Professional Documents
Culture Documents
memulai sesuatu dari ungkapan dalam hati untuk lebih baik dalam menjalani hidup yang begitu
indah...
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus dan berliku-liku,
proses kompleks yang sering dibagi kedalam tahap yang diatur sesuai kelompok umur.
Kronologis tersebut berdasarkan waktu dan rangkaian tugas perkembangan yang harus di capai
individu untuk maju ke tahap berikutnya (Potter & Perry, 2005 p.638)
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seorang untuk bergerak dengan bebas, dan imobilisasi
mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry, 2005
p.1192).
Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak (latihan ROM), gaya berjalan
(menggunakan kruk, walker, dan tongkat), latihan, toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
Menurut Kozier dan Erb (2009) kruk adalah bentuk perangkat medis yang umumnya
digunakan oleh individu yang tidak bisa berjalan dengan baik atau mengalami kesulitan ekstrim
dan rasa sakit saat berjalan, penggunaannya dapat sementara (kerusakan ligamen di lutut) atau
membantu dirinya sendiri atau yang terlalu berat untuk diangkat oleh pengangkat lain dengan
B. Tujuan Penulisan
2. Memperkaya bahan bacaan pada perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa lain
hydraulic lift.
6. Memahami prosedur tindakan keperawatan berjalan dengan Kruk Loftsrand (kruk lengan
bawah).
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Drs. H. Syaifuddin, AMK (dalam buku Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan, 2006 p.106-119) Sel otot dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk
menimbulkan suatu potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membrane sel. Sel ini
mengandung protein kontraktil dan mempunyai mekanisme yang diaktifasi oleh potensial aksi.
Kira-kira 40% dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, dan mungkin 10% lainnya berupa otot
polos dan otot jantung. Beberapa prinsip dasar yang sama mengenai kontraksi dapat diterapkan
pada semua jenis otot yang berbeda ini (Guyton & Hall, 2007 p.74).
(contractility), dapat melebar (extensibility), dapat diregang (elasticity) dan mempunyai irama
Otot kerangka terdiri dari serabut otot tersendiri yang merupakan kompleks bangunan susunan
saraf. Tiap serabut otot merupakan suatu sel tunggal, multinuklear, panjang dan silindris. Serabut
otot dibentuk dari fibril yang dibagi ke filamen tersendiri dan dibentuk dari protein kontraktil.
Gambar 2.1 Organisasi otot rangka, dari yang besar sampai ketingkat molekul. F,G,H dan I
adalah penampang melintang pada tingkat yang ditunjukkan (Digambar oleh Sylvia Colard
Keene. Dimodifikasi dari Fawcett DW : Bloom dan Fawcet : A Textbook of Histology.
Philadelphia: W. B Sauders,1998)
Sumber : Guyton & Hall (2007 p.75)
Masing-masing serat ini terbuat dari rangkain subunit yang lebih kecil. Sebagian besar dari otot
Gambar 2.2 Filamen aktin, yang terdiri atas dua untai heliks F aktin dan dua untai molekul
tropomiosin yang cocok berada dalam lekukan antar untaian aktin. Terlekat pada salah satu
ujung setiap molekul tropomiosin adalah kompleks troponin yang mengawali kontraksi.
Sumber : Guyton & Hall (2007 p.78)
2. Sarkolema
Membran sel dari serat otot terdiri dari membrane sel yang disebut plasma, yaitu lapisan tipin
bahan polisakarida yang mengandung sejumlah serat kolagen tipis. Pada ujung serat otot lapisan
sarkolema ini bersatu dengan serat tendo dan berkumpul menjadi berkas untuk membenruk tendo
3. Miofibril
Setiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu miofibril. Setiap miofibril
terletak berdampingan, memiliki 1500 filamen miosin dan 3000 filamen aktin yang merupakan
molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Filamen miosin dan
aktin sebagian besar saling bertautan sehingga menyebabkan myofibril memiliki pita terang dan
4. Sarkoplasma
Miofibril yang terpendam dalam serat otot terdiri dari unsur-unsur intraselular. Cairan
sarkoplasma mengandung kalium, fosfat dan enzim protein dalam jumlah besar. Miofibril
berkontraksi membutuhkan sejumlah besar adesonin trifosfat (ATP) yang dibentuk oleh
mitokondria.
5. Retikulum sarkoplasmik
Di dalam sarkolema terdapat reticulum endoplasma yang dalam serat otot disebut reticulum
sarkolema yang mempunyai susunan khusus dalam pengaturan kontraksi otot. Semakin cepat
Kejadian listrik dan aliran ion dalam otot kerangka yang mendasarinya sama dengan yang ada
dalam saraf. Potensi membrane istirahat 90 mv. Potensial aksi berlangsung 2-4 m/det dan
dihantarkan sepanjang serabut otot sekitar 5m/det. Masa refrakter absolut selama 1-3 m/det dan
polarisasi (gelombang listrik) susulan relatif memanjang. Walaupun sifat listrik serabut sendiri
didalam otot tidak cukup berbeda untuk menghasilkan sesuatu yang menyerupai potensial aksi
1. Respons kontraktil
Walaupun suatu respons normal tidak terjadi tanpa yang lain namun sifat fisiologinya berbeda,
depolarisasi (proses netralisasi keadaan polar/kutub) membrane serabut otot normalnya dimulai
pada lempeng akhir motorik, struktur ujung saraf motorik potensial aksi hantaran sepanjang
Untuk menimbulkan kontraksi, arus listrik ini harus menembus di sekitar myofibril yang
terpisah penyebarannya sepanjang tubulus transversa (tubulus T) yang menembus seluruh jalan
melalui srat otot dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini menyebabkan reticulum sarkolemik segera
melepaskan ion-ion kalsiumkesekitar myofibril dan ion kalsium ini menimbulkan kontraksi.
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
a. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
b. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
c. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran
d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi
serat saraf.
e. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf oto dengan cara yang sama seperti potensial
f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot
ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium, yang
h. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
4. Kedutan otot
Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang diikuti oleh relaksasi, respons ini
dinamakan kedutan otot. kedutan otot dimulai sekitar 2 mikrometer/detik setelah memulai
depolarisasi membran.
Serabut otot cepat terutama berhubungan dengan gerakan halus. serabut otot lambat terutama
terlihat dengan gerakan yang kuat, kasar dan terus menerus mempunyai kedutan berlangsung
sampai 100 mikrometer/detik. Lama kontraksi ini disesuaikan dengan fungsi masing-masing
otot, pergerakan mata harus sangat cepat supaya dapat mempertahankan fiksasi mata pada objek-
objek spesifik.
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filament aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang
tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat dengan filament
myosin, tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filament sampai
ke ujung miosin.
Selama kontraksi kuat, filamet aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga
ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme dibentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament myosin
dengan filament aktin. Bil;a sebuah potensial aksi berjalan keseluruh membrane serat otot akan
menyebabkan reticulum sakroplasmik melepaskan ion kalsium dan jumlah besar yang dengan
Tabel 2.2 Urutan peristiwa yang terjadi pada kontraksi dan relaksasi otot rangka
Tahap-tahap kontraksi
1. Pelepasan muatan oleh neuron motorik.
2. Pelepasan transmitter (asetikolin) di end-plate motorik.
3. Pengikatan asetikolin ke reseptor asetikolin nikotinik.
4. Peningkatan konduktansi Na+ dan K+ di membran end-plate.
5. Pembentukan potensial end-plate.
6. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot.
7. Penyebaran depolarisasi kedalam disepanjang tubulus T.
8. Pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis reticulum sarkoplasma serta difusi Ca2+ ke
filamen tebal dan filament tipis.
9. Pengikatan Ca2+ ke tropoin C, sehingga membuka tempat pengikatan myosin di
molekul aktin.
10. Pembentukan ikatan-silang (cross linkage) antara aktin dan myosin dan pergeseran
filament tipis pada filament tebal, sehingga menghasilkan gerakan.
Tahap-tahap relaksasi
1. Ca2+ dipompa kembali kedalam reticulum sarkoplasma.
2. Pelepasan Ca2+ dari troponin.
3. Penghentian interaksi antara aktin dan myosin.
Sumber : Gonang, F (2008 P. 72)
Proses yang menimbulkan pemendekan unsurt kontraktil didalam otot merupakan peluncuran
filamen (serabut/benang halus) tipis diatas filament tebal, karena otot memendek maka filament
tipis dari ujung sarkomer (kontraktil dari myofibril) saling mendekat, saat pendekatan filament
Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan oleh pemutusan dan pembentukan kembali
hubungan antara aktin (protein myofibril) dan myosin (protein globulin) menghasilkan gerakan
selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot adalah ATP, hidrolisis ikatan antara
gugusan fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan tenaga dalam jumlah besar sehingga
Di dalam otot, hidrolisis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil myosin. Proses
depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian eksitasi kontraksi.
Potensial aksi dihantarkan kesemua fibril didalam serabut melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna
terminalis. Gerakan ini membuka ikatan myosin sehingga ATP dipecah dan timbul kontraksi.
Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energy. Sejumlah ATP
dipecah membentuk ADP selama proses konraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang
Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai filament aktin meanrik membrane
menyentuh ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila berkontraksi tanpa melawan beban dan
mencapai keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata.
Bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan
penambahan beban. Bila beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang
dilakukan otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali
Penurunan kecepatan otot dengan beban ini karena beban pada otot yang berkontraksi
kekuatannya berlawanan arah melawan kontraksi. Akibat kontraksi otot kekuatan otot netto yang
Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot itu melakukan kerja. Hal ini
berarti ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban internal. Misalnya untuk mengangkat
suatu objek ketempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan
W=LxD
W = Hasil kerja
L = Beban
Energi yang dibutuhkan untuk melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama
kontraksi.
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai
unsure elastic dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul
tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang keseluruhan otot. Kontraksi yang demikian
disebut isometric (panjang ukuran sama). Kontraksi melawan beban tetap dengan pendekatan
Kontraksi otot yang kuat dan alam mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan
akibat dari ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil
kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi mengakibatkan
kelelahan dan hamper sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen.
dan tulang kemudian membentuk berbagai jenis sistem pengungkit yang diaktifkan oleh otot
biseps untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis mengenai sistem pengungkit tubuh
bergantung pada :
d. Posisi pengungkit
besar dan jarak pergerakan yang jauh. Beberapa otot ukurannya panjang dan berkontraksi lama
dan yang lain berukuran pendek, mempunyai luas penampang lintang yang besar serta
Kontraksi otot memerlukan tenaga. Otot merupakan suatu mesin untuk mengubah tenaga
kimia ke mekanik. Sumber cepat tenaga ini merupakn turunan fosfat organic kaya tenaga
didalam otot. Sumber akhir merupakan metabolism antara karbohidrat dan lipis hidrolisis ATP
ATP disintesis ulang dari ADP oleh tambahan suatu gugusan fosfat pada keadaan normal
tenaga untuk reaksi endotermi diberikan oleh pemecahan glukosa ke CO2 dan H2O. Didalam otot
ada senyawa fosfat yang kaya tenaga lainnya dinamakan fosforilkreatin yang membentuk ATP
a. Pemecahan karbohidrat
Banyak tenaga bagi sintesis ulang ATP dan fosforilkreatin berasal dari pemecahan menjadi
CO2 dan H2O suatu bagian lintasan metabolic utama. Glukosa dalam aliran darah memasuki sel
melalui serangkaian reaksi kimia ke piruvat sumber lain bagi glukosa intrasel berasal dari
glikogen, polimer karbohidrat yang sangat banyak dalam hati dan otot kerangka. Bila ada O 2
yang adekuat maka piruvat memasuki siklus asam sitrat dan metabolism melalui siklus lintasan
Secara termodinamik tenaga yang diberikan ke otot harus sama denga pengeluaran tenaga
dalam kerja yang dilakukan otot. Efisiensi mekanik keseluruhan kerja otot rangka mengeluarkan
tenaga sampai 50%, sementara mengangkat beban selama berkontraksi isotonik pada hakikatnya
0%. Selama berkontraksi isometric, simpanan tenaga dalam ikatan fosfat merupakan factor kecil
dan panas yang dihasilkan dalam otot dapat diukur secara tepat dengan termokopel yang cocok.
Panas istirahat merupakan manifestasi luar proses metabolic basal. Panas yang dihasilkan
dalam kelebihan panas istirahat selama kontraksi dinamakan panas awal yang membentuk panas
aktivasi. Setelah berkontraksi produksi panas melebihi panas istirahat kontinu selama 30 menit.
Selanjutnya akan terjadi pemulihan panas karena panas dilepas oleh proses metabolism.
Pelepasan panas ketika pemulihan otot pada keadaan sebelum otot berkontraksi kira-kira sama
Bila suatu otot berkontraksi melawan beban, dikatakan otot ini kerja. Artinya energi yang
dipindahkan dari otot ke beban eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih
tinggi atau mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dibutuhkan energi untuk
melakukan kerja dalam sel otot selama berkontraksi. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk
menjalaqnkan mekanisme untuk memompakan kalsium dari sarkoplasma kedalam reticulum
sarkoplasmik. Dan setelah kontraksi berakhir, memompakan ion-ion natrium dan kalium melalui
membran serat otot mempertahankan lingkungan yang cocok untuk pembentukan potensial aksi.
a. Efek denervasi
Dalam tubuh manusia yang utuh, otot rangka yang sehat tidak berkontraksi kecuali dalam
atrofi otot dan peningkatan sensitivitas terhadap asetilkolin. Akibatnya muncul kontraksi halus
tak teratur pada serabut tersendiri (fibrilasi=kontraksi serat otot yang sangat cepat)
b. Elektromiografi
Aktivitas unit motorik dapat diteliti dengan elektromiografi dengan proses perekaman aktivitas
listrik otot pada osiloskop sinar katoda. Bisa dilakukan pada manusia yang tidak dianestesi
dengan menggunakan cakram logam kecil pada kulit diatas otot sebagi elektroda penangkap atau
dengan menggunakan elektroda jarum hipodermik. Rekaman yang didapat dengan elektroda
Otot rangka manusia dapat menimbulkan 3-4 kg tegangan per sentimeter persegi penampang
melintang. Gambaran ini kira-kira sama seperti yang didapat di dalam berbagai hewan percobaan
Semua otot tubuh secara terus menerus dibentuk kembali untuk menyesuaikan fungsi-fungsi
yang dibutuhkan olehnya. Diameter diubah, panjang diubah, kekuatan diuabah, suplai pembuluh
darah diubah, bahkan tipe serat otot diubah. Peosaes perubahan bentuk ini seringkali berlangsung
1. Hipertrofi
Bila massa suatu otot menjadi besar akibat peningkatan jumlah filamen aktin dan myosin
dalam setiap serat otot, peristiwa ini terjadi sebagai respons terhadap kontraksi otot yang
berlangsung pada kekuatan maksimal. Hipertrofi yang sangat luas dapat terjadi bila selam
aproses kontraksi otot-otot diregang secara simultan, selama maksimum dalam waktu 6-10
minggu. Kalau kontraksi sangat kuat, jumlah filamen aktin dan miosin bertambah banyak secara
progresif didalam myofibril. Miofibril akan pecah disetiap otot untuk membentuk myofibril yang
baru.
2. Atrofi otot
Bila massa otot menurun karena otot tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama,
kecepatan penghancuran protein kontraktil dan jumlah miofibril yang timbul akan berlangsung
lebih cepat daripada kecepatan penggantinya. Akibatnya otot mengecil melebihi normal, dapat
ujung serat oto tempat otot melekat pada tendo. Bila suatu otot tetap memendek secara terus
menerus kurang dari panjang normal, sarkomer-sarkomer pada ujung otot akan menghilang
hampir sama cepatnya. Melalui proses ini secara terus menerus dibentuk kembali untuk memiliki
3. Rigor mortis
Beberapa jam setelah kematian, semua otot tubuh masuk dalam keadaan kontraktur yang
disebut rigor mortis yaitu otot berkontraksi dan menjadi kaku walaupun tidak terdapat potensial
aksi. Kekakuan ini disebabkan hilangnya semua ATP yang dibutuhkan untuk menyebabkan
Otot dalam keadaan kaku karena protein-protein otot dihancurkan. Biasanya disebabkan oleh
proses autolysis akibat enzim yang dikeluarkan dari hormon 15-25 jam kemudian. Ini
E. Skema otot
Jenis otot :
Menurut Guyton dan Hall (2007 p.95) otot polos terdiri atas serabut-serabut kecil umumnya
Gambar 2.4 Struktur fisik otot polos.Serabut di sisi kiri atas memperlihatkan filament aktin yang
memancarkan dari dence bodies. Serabut yang kiri bawah dan serabut yang disebelah kanan
memperlihatkan hubungan antara filament myosin dengan filament aktin (Guyton & Hall, 2007
p.96)
a. Tipe-tipe otot polos
Tipe otot polos ini terdiri atas serabut otot polos tersendiri dan terpisah. Sifat dari serabut otot
polos multi-unit ini adalah masing-masing serabut dapat berkontraksi dengan tidak bergantung
pada yang lain, dan pengaturannya terutama dilakukan oleh sinyal saraf. Contoh otot polos
multi-unit adalah otot silindris mata, otot iris mata, dan otot piloerektor yang menyebabkan
Istilah ini mengartikan bahwa serabut otot berkontraksi bersama-sama sebagai suatu unit
tunggal.
Otot polos dapat dirangsang untuk berkontraksi oleh berbagai jenis sinyal : oleh sinyal saraf,
oleh rangsangan hormonal, oleh regangan otot, dan beberapa cara lainnya (Guyton & Hall, 2007
p.99)
Gambar 2.6 Persarafan otot polos (Guyton & Hall, 2007 p.99)
Gambar 2.7 (A) Potensial aksi otot polos yang khas (potensial lajak) yang ditimbulkan oleh
rangsangan eksternal. (B) Serangkaian lajak yang ditimbulkan oleh gelombang listrik berirama
lambat yang terjadi secara spontan di oto polos dinding usus. (C) Potensial aksi dengan
pendataran yang direkam dari suatu serabut otot polos uterus.
Sumber : Guyton & Hall (2007 p.100)
3. Otot jantung
Menurut Guyton dan Hall (2007, p.107) ada tiga tipe otot jantung yaitu otot atrium, otot trikel
dan serabut otot eksitatorik. Dalam gambar 2.8 tampak daerah-daerah gelap yang menyilang
serabut-serabut otot jantung yang disebut sebagai diskus interkalatus. Otot jantung merupakan
suatu sinistium dari banyak sel-sel otot jantung tempat sel-sel otot jantung ini terikat dengan
sangat kuat sehingga bila salah satu sel otot terangsang, potensial aksi akan menyebar dari satu
Gambar 2.8 “Sinsitium” yang merupakan sifat saling berhubungan dari serabut otot jantung
(Guyton & Hall . 2007 p.108)
Jantung terdiri atas 2 sinistrium yaitu sinistrium atrium yang menyusun dinding kedua atrium
F. Macam otot
1. Menurut bentuk :
a. Bentuk kumparan
b. Bentuk Lipas
c. Bentuk Melingkar
d. Bentuk Sirip
e. Serabut sejajar
3. Menurut pekerjaan :
c. Antagonis (berlawanan)
d. Dilatasi (memanjang)
i. Kontraksi (memendek)
j. Pronator (ulna dan radial sejajar)
k. Sinergis (bersamaan)
4. Menurut Letak :
a. Bagian dada
c. Bagian kepala
d. Bagian leher
f. Bagian perut
g. Bagian punggung
M. Posas mayor
M. Illiakus
Otot sekitar panggul M. Psoas minor
Sebelah depan M. Gluteus maksimus
M. Gluteus medius minimus
Sebelah belakang
Abduktor
Anggota gerak bawah M. Abduktor maldanus
(otot
tungkai) M. Abduktor brevis
Otot paha M. Abduktor longus
Ekstensor (quadriceps)
M. Rektus femoralis
M. Vastus lateralis eksternal
M. Vastus medialis internal
M. Intermedialis
Fleksor
M. Biseps femoris
M. Semimembranosus
M. Semitendinosis
M. Sartorius
M. Tibia anterior
M. EKstensor falangus longus
Kedang jempol
Tungkai bawah M. Popliteus (tendo Achilles)
M. Fleksor falangus longus
M. Tibialis posterior
Menurut Potter & Perry (2006 p.1197) sepanjang kehidupan, penampilan tubuh dan fungsi
A. Bayi
Garis tulang belakang pertama kali muncul ketika bayi memanjangkan leher dari posisi
pronasi. Sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan stabilitas, tulang belakang torakal
menjadi tegak, dan garis tulang belakang lumbal muncul, sehingga memungkinkan duduk dan
berdiri. Pada bayi yang matang, sistem muskuloskeletal menjadi lebih kuat, bayi mampu
melawan pergerakan, meraih dan menggengam objek. Pada saat bayi tumbuh, perkembangan
sistem muskuloskeletal membutuhkan dukungan berat badan untuk berdiri dan berjalan.
Posturnya aneh karena kepala dan tubuh berat badan tidak tersebar rata sepanjang garis gravitasi
B. Todler
Postur toddler agak berpunggung lengkung dengan perut menonjol adalah aneh. Ketika anak
berjalan, tungkai dan kakinya biasanya berjauhan dan kaki agak terbuka. Pada masa akhir
toddler, penampakan postur berkurang keanehannya yaitu garis pada tulang belakang serviks dan
Pada usia 3 tahun, tubuh lebih ramping, lebih tinggi, dan lebih baik keseimbangan. Perut yang
menonjol berkurang, kaki tidak terbuka berjauhan, lengan dan tungkai makin panjang. Dari usia
3 tahun sampai permulaan remaja system musculoskeletal terus berkembang. Tulang panjang di
lengan dan tungkai tumbuh. Otot, ligament, dan tendon yang lebih kuat mengakibatkan
perbaikan postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi lebih baik memungkinkan anak
D. Remaja
Tahap remaja di tandai dengan pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan kadang tidak seimbang.
Sehingga remaja tampak aneh dan tidak terkoordinasi. Pertumbuhan dan perkembangan putrid
biasa lebih cepat dibandingkan dengan remaja putra. Pinggul, membesar, lemak di simpan di
lengan atas, paha, dan bokong. Perubahan bentuk pada remaja putra menghasilkan pertumbuhan
tulang panjang dan peningkatan massa otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul lebih
sempit. Perkembangan otot meningkat di dada, lengan, bahu dan tungkai atas.
E. Dewasa
Perubahan postur normal dan kesejajaran tubuh orang dewasa terjadi terutama pada wanita
hamil. Perubahan tersebut akibat respons adaptif tubuh terhadap penambahan berat dan
pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke bagian anterior. Wanita hamil bersandar ke
belakang dan punggungnya agak lengkung. Wanita hamil biasa mengeluh sakit punggung.
F. Lansia
Kehilangan total massa tulang progresif terjadi pada lansia. Beberapa kemungkinan untuk
penyebab kehilangan ini meliputi aktivitas fisik, perubahan hormonal dan resorpsi tulang actual.
Pengaruh kehilangan tulang adalah tulang menjadi lebih lemah, tulang belakang lebih lunak dan
tertekan, tulang panjang kurang resisten untuk membungkuk (Lueckenote,1994). Selain itu lansia
Proses menua biasanya dihubungkan dengan perubahan fungsi seperti penurunan kekuatan
otot dan kapasitas aerobic, tidak stabilnya vasomotor, pengurangan ketebalan tulang,
keterbatasan ventilasi paru, perubahan sensori kontinen, selera makan dan haus serta cenderung
inkontinensia urin. Hospitalisasi dan tirah baring melapiskan beberapa faktor seperti imobilisasi,
pengurangan volume plasma, percepatan kehilangan tulang, peningkatan volume tertutup, dan
kehilangan sensori. Beberapa faktor tersebut emndorong lansia lebih mudah masuk ke dalam
Lansia berjalan lebih lambat dan tampak kurang koordinasi. Lansia juga membuat langkah
yang lebih pendek, menjaga kaki mereka lebih dekat bersamaan yang mengurangi dasar
dukungan. Sehingga keseimbangan tubuh tidak stabil dan mereka berisiko jatuh dan cedera.
lift
Pegangkat hidrolik sama seperti perangkat hoyer terutama digunakan untuk pasien yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri atau yang terlalu berat untuk diangkat oleh pengangkat lain
dengan aman. Pengangkat ini dapat digunakan untuk memindahkan pasien antara tempat tidur ke
kursi roda, tempat tidur ke kamar mandi, dan tempat tidur ke brankar.
Pengangkat hoyer terdiri dari satu dasar diatas lereng, pompa mekanik hidrolik, tiang untuk
berpegangan dan tali/kain pegangan. Tali/kain ini biasanya terdiri dari satu atau dua kain terpa
yang digunakan untuk duduk pasien. kain pertama digunakan untuk mengangkat kepala hingga
lutut pasien, dan kain kedua digunakan untuk mengangkat bokong dan paha. Ini adalah sesuatu
yang penting yang harus diketahui model yang sering digunakan dan disertai latihan untuk
pengait,rantai,tali pengikatnya dan kain terpa itu dipersiapkan dengan baik. Banyak pihak
Menurut Potter & Perry (2006 p. 1473), prosedur memindahkan pasien dari tempat tidur ke
Tabel 2.6
Tindakan Rasional
1. Bawa pengangkat ke sisi tempat tidur 1. Memastikan elevasi aman dari pasien
dari tempat tidur (sebelum menggunakan
lift, secara menyeluruh akrab dengan
operasi perusahaan)
2. Posisi kursi dekat tempat tidur, dan 2. Mempersiapkan lingkungan untuk
memungkinkan ruang yang cukup untuk penggunaan yang aman dari lift dan
angkat manuver. transfer berikutnya.
3. Angkat tempat tidur ke posisi tinggi 3. Menjaga keselarasan perawat selama
dengan rel datar kasur, sisi bawah. transfer
4. Jauhkan rel tempat tidur menghadap ke4. Menjaga keselamatan pasien.
atas pada sisi yang berlawanan anda.
5. Gulingkan pasien pada sisi jauh dari
anda. 5. Lengkapi posisi klien pada mekanik /
6. Tempat tidur gantung atau kanvas strip hidrolik sling.
bawah pasien untuk dari gendongan. 6. Dua jenis kursi diberikan diberikan
Tempat potongan kanvas dua sehingga dengan mekanik / hidrolik angkat. gaya
tepi bawah sesuai di bawah lutut pasien tidur gantung adalah lebih baik bagi
(potongan lebar) dan tepi atas sesuai di pasien yang lembek, lemah, dan perlu
bawah bahu pasien (bagian sempit) dukungan, strip kanvas dapat digunakan
untuk klien dengan otot normal. Kait
harus menghadap jauh dari kulit pasien.
7. Angkat rel tempat tidur Tempat sling di bawah pasien pusat
8. Pergi ke sisi berlawanan dan kereta api gravitasi dan bagian terbesar dari berat
naik lebih rendah. tubuh.
9. Gulingkan pasien ke sisi berlawanan dan 7. Menjaga keselamatan pasien
rel sisi bawah 8.
10. Gulingkan pasien ke kursi kanvas
9. Selesaikan posisi pasien pada mekanik /
hidrolik sling.
10. Sling harus diperluas dari bahu ke lutut
11. Bersihkan kacamata pasien (jika perlu) (tempat tidur gantung) untuk mendukung
12. Tempat mengangkat bar tapal kuda di berat badan pasien sama-sama
bawah sisi tempat tidur (di sisi tempat 11. Putar bar dekat dengan kepala pasien dan
tidur dengan kursi) bisa memecahkan gelas mata
13. Turunkan bar horizontal untuk tingkat 12. Posisi mengangkat efisien dan
selempang dengan melepaskan katup dipromosikan kelancaran transfer
hidrolik. kunci katup
14. Pasang kaitan pada tali (rantai) untuk 13. Posisi lift hidrolik dekat dengan pasien.
lubang di selempang. rantai pendek atau mengunci katup mencegah cedera pada
kail tali ke lubang atas sling, rantai lagi pasien.
menghubungkan ke bawah dari
gendongan. 14. mengamankan hidrolik lift untuk
15. Mengangkat kepala tempat tidur selempang
16. Lipat lengan pasien di depan dada
IV. Prosedur Tindakan Keperawatan Berjalan Dengan Kruk Lofstrand (Kruk Lengan
Bawah)
Kruk digunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Kruk Lofstrand dengan pengatur ganda atau
kruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang pas mengelingi
lengan bawah. Diatur agar sesuai dengan tinggi pasien (Potter & Perry, 2005 p.1235).
Kelebihan dalam menggunakan kruk lengan bawah adalah ringan dan menyediakan pilihan
untuk mengatur tingkat bagian manset kruk sehingga pemakainya dapat mengatur sudut tekukan
kerusakan pada sendi dan saraf di lengan dan tangan (Ehow, 2011; Grace, 2012).
A. Tegakkan kruk lengan melawan tubuh Anda untuk memastikan bahwa tinggi keseluruhan kruk
sesuai.
B. Ketika berdiri tegak, pegangan dari setiap penopang lengan bawah harus mencapai sekitar
pergelangan tangan.
D. Gunakan tombol di bagian atas setiap kruk untuk memindahkan manset atas atau bawah. Manset
masing lengan. Manset berbentuk seperti U, ujung terbuka U harus menghadap ke luar.
F. Tempatkan kruk tepat di depan dan mentransfer beberapa dari berat badan Anda ke kruk lengan.
G. Gerakkan kaki kanan hingga tepat di belakang kruk. Ambil langkah secara perlahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami perubahan terutama pada usia kanak-
kanak dan lansia. Beberapa pasien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara
rentang mobilisasi-imobilisasi.
2. Otot adalah jaringan peka rangsang, yang mencetuskan mekanisme kontraksi spesialis menjadi
kontraksi pada tubuh, mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimiawi dan mengandung
protein-protein kontraktil.
e. Skema otot
f. Macam otot
4. Pegangkat hidrolik sama seperti perangkat hoyer digunakan untuk memindahkan pasien antara
tempat tidur ke kursi roda, tempat tidur ke kamar mandi, dan tempat tidur ke brankar.
5. Kruk digunakan untuk orang yang memiliki satu kaki cedera atau sakit kaki, memiliki otot
lemah atau gaya berjalan yang tidak stabil, dan membantu mereka dalam berjalan tanpa kesulitan
(Ehow, 2011).
6. Kruk lengan bawah adalah bentuk paling umum dari kruk yang digunakan oleh individu yang
Dalam makalah tugas mandiri ini memuat informasi mengenai aspek-aspek yang mencakup
dalam kebutuhan seseorang untuk beraktifitas dan mobilisasi. Mungkin dalam laporan tugas
mandiri ini banyak sekali terdapat kekeliruan, Penulis berharap agar pembaca dapat
memakluminya karena penulis juga masih sangat membutuhkan arahan dan kritik dari
pembimbing dan pembaca. Serta masih banyak buku-buku referensi yang menjelaskan secara
professionalisme.
2. Adanya perluasan materi yang disampaikan lebih luas dan mencakup materi yang diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Ehow. (2011) dikutip pada tanggal 21 Maret 2012 dari http://www.ehow.com/how_4780879_use-
hoyer-lift-transfer-patient.html
Ganong, F William. (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Eds.22 Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Eds 11. Jakarta : EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. (2004). Fundamentals of nursing; Concept, process, and
practice. 7 th ed. New Jersey : Perason Education, Inc.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 2
Eds 4. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. (2006). Fundamentals of nursing;Concept, process, and
practice, 4 th ed. USA : Elsevier Mosby
2 komentar:
1.
Balas
Balasan
1.
Iyaaa.. di Unsyiah ug :)
Balas
Daily Calendar
Apakah anda puas membaca di blog ini ???
Mengenai Saya
Husna A Wahed
simple woman..
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
A. Proses osifikasi Osifikasi adalah perubahan tulang rawan menjadi tulang keras
atau perbaik...
Mekanika tubuh
I. Mekanika Tubuh (Body Mechanic) A. Definisi Mekanika tubuh adalah istilah yang
digunakan dalam menjelaskan penggunaan tubuh yang aman...
pidato "harapanku"
Ambulasi
total pengunjung
23343
selamat datang...
selamat datang di blog aku ini...
Follow me @Bf2na and add me Husna A. Wahed yaaa...
Arsip Blog
► 2014 (1)
▼ 2013 (3)
o ► Juli (2)
o ▼ Maret (1)
kebutuhan aktivitas dan mobilisasi
► 2012 (5)
► 2011 (3)
Cerita Bersamaku
memulai sesuatu dari ungkapan dalam hati untuk lebih baik dalam menjalani hidup yang begitu
indah...
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus dan berliku-liku,
proses kompleks yang sering dibagi kedalam tahap yang diatur sesuai kelompok umur.
Kronologis tersebut berdasarkan waktu dan rangkaian tugas perkembangan yang harus di capai
individu untuk maju ke tahap berikutnya (Potter & Perry, 2005 p.638)
Mobilisasi mengacu pada kemampuan seorang untuk bergerak dengan bebas, dan imobilisasi
mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry, 2005
p.1192).
Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak (latihan ROM), gaya berjalan
(menggunakan kruk, walker, dan tongkat), latihan, toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh.
Menurut Kozier dan Erb (2009) kruk adalah bentuk perangkat medis yang umumnya
digunakan oleh individu yang tidak bisa berjalan dengan baik atau mengalami kesulitan ekstrim
dan rasa sakit saat berjalan, penggunaannya dapat sementara (kerusakan ligamen di lutut) atau
Memindahkan pasien mengunakan Pegangkat hidrolik untuk pasien yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri atau yang terlalu berat untuk diangkat oleh pengangkat lain dengan
2. Memperkaya bahan bacaan pada perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa lain
hydraulic lift.
6. Memahami prosedur tindakan keperawatan berjalan dengan Kruk Loftsrand (kruk lengan
bawah).
BAB II
PEMBAHASAN
I. Fisiologi Otot Kerangka
Menurut Drs. H. Syaifuddin, AMK (dalam buku Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan, 2006 p.106-119) Sel otot dapat dirangsang secara kimia, listrik dan mekanik untuk
menimbulkan suatu potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membrane sel. Sel ini
mengandung protein kontraktil dan mempunyai mekanisme yang diaktifasi oleh potensial aksi.
Kira-kira 40% dari seluruh tubuh terdiri dari otot rangka, dan mungkin 10% lainnya berupa otot
polos dan otot jantung. Beberapa prinsip dasar yang sama mengenai kontraksi dapat diterapkan
pada semua jenis otot yang berbeda ini (Guyton & Hall, 2007 p.74).
(contractility), dapat melebar (extensibility), dapat diregang (elasticity) dan mempunyai irama
Otot kerangka terdiri dari serabut otot tersendiri yang merupakan kompleks bangunan susunan
saraf. Tiap serabut otot merupakan suatu sel tunggal, multinuklear, panjang dan silindris. Serabut
otot dibentuk dari fibril yang dibagi ke filamen tersendiri dan dibentuk dari protein kontraktil.
Gambar 2.1 Organisasi otot rangka, dari yang besar sampai ketingkat molekul. F,G,H dan I
adalah penampang melintang pada tingkat yang ditunjukkan (Digambar oleh Sylvia Colard
Keene. Dimodifikasi dari Fawcett DW : Bloom dan Fawcet : A Textbook of Histology.
Philadelphia: W. B Sauders,1998)
Sumber : Guyton & Hall (2007 p.75)
Semua otot rangka dibentuk oleh sejumlah serat yang diameternya berkisar 10-80 mikrometer.
Masing-masing serat ini terbuat dari rangkain subunit yang lebih kecil. Sebagian besar dari otot
2. Sarkolema
Membran sel dari serat otot terdiri dari membrane sel yang disebut plasma, yaitu lapisan tipin
bahan polisakarida yang mengandung sejumlah serat kolagen tipis. Pada ujung serat otot lapisan
sarkolema ini bersatu dengan serat tendo dan berkumpul menjadi berkas untuk membenruk tendo
3. Miofibril
Setiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai beberapa ribu miofibril. Setiap miofibril
terletak berdampingan, memiliki 1500 filamen miosin dan 3000 filamen aktin yang merupakan
molekul protein polimer besar yang bertanggung jawab untuk kontraksi otot. Filamen miosin dan
aktin sebagian besar saling bertautan sehingga menyebabkan myofibril memiliki pita terang dan
4. Sarkoplasma
Miofibril yang terpendam dalam serat otot terdiri dari unsur-unsur intraselular. Cairan
sarkoplasma mengandung kalium, fosfat dan enzim protein dalam jumlah besar. Miofibril
berkontraksi membutuhkan sejumlah besar adesonin trifosfat (ATP) yang dibentuk oleh
mitokondria.
5. Retikulum sarkoplasmik
Di dalam sarkolema terdapat reticulum endoplasma yang dalam serat otot disebut reticulum
sarkolema yang mempunyai susunan khusus dalam pengaturan kontraksi otot. Semakin cepat
Kejadian listrik dan aliran ion dalam otot kerangka yang mendasarinya sama dengan yang ada
dalam saraf. Potensi membrane istirahat 90 mv. Potensial aksi berlangsung 2-4 m/det dan
dihantarkan sepanjang serabut otot sekitar 5m/det. Masa refrakter absolut selama 1-3 m/det dan
polarisasi (gelombang listrik) susulan relatif memanjang. Walaupun sifat listrik serabut sendiri
didalam otot tidak cukup berbeda untuk menghasilkan sesuatu yang menyerupai potensial aksi
1. Respons kontraktil
Walaupun suatu respons normal tidak terjadi tanpa yang lain namun sifat fisiologinya berbeda,
depolarisasi (proses netralisasi keadaan polar/kutub) membrane serabut otot normalnya dimulai
pada lempeng akhir motorik, struktur ujung saraf motorik potensial aksi hantaran sepanjang
Potensial aksi dalam saraf dapat diterapkan pada serat otot rangka. Serat otot rangka demikian
terpisah penyebarannya sepanjang tubulus transversa (tubulus T) yang menembus seluruh jalan
melalui srat otot dari satu sisi ke sisi lain. Hal ini menyebabkan reticulum sarkolemik segera
melepaskan ion-ion kalsiumkesekitar myofibril dan ion kalsium ini menimbulkan kontraksi.
Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan sebagai berikut :
a. Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
b. Setiap ujung saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
c. Asetilkolin bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran
d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi
serat saraf.
e. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf oto dengan cara yang sama seperti potensial
f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot
ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium, yang
g. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan myosin yang
h. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.
4. Kedutan otot
Potensial aksi tunggal menyebabkan kontraksi singkat yang diikuti oleh relaksasi, respons ini
dinamakan kedutan otot. kedutan otot dimulai sekitar 2 mikrometer/detik setelah memulai
depolarisasi membran.
Serabut otot cepat terutama berhubungan dengan gerakan halus. serabut otot lambat terutama
terlihat dengan gerakan yang kuat, kasar dan terus menerus mempunyai kedutan berlangsung
sampai 100 mikrometer/detik. Lama kontraksi ini disesuaikan dengan fungsi masing-masing
otot, pergerakan mata harus sangat cepat supaya dapat mempertahankan fiksasi mata pada objek-
objek spesifik.
Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filament aktin berasal dari dua lempeng saling tumpang
tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat dengan filament
myosin, tumpang tindih satu sama lain secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filament sampai
ke ujung miosin.
Selama kontraksi kuat, filamet aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga
ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme dibentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament myosin
dengan filament aktin. Bil;a sebuah potensial aksi berjalan keseluruh membrane serat otot akan
menyebabkan reticulum sakroplasmik melepaskan ion kalsium dan jumlah besar yang dengan
Tabel 2.2 Urutan peristiwa yang terjadi pada kontraksi dan relaksasi otot rangka
Tahap-tahap kontraksi
1. Pelepasan muatan oleh neuron motorik.
2. Pelepasan transmitter (asetikolin) di end-plate motorik.
3.Pengikatan asetikolin ke reseptor asetikolin nikotinik.
4.Peningkatan konduktansi Na+ dan K+ di membran end-plate.
5.Pembentukan potensial end-plate.
6.Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot.
7.Penyebaran depolarisasi kedalam disepanjang tubulus T.
8. Pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis reticulum sarkoplasma serta difusi Ca2+ ke
filamen tebal dan filament tipis.
9. Pengikatan Ca2+ ke tropoin C, sehingga membuka tempat pengikatan myosin di
molekul aktin.
10. Pembentukan ikatan-silang (cross linkage) antara aktin dan myosin dan pergeseran
filament tipis pada filament tebal, sehingga menghasilkan gerakan.
Tahap-tahap relaksasi
1. Ca2+ dipompa kembali kedalam reticulum sarkoplasma.
2. Pelepasan Ca2+ dari troponin.
3. Penghentian interaksi antara aktin dan myosin.
Sumber : Gonang, F (2008 P. 72)
Proses yang menimbulkan pemendekan unsurt kontraktil didalam otot merupakan peluncuran
filamen (serabut/benang halus) tipis diatas filament tebal, karena otot memendek maka filament
tipis dari ujung sarkomer (kontraktil dari myofibril) saling mendekat, saat pendekatan filament
Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan oleh pemutusan dan pembentukan kembali
hubungan antara aktin (protein myofibril) dan myosin (protein globulin) menghasilkan gerakan
selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot adalah ATP, hidrolisis ikatan antara
gugusan fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan pelepasan tenaga dalam jumlah besar sehingga
Di dalam otot, hidrolisis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil myosin. Proses
depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian eksitasi kontraksi.
Potensial aksi dihantarkan kesemua fibril didalam serabut melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna
terminalis. Gerakan ini membuka ikatan myosin sehingga ATP dipecah dan timbul kontraksi.
7. ATP sebagai sumber energi untuk kontraksi
Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energy. Sejumlah ATP
dipecah membentuk ADP selama proses konraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang
Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai filament aktin meanrik membrane
menyentuh ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila berkontraksi tanpa melawan beban dan
mencapai keadaan kontraksi penuh kira-kira dalam 0,1 detik untuk otot rata-rata.
Bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun secara progresif seiring dengan
penambahan beban. Bila beban meningkat sampai sama dengan kekuatan maksimum yang
dilakukan otot tersebut, kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali
Penurunan kecepatan otot dengan beban ini karena beban pada otot yang berkontraksi
kekuatannya berlawanan arah melawan kontraksi. Akibat kontraksi otot kekuatan otot netto yang
Bila suatu otot berkontraksi melawan suatu beban dikatakan otot itu melakukan kerja. Hal ini
berarti ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban internal. Misalnya untuk mengangkat
suatu objek ketempat yang lebih tinggi atau untuk mengimbangi tahanan pada waktu melakukan
W = Hasil kerja
L = Beban
Energi yang dibutuhkan untuk melakukan kerja berasal dari reaksi kimia dalam sel otot selama
kontraksi.
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai
unsure elastic dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul
tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang keseluruhan otot. Kontraksi yang demikian
disebut isometric (panjang ukuran sama). Kontraksi melawan beban tetap dengan pendekatan
Kontraksi otot yang kuat dan alam mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan
akibat dari ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil
kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi mengakibatkan
kelelahan dan hamper sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen.
Otot-otot bekerja dengan menggunakan tegangan pada tempat-tempat insersi didalam tulang
dan tulang kemudian membentuk berbagai jenis sistem pengungkit yang diaktifkan oleh otot
biseps untuk mengangkat lengan bawah. Suatu analisis mengenai sistem pengungkit tubuh
bergantung pada :
d. Posisi pengungkit
besar dan jarak pergerakan yang jauh. Beberapa otot ukurannya panjang dan berkontraksi lama
dan yang lain berukuran pendek, mempunyai luas penampang lintang yang besar serta
Kontraksi otot memerlukan tenaga. Otot merupakan suatu mesin untuk mengubah tenaga
kimia ke mekanik. Sumber cepat tenaga ini merupakn turunan fosfat organic kaya tenaga
didalam otot. Sumber akhir merupakan metabolism antara karbohidrat dan lipis hidrolisis ATP
ATP disintesis ulang dari ADP oleh tambahan suatu gugusan fosfat pada keadaan normal
tenaga untuk reaksi endotermi diberikan oleh pemecahan glukosa ke CO2 dan H2O. Didalam otot
ada senyawa fosfat yang kaya tenaga lainnya dinamakan fosforilkreatin yang membentuk ATP
a. Pemecahan karbohidrat
Banyak tenaga bagi sintesis ulang ATP dan fosforilkreatin berasal dari pemecahan menjadi
CO2 dan H2O suatu bagian lintasan metabolic utama. Glukosa dalam aliran darah memasuki sel
melalui serangkaian reaksi kimia ke piruvat sumber lain bagi glukosa intrasel berasal dari
glikogen, polimer karbohidrat yang sangat banyak dalam hati dan otot kerangka. Bila ada O2
yang adekuat maka piruvat memasuki siklus asam sitrat dan metabolism melalui siklus lintasan
dalam kerja yang dilakukan otot. Efisiensi mekanik keseluruhan kerja otot rangka mengeluarkan
tenaga sampai 50%, sementara mengangkat beban selama berkontraksi isotonik pada hakikatnya
0%. Selama berkontraksi isometric, simpanan tenaga dalam ikatan fosfat merupakan factor kecil
dan panas yang dihasilkan dalam otot dapat diukur secara tepat dengan termokopel yang cocok.
Panas istirahat merupakan manifestasi luar proses metabolic basal. Panas yang dihasilkan
dalam kelebihan panas istirahat selama kontraksi dinamakan panas awal yang membentuk panas
aktivasi. Setelah berkontraksi produksi panas melebihi panas istirahat kontinu selama 30 menit.
Selanjutnya akan terjadi pemulihan panas karena panas dilepas oleh proses metabolism.
Pelepasan panas ketika pemulihan otot pada keadaan sebelum otot berkontraksi kira-kira sama
Bila suatu otot berkontraksi melawan beban, dikatakan otot ini kerja. Artinya energi yang
dipindahkan dari otot ke beban eksternal untuk mengangkat suatu objek ke tempat yang lebih
tinggi atau mengimbangi tahanan pada waktu melakukan gerak, dibutuhkan energi untuk
melakukan kerja dalam sel otot selama berkontraksi. Sebagian besar energi ini dibutuhkan untuk
sarkoplasmik. Dan setelah kontraksi berakhir, memompakan ion-ion natrium dan kalium melalui
membran serat otot mempertahankan lingkungan yang cocok untuk pembentukan potensial aksi.
a. Efek denervasi
Dalam tubuh manusia yang utuh, otot rangka yang sehat tidak berkontraksi kecuali dalam
tak teratur pada serabut tersendiri (fibrilasi=kontraksi serat otot yang sangat cepat)
b. Elektromiografi
Aktivitas unit motorik dapat diteliti dengan elektromiografi dengan proses perekaman aktivitas
listrik otot pada osiloskop sinar katoda. Bisa dilakukan pada manusia yang tidak dianestesi
dengan menggunakan cakram logam kecil pada kulit diatas otot sebagi elektroda penangkap atau
dengan menggunakan elektroda jarum hipodermik. Rekaman yang didapat dengan elektroda
Otot rangka manusia dapat menimbulkan 3-4 kg tegangan per sentimeter persegi penampang
melintang. Gambaran ini kira-kira sama seperti yang didapat di dalam berbagai hewan percobaan
Semua otot tubuh secara terus menerus dibentuk kembali untuk menyesuaikan fungsi-fungsi
yang dibutuhkan olehnya. Diameter diubah, panjang diubah, kekuatan diuabah, suplai pembuluh
darah diubah, bahkan tipe serat otot diubah. Peosaes perubahan bentuk ini seringkali berlangsung
1. Hipertrofi
Bila massa suatu otot menjadi besar akibat peningkatan jumlah filamen aktin dan myosin
dalam setiap serat otot, peristiwa ini terjadi sebagai respons terhadap kontraksi otot yang
berlangsung pada kekuatan maksimal. Hipertrofi yang sangat luas dapat terjadi bila selam
aproses kontraksi otot-otot diregang secara simultan, selama maksimum dalam waktu 6-10
minggu. Kalau kontraksi sangat kuat, jumlah filamen aktin dan miosin bertambah banyak secara
progresif didalam myofibril. Miofibril akan pecah disetiap otot untuk membentuk myofibril yang
baru.
2. Atrofi otot
Bila massa otot menurun karena otot tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama,
kecepatan penghancuran protein kontraktil dan jumlah miofibril yang timbul akan berlangsung
lebih cepat daripada kecepatan penggantinya. Akibatnya otot mengecil melebihi normal, dapat
ujung serat oto tempat otot melekat pada tendo. Bila suatu otot tetap memendek secara terus
menerus kurang dari panjang normal, sarkomer-sarkomer pada ujung otot akan menghilang
hampir sama cepatnya. Melalui proses ini secara terus menerus dibentuk kembali untuk memiliki
3. Rigor mortis
Beberapa jam setelah kematian, semua otot tubuh masuk dalam keadaan kontraktur yang
disebut rigor mortis yaitu otot berkontraksi dan menjadi kaku walaupun tidak terdapat potensial
aksi. Kekakuan ini disebabkan hilangnya semua ATP yang dibutuhkan untuk menyebabkan
Otot dalam keadaan kaku karena protein-protein otot dihancurkan. Biasanya disebabkan oleh
proses autolysis akibat enzim yang dikeluarkan dari hormon 15-25 jam kemudian. Ini
E. Skema otot
Jenis otot :
Menurut Guyton dan Hall (2007 p.95) otot polos terdiri atas serabut-serabut kecil umumnya
Gambar 2.4 Struktur fisik otot polos.Serabut di sisi kiri atas memperlihatkan filament aktin yang
memancarkan dari dence bodies. Serabut yang kiri bawah dan serabut yang disebelah kanan
memperlihatkan hubungan antara filament myosin dengan filament aktin (Guyton & Hall, 2007
p.96)
a. Tipe-tipe otot polos
Tipe otot polos ini terdiri atas serabut otot polos tersendiri dan terpisah. Sifat dari serabut otot
polos multi-unit ini adalah masing-masing serabut dapat berkontraksi dengan tidak bergantung
pada yang lain, dan pengaturannya terutama dilakukan oleh sinyal saraf. Contoh otot polos
multi-unit adalah otot silindris mata, otot iris mata, dan otot piloerektor yang menyebabkan
Istilah ini mengartikan bahwa serabut otot berkontraksi bersama-sama sebagai suatu unit
tunggal.
oleh rangsangan hormonal, oleh regangan otot, dan beberapa cara lainnya (Guyton & Hall, 2007
p.99)
Gambar 2.6 Persarafan otot polos (Guyton & Hall, 2007 p.99)
Gambar 2.7 (A) Potensial aksi otot polos yang khas (potensial lajak) yang ditimbulkan oleh
rangsangan eksternal. (B) Serangkaian lajak yang ditimbulkan oleh gelombang listrik berirama
lambat yang terjadi secara spontan di oto polos dinding usus. (C) Potensial aksi dengan
pendataran yang direkam dari suatu serabut otot polos uterus.
Sumber : Guyton & Hall (2007 p.100)
3. Otot jantung
Menurut Guyton dan Hall (2007, p.107) ada tiga tipe otot jantung yaitu otot atrium, otot trikel
dan serabut otot eksitatorik. Dalam gambar 2.8 tampak daerah-daerah gelap yang menyilang
serabut-serabut otot jantung yang disebut sebagai diskus interkalatus. Otot jantung merupakan
suatu sinistium dari banyak sel-sel otot jantung tempat sel-sel otot jantung ini terikat dengan
sangat kuat sehingga bila salah satu sel otot terangsang, potensial aksi akan menyebar dari satu
Gambar 2.8 “Sinsitium” yang merupakan sifat saling berhubungan dari serabut otot jantung
(Guyton & Hall . 2007 p.108)
Jantung terdiri atas 2 sinistrium yaitu sinistrium atrium yang menyusun dinding kedua atrium
F. Macam otot
1. Menurut bentuk :
a. Bentuk kumparan
b. Bentuk Lipas
c. Bentuk Melingkar
d. Bentuk Sirip
e. Serabut sejajar
3. Menurut pekerjaan :
c. Antagonis (berlawanan)
d. Dilatasi (memanjang)
i. Kontraksi (memendek)
k. Sinergis (bersamaan)
4. Menurut Letak :
a. Bagian dada
c. Bagian kepala
d. Bagian leher
e. Bagian lengan (anggota gerak atas)
f. Bagian perut
g. Bagian punggung
M. Posas mayor
M. Illiakus
Otot sekitar panggul M. Psoas minor
Sebelah depan M. Gluteus maksimus
M. Gluteus medius minimus
Sebelah belakang
Abduktor
Anggota gerak bawah M. Abduktor maldanus
(otot
tungkai) M. Abduktor brevis
Otot paha M. Abduktor longus
Ekstensor (quadriceps)
M. Rektus femoralis
M. Vastus lateralis eksternal
M. Vastus medialis internal
M. Intermedialis
Fleksor
M. Biseps femoris
M. Semimembranosus
M. Semitendinosis
M. Sartorius
M. Tibia anterior
M. EKstensor falangus longus
Kedang jempol
Tungkai bawah M. Popliteus (tendo Achilles)
M. Fleksor falangus longus
M. Tibialis posterior
Menurut Potter & Perry (2006 p.1197) sepanjang kehidupan, penampilan tubuh dan fungsi
A. Bayi
Garis tulang belakang pertama kali muncul ketika bayi memanjangkan leher dari posisi
pronasi. Sejalan dengan pertumbuhan dan peningkatan stabilitas, tulang belakang torakal
menjadi tegak, dan garis tulang belakang lumbal muncul, sehingga memungkinkan duduk dan
berdiri. Pada bayi yang matang, sistem muskuloskeletal menjadi lebih kuat, bayi mampu
melawan pergerakan, meraih dan menggengam objek. Pada saat bayi tumbuh, perkembangan
sistem muskuloskeletal membutuhkan dukungan berat badan untuk berdiri dan berjalan.
Posturnya aneh karena kepala dan tubuh berat badan tidak tersebar rata sepanjang garis gravitasi
B. Todler
Postur toddler agak berpunggung lengkung dengan perut menonjol adalah aneh. Ketika anak
berjalan, tungkai dan kakinya biasanya berjauhan dan kaki agak terbuka. Pada masa akhir
toddler, penampakan postur berkurang keanehannya yaitu garis pada tulang belakang serviks dan
Pada usia 3 tahun, tubuh lebih ramping, lebih tinggi, dan lebih baik keseimbangan. Perut yang
menonjol berkurang, kaki tidak terbuka berjauhan, lengan dan tungkai makin panjang. Dari usia
3 tahun sampai permulaan remaja system musculoskeletal terus berkembang. Tulang panjang di
lengan dan tungkai tumbuh. Otot, ligament, dan tendon yang lebih kuat mengakibatkan
perbaikan postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi lebih baik memungkinkan anak
D. Remaja
Tahap remaja di tandai dengan pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan kadang tidak seimbang.
Sehingga remaja tampak aneh dan tidak terkoordinasi. Pertumbuhan dan perkembangan putrid
biasa lebih cepat dibandingkan dengan remaja putra. Pinggul, membesar, lemak di simpan di
lengan atas, paha, dan bokong. Perubahan bentuk pada remaja putra menghasilkan pertumbuhan
tulang panjang dan peningkatan massa otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul lebih
sempit. Perkembangan otot meningkat di dada, lengan, bahu dan tungkai atas.
E. Dewasa
Perubahan postur normal dan kesejajaran tubuh orang dewasa terjadi terutama pada wanita
hamil. Perubahan tersebut akibat respons adaptif tubuh terhadap penambahan berat dan
pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke bagian anterior. Wanita hamil bersandar ke
belakang dan punggungnya agak lengkung. Wanita hamil biasa mengeluh sakit punggung.
F. Lansia
Kehilangan total massa tulang progresif terjadi pada lansia. Beberapa kemungkinan untuk
penyebab kehilangan ini meliputi aktivitas fisik, perubahan hormonal dan resorpsi tulang actual.
Pengaruh kehilangan tulang adalah tulang menjadi lebih lemah, tulang belakang lebih lunak dan
tertekan, tulang panjang kurang resisten untuk membungkuk (Lueckenote,1994). Selain itu lansia
otot dan kapasitas aerobic, tidak stabilnya vasomotor, pengurangan ketebalan tulang,
keterbatasan ventilasi paru, perubahan sensori kontinen, selera makan dan haus serta cenderung
inkontinensia urin. Hospitalisasi dan tirah baring melapiskan beberapa faktor seperti imobilisasi,
pengurangan volume plasma, percepatan kehilangan tulang, peningkatan volume tertutup, dan
kehilangan sensori. Beberapa faktor tersebut emndorong lansia lebih mudah masuk ke dalam
Lansia berjalan lebih lambat dan tampak kurang koordinasi. Lansia juga membuat langkah
yang lebih pendek, menjaga kaki mereka lebih dekat bersamaan yang mengurangi dasar
dukungan. Sehingga keseimbangan tubuh tidak stabil dan mereka berisiko jatuh dan cedera.
lift
Pegangkat hidrolik sama seperti perangkat hoyer terutama digunakan untuk pasien yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri atau yang terlalu berat untuk diangkat oleh pengangkat lain
dengan aman. Pengangkat ini dapat digunakan untuk memindahkan pasien antara tempat tidur ke
kursi roda, tempat tidur ke kamar mandi, dan tempat tidur ke brankar.
Pengangkat hoyer terdiri dari satu dasar diatas lereng, pompa mekanik hidrolik, tiang untuk
berpegangan dan tali/kain pegangan. Tali/kain ini biasanya terdiri dari satu atau dua kain terpa yang
digunakan untuk duduk pasien. kain pertama digunakan untuk mengangkat kepala hingga lutut pasien,
dan kain kedua digunakan untuk mengangkat bokong dan paha. Ini adalah sesuatu yang penting yang
harus diketahui model yang sering digunakan dan disertai latihan untuk menggunakannya. sebelum
menggunakan pegangkat, perawat menjamin bahwa sangkutan pengait,rantai,tali pengikatnya dan kain
terpa itu dipersiapkan dengan baik. Banyak pihak menyarankan, pengangkat ini di operasikan oleh 2
orang perawat.
Menurut Potter & Perry (2006 p. 1473), prosedur memindahkan pasien dari tempat tidur ke
IV. Prosedur Tindakan Keperawatan Berjalan Dengan Kruk Lofstrand (Kruk Lengan
Bawah)
Kruk digunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Kruk Lofstrand dengan pengatur ganda atau
kruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang pas mengelingi
lengan bawah. Diatur agar sesuai dengan tinggi pasien (Potter & Perry, 2005 p.1235).
Kelebihan dalam menggunakan kruk lengan bawah adalah ringan dan menyediakan pilihan
untuk mengatur tingkat bagian manset kruk sehingga pemakainya dapat mengatur sudut tekukan
lengan bawah untuk mencapai kenyamanan. Sedangkan, kekurangannya adalah menyebabkan
kerusakan pada sendi dan saraf di lengan dan tangan (Ehow, 2011; Grace, 2012).
A. Tegakkan kruk lengan melawan tubuh Anda untuk memastikan bahwa tinggi keseluruhan kruk
sesuai.
B. Ketika berdiri tegak, pegangan dari setiap penopang lengan bawah harus mencapai sekitar
pergelangan tangan.
D. Gunakan tombol di bagian atas setiap kruk untuk memindahkan manset atas atau bawah. Manset
E. Ambil pegangan kruk, satu di masing-masing tangan, sementara tempatkan manset di masing-
masing lengan. Manset berbentuk seperti U, ujung terbuka U harus menghadap ke luar.
F. Tempatkan kruk tepat di depan dan mentransfer beberapa dari berat badan Anda ke kruk lengan.
G. Gerakkan kaki kanan hingga tepat di belakang kruk. Ambil langkah secara perlahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami perubahan terutama pada usia kanak-
kanak dan lansia. Beberapa pasien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara
rentang mobilisasi-imobilisasi.
2. Otot adalah jaringan peka rangsang, yang mencetuskan mekanisme kontraksi spesialis menjadi
kontraksi pada tubuh, mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimiawi dan mengandung
protein-protein kontraktil.
e. Skema otot
f. Macam otot
4. Pegangkat hidrolik sama seperti perangkat hoyer digunakan untuk memindahkan pasien antara
tempat tidur ke kursi roda, tempat tidur ke kamar mandi, dan tempat tidur ke brankar.
5. Kruk digunakan untuk orang yang memiliki satu kaki cedera atau sakit kaki, memiliki otot
lemah atau gaya berjalan yang tidak stabil, dan membantu mereka dalam berjalan tanpa kesulitan
(Ehow, 2011).
6. Kruk lengan bawah adalah bentuk paling umum dari kruk yang digunakan oleh individu yang
B. Saran
Dalam makalah tugas mandiri ini memuat informasi mengenai aspek-aspek yang mencakup
dalam kebutuhan seseorang untuk beraktifitas dan mobilisasi. Mungkin dalam laporan tugas
mandiri ini banyak sekali terdapat kekeliruan, Penulis berharap agar pembaca dapat
memakluminya karena penulis juga masih sangat membutuhkan arahan dan kritik dari
pembimbing dan pembaca. Serta masih banyak buku-buku referensi yang menjelaskan secara
professionalisme.
2. Adanya perluasan materi yang disampaikan lebih luas dan mencakup materi yang diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Ehow. (2011) dikutip pada tanggal 21 Maret 2012 dari http://www.ehow.com/how_4780879_use-
hoyer-lift-transfer-patient.html
Ganong, F William. (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Eds.22 Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Eds 11. Jakarta : EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. (2004). Fundamentals of nursing; Concept, process, and
practice. 7 th ed. New Jersey : Perason Education, Inc.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 2
Eds 4. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. (2006). Fundamentals of nursing;Concept, process, and
practice, 4 th ed. USA : Elsevier Mosby
2 komentar:
1.
Balas
Balasan
1.
Balas
Daily Calendar
Apakah anda puas membaca di blog ini ???
Mengenai Saya
Husna A Wahed
simple woman..
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
A. Proses osifikasi Osifikasi adalah perubahan tulang rawan menjadi tulang keras
atau perbaik...
Mekanika tubuh
I. Mekanika Tubuh (Body Mechanic) A. Definisi Mekanika tubuh adalah istilah yang
digunakan dalam menjelaskan penggunaan tubuh yang aman...
pidato "harapanku"
Ambulasi
Teknik Memindahkan Ambulasi adalah kegiatan berjalan (Kozier dkk.1995).
Mekanika tubuh yang benar dapat mengurangi kepenatan ...
total pengunjung
23343
selamat datang...
selamat datang di blog aku ini...
Follow me @Bf2na and add me Husna A. Wahed yaaa...
Arsip Blog
► 2014 (1)
▼ 2013 (3)
o ► Juli (2)
o ▼ Maret (1)
kebutuhan aktivitas dan mobilisasi
► 2012 (5)
► 2011 (3)