi-reparasi). (Kumar et al., 2010)
Dalam penelitian ini, terdapat keterbatasan-keterbatasan yang mempengaruhi hasil
penelitian, diantaranya adalah keterbatasan jumlah sampel penelitian serta faktor biologis sampel
yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil
penelitian, diantaranya kemungkinan adanya infeksi sekunder pada luka dapat memperlambat
masa penyembuhan yang tidak dapat dihindari. Skala pengukuran yang digunakan juga dapat
mempengaruhi hasil penelitian ini, dimana penggunaan skala pengukuran yang lebih kecil dari
millimeter, mungkin dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Peneliti menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini peningkatan pemberian konsentrasi ekstrak
biji coklat tanpa lemak dapat meningkatan ekspresi VEGF. Konsentrasi ekstrak biji coklat tanpa
lemak 100 ppm merupakan dosis optimum yang dapat meningkatkan ekspresi VEGF dan
memberikan perbaikan diameter luka. Pemberian topikal ekstrak biji coklat tanpa lemak dengan
konsentrasi 30 dan 100 ppm memiliki efektivitas yang sama dengan aqua bidestila. Perlu
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan konsentrasi ekstrak biji coklat tanpa lemak yang lebih bervariasi dan bentuk
sediaan dari ekstrak biji coklat tanpa lemak yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bao P., Kodra A., Tomic-Canic M. et al., (2009). The role of vascular endothelial growth factor
in wound healing. J. Surg Res, 15, 347-58.
Cushnie T.P.T. & Lamb A.J. (2005). Antimicrobial activity of flavonoids. Int J of Antimicrob
agents, 26, 343-56.
Gasser P., Lati E., Peno-Mazzarino L., Bouzould D. & Allegaert L. (2008). Cocoa polyphenols
and their influence on parameters involved in ex vivo skin restructuring. Int J of Cosmetic
Science, 30, 339-45.
Kenny T. P., Keen C. L., Jones P., Kung H. J., Schmitz H. H., and Gershwin M. E. 2004. Cocoa
procyanidins inhibit proliferation and angiogenic signals in human dermal microvsacular
endothelial cells following stimulation by low-level H2O2. Exp Biol Med. 229:765-71.
Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. & Aster J. C. (2010). Tissue Renewal, Regeneration, and
Repair. Robbin and Cotran’s Pathologic Basis of Disease, Elsevier Saunders, London.
McShea A., Ramiro-Puig E., Munro S. B., et al., (2008). Clinical benefit and preservation of
flavonols in dark chocolate manufacturing, Nutrition Reviews, 66, 630-41.
Miller K., Hurst W. & Payne M. (2008). Impact of alkalization on the antioxidant and flavanol
content of commercial cocoa powders. J Acric Food Chem. 25, 56.
Monaco J. L. & Lawrence W. T. (2003). Acute wound healing an overview. Clin Plastic Surg,
30, 1-12.
Neves A.L.A., Komesu M.C. & DiMatteo M.A.S. (2010). Effects of green tea use on wound
healing. Int J. Morphol, 28, 905-10.
Ovington L. (2005). The art and science of wound dressings in the 21st century. In Falabella A.
F, Kirsner R S (eds). Wound healing, Taylor and Francis, Boca.
Saroja M., Santhi R. & Annapoorani S. (2012). Wound healing activity of flavonoid fraction of
cynodon dactylon in swiss albino mice. IRJP, 3(2), 230-1.
Singer A.J. & Dagum A.B. (2008). Current Management of Acute Cutaneous Wound. N Engl J
Med, 359,1037-46.
Subhashini R., Rao U.S.M., Sumathi P. & Gunalan G. (2010). A comparative phytochemical
analysis of cocoa and green tea. Indian J Sci Techno. 3(2), 188-92.
Werner S. & Grose R. (2003). Regulation of Wound Healing by Growth Factors and Cytokines.
Physiol Rev, 83, 835-70.

HASIL UJI STATISTIK

Tabel 3. Karakteristik Umum Sampel Penelitian

Karakteristik N %
Kelompok
30 ppm 6 25
100 ppm 6 25
300 ppm 6 25
Kontrol 6 25
Waktu Terminasi
Hari ke-4 12 50
Hari ke-8 12 50
Ekspresi VEGF
Rendah 22 91.67
Tinggi 2 8.33

VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor


Tabel 4. Karakteristik Sebaran Ekspresi VEGF pada seluruh kelompok (kelompok
perlakuan dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 100 dan
300 ppm serta kelompok kontrol dengan menggunakan larutan aqua bidestila)

SUBKELOMPOK
Kontrol Kontrol Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
hari 4 hari 8 30 ppm 30 ppm 100 ppm 100 ppm 300 ppm 300 ppm
hari 4 hari 8 hari 4 hari 8 hari 4 hari 8
VEGF Rendah N 3 3 3 3 3 2 2 3
% 13.6% 13.6% 13.6% 13.6% 13.6% 9.1% 9.1% 13.6%
Tinggi N 0 0 0 0 0 1 1 0
% .0% .0% .0% .0% .0% 50.0% 50.0% .0%
TOTAL N 3 3 3 3 3 3 3 3
% 12.5% 12.5% 12.5% 12.5% 12.5% 12.5% 12.5% 12.5%
Keterangan : Uji Kruskal-Wallis Test, Nilai p = 0.392 (hari 4) dan p = 0.392 (hari 8)
VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor

Tabel 5. Karakteristik sebaran diameter luka pada seluruh kelompok (kelompok


perlakuan dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 100 dan
300 ppm serta kelompok kontrol dengan menggunakan larutan aqua bidestila)

SUBKELOMPOK

kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok kelompok


kontrol kontrol 30 ppm 30 ppm 100 ppm 100 ppm 300 ppm 300 ppm
hari 4 hari 8 hari 4 hari 8 hari 4 hari 8 hari 4 hari 8

Diameter 1.00 N 0 1 0 0 0 0 0 0
Luka % 0 33.33 0 0 0 0 0 0

3.00 N 0 2 0 1 0 2 0 0

% 0 66.67 0 33.33 0 66.67 0 0

4.00 N 1 0 0 2 0 1 3 3

% 33.33 0 0 66.67 0 33.33 100 100

5.00 N 2 0 3 0 3 0 0 0

% 66.67 0 100 0 100 0 0 0

Total N 3 3 3 3 3 3 3 3

% 100 100 100 100 100 100 100 100

Keterangan : Uji Kruskal-Wallis, nilai p = 0.041 (hari 4) dan nilai p = 0.086 (hari 8)
Tabel 6. Perbandingan Ekspresi VEGF antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 100 dan 300 ppm pada
hari ke 4

Ekspresi VEGF P
RENDAH TINGGI
30 ppm hari 4 3 0 0.317
Kontrol hari 4 3 0
100 ppm hari 4 3 0 0.456
Kontrol hari 4 3 0
300 ppm hari 4 2 1 0.099
Kontrol hari 4 3 0
Keterangan : Uji Mann Whitney, VEGF = Vascular Endothelial Growth Factor

Tabel 7. Perbandingan Diameter Luka antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 100 dan 300 ppm
pada hari ke 4
N Mean Rank Sum of Rank P

Diameter Kontrol hari 4 3 3.00 9.00 0.317

Luka Kelompok 30 ppm hari 4 3 4.00 12.00

Kontrol hari 4 3 3.00 9.00 0.317

Kelompok 100 ppm hari 4 3 4.00 12.00

Kontrol hari 4 3 4.50 13.50 0.114

Kelompok 300 ppm hari 4 3 2.50 7.50

Keterangan : Uji Mann-Whitney U


Tabel 8. Perbandingan Ekspresi VEGF antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 100 dan 300 ppm pada
hari ke 8

Ekspresi VEGF
P
RENDAH TINGGI
30 ppm hari 8 3 0 0.114
kontrol hari 8 3 0
100 ppm hari 8 2 1 0.814
Kontrol hari 8 3 0
300 ppm hari 8 3 0 1.000
kontrol hari 8 3 0
Keterangan : Uji Mann Whitney, VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor

Tabel 9. Perbandingan Diameter Luka antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dengan menggunakan ekstrak biji coklat tanpa lemak 30, 100 dan 300 ppm pada
hari ke 8

N Mean Rank Sum of Rank P

Diameter Kontrol hari 8 3 2.33 7.00 0.099

Luka Kelompok 30 ppm hari 8 3 4.67 14.00

Kontrol hari 8 3 2.67 8.00 0.197

Kelompok 100 ppm hari 8 3 4.33 13.00

Kontrol hari 8 3 2.00 6.00 0.034

Kelompok 300 ppm hari 8 3 5.00 15.00

Keterangan : Uji Mann-Whitney U

You might also like