Professional Documents
Culture Documents
ELEKTRONIKA
Materi :
1. Pendahuluan
2. Pandangan singkat masalah Teknik tenaga Listrik
3. Element-element listrik dan Elektronika
4. Penggunaan rumus-rumus Kelistrikan dan Elektronika
5. Dasar Mesin-mesin Listrik dalam Industri
6. Model system pengendalian mesin-mesin listrik
7. Pembebanan motor-motor dalam Industri
8. Stabilisitas sistem
Referensi :
1. Arismunandar, A., 1973, Teknik Tenaga Listrik jilid II,
Pradya Paramita, Jakarta
2. Bolton W, Mechatronics Electronic Control Systems In
Mechanbical Enginering
3. D. Chattopadhyay., P.C. Rakshit, 1989, Dasar Elektronika,
UI press, Jakarta.
4. H.C. Yohannes., 1979, Dasar-Dasar Elektronika, Ghalia
Indonesia.
5. Thomas Sri Widodo, DEA, Dipl.Ing, 2002, Elektronika
Dasar, Salemba Teknika.
6. Michael Neidle., 1982, Elektrical Instalation Teknology,
Macmillan Press Ltd.
1
8. Suyanto M, 2000, Diktat kuliah Instalasi listrik jilid 1,
ISTA Jogjakarta.
Pendahuluan
2
1. Mendapatkan performansi dari sistem Dinamik,
2. Dapat mempertinggi kualitas produksi
3. Menurunkan biaya produksi,
4. Mempertinggi laju produksi,
5. Dan meniadakan pekerjaan- pekerjaan rutin yang
membosankan, yang harus dilakukan oleh manusia.
3
Contoh : Open Loop System
Input S R Output
+
V1 I(t) R2
- Pengatur Penggerak
+
R Output
Input
-
Pengukur
B
4
Elemen-elemen Listrik
Komponen-komponen Listrik
L
R
A
dimana : R = Besarnya Hambatan ( Ω )
ρ = Hambatan Jenis (Ωm )
L = Panjang bahan ( m )
A = Luas penampang ( mm2 )
5
Hambatan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu misalnya,
akan dipakai untuk membatasi arus yang akan mengalir
sehingga memberikan tegangan tertentu :
Maka dapat dikatakan sebagai penghantar ( Konduktor ): karena
mempunyai nilai tahanan yang rendah. Seperti
- Logam
- Logam Campuran
- Larutan asam
R0
t C
234,5 C ? tC t1
6
R
R2
R0 ά2
R1 R2 R1 1 (t 2 t1 )
ά1
t C
? tC t1 t2
234,5 C
R1 R0 1 0 t1
R2 R0 1 0 t 2
R2 R0 1 0 t 2 .................... 1 0 t 2 1 0 t 2
1
R1 R0 1 0 t1
R2 R0 1 0 t2
1 0 t2 1 0 t2 1
R1 R0 1 0 t1
= 1 0 t 2 1 0 t 2 1
= 1 0 t1 0 t 2 0 t1 t 2
2
R2
(1 t1 t 2 ).... 1 t 2 t1 R 2 R 1 1 α t 2 t 1 .....terbukti
R1
Sumber Arus dan Tegangan
7
Untuk sumber tegangan, dimana dapat konstan :
V(dc) Фm
Emax Фm
+
V(AC)
t
V(dc)
E t=0 π 2π
t Emin
Contoh Soal :
S t=0
R1
+
I
Vin R2 Vout
Penyelesaian :
8
Vin Vout
I .........Sehingga Vout R2
R1
V Vout R2 R2
Vout R2 in Vin Vout
R1 R1 R!
1. Resistansi :
9
Jika resistor (R) dipasang pada tegangan (V) yang tetap,
maka :
V t Rxi t
2
Daya yang dikeluarkan : P Vrxi (ixR) xi i xR
watt
Macam-macam resistor :
10
yang bernama RMA (Radio Manufactores Association).
berikut :
(sembilan)
Emas : 5%
Perak : 10%
11
Contoh :
5%.
5%.
10%.
Contoh :
Jika pita warna ketiga itu emas, maka dua angka yang
dengan 0,1 dan bila pita warna ketiga itu perak pengalinya
adalah 0,01.
Contoh :
12
1) Coklat, hitam, emas ; artinya 1 Ohm toleransi 20%.
pengatur, misal :
13
3. Alat pengatur nada tinggi (Treble Control)
4. Alat pengatur nada rendah (Bass Control)
2. Kapasitor
14
tenaga listrik dalam waktu tertentu, tanpa disertai reaksi
alumunium
f. Kapasitor trimmer
15
Gambar 2.5 Dielektrika Kondensator
Q
C= V
1 1
Tegangan (V) : Vc C idt Juga untuk V t
C
idt
dVc 1
C
Arus (i) : iC
dt
sehingga Vc idt
dVc dVc
i C
Maka : 1
dt
dt
C
16
plat (A), jarak antar plat (d) dan medium penyekat.
A
C= d
Dimana : = o . r
o = permitivitas tempat
r = permitivitas relatif
1 1
P = Vc x i = c idt = c i dt
2
Daya (P) : watt
dengan rumus :
dVc
dw Pdt Vcxi.dt VcxC dt
dt
1
w C VcxdVc xCxVc
2
Sehingga : 2
1
Maka Energi mutlak = 2
C V2
17
1 1 1 1
...
CT C1 C 2 Cn
CT = C1 + C2 + … + Cn
18
c. Rangkaian resonansi dalam tuning sirkuit, atau mencari
(kapasitor trimmer)
3. Transformator
macam yaitu :
19
menurunkan tegangan dari tinggi ke tegangan yan lebih
rendah.
20
yang biasa disebut dengan perbandingan transformasi. Dengan
di t
Induktor mempunyai tegangan (V) : V t L dt
1
di t xVl.dt
L
Dimana : ( i) menyatakan sebagai fungsi waktu (t)
(L) menyatakan panjang lilitan (H)
1
Sehingga besarnya arus adalah i L VL.dt
di di
Besarnya daya (P) : P VLxi maka PL
dt
xi = Lxi
dt
watt
di
Sehingga : w Lxi dt dt L i.di maka (Energi) adalah
W 1 xLx i 2 joule
2
21
1. SISTEM TENAGA LISTRIK
Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk
mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat
pembangkit, sumberdaya energi primer seperti bahan baker fosil
(minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah
menjadi energi listrik. Generator sinkron mengubah energi mekanis
yang dihasilkan pada poros turbin menjadi energi listrik.
22
Melalui transformator penaik tegangan (step-up transformer), energi
listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan
tinggi menuju pusat-pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksudkan
untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi
yang dengan demikian berarti rugi-rugi panas (heat-loss) I2R dapat
dikurangi. Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan
tersebut kembali diturunkan menjadi tegangan menengah, melalui
transformator penurun tegangan (step-down transformer).
Satuan listrik :
23
1.3. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
2. DASAR ELEKTROMEKANIK
Konversi energi baik dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor)
maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik
(generator) berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang
akan diubah dari satu system ke system lainnya, sementara akan
tersimpan pada medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan
menjadi energi system lainnya. Dengan demikian, medan magnet di sini
24
selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi juga sekaligus
sebagai medium untuk mengkopel perubahan energi.
atau dalam persamaan differensial, konversi energi dari elektris ke mekanis adalah
sebagai berikut:
Ini hanya berlaku ketika proses konversi energi sedang berlangsung pada keadaan
dinamis yang transient. Untuk keadaan tunak, dimana fluks merupakan harga yang
konstan, maka
dWF = 0
dWE = dWM
df = B l ds
E = df/dt
Jadi, e = B l v
2.3. Kopel
F=BIl
25
T=Fr
Pada umumnya mesin dinamik terdiri atas bagian yang berputar disebut
rotor dan bagian yang diam disebut stator. Di antara rotor dan stator
terdapat celah udara. Stator merupakan kumparan medan yang
berbentuk kutub sepatu dan rotor merupakan kumparan jangkar dengan
belitan konduktor yang saling dihubungkan ujungnya (lihat gambar)
untuk mendapatkan tegangan induksi (ggl).
Kerja suatu mesin dinamis dapat juga dilihat dari segi adanya interaksi
antar medan magnet stator dan rotor, yaitu:
F=BIl
26
Seperti diketahui, arus listrik (I) pada persamaan di atas akan
menimbulkan fluks juga di sekitar konduktor yang dilalui. Bila
kerapatan fluks akibat arus listrik dinyatakan dengan Bs (pada stator),
sedang kerapatan fluks akibat kumparan medan adalah Br (pada rotor),
maka dapat dituliskan:
T = K Br Bs sin d
Dimana
K adalah konstanta l x r
Sudut d dikenal sebagai sudut kopel atau sudut daya dengan harga
maksimum d = 90o. Dengan menganggap Br dan Bs sebagai fungsi arus
rotor dan arus stator, persamaan kopel menjadi:
T = K Ir Is sin d
Pada setiap satu kali putaran mesin, tegangan induksi yang ditimbulkan
sudah menyelesaikan p/2 kali putaran. Maka untuk mesin 4 kutub, satu
kali putaran mekanik mesin (360o) berarti sama dengan dua kali putaran
listrik (720o). Persamaan umumnya adalah sebagai berikut:
qe = (p/2) qm
qe = sudut listrik
qm = sudut mekanik
2.7. Frekuensi
f = (p/2) (n/60)
27
n = rotasi per menit
ns = 120 (f/p)
3. MOTOR INDUKSI
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas
penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan
putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns =
120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum
Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar
pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan
putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi , bila beban motor bertambah,
putaran rotor cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor
induksi dengan rotor belitan dan rotor sangkar.
28
Gambar motor induksi.
Sumber : http://www.automatedbuildings.com/news/jul01/art/abbd/abbd.htm
29
Sumber :
http://www.tpub.com/doeelecscience/electricalscience2144.htm
Belitan stator terhubung wye (Y). Dua belitan pada masing-masing fasa
dililitkan dalam arah yang sama. Sepanjang waktu, medan magnet yang
dihasilkan oleh setiap fasa akan tergantung kepada arus yang mengalir
melalui fasa tersebut. Jika arus listrik yang melalui fasa tersebut adalah
nol (zero), maka medan magnet yang dihasilkan akan nol pula. Jika arus
mengalir dengan harga maksimum, maka medan magnet berada pada
harga maksimum pula. Karena arus yang mengalir pada system tiga fasa
mempunyai perbedaan 120o, maka medan magnet yang dihasilkan juga
akan mempunyai perbedaan sudut sebesar 120o pula.
30
magnet tersebut telah bergeser hingga 360o, atau satu putaran. Dan
karena rotor juga mempunyai medan magnet berlawanan arah yang
diinduksikan kepadanya, rotor juga akan berputar hingga satu putaran.
Penjelasan mengenai ini dapat dilihat pada gambar selanjutnya.
31
Pada posisi T1, arus pada fasa C berada pada harga positif
maksimumnya. Pada saat yang sama, arus pada fasa A dan B berada
pada separuh harga negative maksimumnya. Medan magnet yang
dihasilkan terbentuk secara vertical dengan arah ke bawah, dengan
kekuatan medan maksimum terjadi sepanjang fasa C, antara kutub C
(utara) dengan C’ (selatan). Medan magnet ini dibantu oleh medan-
medan yang lebih lemah yang dihasilkan sepanjang fasa A dan B,
dengan kutub-kutub A’ dan B’ menjadi kutub-kutub utara dan kutub-
kutub A dan B menjadi kutub-kutub selatan.
Pada posisi T2, gelombang sinus arus telah berotasi sebanyak 60 derajat
listrik. Pada posisi ini, arus dalam fasa A telah naik hingga harga
negative maksimumnya. Arus pada fasa B mempunya arah yang
berlawanan dan berada pada separuh harga maksimum positifnya.
Begitu pula arus pada fasa C telah turun hingga separuh dari harga
maksimum positifnya. Medan magnet yang dihasilkan terbentuk ke kiri
arah bawah, dengan kekuatan medan maksimum sepanjang fasa A,
antara kutub-kutub A’ (utara) dan A (selatan). Medan magnet ini dibantu
oleh medan-medan yang lebih lemah yang timbul sepanjang fasa B dan
C, dengan kutub-kutub B dan C menjadi kutub-kutub utara dan kutub-
kutub B’ dan C’ menjadi kutub-kutub selatan. Di sini terlihat bahwa
medan magnet pada stator motor secara fisik telah berputar sebanyak
60o.
Pada posisi T3, gelombang sinus arus berputar lagi 60 derajat listrik dari
posisi sebelumnya hingga total rotasi pada posisi ini sebesar 120 derajat
listrik. Pada posisi ini, arus dalam fasa B telah naik hingga mencapai
harga positif maksimumnya. Arus pada fasa A telah turun hingga
separuh dari harga negative maksimumnya, sementara arus pada fasa C
telah berbalik arah dan berada pada separuh harga negative
maksimumnya pula. Medan magnet yang dihasilkan mengarah ke atas
kiri, dengan kekuatan medan maksimum sepanjang fasa B, antara kutub
B (utara) dan B’ (selatan). Medan magnet ini dibantu oleh medan-
medan yang lebih lemah sepanjang fasa A dan C, dengan kutub-kutub A’
dan C’ menjadi kutub-kutub utara dan kutub-kutub A dan C menjadi
kutub-kutub selatan. Sehingga terlihat di sini bahwa medan magnet
pada stator telah berputar 60o lagi dengan total putaran sebesar 120o.
Pada posisi T4, gelombang sinus arus telah berotasi sebanyak 180
derajat listrik dari titik T1 sehingga hubungan antara arus-arus fasa
adalah indentik dengan posisi T1 kecuali bahwa polaritasnya telah
berbalik. Karena fasa C kembali pada harga maksimum, medan magnet
yang dihasilkan sepanjang fasa C kembali berada pada harga
maksimum, medan magnet yang dihasilkan sepanjang fasa C akan
memiliki kekuatan medan maksimum. Meskipun demikian, dengan arus
yang mengalir dalam arah yang berlawanan pada fasa C, medan magnet
32
yang timbul mempunyai arah ke atas antara kutub C’ (utara) dan C
(selatan). Terlihat bahwa medan magnet sekarang telah berotasi secara
fisik sebanyak 180o dari posisi awalnya.
Pada posisi T5, fasa A berada pada harga positif maksimumnya, yang
menghasilkan medan magnet ke arah atas sebelah kanan. Kembali,
medan magnet secara fisik telah berputar 60o dari titik sebelumnya
sehingga total rotasi sebanyak 240o. Pada titik T6, fasa B berada pada
harga maksimum negative yang menghasilkan medan magnet ke arah
bawah sebelah kanan. Medan magnet pun telah berotasi sebesar 60o dari
titik T5 sehingga total rotas adalah 300o.
Akhirnya, pada titik T7, arus kembali ke polaritas dan nilai yang sama
seperti pada Posisi T1. Karenanya, medan magnet yang dihasilkan pada
posisi ini akan identik dengan pada posisi T1. Dari pembahasan ini,
terlihat bahwa untuk satu putaran penuh gelombang sinus listrik (360o),
medan magnet yang timbul pada stator sebuah motor juga berotasi satu
putaran penuh (360o). Sehingga, dengan menerapkan tiga-fasa AC
kepada tigfa belitan yang terpisah secara simetris sekitar stator, medan
putar (rotating magnetic field) juga timbul.
3.2. SLIP
Jika arus bolak balik dikenakan pada belitan stator dari sebuah motor
induksi, sebuah medan putar timbul. Medan putar ini memotong batang
rotor dan menginduksikan arus kepada rotor. Arah aliran arus ini dapat
ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kiri untuk generator.
33
Gambar Induction Motor
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa rotor pada motor induksi tidak pernah dapat
berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan putar. Jika
kecepatan rotor sama dengan keceparan medan putar stator, maka tidak ada gerak
relatif antara keduanya, dan tidak akan ada induksi EMF kepada rotor. Tanpa
induksi EMF ini, tidak akan ada interaksi medan yang diperlukan untuk
menimbulkan gerak. Rotor, karenanya ahrus berputar dengan kecepatan yang lebih
rendah dari kecepatan medan putar stator jika gerak relatif tersebut harus ada antara
keduanya.
Persentase perbedaan antara kecepatan rotor dan kecepatan medan putar disebut
dengan slip. Semakin kecil slip, semakin dekat pula kecepatan rotor dengan
kecepatan medan putar. Persen slip dapat dicari menggunakan Equation (12-1).
dimana
34
NS= kecepatan sinkron (rpm) NR= kecepatan rotor (rpm)
Kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron dari suatu motor dapat dicari
dengan menggunakan Equation (12-2).
dimana
Contoh: Sebuah motor induksi dua kutub, 60 Hz, mempunyai kecepatan pada
beban penuh sebesar 3554 rpm. Berapakah persentase slip pada beban penuh?
Solusi:
3.3. Torque
35
dimana
Jika dua belitan stator dengan impedansi yang tidak sama dipisahkan
sejauh 90 derajat listrik dan terhubung secara parallel ke sumber satu
fasa, medan yang dihasilkan akan tampak berputar. Ini disebut dengan
pemisahan fasa (phase splitting).
36
Pada motor fasa terpisah (split-phase motor), dipergunakanlah lilitan
starting untuk penyalaan. Belitan ini mempunyai resistansi yang lebih
tinggi dan reaktansi yang lebih rendah dari belitan utama. Jika tegangan
yang sama VT dikenakan pada belitan starting dan utama, arus pada
belitan utama (IM) tertinggal dibelakang arus pada belitan starting (IS).
Sudut antara kedua belitan mempunyai beda fasa yang cukup untuk
menimbulkan medan putar untuk menghasilkan torque awal (starting
torque). Ketika motor mencapai 70 hingga 80% dari kecepatan sinkron,
saklar sentrifugal pada sumbu motor membuka dan melepaskan belitan
starting. Motor satu fasa biasanya digunakan untuk aplikasi kecil seperti
peralatan rumah tangga (contoh mesin pompa).
37
Penyalaan Motor Sinkron
Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu
sumbu. Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan
kepada belitan stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc
dan memberikan eksitasi medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh
diberikan kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali dinyalakan
dengan menggunakan belitan sangkar tupai (squirrel-cage) yang
dipasang di hadapan kutub rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti
halnya motor induksi hingga mencapai –95% kecepatan sinkron, saat
mana arus searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi. Torque
yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai sinkronisasi
disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan
harus terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan
beban. Selama kondisi tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan
putar dan kutub medan dc berada dalam satu garis (gambar dibawah
bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub rotor ke
belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada
perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut
torque .
38
Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik keluar dari
sinkronisasi , maka motor akan berhenti. Harga maksimum torque sehingga
motor tetap bekerja tanpa kehilangan sinkronisasi disebut pull-out torque.
4. GENERATOR AC (ALTERNATOR)
Hampir semua tenaga listrik yang dipergunakan saat ini bekerja pada sumber
tegangan bolak balik (ac), karenanya, generator ac adalah alat yang paling
penting untuk menghasilkan tenaga listrik. Generator ac, umumnya disebut
alternator, bervariasi ukurannya sesuai dengan beban yang akan disuplai.
Sebagai contoh, alternator pada PLTA mempunyai ukuran yang sangat besar,
membangkitkan ribuan kilowatt pada tegangan yang sangat tinggi. Contoh
lainnya adalah alternator di mobil, yang sangat kecil sebagai perbandingannya.
Beratnya hanya beberapa kilogram dan menghasilkan daya sekitar 100 hingga
200 watt, biasanya pada tegangan 12 volt.
Sumber lain :
http://www.rowand.net/Shop/Tech/AlternatorGeneratorTheory.htm
ROTATING-ARMATURE ALTERNATOR
ROTATING-FIELD ALTERNATORS
39
Alternator medan berputar mempunyai belitan armature yang stasioner
dan sebuah belitan medan yang berputar. Keuntungan menggunakan
system belitan armature stasioner adalah bahwa tegangan yang
dihasilkan dapat dihubungkan langsung ke beban.
Stator terdiri dari inti besi yang dilaminasi dengan belitan armature
yang melekat pada inti ini.
40
Sumber : http://www.adtdl.army.mil/cgi-bin/atdl.dll/fm/55-509-1/Ch13.htm
41
generator dc dikenal sebagai exciter untuk menyuplai arus searah bagi
medan putar.
Exciter adalah sebuah generator dc eksitasi sendiri dengan belitan shunt. Medan
exciter menghasilkan intensitas fluks magnetic antara kutub-kutubnya. Ketika
42
armature exciter berotasi dalam fluks medan exciter, tegangan diinduksikan dalam
belitan armature exciter. Keluaran dari komutator exciter dihubungkan melalui
sikat dan slip ring ke medan alternator. Karena arusnya adalah arus searah, maka
arus selalu mengalir dalam satu arah melalui medan alternator. Sehingga, medan
magnet dengan polaritas tetap selalu terjadi sepanjang waktu dalam belitan medan
alternator. Ketika alternator diputar, fluks magnetiknya dilalukan sepanjang belitan
armature alternator. Tegangan bolak balik pada belitan armature generator ac
dihubungkan ke beban melalui terminal.
Semua generator, besar dan kecil, ac dan dc, membutuhkan sebuah sumber daya
mekanik untuk memutar rotornya. Sumber daya mekanis ini disebut prime mover.
Prime mover dibagi dalam dua kelompok yaitu untuk high-speed generator dan
low-speed generator. Turbin gas dan uap pada PLTG dan PLTU adalah penggerak
utama berkecepatan tinggi sementara mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine), air pada PLTA dan motor listrik dianggap sebagai prime
mover berkecepatan rendah.
Jenis prime mover memainkan peranan penting dalam desain alternator karena
kecepatan pada mana rotor diputar menentukan karakteristik operasi dan konstruksi
alternator.
ROTOR ALTERNATOR
Ada dua jenis rotor yang digunakan untuk alternator medan berputar yaitu turbine-
driven dan salient-pole rotor. Jenis turbine-driven digunakan untuk kecepatan
tinggi dan salient-pole untuk kecepatan rendah. Belitan pada turbine-driven rotor
disusun sedemikian rupa sehingga membentuk dua atau empat kutub yang berbeda.
Belitan-belitan tersebut dilekatkan erat-erat di dalam slot agar tahan terhadap gaya
sentrifugal pada kecepatan tinggi.
Salient-pole rotor seringkali terdiri dari beberapa kutub yang dibelit terpisah,
dibautkan pada kerangka rotor. Salient-pole rotor mempunyai diameter yang lebih
besar dari turbine-driven rotor. Pada putaran per menit yang sama, salient-pole
memiliki gaya sentrifugal yang lebih besar. Untuk menjaga keamanan dan
keselatan sehingga belitannya tidak terlempar keluar mesin, salient-pole hanya
digunakan pada aplikasi keceparan rendah.
43
keluarannya – dalam volt-ampere atau untuk skala besar dalam kilovolt-
ampere.
4.4. Frekuensi
Sebuah generator empat kutub dengan kecepatan 1800 rpm juga bekerja
pada frekuensi 60 Hz.
44
Sebuah generator 12 kutub dengan kecepatan 4000 rpm mempunyai
frekuensi
Sebagaimana yang telah kita lihat, ketika beban pada generator berubah,
tegangan terminal pun ikut berubah. Besarnya perubahan tergantung
pada desain generator.
Anggap bahwa tegangan tanpa beban generator adalah 250 volt dan
tegangan beban penuh adalah 220 volt. Persen regulasi adalah:
45
Jumlah belitan, tentu saja tidak berubah tetap ketika alternator
diproduksi. Juga, jika frekuensi keluaran harus konstan, maka kecepatan
medan putar haruslah konstan pula. Ini mengakibatkan penggunaan rpm
alternator untuk pengaturan tegangan keluaran menjadi tidak
diperbolehkan.
46