You are on page 1of 60

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT

PADA AN.J DI RUANGAN BKIA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH

MEDAN,20 JUNI 2015

OLEH:

MARIA LENA BR SITANGGANG


012013023

DOSEN PEMIMBING:
Sr.M.ANCILLA SARAGIH,FSE.Skep,NS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

T.A.2015/2016

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar belakang

Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan perkembangan


menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah
dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone.2000)
Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG,
DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah
diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak tumbuh kembang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pengertian tumbuh kembang.


b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
c. Untuk mengetahui periode perkembangan.
d. Untuk mengetahui perkembangan anak balita

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.KONSEP MEDIS
a.pengertian
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh
menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur
tulangdan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang
unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Diantara sekian banyaknya imunisasi yang diperlukan anak, satu diantaranya adalah
imunisasi BCG.
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC
pada selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau TBC tulang. Imunisasi
BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi
pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0 –
11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 – 3 bulan, kemudian cara
pemberian imunisasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus
pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.

b.faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

1. Faktor keturunan (Herediter)


Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui instruksi
genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain
disebabkan oleh kelainan kromosom (contoh; syndrome down, syndrome turner) juga
diakibatkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
a) Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan
b) Ras : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku bangsa
memiliki karakteristik.
2. Faktor Lingkugan
a) Lingkungan Internal
1. Intelegensi
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika intelegensi
rendah
2. Hormon
Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan tinggi
badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel
interstitial testis, memproduksi testosterone dan ovarium memproduksi estrogen yang
mempengaruhi perkembangan dan reproduksi.
3. Emosi
Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman sebaya serta guru berpengaruh
terhadap perkembangan emosi, sosial, intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan
keluarga akan mempengaruhi interaksi anak diluar rumah.
Lingkungan Eksternal
1) Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman anak mempersepsikan dan
memahami kesehatan berprilaku hidup sehat.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonomi yang
rendah serta banyak punya keterbataan untuk memenuhi kebutuhan primernya.

3) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari makanan
bergizi
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak
5) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola
anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga

c. Periode Perkembangan
Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan organ dan
system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi itu memberi dampak pada
pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan
social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6 tahun. Toddler
menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan
fisik lebih lambat dan relative menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih
meningkat daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual
dengan perkembangannya organ reproduksi.
d. Perkembangan Anak Balita

Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem–bangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini sehingga setiap kelainan/penyimpangan
seksual apapun. Apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan
mengurangi kualitas perkembangan.
Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanagn anak
balita yaitu :
1. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh
dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat missal: ketrampilan
menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan.
4. Gross motor (motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “Milestone” pokok
yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah
tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu misalnya:
a. 4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemuadian.
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara.
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari telunjuk dan
ibu jari.
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.

B. KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan

Identitas Anak dan/atau Orang Tua

a. Nama

b. Alamat

c. Telepon
d. Tempat dan tanggal lahir

e. Ras/kelompok entries

f. Jenis kelamin

g. Agama

h. Tanggal wawancara

i. Informan

Keluhan Utama (KU)

Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya,
namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan,
tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi
sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara
langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi.
Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara
waktu, atau tidak diberikan sama sekali.

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika saat ini
kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan
tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk
mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga
dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai
penyakitnya.

Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan sebelumnya yang
pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian
imunisasi.

a. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).

b. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

c. Alergi.
d. Pengobatan terbaru.

e. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap imunisasi


yang pernah didapat sebelumnya.

f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula dikaji
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi
serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan
secara langsung pada anak ataupun keluarganya).

g. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

Tinjauaan Sistem (TS)

Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah kesehatan


pada anak, walau tampak jarang dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan
menjadi pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam
pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang diberikan anak/keluarga
sedangkan kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari
olehnya dan juga keluarga, sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak
mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap sistem tubuhnya.
Tinjauan sistem meliputi:

a. Menyeluruh/umum

b. Integument

c. Kepala

d. Mata

e. Telinga

f. Hidung

g. Mulut

h. Tenggorokan

i. Leher

j. Dada

k. Respirasi

l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal

n. Genitourinaria

o. Ginekologik

p. Muskuluskeletal

q. Neurologik

r. Endokrin

Riwayat pengobatan keluarga

Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki kecenderungan
terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota
keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok
dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan keluarga saat anak mengalami
sakit.

Riwayat Psikososial

Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada riwayat
imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada
anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk
mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta diperlukan keterlibatan keluarga
yang dapat memberikan dukungan mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam
menghadapi imunisasi.

Riwayat Keluarga

Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai anggota
keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga memahami
tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu jika
keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting yang diperlukan
untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu
memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan
kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.

Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam
kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat
dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi
meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.

2. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan data-data yang


berkaitan dengan tumbuh kembang anak, sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui
mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi dan juga pendidikan
kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan pengkajiaan atas pertumbuhan
dan perkembangan anak, hal penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana
mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan,
prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:

a. Lingkungan/ruangan pemeriksaan tidak menakutkan, misalnya memberikan warna


dinding netral, cukup ventilasi, menjauhkan peralatan yang menakutkan bagi anak, dan
menyediakan makanan.

b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak menjadi
kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama, tetapi untuk pendekatan
agar anak tidak takut sehingga memudahkan pemeriksaan.

c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak menakutkan anak.

d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan
mengurangi rasa takut dari anak yang lain.

e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak mengenai
hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri kesempatan anak untuk
membantu proses pemeriksaan.

f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di pangkuaan orang
tua.

g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak yang lain
agar tidak takut untuk diperiksa.

h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui nasehat
petugas.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat sehingga memudahkannya
dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan kecemasan pada anak. Setelah
memahami prinsip-prinsip ini, berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal
yang perlu dikaji adalah

a. Riwayat Pranatal

Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi
TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya
dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan
anaknya dapat diperkirakan.

b. Riwayat Kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan
bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat,
apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps,
partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.

c. Pertumbuhan Fisik

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran


antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya,
pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh
kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar
dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila petugas akan
mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar
kepala. Meskipun tidak semua ukuran antropometri digunakan, berikut ini akan dijelaskan
cara pengukuran dari masing-masing ukuran antropometri:

a) Berat Badan (BB)

Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah sebagai berikut:

1) Pengukuran dilakukan dengan memakai alat timbangan yang telah ditera


(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat berupa dacin
atau timbangan injak.
2) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut dilakukan dengan
posisi berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun, dilakukan dengan posisi duduk dengan
menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan berat badan
dapat dilakukan dengan posisi berdiri.

Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah:

1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.

2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan
anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.

Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa
dipegangi.

3) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.

4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya
lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.

Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan
anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.

BB anak = (BB ibu dan anak) – BB ibu

5) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan

6) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu
apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga
dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan anak berada pada
kurva berwarna hijau, kuning, atau merah.

b) Tinggi Badan (TB)

Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya dikelompokkan menjadi untuk usia
kurang dari 2 tahun dan usia 2 tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan pada anak usia
kurang dari 2 tahun adalah sebagai berikut :

1) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran).
2) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi).

3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

4) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak
kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita
pengukur.

Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih adalah sebagai
berikut :

1) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.

2) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.

c) Lingkar Kepala

Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan terendah dari
kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal, berarti ukuran kepala
besar (macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran
kepala kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Adapun cara pengukuran lingkar kepala :

a. Siapkan pita pengukur (meteran)

b. Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita bagian
antrior menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan hasilnya

c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

d) Lingkar Lengan Atas (lila)

Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara pengukurannya perlu diketahui :

1) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri,
yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada lengan kanan, sehingga
ukurannya lebih stabil.

2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita pengukur).
Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

3) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.

4) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.

e) Lingkar Dada

Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan. Pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura
subternalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang
lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada
adalah sebagai berikut :

1) Siapkan pita pengukur

2) Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada.

3) Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.

d. Pemeriksaan fisik

Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas perlu
mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui
secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji.
Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara
pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara
khusus pada bagian ini.

e. Perkembangan anak

Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh
Soetjiningsih (1996).
f. Data lain

Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di
klinik.

Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan

Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita,
terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:

a. Pertumbuhan dan perkembangan normal

Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat
badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di
atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwarna
hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan
dengan pengukuran antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.

Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak sesuai
dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor
yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender balita
(KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar. Sementara apabila
menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia.
Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.

b. Pertumbuhan dan perkembangan tidak normal

Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh di
atas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran
antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan
dada. Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak
tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami keterlambatan. Pada tes
DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender
balita (KMS), kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang
terjadi di lingkungan
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
peran sebagai orangtua baru
3. Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
4. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh
kembangnya.
5. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
6. Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi

D. PERENCANAAN

1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang


terjadi di lingkungan
a. Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia
Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak
b. Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur
anak.
Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang
c. Berikan tindakan nyaman setelah prosedur yg menyebabkan rasa takut.
Rasional: mengurangi rasa ketidaknyamanan
d. KIE orang tua untuk kontrol setiap bulan.
Rasional: mengetahui adanya keluhan dalam tumbang anak
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
peran sebagai orangtua baru.
a. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai
umur anak, cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana
menyendawakan bayi.
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan anak
b. Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model
anaknya.
Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi contoh yang baik bagi
anaknya
c. Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak
sesuai dengan umurnya
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
3. Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
a. Awasi anak saat makan, mandi, bermain, eliminasi
Rasional: mengurangi risiko cedera pada saat anak beraktivitas
b. Lindungi kaki anak dengan sandal/ sepatu
Rasional: mengurangi risiko cedera pada kaki anak
c. Beri makanan yang aman untuk usia anak
Rasional: mencegah risiko keracunan makanan
d. Periksa suhu air mandi sebelum dimandikan
Rasional: mengurangi risiko cedera yang diakibatkan oleh air mandi yang terlalu panas
4. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh
kembangnya.
a. Jelaskan pada orang tua tentang proses tumbang yang terjadi
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
b. Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang
dilewati anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan
Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya
c. Anjurkan ibu membaca berbagai tips perawatan anak
Rasional: meningkatatkan pemahaman tentang perawatan anaknya
5. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
a. Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai umur
Rasional: agar ibu paham tentang tumbang anaknya
b. Bantu menurunkan tingkat kecemasan dengan informasi yang diberikan
Rasional: mengurangi kecemasan ibu
c. Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak
Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga
6. Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d
a. Memberi penjelasan tentang imunisasi yang seharusnya didapatkan oleh anaknya
Rasional: meningkatkan pemahaman tentang imunisasi yang harus didapatkan oleh anak
b. Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada anaknya
selain imunisasi yang harusnya didapatkan
Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi tambahan
c. Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah penyakit
yang bisa diderita oleh anaknya
Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A.PENGKAJIAN
a.pengumpulan data
I.BIODATA

A.Identitas anak:

1. Inisial anak :By.j


2. Tempat ,tanggal,lahir :binjai,25 februari 2015
3. Jenis kelamin :perempuan
4. Agama :islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat :jln.binjai
7. Tgl masuk :26 juni 2015
8. Tgl pengkajian :26 juni 2015
9. Diagnosa medis :-
10. No RM :00-12-13-15
11. Dokter yang merawat : perawat

B.Identitas penanggung jawab:


1. ibu

a) Nama :Ny.L
b) Usia :22 thn
c) Pendidikan :SMA
d) Pekerjaan :ibu rumah tangga
e) Agama :islam
f) Alamat : jln.binjai
g) Hubungan dengan klien :ibu kandung.
C. GENOGRAM

Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek maupun
nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien adalah
anak pertama nya.

2.Pengkajian Dasar

a.Pengumpulan data

1. pola manajemen kesehatan-persepsi terhadap kesehatan

a.ibu pasien mengatakan kesehatan anaknya secara umum baik-baik saja.

b.ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.

2.Sistem integumen

1. rambut dan kulit kepala

Rambut berwarna hitam,menyebar merata di atas kepala pasien,sutura pasien sudah menyatu
dan keras ,tekstur halus,tidak tampak adanya lesi,dan tidak tampak adanya kotoran di kulit
kepala.

2.kulit
Kulit kepala berwarna putih,tekstur halus,turgor kulit pada saat di cubit dapat kembali<2
detik.
3.kuku
Dasar kuku berwarna transparan,tekstur halus,bentuk cembung,tidak tampak adanya
sianosis,tidak tampak adanya kotoran,kuku pendek,pengisian kapiler baik,terbukti setelah
dilakukan penekanan dapat kembali <2 detik.

3. sistem penglihatan
mata kanan dan mata kiri simetris,konjungtiva berwarna merah muda,sclera berwarna
putih,kornea tampak jernih,pupil mengecil saat di ransang oleh cahaya,keadaan mata tampak
cembung,tidak tampak adanya serumen,pada kedua mata pasien.

4. system pendengaran
telinga kanan dan kiri pasien tampak simetris,tekstur halus,warnanya sama dengan warna
kulit,fungsi pendengaran pasien baik,tampak pada saat di panggil nama pasien,dan pasien
menoleh kea rah yang memanggil namanya.
5.sistem pernafasan

posisi hidung simetris,hidung kanan dan kiri,warna sama dengan warna kulit muka,tekstur
halus,tidak tampak adanya serumen di lubang hidung hidung pasien,pernafasan:50 kali
permenit,dengan bunyi vesikuler.

6.sistem kardiovaskuler

posisi dada simetris antara dada kanan dan dada kiri,pada saat inspirasi.nadi104 kali permenit

7.sistem gastroentestial

bibir pasien berwarna merah muda,mikosa bibirtampak lembab,tidak tampak rsih tidak ad
kotoran.

8. system reproduksi

pada alat genitlia pasien ampak bahwa labia mayor menutupi labia minora.

9.sistem muskulokletal

tangan kanan dan tangan kiri pasien dapat di gerakkan secara bersamaan,dan dengan
bebas,begitu pula dengan ekstremitas bawah,yaitu kedua kaki pasien.

10.riwayat persalianan dan kehamilan


1. prenatal

Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.

2. Prenatal
Ibu pasien mengatakan bayi lahir dalam keadaan sehat dengan berat badan 3500gram,panjang
badan:50 cm.bayi lahir dengan apgar score:pada menit pertama: 7 ,pada menit kedua :8 dan
pada menit ketiga: 9.

11. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

1. riwayat pertumbuhan

Berat badan lahir:3500 gram

Berat badan sekarang:7000 gram.

Panjang badan lahir:50cm

Panjang badan sekarang:64 cm

2.riwayat perkembangan
Hal-hal yang dapat dilakukan anak pada umur saat ini sesuai dengan denver,dan telah
dilakukan tes denver pada anak yaitu:
1.pada personal social:pasien sudah dapat menggapai mainan.
2.pada bahasa :menoleh kearah bunyi atau suara,bicara satu silabel,meniru bunyi kata-kata.
3.pada adaptif,motorik halus:anak dapat mengikuti arah,meraih,mengamati,
4.pada motorik kasar:anak dapat menumpu beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit tegak.

12. Riwayat nutrisi


bayi masih minum asi esklusif.

13. riwayat imunisasi


ibu pasien mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG,polio,{1,2},DPT{1,2},dan
sekarang akan mendapatkan imunisasi DPT III.

3. Pemeriksaan fisik
A.keadaan umum:

Kesadaran :compos mentis.

Penampilan :pasien tampak sehat.

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah:- nadi:104 kali permenit. Pernafasan:50 kali permenit.

Berat badan :7000 gram. Panjang badan :64 cm.

4. Aktifitas sehari-hari
-ibu pasien mengatakan bayi di beri minum dengan asi esklusif.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2
jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.

5. Data psikologi,social dan spiritual


a. Kesehatan psikologi/mental
1. Pola interaksi
Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berinteraksi dengan ia dari pada ayahnya.
2. Pola emosi
Ibu pasien mengatakan anak menangis apabila di pegang oleh orang tidak ia kenal.
3. Pola pertahanan keluarga
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah anak
pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.
b. Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.
c. Aspek spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan di
mesjid.
d. Therapy
Akan di berikan vaksin DPT III:0,5 {v/im}
b.pengelompokkan data

a.data subjektif

-ibu pasien mengatakan kesehatan anaknya secara umum baik-baik saja.

-ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.

- ibu pasien mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi


BCG,polio,{1,2},DPT{1,2},dan sekarang akan mendapatkan imunisasi DPT III.

-ibu pasien mengatakan bayi di beri minum dengan asi esklusif.

-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.

-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.

-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2
jam.

-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.

- Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.

-Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berinteraksi dengan ia dari pada ayahnya.

-Ibu pasien mengatakan anak menangis apabila di pegang oleh orang tidak ia kenal.
-Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah anak
pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.

-Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.

-Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan di
mesjid.

-Akan di berikan vaksin DPT III:0,5 {v/im}

b.data objektif

- Berat badan lahir:3500 gram

-Berat badan sekarang:7000 gram.

-Panjang badan lahir:50cm

-Panjang badan sekarang:64 cm

-pada personal social:pasien sudah dapat menggapai mainan.


-pada bahasa :menoleh kearah bunyi atau suara,bicara satu silabel,meniru bunyi kata-kata.
-pada adaptif,motorik halus:anak dapat mengikuti arah,meraih,mengamati,
-pada motorik kasar:anak dapat menumpu beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit tegak.
-bayi masih minum asi esklusif.
- Kesadaran :compos mentis.
-Penampilan :pasien tampak sehat.
Tanda-tanda vital :
-Tekanan darah:- nadi:104 kali permenit. Pernafasan:50 kali permenit.
-Berat badan :7000 gram. Panjang badan :64 cm.
-.bayi lahir dengan apgar score:pada menit pertama: 7 ,pada menit kedua :8 dan pada menit
ketiga: 9.

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DO:pada personal social:pasien Pertumbuhan dan kesejahteraan
sudah dapat menggapai mainan. perkembangan anak yang
-pada bahasa :menoleh kearah normal sesuai dengan
bunyi atau suara,bicara satu usianya.
silabel,meniru bunyi kata-kata.
-pada adaptif,motorik halus:anak
dapat mengikuti
arah,meraih,mengamati,
-pada motorik kasar:anak dapat
menumpu beban pada kaki,dada
terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala
bangkit tegak.
-nadi:104kalipermenit.
-Pernafasan:50 kali permenit.
-Berat badan :7000 gram.
-Panjang badan :64 cm.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL PARAF


DI TEMUKAN TERATASI
1 Kesejahteraan berhubungan dengan 26 juni 2015 - M
Pertumbuhan dan perkembangan anak A
yang normal sesuai dengan usianya R
ditandai dengan :pada personal I
social:pasien sudah dapat menggapai
mainan.
-pada bahasa :menoleh kearah bunyi atau L
suara,bicara satu silabel,meniru bunyi kata- E
kata. N
-pada adaptif,motorik halus:anak dapat A
mengikuti arah,meraih,mengamati,
-pada motorik kasar:anak dapat menumpu
beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit tegak.
-nadi:104kalipermenit.
-Pernafasan:50 kali permenit.
-Berat badan :7000 gram.
-Panjang badan :64 cm.

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DATA DIAGNOSA NOC NIC PARAF


KEPERAWATAN
1 :pada personal Kesejahteraaan setelah 1.pantau M
social:pasien sudah berhubungan dengan dilakukan tumbuh A
dapat menggapai pertumbuhan dan asuhan kembang anak R
mainan. perkembangan anak keperawatan 2.beritahu I
-pada bahasa :menoleh yang normal sesuai selama 15 hasil A
kearah bunyi atau usianya. menit ibu pemeriksaan
suara,bicara satu dapaat anak kepada
silabel,meniru bunyi mengenai ibunya L
kata-kata. (memahami 3.stimulasi E
-pada adaptif,motorik tumbuh pertumbuhan N
halus:anak dapat kembang anak) perkembangan A
mengikuti dengan criteria 4.pemberian
arah,meraih,mengamati, hasil: imunisasi
-pada motorik -ibu mengenai dasar
kasar:anak dapat apa yang 5.pertumbuhan
menumpu beban pada dijelaskan dan
kaki,dada terangkat perawat perkembangan
menumpu -ibu dapat anaknya sesuai
lengan,membalik,dan memantau usia.
kepala bangkit tegak. tumbuh
-nadi:104kalipermenit. kembang
-Pernafasan:50 kali anaknya
permenit.
-Berat badan :7000
gram.
-Panjang badan :64 cm.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


1 26/07/2015 Mengobservasi tumbuh kembang Pukul:10.30 M
08.30 anak meliputi S:-Ibu mengatakan sudah A
-motorik halus mengerti tumbuh dan R
-motorik kasar perkembangan anak usia I
-personal social anaknya.
-bahasa O:-Hasil pemeriksaan
anakl tumbuh dan L
2 09.00 Memberitahu hasil pemeriksaan berkembangnya sesuai E
anak pada ibunya bahwa tumbuh dengan usianya N
kembang anak nya sesuai dengan -Anak dapat A
usia nya melakukanstimulasi
sesuai usianya
09.10 Menganjurkan ibu agar tetap A:Masalah kesejahteraan
memberikan stimulasi kepada teratasi ditandai denagan
anaknya seperti: anak tumbuh dan
-sering mengasah bicara anak berkembang sesuai
-lebih memperhatikan tumbuh dengan anaknya.
kembang anak P: Pertahankan Renpra
DAFTAR PUSTAKA
Berhrman,Kliegman,&Arvin.2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Jakarta.Buku Kedokteran
EGC.
Carpenito,Lynda Juall.2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi8.Jakarta: EGC
Hidayat,A.Z.2011.PengantarIlmuKesehatanAnakuntukPendidikanKebidanan.Jakarta.Salemb
a Medika.
Kriteria Hasil NOC.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Muscari,Mary.E.2005.Keperawatan Pediatrik.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Supartini.2004.KonsepDasarKeperawatanAnak.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih.1995.TumbuhKembang Anak.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Wong,D.L,dkk.2004.Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik.Jakarta.Buku Kedokteran
EGC.

DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANGAN ST.THERESIA KAMAR 22-1

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN,20 JUNI 2015


D

OLEH:

MARIA LENA BR SITANGGANG


012013023

DOSEN PEMIMBING:
Sr.M.ANCILLA SARAGIH,FSE.Skep,NS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

T.A.2015/2016

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan suatu penyakit dengan frekuensi kedua terbanyak di seluruh dunia setelah
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Perkiraan para peneliti, penyakit diare ditemukan
sekitar satu milyar kasus pertahun dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak-anak di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Hasil survei Program Pemberantasan (P2)
Diare di Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000
sebesar 301 per 1000 penduduk dengan episode diare balita adalah 1,0 – 1,5 kali per tahun.
Tahun 2003 angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 per 1000 penduduk dan
merupakan penyakit dengan frekuensi KLB (Kejadian Luar Biasa) kedua tertinggi setelah
DBD (Demam Berdarah Dengue). Survei Departemen Kesehatan pada tahun 2003
mendapatkan bahwa penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita,
nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur.

Diare adalah buang air besar (defekasi) encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut merupakan diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari. Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain
infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan, dan lain-lain. Diare
dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain :

Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik ;

Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik ;

Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi; dan lain-lain. Yang berperan pada terjadinya diare
akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal (agent) dan faktor pejamu (host). Diagnosis
diare akut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dehidrasi perlu diwaspadai karena merupakan salah satu penyebab kematian pada pasien
diare. Penentuan derajat dehidrasi sangat perlu dilakukan untuk menentukan seberapa besar
terapi cairan yang diberikan.

Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari rehidrasi (cairan oralit osmolaritas
rendah), diet, zink, antibiotik selektif (sesuai indikasi), dan edukasi kepada orang tua pasien.
Selain itu, beberapa randomized controlled trials (RCT) dan meta-analisis menyatakan bahwa
probiotik efektif untuk pencegahan primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare.
Mekanismenya secara singkat yaitu dengan meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di
dalam lumen saluran cerna, sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri
probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk
bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus dan akhirnya kolonisasi bakteri
patogen tidak terjadi. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pemanfaatan
probiotik untuk mengobati diare akut pada bayi dan anak.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Pengertian Diare


b. Untuk mengetahui Etiologi Diare
c. Untuk mengetahui Patofisiologi
d. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Diare
e. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
f. Untuk Mengetahui Pencegahan Diare

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.KONSEP MEDIS

2.1 pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat.

Diare sesuaidengan defenisi hippocrates, maka diare adalah buang air besar dengan frekuensi
yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Nelson
dkk,1969; Morley, 1973) berpendapat bahwa istilah gastroenteritis hendakny dikesampingkan
saja, karena memberikan kesan terdapatnya suatu radang sehingga selama ini penyelidikan
tentang diare cenderung lebih ditekankan pada penyebabnya.

Diare akut : Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi yang lebih
lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari
2 minggu.

Diareadalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari (WHO 1980).Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

2.2 Etiologi

1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus),

parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).

3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.

4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak

kutang matang.

5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas

2.3 Patofisiologi

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain :

1). Osmolaritasintraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik ;


2). Sekresi cairan dan elektrolitmeninggi, disebut diare sekretorik ;

3). Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi ;

4).Malabsorbsi asam empedu ;

5). Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif dienterosit;

6). Motilitas dan waktu transit usus abnormal ;

7). Gangguan permeabilitas usus;

8).inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik.

Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas tiga tingkatan:

a. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2 – 3% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
b. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5 – 8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat (hilang cairan 8 – 10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah
kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.

2.4 Manifestasi Klinik

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia,
nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa
rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran
yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering,
tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat


berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga
frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan
tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena
kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan tinja.

Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan
dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.

b. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

2.6 Pencegahan Diare


Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:

a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
sebelum makan,

setelah buang air besar,

sebelum memegang bayi,

setelah menceboki anak dan

sebelum menyiapkan makanan;

b . M i n u m a i r m i n u m s e h a t a t u a i r ya n g t e l a h d i o l a h

c . Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga(lalat, kecoa,
kutu, lipas, dan lain-lain);
d. membuang air kecil atau air besar sebaiknya pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik. Menurut WHO (1995), orang dapat mencegah diare bila
mereka memahami disebabkan oleh apa diare itu dan bagaimana serta tindakan apa yang
dapat dilakukan terhadap penyakit itu. Mereka dapat menghentikan diare dan menyelamatkan
anak dari kematian akibat penyakit ini bila mereka belajar bagaimana mengobati diare, maka
orang-orang harus mengetahui:

- air yang diambil dari empang sungai atau sumber air yang telah dikotori oleh manusia,
hewan dll itu mengandung bibit penyakit diare

-bahwa makanan aka membawa bibit penyakit bila tidak segar, ditinggaldi tempat hangat,
dihinggapi lalat, serangga, tikus dan binatang lain.

-bahwa makanan dapat membawa bibit penyakit diare bila makanan itutidak dicuci dengan
baik setelah berak dan atau setelah bekerja.

1. Penanganan diare di rumah tangga


Langkah-langkah tersebut dirangkum dalam empat rencana terapi sebagai berikut:

1. Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan yang cair dan atau air
matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik
diberikan oralit dan air matang daripada makanan cair.Berikan larutan ini sebanyak anak mau
dan teruskan hingga diare berhenti.

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang
kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada
anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama
klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya .

2. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.

5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan
sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan
Kenaikan BB karena umur 1 -3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm
(rata-rata 8 cm) pertahun.

Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.

Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 – 16 buah.Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

b. Perkembangan

– Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta
diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana,
hubungna interpersonal, bermain).

– Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui
dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over
protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

– Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3
tahun :

1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)

2. Meniru membuat garis lurus (GH)

3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

4. Melepasa pakaian sendiri (BM)


9. Pemeriksaan Fisik

pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,

keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih

Mata : cekung, kering, sangat cekung

Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)

Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .

Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 derajat
celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt,
kemerahan pada daerah perianal.

Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.

Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

10. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium :

Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida Serum elektrolit : Hipo natremi,
Hipernatremi,hipokalemi.
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun)
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumoni

2.Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif

2. Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuh b/d output yang berlebihan

3. nyeri akut b/d diare (hiperperistalsis)

Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan Kekurangan volume cairandapatteratasidalamwaktu Ma
volume cairanaktif 2X24 jam dengankriteria:
-tin
-frekuensinadidaniramajantungdalamrentang normal
-ub
-frekuensidaniramanafasdalamrentang normal
-be
-elektrolit serum dalambatas normal
-ten
dan

2. Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuh Asupanmakanandancairandapatterpenuhidalamwaktu 2x Ma
b/d output yang berlebihan 24 jam yang dibuktikandengan:
-ten
-asupanmakanan oral adekuat
-be
-nutrisi parenteral adekuat
-be

-di
pem
ade

-su
3. nyeriakut b/d diare (hiperperistalsis) Menunjukantingkatnyeriberkurangatauhilangdalamwaktu Ma
2x 24 jam yang dibuktikandengan:
-
-tidakadagelisah Aja
yan
-tidakadamerintihdanmenangis
-lak
ekspresinyeripadawajahringan/tidakada
-lak
pasienmelaporkannyeriberkurangatauhilang
-di

BAB III
TINJAUAN KASUS

A.PENGKAJIAN
I.BIODATA

A.Identitas anak:

12. Inisial anak :An.A


13. Tempat ,tanggal,lahir :Nias,16 mei 2014
14. Jenis kelamin :perempuan
15. Agama :protestan
16. Pendidikan :-
17. Alamat :jln.binjai
18. Tgl masuk :20 juni 2015
19. Tgl pengkajian :21 juni 2015
20. Diagnosa medis :gastroenteritis akut
21. No RM :00-33-82-34
22. Dokter yang merawat : prof,bistok,saing.

B.Identitas orang tua

1. Ayah

h) Nama :Tn.A
i) Usia :30 thn
j) Pendidikan :SMA
k) Pekerjaan :pegawai swasta
l) Agama :protestan
m) Alamat : jln.andalas raya no.10 binjai

2. Ibu

a) Nama :Ny.A
b) Usia :31 thn
c) Pendidikan :AMK
d) Pekerjaan :pegawai swasta
e) Agama :protestan
f) Alamat : jln.andalas raya no.10 binjai

C. GENOGRAM

Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek maupun
nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien
mempunyai 2 saudara kandung ,ibu pasien mengatakan pasien adalah anak kedua dari 3
bersaudara,kakak pasien berumur 5 tahun dengan keadaan sehat,pasien berumur 1 tahun yang
sedang mengalami diare,dan adik pasien berumur 2 bulan,dalam keadaan sehat.

D.Pengkajian Dasar

a.Pengumpulan data
1. pola manajemen kesehatan-persepsi terhadap kesehatan

a.ibu pasien mengatakan kesehatan anaknya secara umum baik-baik saja.

b.ibu pasien mengatakan anak dibawa kerumah sakit karena pasien sejak 2 hari yang lalu
mencret dengan buang air besar cair,berbau,berampasZ dengan frekuensi 6 kali/hari,dan ibu
berharap bahwa anaknya akan cepat sembuh.

2.pola nutrisi metabolik

a.ibu pasien mengatakan anak selalu menghabiskan makananya,dan pada umur 6 bulan anak
sudh di beri minum susu formula,dan di beri makan biscuit.

b.ibu pasien mengatakan sejak sakit anak menjadi tidak selera makan,dan setiap di berikan
makan atau minum anak langsung muntah.

3. pola eliminasi

a.ibu pasien mengatakan biasanya anaknya buang air besar 2 kali/hari,berwarna


kuning,lembek.dan buang air kecil 5 kali/hari,berwarna kuning,dan bau khas urine.

b.ibu pasien mengatakan sejak sakit pasien buang air besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air kecil 5 kali/ perhari.

4.pola aktivitas latihan

a.ibu pasien mengatakan anak sudah bisa minum dengan cangkir sendiridan bermain bola
sendiri di rumah.

b.ibu pasien mengatakan anak sudah bisa bicara 3 kata.

5. pola tidur dan istirahat

a.ibu pasien mengatakan anak tidur 9 jam pada saat malam hari,dan 2 jam pada saat siang
hari.

6. pola persepsi-kognitif

a.Ibu pasien mengatakan anak tidak pernah menggunakan alat bantu penglihatan maupu
pendengaran.

7. pola persepsi-konsep diri


a.Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya suka bermain bersama kakak dan adiknya di rumah.

8.pola peran – hubungan

a.Ibu pasien mengatakan anaknya mempunyai kebiasaan tidur dengan boneka


kesayangannya,kalau tidak ada boneka kesayangannya anak tidak bias tidur.

9.pola seksual reproduksi

a.ibu pasien mengatakan anak tidak pernah mengalami kelainan pada organ alat
genitalianya,dan labia mayor pasien sudah menutupi labia minoranya.

10.pola koping-toleransi

a.ibu pasien mengatakan apabila ada orang yang mengambil boneka kesayanganya ia hanya
diam saja.

11.pola nilai kepercayaan

a.ibu pasien mengatakan anak sering di bawa kegereja bersama kakak dan adiknya.

E. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum :anak sedang mengalami sakit sedang.


2. Kesadaran :compos mentis
3. Tanda-tanda vital :TD:90/50Mmhg. Nadi:112kali/ menit
pernafasan:26 kali permenit,suhu:38.c
4. Kulit :kulit tampak tidak sianotik/ikterik,tugor kulit kembali lama 3
detik
Pada punggung tangan dan daerah abdomen.,tampak tidak ada lesi,peristaltik 40 kali
permenit.
5. Kepala :inspeksi:keadaan rambut merata tumbuh di sekitar kepala
rambut berwarna hitam,rambut tampak tidak rontok.
6. Muka :muka tampak simetris,tampak tidak ada kelainan,bentuk
wajah tampak bulat,ekspresi wajah tampak lemah.
7. Mata :inspeksi:pada mata tidak tampak adanya odema,dan radang,
Sclera tisdak ichteric,conjungtiva tidak ada radang da anemis,pupilnisokor,dan ada refleks
pupil terhadap cahaya,kelopak mata menutup dengan baik,keadaan bulu mata teraturm,anak
dapat meenyebutkan huruf E kearah mana saja.palpasi:bola mata tampak kenyal.
hidung dan sinus:inspeksi:lubang hidung simetris antara kiri dan kanan,tidak ada peradangan
maupun odema,dan tidak ada sputum.
8. Telinga :inspeksi:posisi telinga simetris kiri dan kanan,dan sejajar
Dengan mata,aurikel tidak ada kelainan,dan pada lubang telinga tampak tidak ada serumen.
9. Mulut :inspeksi:keadaan gigi utuh,20 buah,karang gigi,dan karies gigi
Tidak ada,lidah bersih,bibir tidak pucat,tidak kering,mulut tidak bau.
10. Tenggorokan :tampak tidak ada peradangan.
11. Leher :inspeksi;kelenjar tiroid tampak tidak ada pembesaran,
palpasi:tampak tidak ada kaku kuduk,dan tidak ada pembesaran pada limfe.
12. Thorax :inspeksi:bentuk dada simetris,irama pernafasan
teratur,pengembangan dada teratur pada dada kanan dan kiri,tipe pernafasan dada.
13. Jantung :inspeksi:ictus cordis tidak ada pembesaran pada jantung.
14. Abdomen :inspeksi:perut tampak simetris,dan tak tampak adanya
odema,tidak ada luka,tidak ada nyeri tekan,kulit pada adomen kembali lambat 3 detik.
15. Genitalia dan anus :inspeksi:labia mayora tampak menutupi labia minora,anus
tampak
lecet,berwarna kemerahan .
16. Ekstermitas atas :a. motorik
Aktivitas pasien sesuai dengan di pola aktivitas dan latihan.
Hasil laboratorium tgl:20 juni 2015 jam:10.00

Nama hasil normal

Leucocyte 6,110/mm3 3.6-11.0

Erytrosit 4,6610/mm3 3.8-5.2

Hematocrit 12,3g/dl 1.7-15.5

Mean corpuscular hemoglobin 36,3% 35-47

Mean corpuscular hemoglobin concetrat 78/mm3 80-100

Rdw 16.4 34-36

Plt 53.9g/dl 6.0-10.00


b.pengelompokkan data:

A.data subjektif

- ibu pasien mengatakan anak dibawa kerumah sakit karena pasien sejak 2 hari yang lalu
mencret dengan buang air besar cair,berbau,berampasZ dengan frekuensi 6 kali/hari.

- ibu pasien mengatakan sejak sakit anak menjadi tidak selera makan,dan setiap di berikan
makan atau minum anak langsung muntah.

- ibu pasien mengatakan sejak sakit pasien buang air besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air kecil 5 kali/ perhari.

-ibu pasien mengatakan anus tidak langsung di bersihkan pada saat anak bab.

B.data objektif

-keadaan anak tampak lemah.

- TD:90/50Mmhg. Nadi:112kali/ menit,pernafasan:26 kali permenit,suhu:38.c

- tugor kulit kembali lama 3 detik,Pada punggung tangan dan daerah abdomen.

- peristaltik 40 kali permenit.

-anus tampak lecet,berwarna kemerahan .

-anak tampak tidak selera makan dan ada rasa mau muntah setiap mau makan dan minum.

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROLEM


1 DS:-ibu pasien mengatakan sejak Kehilangan cairan Kekurangan volume
sakit pasien buang air besar 6 aktif,darigastrointestial cairan
kali/hari,dengan konsistensi melalui feces atau
cair,berampas,dan berbau,dan buang muntahan.
air kecil 5 kali/ perhari.
DO:-tugor kulit kembali lama 3
detik,Pada punggung tangan dan
daerah abdomen.
- peristaltik 40 kali permenit.
- anak tampak tidak selera makan dan
ada rasa mau muntah setiap mau
makan dan minum.

2 DS:-ibu pasien mengatakan sejak anoreksia Ketidakseimbangan


sakit pasien buang air besar 6 nutrisi kurang dari
kali/hari,dengan konsistensi kebutuhan tubuh
cair,berampas,dan berbau,dan buang
air kecil 5 kali/ perhari.
- ibu pasien mengatakan sejak sakit
anak menjadi tidak selera makan,dan
setiap di berikan makan atau minum
anak langsung muntah.

DO:-pasien tampak lemah,tak


bersemangat.
- peristaltik 40 kali permenit

3 DS:- ibu pasien mengatakan anus Kelembapan Kerusakan integritas


tidak langsung di bersihkan pada saat kulit
anak bab.
DO:- -anus tampak lecet,berwarna
kemerahan .

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama /umur ;AN.A/1 tahun dr.yang merawat ;Pof.bistok saing


Kamar /ruangan :st.theresia/22-1 no rm :00-33-82-34
Diagnose media :gastroenteritis
akut

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL PARAF


DX DITEMUKAN TERATASI
1 Kekurangan volume cairan berhubungan 21 juni 2015 M
dengan Kehilangan cairan A
aktif,darigastrointestial melalui feces atau R
muntahan ditandai dengan ibu pasien I
mengatakan sejak sakit pasien buang air
besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air A
kecil 5 kali/ perhari. L
tugor kulit kembali lama 3 detik,Pada E
punggung tangan dan daerah abdomen,dan N
peristaltik 40 kali permenit,anak tampak A
tidak selera makan dan ada rasa mau muntah
setiap mau makan dan minum.

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia,ditandai dengan ibu pasien
mengatakan sejak sakit pasien buang air
besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air
kecil 5 kali/ perhari.
ibu pasien mengatakan sejak sakit anak
menjadi tidak selera makan,dan setiap di
berikan makan atau minum anak langsung
muntah,dan pasien tampak lemah,tak
bersemangat,peristaltik 40 kali permenit
3 Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kelembapan ditandai dengan ibu
pasien mengatakan anus tidak langsung di
bersihkan pada saat anak bab,dan anus
tampak lecet,berwarna kemerahan .

RENCANA KEPERAWATAN

Nama /umur ;AN.A/1 tahun dr.yang merawat ;Pof.bistok saing


Kamar /ruangan :st.theresia/22-1 no rm :00-33-82-34
Diagnose media :gastroenteritis
akut

DATA DIAGNOSA NOC NIC PAR


KEPERAWATA AF
N
ibu pasien Kekurangan Kekurangan volume cairan Manajemen M
mengatakan volume cairan akan teratasi dalam waktu 2 hipovolemia A
sejak sakit berhubungan kali 24 jam,di buktikan -berikan cairan R
pasien buang air dengan dengan hidrasi yang adekuat secara bergantian I
besar 6 Kehilangan cairan dengan indicator: dengan rendah A
kali/hari,dengan aktif,darigastrointe -suhu:36-37.c natrium,sep:asi,susu
konsistensi stial melalui feces -bab 2 kali formula setiap kali
cair,berampas,da atau muntahan perhari,konsistensi anak mencret atau L
n berbau,dan lembek,dan bau khas feces. sesering mungkin. E
buang air kecil 5 -muntah tidak ada. -jika anak tidak mau N
kali/ perhari. -urine cukup atau minum atau muntah A
DO:-tugor kulit normal,500cc,perhari terus,segera
kembali lama 3 -tugor kulit kembali cepat<2 kolaborasi dengan
detik,Pada detik. dokteruntuk
punggung tangan pemberian cairan
dan daerah infuse dan
abdomen. pemberian preperat
- peristaltik 40 anti mikroba sesuai
kali permenit. dengan program
- anak tampak dokter.
tidak selera -instruksikan kepada
makan dan ada keluarga agar
rasa mau muntah menghindari cairan
setiap mau jernih
makan dan seperti:jus,minuman
minum. bersoda,dan banyak
mengandung hidrat
arang.
Pemantauan cairan:
-pantau terus intake
dan output pasien.
-timbang berat
badan anak setiap
hari.
-pantau status
hidrasi pasien,yaitu
tanda-tanda vital
pasien.
- berikan makanan
seperti biasa
selamamakan
tersebut dapat di
toleransi untuk
program kesehatan
pasien.
DS:-ibu pasien Ketidakseimbanga Ketidak seimbangan nutrisi Manajemen nutrisi: M
mengatakan n nutrisi kurang akan terpenhi dalam waktu -timbang berat A
sejak sakit dari kebutuhan 48 jam,dibuktikan dengan badan pasien secara R
pasien buang air tubuh hidrasi yang adekuat dengan interval. I
besar 6 berhubungan indicator: -ketahui makanan A
kali/hari,dengan dengan anoreksia - anak tampak selera makan. kesukaan pasien.
konsistensi -pasien Bab 2 kaliperhari. -berikan pasien
cair,berampas,da -reaksi muntah hilang. makanan dan
n berbau,dan -pasien tampak bersemangat. kudapan yang L
buang air kecil 5 -peristaltik usus 15-20 kali bergizi. E
kali/ perhari. permenit. -tawarkan hygiene N
- ibu pasien mulut sebelum A
mengatakan makan.
sejak sakit anak -instruksikan pada
menjadi tidak ibu pasien dan
selera makan,dan keluarga untuk
setiap di berikan menyediakan makan
makan atau yang sehat,bergizi
minum anak dan tidak mahal.
langsung -kolaborasi dengan
muntah. ahli gizi dalam
menentukan
DO:-pasien asupupan gizi yang
tampak sesuai dengan
lemah,tak keutuhan pasien.
bersemangat. -kolaborasi dengan
- peristaltik 40 dokter dalam
kali permenit pemberian
penstimulasi nafsu
makan pasien.
DS:- ibu pasien Kerusakan Kerusakan integritas kulit Manajemen M
mengatakan anus integritas kulit akan berkurang setelah di perawatan luka: A
tidak langsung di berhubungan lakukan tindakan -ubah dan atur posisi R
bersihkan pada dengan keperawatan dalam waktu pasien secara teratur. I
saat anak bab. kelembapan 48 jam,di buktikan dengan -pertahankan a A
DO:- -anus indicator: Jaringan sekitar
tampak -daerah anustampak tidak terhindar dari
lecet,berwarna lembab kelembapan.
kemerahan -daerah anus tidak berwarna -anjurkan kepada ibu
kemerahan. dan keluarga pasien
-ibu pasien akan untuk mengamati L
membersihkan daerah anus daerah luka,atau E
pasien dengan kain anus yang lecet,dan N
lembab,dan kering. perubahan kulit pada A
anus pasien.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama /umur ;AN.A/1 tahun dr.yang merawat ;Pof.bistok saing


Kamar /ruangan :st.theresia/22-1 no rm :00-33-82-34
Diagnose media :gastroenteritis
akut

Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf


/pukul dx
21-06- 1 1. memberikan oralit 1 gelas,anak hanya Pukul:13.40
2015 minum 124 cc,dan langsung di S:-keluarga mengatakan
09.10 muntahkan. masih mencret,namun M
2. memasang infuse kaen 1B,30 sudah berkurang sejak A
tts/menit,segera memberitahu dokter dan pukul 09.00 wib tadi. R
10.30 menanyakan obat selanjutnya dan dokter -muntah sudah berkurang I
elum dapat di hubungi. hanya 1 kali muntah.
3. memberitahu keluarga agar mengikuti
pengobatan yang di berikan oleh O :-suhu:37.c
dokterdan untuk memantau intake dan -urine 100 cc.
10.40 out supaya anak cepat sembuh,dan - muntah 150 cc. L
keluarga mengikuti anjuran perawat. -tugor kulit kembali dalam E
4. menginstruksikan kepada ibu pasien dan 3 detik. N
keluarga agar pasien tidak A
mengkonsumsi cairan jernih seperti jus. A :masalah kekurangan
5. mengontrol tetesan infuse volume caira belum
pasien,tetesan infuse berjalan dengan teratasi.
lancar 30 tts permenit,dan
memberitahukan kepada keluarga agar P :lanjutkan rencana
memberitahu perawat apabila cairan tindakan keperawatan
infuse habis. ,control intake dan out put
6. memberikan anak minum,anak minum pasien.
11.30 500cc,muntah tidak ada,kencing lebih -pantau keadaan umun
kurang100 cc,feces cair,berampas lebih pasien.
kurang200cc.
7. memantau status hidrasi pasien dengan
mengontrol tanda-tanda vital pasien: td
12.00 :95/65 mmhg,nadi:105kali
permenit,suhu:37.c,membrane mukosa
13.30 mulut,dan bibir kering.
8. memberikan anak minum air putih
minimal 125cc.
9. mengkaji kembali intake dan out put
pasien,
Intake:200cc infuse+500 cc air putih+300cc
bubur:1000cc.
Out put:urine 100 cc+muntah 150 cc+500
ccbab,mencret:750cc. intake dan out put tidak
seimbang.
22-06- 2 1. Menganjurkan pasien untuk mencuci Pukul : 13.40
2015 mulut dan membantu pasien untuk S:-ibu pasien mengatakan M
07.30 membersihkan mulutnya,pasien tampak anaknya masih ada reflex A
antusias mengikuti anjuran perawat. muntah 1 kali pada saat R
07.40 2. Menimbang berat badan pasien bb stelah makan siang. I
pasien 12 kg. -ibu pasien mengatakan A
08.00 3. Menyajikan makan pagi pasien dan anak pasien tampak tidak
menganjurkan pasien makan.pasien selera makan.
tampak sedang makan. L
08.20 4. Mengontrol makan pasien,pasien O:-anak tampak lemah. E
tampak menghabiskan makanan ½ porsi. -Reaksi muntah masih N
10.00 5. Mengajarkan dan menjelaskan kepada ada 1 kali saat setelah A
keluarga mengenai makanan bergizi dan makan siang
tidak harus mahal,dan menganjurkan -peristaltik usus 28 kali
pasien untuk memasak makanan permenit.
kesukaan pasien,ibu dan keluarga
tampak antusias dalam menyediakan A:masalah
kudapan untuk pasien. ketidakseimbangan nutrisi
11.00 6. Menghubungi ahli gizi dan belum teratasi.
berkolaborasi dalam mendiskusikan
makanan yang sesuai dengan selera P:lanjutkan rencana
pasien,dan sesuai dengan penyakit keperawatan:
pasien.ahli gizi setuju akan memberikan -pantau keadaan umun
kudapan dan makanan sesuai dengan pasien.
kebutuhan pasien. -kolaborasi dengan dokter
11.00 7. Menyajikan makan siang pasien,dan dalam pemberian obat
menganjurkan pasien makan.pasien penambah nafsu makan
mengikuti anjuran perawat. pasien.
11.30 8. Mengontrol makan pasien,pasien masih
tampak hanya dapat menghabiskan
makanan ½ porsi,dan minum sedikit 200
cc,dan ada reaksi muntah lebih kurang
200 cc.
13.00 9. Berkolaborasi dengan dokter mengenai
obat atau vitamin yang dapat
menstimulasi selera makan pasien.
Dokter mengenjurkan untuk
memberikan scot imultion 50 cc setiap
sebelum atau setelah makan.dan perawat
melaksanakannya.
10. Mengontrol kembali keadaan
pasien,peristaltic usus pasien 28 kali
permenit,pasien masih tampak lemas.
23-06- 3 1. Mengubah posisi pasien secara
2015 teratur,setiap 2 jam agar anus pasien Pukul : 13.40
08.00 tetap kering,dan pasien dan keluarga A:-ibu pasien mengatakan
mengukuti instruksi perawat . bahwa daerah anus sudah
09.00 2. Memperhatikan keadaan kulit bagian tidak lembab lagi. M
anus pasien,pasien tampak mengikuti - Ibu pasien A
instruksi. mengatakan ibu R
11.00 3. Mengeringkan bagian anus apabila pasien mengatakan I
lembab.,dan pasien mengikuti instruksi bahwa ia sudah A
perawat. mengetahui
13.00 4. Menganjurkan ibu pasien dan keluarga bagaimana cara
untuk memperhatikan keadaan anus,dan membersihkan L
mengajarkan ibu bagaimana cara daerah. E
membersihkan daerah anus. O :-daerah anus tampak N
13.10 5. Kolaborasi dengan dokter dalam tidak lembab lagi. A
pemberian obat salep untuk daerah anus -daerah anus masih
yang lembab. tampak ke merahan.
13.20 6. Mengontrol kembali keadaan
pasien,kulit bagian anus pasien tampak A :masalah kerusakan
masih berwarna kemerahan. integritas kulit belum
teratasi.
P : lanjutkan rencana
keperawatan ,kaji keadaan
kulit pada bagian anus
pasien.

Daftar Pustaka

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa KeperawatanAplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.


Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

You might also like