Professional Documents
Culture Documents
Fakultas Pertanian
Jurusan Teknik Pertanian
Universitas Lampung
2015
I. PENDAHULUAN
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai kentang merupakan tanaman setahun,
bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat,
panjang bisa mencapai 50 – 120 cm dan tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau
kemerah-merahan atau keungu-unguan. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil
bahkan sangat halus. Selain mempunyai organ-organ di atas, kentang juga mempunyai organ
umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini
merupakan tempat untuk menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan.
Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang baru. Kentang
termasuk tanaman setahun yang ditanam untuk dipanen umbinya. Umbi kentang merupakan
ujung stolon yang membesar dan merupakan organ penyimpanan yang mengandung karbohidrat
yang tinggi (Setiadi dan Nurulhuda, 1998). Menanam merupakan proses pertama dalam
membudidyakan tanaman dan penanaman merupakan usaha penempatan benih atau biji didalam
tanah padakedalaman tertentu atau menyebarkan benih diatas permukaan tanah atau menanam
tanah didalam tanah dan dalam penanaman benih dapat dilakukan dengan menggunakan tangan
saja, dengan bantuan alat-alat sederhana atau dengan bantuan mesin-mesin pertanian. Dalam
penanaman diperlukan alat bantu tanam. Untuk penanaman konvesional sebagai alat bantu
adalah tugal, dan tali jarak tanam, serta ajir. Untuk alat tanam yang modern menggunakan mesin
tanam. Namun telah ada alat tanam yang semi mekanis yaitu berupa ”seed-drill”. Penanaman
dengan alat konvensional waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama dan efektif dilakukan pada
lahan-lahan yang sempit dan berteras.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui alat-alat penanaman dalam budidaya pertanian
2. Mengetahui bagian-bagian utama alat tanam bibit kentang (seeder)
3. Mengetahui prinsip kerja seeder
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kentang
Kentang berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Pendugaaan umur dengan
menggunakan C14 terhadap butiran pati yang ditemukan dalam penggalian arkeologi
menunjukkan bahwa kentang telah dimanfaatkan sejak 8000 tahun yang lalu. Tanaman kentang
liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena
umbinya memiliki kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang tinggi yang memungkinkan untuk
regenerasi. Selama awal perkembangan dalam lingkungan primitif, kemampuan manusia dalam
menyimpan dan mengawetkan umbi yang dikumpulkan telah meningkatkan manfaat kentang
sebagai tanaman pangan (Rubatzky et al, 1998).
Solanum atau kentang merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyemak dan
bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50-120 cm, dan
tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerahan atau keunguan. Bunga berwarna
kuning keputihan atau ungu, buahnya berbentuk buni (buah yang kulit/dindingnya berdaging).
Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil berwarna keputih-putihan (Setiadi dan Fitri,
2006).
Kentang juga mempunyai umbi yang berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah.
Cabang ini merupakan tempat menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan.
Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang baru. Semua bagian
tanamannya mengandung racun solanin. Namun, bagi umbi ini, bila telah berusia tua atau siap
panen, racun ini akan berkurang bahkan bisa hilang, sehingga aman untuk dimakan. (Setiadi dan
Fitri, 2006).
Tanaman kentang yang dihasilkan secara aseksual dari umbi memiliki akar serabut dengan
percabangan halus, agak dangkal, dan akar adventif berserat yang menyebar, sedangkan tanaman
yang tumbuh dari biji membentuk akar tunggang ramping dengan akar lateral yang banyak.
Batang di atas tanah berdiri tegak, awalnya halus dan akhirnya menjadi persegi serta bercabang
jika pertumbuhannya sudah lanjut. Bentuk pertumbuhan tanaman berkisar dari kompak hingga
menyebar. Daun menyirip majemuk, dengan lembar daun bertangkai memiliki ukuran, bentuk,
dan tekstur yang beragam. Batang di bawah permukaan tanah (rizoma), umumnya disebut stolon,
menimbun dan menyimpan produk fotosintesis dalam umbi yang membengkak dekat bagian
ujung. Karbohidrat ditranslokasikan sebagai sukrosa ke dalam stolon, yang pembelahan dan
pembesaran selnya menyebabkan pertumbuhan umbi, sukrosa yang ditransportasikan dikonversi
dan disimpan dalam bentuk butiran pati. Permukaan umbi dapat halus atau kasar akibat jala-jala
dengan warna epidermis coklat hingga coklat cerah, merah atau ungu tua. Warna daging umbi
biasanya kuning muda atau putih, ada kultivar yang berwarna kuning cerah, jingga, merah atau
ungu. Bentuk umbi beragam: memanjang, kotak, bulat atau pipih (Rubatzky et al, 1998).
Pemupukan dasar : urea (100 kg/ha), SP 36 (80 kg/ha) diberikan sebelum tanam pada sekitar
titik‐titik penanaman. Pemberian pupuk kimia, pupuk kandang dan Furadan 3G dengan dosis
sesuaiperlakuan semuanya diberikan pada saat tanam. Dosis pupuk urea 300 kg/ha, Za 100
kg/ha, SP-36 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha, pupuk organik 5 ton/ha dan mulsa jerami 5 ton/ha.
Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman
dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam
dilengkapi dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam, maka
mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu berpengaruh
pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang dalam baris, dan jarak antar
baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat
tanam. Benih tanaman yang berupa biji-bijian ada bermacam-macam, seperti kacang tanah,
jagung, kedelai, kacang hijau,dll, yang masing-masing memiki bentuk, ukuran, kekuatan
agronomis yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam
yang berbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu ukuran,
bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan tekanan terhadap
tekanan dan gesekan. Penebaran benih dan pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini
dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya :
b) Drill seedling (benih dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu
dalam alur sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
c) Pesicion drilling (benih ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
d) Hill dropping (kelompok benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama
dengan alur)
e) Chezktow planting (benih diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman
dengan dua arah yang sama)
2.3 Alat Penanaman
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih,
tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas
permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk
memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman alat
mesin penanam rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah
tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali
(Bambang P 1991) alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah
keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam
memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu
(Alihamsyah 1991).
Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman
tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam
tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang
baik (Irwanto 1980) Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang
terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham.
Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982).
III. PEMBAHASAN
Pengolahan media tanam pada tanaman kentang dilakukan dengan cara yaitu Lahan dibajak
sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi
berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan.
Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah Barat-Timur agar memperoleh
sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus
kimiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2
jalur tanaman), tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan
dapat diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat
saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi, perbanyakan melalui stek batang dan stek tunas
daun. Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua
antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varitas unggul. Umbi
disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%).
Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C. Pilih
umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan
sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap
ditanam. Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat),
berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan
pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada.
Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama
5-10 menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan
umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara
ekonomis. Stek Batang dan stek tunas cara ini tidak biasa dilakukan karena lebih rumit dan
memakan waktu lebih lama. Bahan tanaman yang akan diambil stek batang/tunasnya harus
ditanam di dalam pot. Pengambilan stek baru dapat dilakukan jika tanaman telah berumur 1-1,5
bulan dengan tinggi 25-30 cm. Stek disemaikan di persemaian. Apabila bibit menggunakan hasil
stek batang atau tunas daun, ambil dari tanaman yang sehat dan baik pertumbuhannya.
1. Seeder
Seeder merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman
yang seragam. Pada penanaman padi, dapat dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan
persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di
lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa
harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya.
Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas
kerja total mesin menjadi kecil. Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang secara
khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam
pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit
dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu.
Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat tiga jenis mesin tanam
bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin tanam yang digerakkan oleh
traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin sendiri. Berdasarkan sistem
pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang
bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun
dipergunakan, permukaan lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian
juga kekerasan tanah juga harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika
tidak, akan banyak terjadi kegagala penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup
lama untuk penyulaman secara manual.
Seeder
Gambar : Seeder
spesifikasi mesin
Kekuatan 1 orang
kapasitas kerja 0,3-0,4 ha/hari
Kedalaman Penanaman Berfariasi
Penempatan Tray 1,0-1,3 cm
ketinggian air disawah 1-5 cm
Berat 120 kg
Dimensi :
- panjang 200 cm
- lebar 125 cm
bahan kontruksi : Besi
- persiapan tanaman
- ukuran bedeng/semai (ha) 1.2 m x 45 m
Hartus, T. 2001. Usaha Pembibitan Kentang Bebas Virus. Penebar Swadaya. Jakarta. 136 hal.
Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor; Bogor.
Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada;
Jogjakarta.
Setiadi. 2009. Budidaya Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta