You are on page 1of 12

LAPORAN TUTORIAL

Kelompok Tutorial 2
Anggota :

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil
Laporan Tutorial Skenario PBL 2 Blok 8 ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dalam penyusunan Laporan Tutorial Skenario PBL 2 Blok 8 ini, penulis menyadari
sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa
adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil Laporan Tutorial
Skenario PBL 2 Blok 8 dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada:

1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
dengan baik.

2. drg. Likky . Sp.KGA, M.DSc selaku dosen pembimbing kelompok 2, atas segala
masukkan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan
penulis.

3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam penyusunan


laporan.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
penulis, mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Laporan Tutorial Skenario
PBL 2 Blok 8 ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca
umumnya.

Yogyakarta, 30 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN TUTORIAL ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Skenario Kasus ............................................................................................................ 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Seven Jumps ................................................................................................................ 2
I. Mengklarifikasi istilah atau konsep............................................................................. 2
II. Menetapkan Permasalahan ...................................................................................... 2
III. Menganalisis Masalah ............................................................................................. 3
IV. Kesimpulan .............................................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Skenario Kasus

A female patient, 54 years old, complain her pain on the right side of

posterior tooth while chewing. The problem has felt since 2 weeks ago and the gum

have ever swollen about 3 months ago. She has history of uncontrolled type 2 DM.

blood pressure result 160/100 mmhg. Intraoral examination showed that there was

pulp depth cavity in 46 with (+) percussion, (-) in palpation, (-) in thermal test. The

denitst held some supporting examination to gain definitive diagnose. Radiograph

exam showed that there was widened condition in periodontal ligament.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Seven Jumps

I. Mengklarifikasi istilah atau konsep

II. Menetapkan Permasalahan

1. Apa diagnosis gigi 46?

2. Apa yang dimaksud diagnosis definitif?

3. Apa saja contoh pemeriksaan pendukung lainnya u/ membantu kasus pada

skenario?

4. Mengapa perkusi, palpasi, dan termal test, dan kenapa yang positif hanya perkusi,

apa artinya?dilakukan

5. Apakah ada hubungan antara cavitas dengan kenaikan tekanan darah?

6. Apa pengaruh dm terhadap kondisi oral?

7. Apa yang harus diperhatikan saat pemeriksaan dan perawatan kepada pasien

diabetes melitus?

8. Jenis pemeriksaan radiografi apa yang dilakukan ?

9. Bagaimana perawatan yang harus dilakukan?

10. Apa efek penyakit periodontal pada penderita dm?

11. Apa yang harus diperhatikan saat pemeriksaan dan perawatan kepada pasien

Tekanan darah tinggi?

12. Bagaimana analisis kasus tersebut dan apakah ada hubungan disetiap

pemeriksaan?

2
13. Penyebab utama tanda dan gejala pasien?

14. Apa perbedaan diagnosis definitif dan diagnosis banding?

15. Berapa nilai normal eritrosit dan hemoglobin?

16. Bagaimana patogenesis terhadap kemungkinan yang terjadi?

17. Apa saja gambaran radiograf pada kelainan periapikal?

III. Menganalisis Masalah

1. Diagnosis definitive :

diagnosis final setelah didapatkan suatu hasil dari pemeriksaan penunjang.

2. Jenis pemeriksaan radiografi yang dilakukan adalah periapikal.

Gambaran pelebaran ligament periodontal bias terjadi karena adanya inflamasi


pulpa dan atau gigi yang goyah.

3. Apa pengaruh Diabetus Mellitus terhadap kondisi oral?

Akibat dari perubahan pembuluh darah yang terjadi pd penderita diabetes,


efisiensi aliran nutrisi yg rendah dan pembuangan limbah dari jar tubuh menjadi
terganggu. Sirkulasi darah yg terganggu ini dapat melemahkan system imun
tubuh khususnya dibagian oral, sehingga membuat penderita dm rentan thd
infeksi. Penderita dm rentan terkena gingivitis dan periodontitis karena
perubahan vaskularisasi.

Control diabetes yg tidak teratur dpt memicu pertumbuhan bakteri dan


menyebabkan penyakit gusi.

Gejala nya adalah jika menyikat gigi mudah berdarah, gigi goyah sensitive dan
sakit, gusi bengkak dan terlihat merah.

4. Berapa nilai normal eritrosit dan hemoglobin?

HB normal :

Perempuan : 12 – 14 gr/dl

3
Laki” : 14 – 16 gr/dl

Eritrosit normal :

4 – 6 juta/mm3

Perempuan : 4,5 – 5 juta/mm3

Laki” : 5 – 5,5 juta/mm3

5. Mengapa perkusi, palpasi, dan termal test, dan kenapa yang positif hanya perkusi,
apa artinya?

Perkusi (+) artinya : ada inflamasi ligament periodontal

Palpasi (-) artinya : tidak ada rasa

Thermal (-) artinya : gigi sudah tidak vital (non vital)

6. Apa saja contoh pemeriksaan pendukung lainnya u/ membantu kasus pada


skenario?

Pemeriksaan darah :

pemeriksaan Hematocrit (Mikro dan Makro), eritrosit (Bilik Hitung


Improved Neubaur), leukosit, hemoglobin (dengan hemoglobulinometer
sahli), indeks eritrosit, dan trombosit. Ada tambahan berupa leukosit
diferensial, yang berisi : neutrophil, basophil, eusinofil, limfosit dan
monosit. (Jurnal Research Gate. “Pedoman Interpretasi Data Klinik”.
Januari 2011) ; Materi Praktikum PK

Neutrofil : mencegah akumulasi bakteri dari poket periodontal, pada


penderita DM mengalami perubahan fungsi pada neutrophil (Jurnal
FKG UNAIR. “Status Kesehatan Jaringan Periodontal Pada Pasien DM
tipe 2 dibandingkan dengan pasien non DM”. 2009)

Pemeriksaan Kadar Gula darah : Nilai Normalnya 70 – 100 mg/dl

Pemeriksaan asam urat serum : 2 – 8 mg/dl (normal)

Pemeriksaan kolesterol serum : <300 mg/dl (normal)

Pemeriksaan utama pada periodontitis :

4
tergantung pada status kebersihan mulut pasien, inflamasi gingiva akan
timbul dan terjadi pendarahan saat penyikatan dan bahkan pendarahan
spontan

Poket, pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari


diagnosis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket sedalam lebih
dari 2mm menunjukan adanya migrasi ke apical dari epitelium
crevicular.

Resesi gingiva, bila ada resesi, pengukuran kedalaman poket merupakan


cerminan dari kerusakan periodontal seluruhnya.

Mobilitas gigi, pada bidang labiolingual dapat terjadi pada gigi yang
sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yg lebih
kecil mobilitas dripada gigi berakar jamak.

Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan :

Grade 1 : hanya dirasakan

Grade 2 : mudah dirasakan, labiolingual 1mm

Grade 3 : pergeseran labiolingual lebih dari 1mm, mobilitas dari


gigi atas ke bawah

Nyeri, saat gigi diperkusi menunjukan adanya inflamasi aktif dari


jaringan penopang, yg paling akut bila ada pembentukkan abses yg
sangat sensitive terhadap sentuhan (panas/dingin)

(academia.edu/hubungan-periodontitis-dan-diabetes-melitus-serta-
perawatanya)

Pemeriksaan glukosa

Glukosa plasma sewaktu :

Hasil pemeriksaan sesaat pd suatu hari tanpa memerhatikan waktu


makan terakhir. Kalua dm hasilnya > 200 mg/dl

Kadar glukosa plasma puasa :

5
Diartikan pasien tidak mendapatkan kalori tambahan selama 8 jam.
Kalau dm kadarnya >= 126 mg/dl.

Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO (Tes Toleransi Glukosa Orang)
:

Dilakukan dengan standar who menggunakan glukosa yg setara dengan


75 gr glukosa anhidrus yg dilarutkan dalam air. Kadarnya bila dm >=
200 mg/dl

(modul perkumpulan endokrinologi Indonesia. “Konsensus pengelolaan


dan pencegahan dm tipe 2 di Indonesia 2011”) ; (Jurnal FK UNHAS.
“Peranan Pemeriksaan HBA1C pada Pengelolaan DM. vol 41. No 9.
2014)

Pemeriksaan mikrobiologi :

Air liur dikumpulkan, lalu diencerkan dgn fosfat buffer selin, lalu
disentrifugasi.

Metode yang dilakukan :

Metode kultur : melihat mikroba apa yang menyerang

Metode PCR : untuk menentukan evaluasi / keberhasilan dari terapi

(Microbiological diagnose for periodontal disease. 18 November 2015)

Pemeriksaan biopsy :

Biopsi eksisi : untuk lesi yang berdiri sendiri (lesi jinak), untuk
menentukan perawatan yang tepat bilalesinya jinak. Digunakan untuk
mengambil seluruh lesi yg dicurigai. Harus melibatkan jaringan sehat
disekitarnya.

Biopsy insisi : dilakukan untuk lesi yang besar / diduga ganas. Memiliki
resiko terlepasnya sel ganas. Pengambilan pada sebagian kecil jaringan
lesi beserta jaringan sehat disekitarnya. Untuk menghindari struktur
penting disekitarnya.

Punch biopsy : untuk mendorong keluar sebagian jaringan yang dapat


mewakili lesi
6
Needle biopsy : untuk lesi fibrooseous yang dalam. Salah satu dari
biopsy jarum. Dibagi menjadi 2 :

Fine Needle Aspiration Biopsy : dengan jarum kecil / halus.

Core Biopsy : dengan jarum yang lebih besar.

Biopsy aspirasi : untuk lesi yg berupa kista dan mengandung cairan

(Karya Ilmiah. “Pentingnya Pemeriksaan Penunjang Untuk


Penatalaksanaan Penyakit Mulut”. Eni Maryati. FKG USAKTI) ;
(Kuliah e-learning Bedah FK UNS)

7. Peradangan pulpa bias menuju ke 3 penyakit :


a. Pulpitis

Pulpitis reversible : termal tes (+), perkusi (-), sakit bias muncul saat kondisi
tertentu. Karies tidak mencapai pulpa.

Pulpitis ireversibel : perkusi(-), tapi bias + kalauada ligament periodontal yang


terlibat. Termal tes +. Radiologinya ada pelebaran ligament periodontal.

b. Necrosis pulpa

Kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya.

Sebagian : termal tes (-), sakitnya spontan, radiologinya normal

Seluruhnya : terjadi perubahan warna gigi menjadi keabuan atau coklat. Gigi
berbau busuk. Radiologi : pelebaran ligament periodontal. Termal tes (-),
perkusi dan palpasi (+) bila disertai inflamasi periapical.

c. Periodontitis periapical

Pemeriksaan objektif : perkusi (+), palpasi bias (+) bila bengkak / (-) bila tidak
bengkak, termal tes (-).

Bila DM IL dan TNF meningkat, sehingga pembengkakan akan semakin lama,


terjadi penghancuran.

(Penyakit periodontal dan diabetes. Susan biset. Vol : keperawatan 19 no 4


tahun 2015)

7
d. Diagnosis pada kasus : nekrosis pulpa disertai dengan periodontitis
periapical
e. Pathogenesis kasus :

Karies superficial  Karies pulpa  Pengiriman sel imun (PMN)  defect


neutrophil karena perubahan metabolism  aktivasi respon imun (CD 8) 
jaringan pulpa hancur dan membentu suatu jaringan nekrotik  pus pada pulpa
 nekrosis pulpa  bakteri masuk ke saluran akar  keluar ke jaringan
periapical melalui foramen  respon imun pada jaringan periapical (infiltrasi
neutrophil, peningkatan osteoclast)  nyeri saat menggigit / saat diperkusi,
periapicalnya radiolusen, secara histologis terdapat sel neutrophil

(literature review Jurna Dental Andalas. “Aspek Imunopatogenesis


Periodontitis Apikalis”) ; (Jurnal Diabetologia. 2012. “Periodontitis and
Diabetic : a two way relationship)

8. Penyebab utama tanda dan gejala


 Bakteri streptokokus menyebabkan karies di email lalu sampai pulpa,
adanya bakteri perphyromonas gingivalis pada saat nekrosis pulpa.
Diperkusi (+) karena infeksi ligament periodontal

(textbook the pathogenesis and treatment of periodontal disease)

 Control gula darah buruk menyebabkan sulitnya penyembuhan tanda dan


gejala pada periodontitis periapical. Tanda dan gejala semakin buruk

(journal of Clinical Experiment And Dental. 2016. Halaman 498-504)

9. Apa efek penyakit periodontal pada penderita dm?


 Kolonisasi bakteri  inflamasi pada jaringan periodontal  meningkatkan
kadar sitokin  resistensi insulin  control gula darah sulit.
 Efek dari penderita DM yang mempunyai penyakit periodontal memiliki resiko
3x lebih mudah terkena penyakit jantung
10. Bagaimana analisis kasus tersebut dan apakah ada hubungan disetiap pemeriksaan?
 Adanya kerusakan periapikal ditandai dengan perkusi (+)
 Ketika dating, bengkak yg terjadi 3 bulan yg lalu sudah tidak ada ditandai
dengan palpasi (-)
 Nekrosis pulpa ditandai dengan thermal tes (-)
8
 Bengkak 3 bulan yang lalu disebabkan oleh akumulasi bakteri ke ligament
periodontal.
 Untuk DM, kadar gula darah yg tinggi menyebabkan keparahan pada jaringan,
termasuk jaringan periodontal.

IV. Kesimpulan

BELUM

You might also like