Pada umumnya semua mamalia dapat terinfeksi Leptospira dan
menyebarluaskan penyakit tersebut. Binatang seperti tikus, landak, anjing, musang dan ternak dapat menjadi sumber infeksi bagi manusia. Transmisi Leptopsira kepada manusia terjadi karena (1) Kontak dengan urin, darah atau organ dari binatang yang terinfeksi, (2) Kontak dengan lingkungan (tanah, air) yang terkontaminasi Leptopsira (IDAI, 2008). Keluhan yang dialami oleh pasien kemungkinan berhubungan erat dengan pekerjaan pasien sebagai seorang tukang kebun dan adanya riwayat bekerja di kebun sesudah turun hujan. Hal tersebut merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit Leptospirosis. Leptopsira dapat hidup beberapa waktu dalam air dan alam terbuka. Temperatur yang panas (25oC), lembab dan pH tanah/air antara 6,2- 8 merupakan kondisi yang optimal untuk hidup Leptospira. Leptospira dapat hidup di tanah yang sesuai sampai 43 hari, juga di dalam air dapat hidup berminggu-minggu lamanya. Air tawar, terutama yang terkontaminasi merupakan sumber penularan yang penting bagi infeksi Leptospira (IDAI, 2008).
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.