Professional Documents
Culture Documents
Beranda
ASUHAN KEPERAWATAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DAN
Disusun Oleh :
Pitriono (S10034)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah mengami
vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar. Vertigo
termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan,
rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang
tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering
terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian atau trauma
lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut
ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika
dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan
klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk
membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena terjadi
ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa sangat
penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan keperawatan
yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan masyarakat bisa
mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar mahasiswa mampu
secara kognitif, afektif serta motorik dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien vertigo.
Dengan demikian, mahasiswa bisa menerapkan asuhan keperawaan yang sudah dibuat secara
komprehensif sehingga dapat membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan cepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan
orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan
mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem
diantaranya sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk
memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas
harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak
atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun
kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita
vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang
involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003)
Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian dalam
sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya
menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus
vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan
pada labirin dan saraf vestibular atau juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti
vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan
benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak naik turun karena gangguan pada
sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002)
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai
gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan
turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala,
penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan
merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu
sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika
kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang
disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan
ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan
vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi,
pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan
dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala
dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan
berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT
secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan melakukan
manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu
kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus
posisi dengan gejala :
1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau
lingkungan
2. Merasakan mual yang luar biasa
3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4. Gerakan mata yang abnormal
5. Tiba - tiba muncul keringat dingin
6. Telinga sering terasa berdenging
7. Mengalami kesulitan bicara
8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
9. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan
(http://perawatyulius.blogspot.com)
D. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya saraf VIII
(Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk
berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat
menyebabkan kelemahan otot.
E. Patofisiologi dan Pathway
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere, parese N VIII, otitis
media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga tersebut menimbulkan gangguan
keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis
media).
Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti gangguan visus, multiple
sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu,
vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan terganggunya
penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan
merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan yang tinggi
diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi telinga akan keseimbangan
terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan tekanan darah yang rendah dapat
mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga sehingga dapat menyebabkan parese N
VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat mempengaruhi tekanan darah
pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan dapat menimbulkan vertigo
dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan. Karena persepsi seseorang berbeda-beda.
F. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk pemeriksaan diagnostik
yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan mata
b) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c) Pemeriksaan neurologik
d) Pemeriksaan otologik
e) Pemeriksaan fisik umum
2. Pemeriksaan khusus
a) ENG
b) Audiometri dan BAEP
c) Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan
a) Radiologik dan Imaging
b) EEG, EMG
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
a) Anti kolinergik
Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b) Simpatomimetika
Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
a) Terapi kausal
b) Terapi simtomatik
c) Terapi rehabilitatif
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam dalam kamar
gelap selama 1-2 hari pertama.
b) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif vertigo pada
pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan
bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar
atau jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata
ditutup.
c) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya vertigo, maka
rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.
d) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah dehidrasi.
e) Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut yang belum dapat
memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat dan
sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah
pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan
vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa
kemampuan otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
f) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini untuk
rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
(http://niarahayu9.blogspot.com)
g) Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis,
drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
h) Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit
i) Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain termasuk
kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko jatuh b.d kerusakan keseimbangan (N. VIII)
b. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
c. Resiko kurang nutrisi b.d tidak adekuatnya input makanan
d. Gangguan persepsi pendengaran b.d tinitus
e. Koping individu tidak efektif b.d metode koping tidak adekuat
3. Intervensi Keperawatan
a) Resiko jatuh b.d Kerusakan keseimbangan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah risiko jatuh dapat
teratasi.
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya
2) Klien dapat mengantisipasi resiko terjadinya jatuh
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat energi yang dimiliki klien 1. Energi yang besar dapat memberikan
2. Berikan terapi ringan untuk mempertahankan keseimbangan pada tubuh saat istirahat
kesimbangan 2. Salah satu terapi ringan adalah
3. Ajarkan penggunaan alat-alat alternatif dan menggerakan bola mata, jika sudah
atau alat-alat bantu untuk aktivitas klien. terbiasa dilakukan, pusing akan berkurang.
4. Berikan pengobatan nyeri (pusing) sebelum 3. Mengantisipasi dan meminimalkan resiko
aktivitas jatuh.
4. Nyeri yang berkurang dapat
meminimalisasi terjadinya jatuh.
1. Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual 1. Respon emosi, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas mempengaruhi kehendak klien dalam melakukan
2. Berikan motivasi pada klien untuk aktivitas
melakukan aktivitas 2. Klien dapat bersemangat untuk melakukan
3. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas aktivitas
dan teknik manajemen waktu untuk 3. Energi yang tidak stabil dapat menghambat
mencegah kelelahan. dalam melakukan aktivitas, sehingga perlu
4. Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi dilakukan manajemen waktu
4. Terapi okupasi dapat menentukan tindakan
alternatif dalam melakukan aktivitas.
c) Risiko kurang nutrisi b.d tidak adekuatnya input makanan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maslah kurang nutrisi dapat
sedikit teratasi.
Kriteria Hasil :
1) Klien tidak merasa mual muntah
2) Nafsu makan meningkat
3) BB stabil atau bertahan
Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan makan yang disukai klien1. Kebiasaan makan yang disukai dapat
2. Pantau input dan output pada klien meningkatkan nafsu makan
3. Ajarkan untuk makan sedikit tapi sering2. Untuk memantau status nutrisi pada klien
4. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Mempertahankan status nutisi pada klien agar
dapat meningkat atau stabil.
4. Ahli gizi dapat menentukan makanan yang tepat
untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi pada
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung tenggorok kepala
leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC.Jakarta : EGC
BAB III
RSUD KARANGANYAR
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.S
Alamat : Supan 2/14 Tegalgedhe, Karanganyar
Umur : 58 th
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Peternak
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Umur : 54 th
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Supan 2/14 Tegal Gede, Karanganyar
Hubungan dengan klien : Istri
3. Pola Eliminasi
Eliminasi Alvi (BAB)
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 1x sehari 3 hari sekali
Konsistensi Lunak berbentuk Sedikit Keras
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning kecoklatan, tidak
ada darah
Keluhan Tidak ada Sulit BAB
Eliminasi Urin
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 4-6x/hari 3-5x/hari
Pancaran Kuat lemah
Jumlah ±200 cc sekali BAK ±200 cc sekali BAK
Bau Khas Amoniak
Warna Kuning jernih Kuning kecoklatan
Perasaan setelah BAK Lega Lega
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Total produksi urin ± 800-1200 cc/hari ±600-1000 cc/hari
h. Abdomen :
-Inspeksi : warna sawo matang, jaringan parut tidak
-Perkusi : thympani
i. Ekstremitas
Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri :4
ROM kanan dan kiri : Aktif
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan bentuk tulang
Perabaan Akral : Hangat
Pitting edema : tidak ada
Analisa : tidak ada kelainan pada ekstremitas.
Bawah
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari/Tanggal/ Jenis Pemeriksaan Keterangan Hasil
Jam
Senin, 22 1. Ro Thorax Tidak ada bercak-bercak, tidak ada fraktur ic
oktober 20122. Ro Sinus Paranasal Penebalan mukosa sinus maksilaris duplek
09.00 WIB 3. EKG
Tidak ada kelainan jantung
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Terapi tukak
25 mg Obat saluran cerna lambung, mengatasi
mual
- Ranitidin
Mengobati
25 mg Antihipertensi hipertensi ringan s/d
sedang
Obat Peroral :
Mengobati vertigo
6 mg Antineoplastik, dan yang
Imunosupresan berhubungan
e) dengan gangguan
- Sohobion keseimbangan
- Mertigo
Obat Parenteral
Obat Topikal
B:
Hct : 42 %
Hb : 12,8 g/dL
C:
DO :
1. Suhu : 38°C
2. Akral hangat
3. Banyak berkeringat
4. AL : 6000/mm³
X. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
No Tgl/jam No. Implementasi Respon klien TTD
Dx
1 Senin, 22- 3 Mengkaji nyeri (PQRST) S : pasien mengatakan pusing
10-2012 berputar-putar
10.30 P : nyeri karena vertigo
WIB Q : seperti di tusuk-tusuk
R : nyeri kedua pipi hingga sekitar
mata
S:9
T : saat duduk/ menunduk
O : -Pasien tampak meringis
kesakitan
10.45
WIB 3 Memberikan posisi yang S : pasien mengatakan lebih
nyaman nyaman dengan posisi yang
diberikan perawat
O: -Pasien terlihat lebih nyaman
-Pasien tampak tenang
11.30 S:-
WIB 1, 2, O : suhu 37,9°C
Melakukan pemeriksaan TTV
3,4 TD : 170/100 mmHg
RR : 22x/menit
N : 86x/menit
1
1,2,
3,4
Memberikan injeksi
21.10 Mecobalamin 500µg S:-
WIB 1, 5 O : Pasien tampak kesakitan saat
diinjeksi
-Mecobalamin masuk 500µg
- Pasien tidak alergi obat
Mecobalamin
Menciptakan lingkungan
yang nyaman S : Pasien merasa lebih baik tapi
3, 4 (membaringkan pasien tanpa tetap merasa sedikit nyeri
bantal ditempat tidur dan O : Skala nyeri 7
membersihkan seprei) Quality : seperti ditarik-tarik
Sprei bersih
Diteruskan ke
Keseimbangan terganggu
Intoleransi aktivitas
Menyebar ke N. VIII
Resiko Jatuh
N.VIII terganggu
Sempoyongan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dilakukan dengan cara wawancara.Menggali informasi dari pasien langsung (Autoanamnesa) dan
informasi dari keluarga pasien (Alloanamnesa) serta dengan data-data dari rekam medik pasien yang
selalu digunakan dalam segala aspek atau tindakan yang pernah dilakukan terhadap pasien.
Menurut Prof.Dr.Zullies Ikawati, Apt Vertigo disebabkan karena gangguan keseimbangan di telinga
bagian dalam atau mungkin di otak. Bentuk paling sering dari vertigo adalah Benign Paroxymal
Positional Vertigo (BPPV), yaitu adanya ilusi gerakan yang disebabkan oleh gerakan kepala secara
mendadak atau gerakan kepala ke arah tertentu. Jenis seperti ini umumnya tidak berat dan dapat
teratasi. Pada umunya penderita akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya
sendiri atau lingkungan yang berputar. Selain itu, kadang ada juga yang disertai gejala mual muntah,
berkeringat, dan gerakan mata yang abnormal. Gejala ini bisa terjadi dalam satuan menit atau jam,
dapat bersifat konstan atau episodik (kadang-kadang). Ada pula yang merasakan telinga berdenging,
gangguan penglihatan, lemah, sulit bicara, atau kesulitan berjalan(Ikawati, 2010)
Namun pada pasien yang menjadi kasus kelolaan ini mengalami pusing yang berputar-putar serta
bagian sekitar mata seperti ditarik-tarik kedalam. Suhu tubuh yang selalu tinggi dan derajat
angkanya naik turun tapi tetap konstan termasuk kedalam hipertermi. Pasien merasakan tubuhnya
menggigil dan banyak mengeluarkan keringat. Selama sakit nafsu makan pasien turun, hal itu
dikarenakan adanya mual muntah yang dirasa pasien. Lima hari pasien hanya minum air putih dan
enggan untuk mengkonsumsi nasi. Herannya dengan kondisi lemah yang dialami pasien ini masih
dapat melakukan ADL secara mandiri, meskipun nyeri (pusing) yang dialami ini lebih hebat dari nyeri
yang dialami sebelumnya. Pasien juga memiliki riwayat pengobatan penyakit sinus yang dideritanya
sejak beberapa tahun yang lalu.
1. Nistagmus
2. Pemeriksaan neurologis dengan perhatian khusus pada :
a) Posturografi : tes Romberg yang dipertajam, past-pointing test, Manuver Nylen-Barany atau Dix-
Hallpike
b) Tes kalorik
c) Saraf-saraf kranal
d) Fungsi motorik dan sensorik
3. Pemeriksaan penunjang meliputi :
a) Laboratorium : darah lengkap, profil lipid, asam urat, dan hemostasis
b) Foto Rontgen servikal
c) Neurofisiologi sesuai indikasi : EEG (elektroensefalografi), ENG (elektronistagmografi), EMG
(elektromiografi), BAEP (Brainstem Auditory Evoked Potential) dan audiometri
d) Neuroimaging seperti CT scan, MRI, dan ateriografi untuk mengetahui keadaan lesi atau tidaknya
bagian kepala yang mempengaruhi saraf.
(Dewanto, dkk.2009)
Pada pasien kelolaan hanya dilakukan pemeriksaan rontgen dan laboratorium untuk mendukung
diagnosa pada pasien, karena dilihat dari tanda-tanda yang ada pasien positif menderita vertigo.
B. Diagnosa
Setiap pasien dengan vertigo pasti memiliki keluhan yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Namun sebagian besar pasien mengalami kejadian yang sama. Untuk keluhan yang berbeda
akan memunculkan diagnosa keperawatan yang berbeda pula. Berikut adalah diagnosa keperawatan
utama pada pasien dengan vertigo
1. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas karena gangguan cara berjalan
dan vertigo.
2. Kerusakan penyesuaian berhubungan dengan ketidakmampuan merubah gaya hidup yang
diperlukan karena sifat vertigo yang tidak dapat diperkirakan
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan haluaran cairan, perubahan
masukan, dan obat.
4. Kurang perawatan diri : makan, mandi/higiene, berpakaian/berdandan, toileting, berhubungan
dengan disfungsi labirin dan episode vertigo.
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap, atau perubahan pada status kesehatan dan efek
ketidakmampuan dari vertigo. (Baughman,2000)
Dari berbagai diagnosa diatas hanya ada satu yang sesuai dengan diagnosa keperawatan pada pasien
kasus kelolaan yaitu risiko terhadap cedera. Namun diagnosa lain bertolak belakang. Karena pada
kasus kelolaan muncul diagnosa sebagai berikut :
C. Pathway Kasus
Sinusitis
Nyeri Akut
Timbul kekakuan
Inflamasi
Hipertermi
Jalan sempoyongan
Respon fisiologis
Resiko Jatuh
D. Intervensi
Sasaran pasien mencakup tetap bebas dari setiap cedera yang berkaitan dengan ketidakseimbangan
dan atau jatuh : menyesuaikan pada modifikasi gaya hidup untuk mengurang ketidakmampuan dan
menguatkan kontrol dan kemandirian, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, tidak
mengalami ansietas yang berkelanjutan serta mampu untuk melakukan ADL (Baughman, 2000)
Pada rencana keperawatan lebih menekankan pada rencana keperawatan untuk mengatasi diagnosa
yang muncul lebih dominan. Perawat lebih mengutamakan tindakan mandiri perawat daripada
tindakan kolaborasi. Meskipun tindakan mandiri perawat lebih kecil presentase untuk mencapai
keberhasilan, namun jika tetap dilakukan secara berangsur-angsur akan menciptakan kesembuhan
atau sedikit teratasinya keluhan yang muncul.
Pada pasien kasus kelolaan lebih diutamakan untuk mengatasi resiko jatuh karena bahaya dari jatuh
akan memunculkan komplikasi yang serius pada pasien serta menambah keluhan yang dirasa pasien.
Untuk mengatasi nyeri (pusing) dilakukan setelah hipertermi dapat teratasi. Karena lebih mudah
mengatasi hipertermi daripada nyeri yang muncul. Untuk mengatasi nyeri (pusing) akan dilakukan
proses terapi sederhana. Gangguan pola tidur akan dilakukan tindakan pemberian lingkungan yang
nyaman dan resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh akan lebih ditekankan pada pemberian
pendidikan kesehatan pada pasien untuk mengubah kebiasaan makan serta pemberian motivasi
tetap makan karena kesembuhan dimulai dari nutrisi yang baik.
E. Implementasi
Pada kasus vertigo sentral, karena disebabkan gangguan vaskuler, penatalaksanaanya sesuai dengan
tatalaksana pada kasus stroke. Pada vertigo penatalaksanaanya terdiri dari terapi kausal, terapi
simtomatik, terapi rehabilitasi yaitu dengan menggunakan metode Brand-Daroff, serta dilakukan
operasi. Prosedur operasi dilakukan bila proses reposisi kanalis tidak berhasil. Berikut contoh-contoh
obat antivertigo :
Sedangkan pada pasien ini selain diberikan tindakan mandiri perawat pasien juga diberikan terapi
farmakologi. Terapi yang diberikan antara lain :
Obat Peroral :
25 mg Antihipertensi Mengobati hipertensi ringan s/d
sedang
- Captopril
100 mg Vitamin B Terapi defisiensi Vit B1, B6, & B12
- Mertigo
Terapi diatas diberikan menurut keluhan yang dialami pasien dan hanya ada satu obat antivertigo
yaitu mertigo yang menjadi terapi utama penangan vertigo.
F. Evaluasi
Pada pasien vertigo yang dikelola setelah dilakukan tindakan keperawatan berikut dengan kolaborasi
yang diberikan, diagnosa keperawatan yang dapat teratasi meliputi nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, hipertermi, gangguan pola tidur, dan resiko jatuh pada pasien dapat diantsipasi. Sedangkan
diagnosa yang belum dapat teratasi adalah masalah nyeri atau pusing yang berputar-putar. Pasien
mengatakan bahwa nyerinya akan hilang sejenak setelah diberikan suntikan, namun setelah itu nyeri
akan kembali dan akan lama dirasakan oleh pasien.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap penyakit yang sama memiliki manifestasi yang berbeda-beda. Seperti halnya pada penyakit
vertigo ini yang memunculkan diagnosa keperawatan yang berbeda karena setiap diagnosa yang
ditegakkan diambil dari dasar keluhan pasien. Teori dan praktek adalah hal yang berhubungan, jika
pada berbagai literatur telah disampaikan mengenai penyakit vertigo yang memberikan tanda dan
gejala sesuai penyakit. Ternyata sebagian besar tanda dan gejala itu sama dengan realitas yang ada.
Namun menurut pendapat prof.Dr.Zullies Ikawati, Apt yang mengatakan bahwa vertigo dengan jenis
pusing yang berputar dapat diatasi dengan mudah mungkin beda penatalaksanaanya. Bukti nyata
pasien dengan vertigo BPPV tidak mudah untuk disembuhkan. Pasien pernah mengalami penyakit
yang sama sebelumnya dan sempat sembuh tapi tidak dapat sembuh total. Pasien telah diberikan
berbagai obat selama kurang lebih satu minggu untuk mengatasi pusing yang dideritanya namun
hasilnya pasien tetap merasa pusing, meskipun pusing yang dideritanya sedikit turun.
B. Saran
Pasien dengan penyakit apapun pasti ada kalanya obat yang dapat menyembuhkan penyakit
tersebut. Oleh karenanya jika pasien dengan vertigo ini sulit untuk disembuhkan hendaknya setiap
tindakan keperawatan baik mandiri perawat maupun kolaborasi harus dilakukan secara bertahap
dan jangan sampai berhenti. Pasien vertigo ini telah merasakan nyeri atau pusingnya sedikit turun
setelah diberikan injeksi. Dari informasi pasien tersebut kita dapat memberikan terapi obat injeksi
sesuai yang telah diberikan pada pasien agar nyeri yang dirasakan tidak kembali ke episode nyeri
awal yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C.2000.Keperawatan Medikal-Bedah Buku Saku dari Brunner & Suddarth.Jakarta :
EGC
Dewanto, George...[et al.].2009.Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf.Jakarta :
EGC
Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC.Jakarta : EGC
2 komentar:
1.
makasih banyak infonya gan mengenai laporan pendahuluan vertigo , bisa untuk
menyelesaikan tugas kliah nih
Balas
2.
http://www.tokoobatku.com/obat-herbal-penyakit-sinusitis/
Balas
Beranda
Arsip Blog
▼ 2013 (1)
o ▼ Mei (1)
ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO
Mengenai Saya
Pitriono Zinbe
Animasi Blog
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.