Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
DOSEN PEMIMBING:
Sr.M.ANCILLA SARAGIH,FSE.Skep,NS
T.A.2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.KONSEP MEDIS
a.pengertian
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya tumbuh
menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur
tulangdan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil
antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang
unik dan hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Diantara sekian banyaknya imunisasi yang diperlukan anak, satu diantaranya adalah
imunisasi BCG.
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC
pada selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau TBC tulang. Imunisasi
BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi
pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0 –
11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 – 3 bulan, kemudian cara
pemberian imunisasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus
pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.
3) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari makanan
bergizi
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak
5) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola
anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga
c. Periode Perkembangan
Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan organ dan
system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi itu memberi dampak pada
pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan
social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6 tahun. Toddler
menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan
fisik lebih lambat dan relative menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih
meningkat daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual
dengan perkembangannya organ reproduksi.
d. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkem–bangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini sehingga setiap kelainan/penyimpangan
seksual apapun. Apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan
mengurangi kualitas perkembangan.
Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanagn anak
balita yaitu :
1. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh
dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat missal: ketrampilan
menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan.
4. Gross motor (motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “Milestone” pokok
yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah
tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu misalnya:
a. 4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemuadian.
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara.
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari telunjuk dan
ibu jari.
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal.
B. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Nama
b. Alamat
c. Telepon
d. Tempat dan tanggal lahir
e. Ras/kelompok entries
f. Jenis kelamin
g. Agama
h. Tanggal wawancara
i. Informan
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya,
namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan,
tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi
sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara
langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi.
Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara
waktu, atau tidak diberikan sama sekali.
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika saat ini
kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan
tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk
mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga
dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai
penyakitnya.
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan sebelumnya yang
pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian
imunisasi.
c. Alergi.
d. Pengobatan terbaru.
f. Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula dikaji
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi
serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan
secara langsung pada anak ataupun keluarganya).
a. Menyeluruh/umum
b. Integument
c. Kepala
d. Mata
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
j. Dada
k. Respirasi
l. Kardiovaskuler
m. Gastrointestinal
n. Genitourinaria
o. Ginekologik
p. Muskuluskeletal
q. Neurologik
r. Endokrin
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki kecenderungan
terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota
keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok
dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan keluarga saat anak mengalami
sakit.
Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada riwayat
imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada
anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk
mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta diperlukan keterlibatan keluarga
yang dapat memberikan dukungan mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam
menghadapi imunisasi.
Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai anggota
keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga memahami
tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu jika
keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting yang diperlukan
untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu
memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan
kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.
Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam
kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat
dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi
meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
b. Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak menjadi
kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama, tetapi untuk pendekatan
agar anak tidak takut sehingga memudahkan pemeriksaan.
c. Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak menakutkan anak.
d. Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan
mengurangi rasa takut dari anak yang lain.
e. Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak mengenai
hal-hal yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri kesempatan anak untuk
membantu proses pemeriksaan.
f. Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di pangkuaan orang
tua.
g. Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak yang lain
agar tidak takut untuk diperiksa.
h. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui nasehat
petugas.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat sehingga memudahkannya
dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan kecemasan pada anak. Setelah
memahami prinsip-prinsip ini, berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal
yang perlu dikaji adalah
a. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi
TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya
dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan
anaknya dapat diperkirakan.
b. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan
bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat,
apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps,
partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh
kembang anak.
c. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan berat badan anak, hal yang perlu diperhatikan adalaah sebagai berikut:
1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup
pakaian dalam saja.
2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan
anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa
dipegangi.
3) Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya
lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan
anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.
6) Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu
apakah status gizi anak normal, kurang, atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga
dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berat badan anak berada pada
kurva berwarna hijau, kuning, atau merah.
Untuk menentukan tinggi badan, cara pengukurannya dikelompokkan menjadi untuk usia
kurang dari 2 tahun dan usia 2 tahun atau lebih. Pengukuran tinggi badan pada anak usia
kurang dari 2 tahun adalah sebagai berikut :
1) Siapkan papan atau meja pengukur. Tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran).
2) Baringkan anak terlentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada
meja (posisi ekstensi).
3) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan
meja pengukur), lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda
pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak
kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita
pengukur.
Sedangkan cara pengukuran tinggi badan pada anak usia 2 tahun atau lebih adalah sebagai
berikut :
1) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan
bokong, punggung, dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan
menempel pada alat pengukur.
2) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
c) Lingkar Kepala
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan terendah dari
kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal, berarti ukuran kepala
besar (macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran
kepala kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Adapun cara pengukuran lingkar kepala :
b. Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita bagian
antrior menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan hasilnya
Meskipun pengukuran lila jarang dilakukan, namun cara pengukurannya perlu diketahui :
1) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri,
yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan
pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada lengan kanan, sehingga
ukurannya lebih stabil.
2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita pengukur).
Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.
4) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.
e) Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan. Pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura
subternalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang
lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada
adalah sebagai berikut :
3) Catat hasil pengukuran pada KMS anak atau kartu yang disediakan.
d. Pemeriksaan fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas perlu
mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui
secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji.
Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara
pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara
khusus pada bagian ini.
e. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh
Soetjiningsih (1996).
f. Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di
klinik.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita,
terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
Menurut Moersintowarti (2002), pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat
badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit di
atasnya. Arah grafik harus naik dan sejajar mengikuti lengkungan jalur (kurva) berwarna
hijau. Sementara, pertumbuhan anak dikatakan ideal jika pertumbuhan yang ditetapkan
dengan pengukuran antropometri adalah BB/U; BB/M, dan lingkar kepala/U.
Perkembangan anak tergolong normal apabila umur dan kemampuan/kepandaian anak sesuai
dengan patokan yang berlaku. Berdasarkan Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang Balita, skor
yang diperoleh saat pemeriksaan harus berjumlah 9-10. Apabila menggunakan kalender balita
(KMS), maka kemampuan anak sesuai usia yang terdapat pada gambar. Sementara apabila
menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia.
Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.
Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh di
atas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Ukuran
antropometri lain yang mengikuti biasanya adalah lingkar lengan atas dan lingkar lengan
dada. Perkembangan anak mengalami penyimpangan apabila kemampuan kepandaian anak
tidak dicapai sesuai dengan usianya, sehingga anak mengalami keterlambatan. Pada tes
DDST, anak tidak dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya, atau pada gambar kalender
balita (KMS), kemampuan anak tidak sesuai dengan usianya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang
terjadi di lingkungan
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
peran sebagai orangtua baru
3. Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbang dan lingkungan.
4. Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh
kembangnya.
5. Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
6. Kesiapan meningkatkan status imunisasi b/d keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi
D. PERENCANAAN
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
a.pengumpulan data
I.BIODATA
A.Identitas anak:
a) Nama :Ny.L
b) Usia :22 thn
c) Pendidikan :SMA
d) Pekerjaan :ibu rumah tangga
e) Agama :islam
f) Alamat : jln.binjai
g) Hubungan dengan klien :ibu kandung.
C. GENOGRAM
Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek maupun
nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien adalah
anak pertama nya.
2.Pengkajian Dasar
a.Pengumpulan data
b.ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.
2.Sistem integumen
Rambut berwarna hitam,menyebar merata di atas kepala pasien,sutura pasien sudah menyatu
dan keras ,tekstur halus,tidak tampak adanya lesi,dan tidak tampak adanya kotoran di kulit
kepala.
2.kulit
Kulit kepala berwarna putih,tekstur halus,turgor kulit pada saat di cubit dapat kembali<2
detik.
3.kuku
Dasar kuku berwarna transparan,tekstur halus,bentuk cembung,tidak tampak adanya
sianosis,tidak tampak adanya kotoran,kuku pendek,pengisian kapiler baik,terbukti setelah
dilakukan penekanan dapat kembali <2 detik.
3. sistem penglihatan
mata kanan dan mata kiri simetris,konjungtiva berwarna merah muda,sclera berwarna
putih,kornea tampak jernih,pupil mengecil saat di ransang oleh cahaya,keadaan mata tampak
cembung,tidak tampak adanya serumen,pada kedua mata pasien.
4. system pendengaran
telinga kanan dan kiri pasien tampak simetris,tekstur halus,warnanya sama dengan warna
kulit,fungsi pendengaran pasien baik,tampak pada saat di panggil nama pasien,dan pasien
menoleh kea rah yang memanggil namanya.
5.sistem pernafasan
posisi hidung simetris,hidung kanan dan kiri,warna sama dengan warna kulit muka,tekstur
halus,tidak tampak adanya serumen di lubang hidung hidung pasien,pernafasan:50 kali
permenit,dengan bunyi vesikuler.
6.sistem kardiovaskuler
posisi dada simetris antara dada kanan dan dada kiri,pada saat inspirasi.nadi104 kali permenit
7.sistem gastroentestial
bibir pasien berwarna merah muda,mikosa bibirtampak lembab,tidak tampak rsih tidak ad
kotoran.
8. system reproduksi
pada alat genitlia pasien ampak bahwa labia mayor menutupi labia minora.
9.sistem muskulokletal
tangan kanan dan tangan kiri pasien dapat di gerakkan secara bersamaan,dan dengan
bebas,begitu pula dengan ekstremitas bawah,yaitu kedua kaki pasien.
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.
2. Prenatal
Ibu pasien mengatakan bayi lahir dalam keadaan sehat dengan berat badan 3500gram,panjang
badan:50 cm.bayi lahir dengan apgar score:pada menit pertama: 7 ,pada menit kedua :8 dan
pada menit ketiga: 9.
1. riwayat pertumbuhan
2.riwayat perkembangan
Hal-hal yang dapat dilakukan anak pada umur saat ini sesuai dengan denver,dan telah
dilakukan tes denver pada anak yaitu:
1.pada personal social:pasien sudah dapat menggapai mainan.
2.pada bahasa :menoleh kearah bunyi atau suara,bicara satu silabel,meniru bunyi kata-kata.
3.pada adaptif,motorik halus:anak dapat mengikuti arah,meraih,mengamati,
4.pada motorik kasar:anak dapat menumpu beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit tegak.
3. Pemeriksaan fisik
A.keadaan umum:
Tanda-tanda vital :
4. Aktifitas sehari-hari
-ibu pasien mengatakan bayi di beri minum dengan asi esklusif.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2
jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.
a.data subjektif
-ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2
jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.
- Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.
-Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berinteraksi dengan ia dari pada ayahnya.
-Ibu pasien mengatakan anak menangis apabila di pegang oleh orang tidak ia kenal.
-Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah anak
pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.
-Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan di
mesjid.
b.data objektif
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DO:pada personal social:pasien Pertumbuhan dan kesejahteraan
sudah dapat menggapai mainan. perkembangan anak yang
-pada bahasa :menoleh kearah normal sesuai dengan
bunyi atau suara,bicara satu usianya.
silabel,meniru bunyi kata-kata.
-pada adaptif,motorik halus:anak
dapat mengikuti
arah,meraih,mengamati,
-pada motorik kasar:anak dapat
menumpu beban pada kaki,dada
terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala
bangkit tegak.
-nadi:104kalipermenit.
-Pernafasan:50 kali permenit.
-Berat badan :7000 gram.
-Panjang badan :64 cm.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
OLEH:
DOSEN PEMIMBING:
Sr.M.ANCILLA SARAGIH,FSE.Skep,NS
T.A.2015/2016
BAB I
Pendahuluan
Diare adalah buang air besar (defekasi) encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut merupakan diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari. Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain
infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan, dan lain-lain. Diare
dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain :
Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi; dan lain-lain. Yang berperan pada terjadinya diare
akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal (agent) dan faktor pejamu (host). Diagnosis
diare akut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dehidrasi perlu diwaspadai karena merupakan salah satu penyebab kematian pada pasien
diare. Penentuan derajat dehidrasi sangat perlu dilakukan untuk menentukan seberapa besar
terapi cairan yang diberikan.
Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari rehidrasi (cairan oralit osmolaritas
rendah), diet, zink, antibiotik selektif (sesuai indikasi), dan edukasi kepada orang tua pasien.
Selain itu, beberapa randomized controlled trials (RCT) dan meta-analisis menyatakan bahwa
probiotik efektif untuk pencegahan primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare.
Mekanismenya secara singkat yaitu dengan meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di
dalam lumen saluran cerna, sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri
probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk
bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus dan akhirnya kolonisasi bakteri
patogen tidak terjadi. Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pemanfaatan
probiotik untuk mengobati diare akut pada bayi dan anak.
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.KONSEP MEDIS
2.1 pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat.
Diare sesuaidengan defenisi hippocrates, maka diare adalah buang air besar dengan frekuensi
yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Nelson
dkk,1969; Morley, 1973) berpendapat bahwa istilah gastroenteritis hendakny dikesampingkan
saja, karena memberikan kesan terdapatnya suatu radang sehingga selama ini penyelidikan
tentang diare cenderung lebih ditekankan pada penyebabnya.
Diare akut : Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi yang lebih
lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari
2 minggu.
Diareadalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari (WHO 1980).Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
2.2 Etiologi
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kutang matang.
2.3 Patofisiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain :
a. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2 – 3% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
b. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5 – 8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat (hilang cairan 8 – 10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah
kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia,
nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa
rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran
yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering,
tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
a. Pemeriksaan tinja.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan
dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
sebelum makan,
b . M i n u m a i r m i n u m s e h a t a t u a i r ya n g t e l a h d i o l a h
c . Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga(lalat, kecoa,
kutu, lipas, dan lain-lain);
d. membuang air kecil atau air besar sebaiknya pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik. Menurut WHO (1995), orang dapat mencegah diare bila
mereka memahami disebabkan oleh apa diare itu dan bagaimana serta tindakan apa yang
dapat dilakukan terhadap penyakit itu. Mereka dapat menghentikan diare dan menyelamatkan
anak dari kematian akibat penyakit ini bila mereka belajar bagaimana mengobati diare, maka
orang-orang harus mengetahui:
- air yang diambil dari empang sungai atau sumber air yang telah dikotori oleh manusia,
hewan dll itu mengandung bibit penyakit diare
-bahwa makanan aka membawa bibit penyakit bila tidak segar, ditinggaldi tempat hangat,
dihinggapi lalat, serangga, tikus dan binatang lain.
-bahwa makanan dapat membawa bibit penyakit diare bila makanan itutidak dicuci dengan
baik setelah berak dan atau setelah bekerja.
1. Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan yang cair dan atau air
matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik
diberikan oralit dan air matang daripada makanan cair.Berikan larutan ini sebanyak anak mau
dan teruskan hingga diare berhenti.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang
kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada
anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk.
Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama
klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari
pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang
diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia
toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan
sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
a. Pertumbuhan
Kenaikan BB karena umur 1 -3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm
(rata-rata 8 cm) pertahun.
Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 – 16 buah.Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta
diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana,
hubungna interpersonal, bermain).
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui
dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over
protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.
– Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3
tahun :
pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,
Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)
Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 derajat
celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt,
kemerahan pada daerah perianal.
Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi
berkurang dari sebelum sakit.
Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
1) Laboratorium :
Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida Serum elektrolit : Hipo natremi,
Hipernatremi,hipokalemi.
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun)
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2.Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
2. Perubahannutrisikurangdarikebutuhantubuh Asupanmakanandancairandapatterpenuhidalamwaktu 2x Ma
b/d output yang berlebihan 24 jam yang dibuktikandengan:
-ten
-asupanmakanan oral adekuat
-be
-nutrisi parenteral adekuat
-be
-di
pem
ade
-su
3. nyeriakut b/d diare (hiperperistalsis) Menunjukantingkatnyeriberkurangatauhilangdalamwaktu Ma
2x 24 jam yang dibuktikandengan:
-
-tidakadagelisah Aja
yan
-tidakadamerintihdanmenangis
-lak
ekspresinyeripadawajahringan/tidakada
-lak
pasienmelaporkannyeriberkurangatauhilang
-di
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
I.BIODATA
A.Identitas anak:
1. Ayah
h) Nama :Tn.A
i) Usia :30 thn
j) Pendidikan :SMA
k) Pekerjaan :pegawai swasta
l) Agama :protestan
m) Alamat : jln.andalas raya no.10 binjai
2. Ibu
a) Nama :Ny.A
b) Usia :31 thn
c) Pendidikan :AMK
d) Pekerjaan :pegawai swasta
e) Agama :protestan
f) Alamat : jln.andalas raya no.10 binjai
C. GENOGRAM
Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek maupun
nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien
mempunyai 2 saudara kandung ,ibu pasien mengatakan pasien adalah anak kedua dari 3
bersaudara,kakak pasien berumur 5 tahun dengan keadaan sehat,pasien berumur 1 tahun yang
sedang mengalami diare,dan adik pasien berumur 2 bulan,dalam keadaan sehat.
D.Pengkajian Dasar
a.Pengumpulan data
1. pola manajemen kesehatan-persepsi terhadap kesehatan
b.ibu pasien mengatakan anak dibawa kerumah sakit karena pasien sejak 2 hari yang lalu
mencret dengan buang air besar cair,berbau,berampasZ dengan frekuensi 6 kali/hari,dan ibu
berharap bahwa anaknya akan cepat sembuh.
a.ibu pasien mengatakan anak selalu menghabiskan makananya,dan pada umur 6 bulan anak
sudh di beri minum susu formula,dan di beri makan biscuit.
b.ibu pasien mengatakan sejak sakit anak menjadi tidak selera makan,dan setiap di berikan
makan atau minum anak langsung muntah.
3. pola eliminasi
b.ibu pasien mengatakan sejak sakit pasien buang air besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air kecil 5 kali/ perhari.
a.ibu pasien mengatakan anak sudah bisa minum dengan cangkir sendiridan bermain bola
sendiri di rumah.
a.ibu pasien mengatakan anak tidur 9 jam pada saat malam hari,dan 2 jam pada saat siang
hari.
6. pola persepsi-kognitif
a.Ibu pasien mengatakan anak tidak pernah menggunakan alat bantu penglihatan maupu
pendengaran.
a.ibu pasien mengatakan anak tidak pernah mengalami kelainan pada organ alat
genitalianya,dan labia mayor pasien sudah menutupi labia minoranya.
10.pola koping-toleransi
a.ibu pasien mengatakan apabila ada orang yang mengambil boneka kesayanganya ia hanya
diam saja.
a.ibu pasien mengatakan anak sering di bawa kegereja bersama kakak dan adiknya.
E. Pemeriksaan fisik
A.data subjektif
- ibu pasien mengatakan anak dibawa kerumah sakit karena pasien sejak 2 hari yang lalu
mencret dengan buang air besar cair,berbau,berampasZ dengan frekuensi 6 kali/hari.
- ibu pasien mengatakan sejak sakit anak menjadi tidak selera makan,dan setiap di berikan
makan atau minum anak langsung muntah.
- ibu pasien mengatakan sejak sakit pasien buang air besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air kecil 5 kali/ perhari.
-ibu pasien mengatakan anus tidak langsung di bersihkan pada saat anak bab.
B.data objektif
- tugor kulit kembali lama 3 detik,Pada punggung tangan dan daerah abdomen.
-anak tampak tidak selera makan dan ada rasa mau muntah setiap mau makan dan minum.
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Daftar Pustaka
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.