You are on page 1of 2

Fudhla Hafizhah, 1706050732

Alasan Memilih Psikologi

Bicara tentang pilihan jurusan saya secara tidak langsung berkaitan dengan apa yang
ingin saya lakukan di masa depan, karena tujuan saya menuntut ilmu saat ini tentunya agar
menjadi bekal buat saya dan cita-cita saya, yaitu menjadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga
sudah menjadi sesuatu yang saya sebut cita-cita sejak saya masih duduk di bangku sekolah
menengah pertama. Setiap kali ditanya kepada saya pertanyaan “mau jadi apa?” saya akan
menjawab “ibu rumah tangga,” meskipun orang-orang kemudian akan cenderung berkata
bahwa setiap wanita pasti akan jadi ibu rumah tangga, atau ibu rumah tangga itu fitrah
bukannya pekerjaan, atau ibu rumah tangga itu bukan cita-cita, dan lain-lain sebagainya.
Tetap saja, bagi saya, ibu rumah tangga adalah cita-cita.

Bukan berarti saya tidak melihat kemungkinan untuk kelak melakukan suatu profesi
atau kegiatan lain, saya hanya berpikir bahwa jika seseorang menyebut sesuatu hal sebagai
cita-citanya, orang tersebut akan berusaha untuk mencapai cita-citanya dengan segala bentuk
perjuangan, entah dalam bentuk waktu, tenaga, harta, pikiran, dan banyak hal lainnya.
Sebagai seorang perempuan, dengan atau tanpa karier nantinya, saya akan selalu kembali ke
rumah, dan akan selalu ada tanggung jawab berupa rumah tangga dan anak-anak yang mutlak
ada di pundak saya, tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa ditukar-tukar, dan tidak bisa
dikerjakan oleh orang lain. Oleh karena itu, saya memutuskan jika saya harus mengeluarkan
segala bentuk perjuangan untuk sebuah cita-cita, saya akan mengembalikan waktu, tenaga,
harta, dan pikiran saya kepada peran saya yang paling utama.

Suatu ketika, saya pernah mendengar seseorang berkomentar tentang menjadi ibu
rumah tangga yang saya sebut sebagai cita-cita. “Kalau ujung-ujungnya jadi ibu rumah
tangga, tidak perlu kuliah, cukup lulus SMA saja, lalu setelah itu menikah”. Komentar
seperti itu beberapa kali saya dengar, dan saya pun tidak bisa menyalahkan pendapat orang-
orang yang berpikiran seperti itu. Namun, menurut saya, menjadi ibu rumah tangga, sama
seperti profesi-profesi yang lainnya, tidaklah sama semuanya, tetapi tergantung kepada diri
masing-masing. Ada dokter yang berkualitas, ada juga yang biasa saja. Ada guru yang
berkualitas, ada juga yang biasa saja. Ada insinyur yang berkualitas, ada juga yang biasa saja.
Begitupun ibu rumah tangga, ada yang berkualitas, ada pula yang hanya sekadar
menjalaninya. Cita-cita saya bukan sekadar menjadi ibu rumah tangga, tetapi menjadi ibu
rumah tangga yang berkualitas. Menempuh pendidikan yang tinggi buat saya adalah salah
satu cara meningkatkan kualitas diri saya.
Fudhla Hafizhah, 1706050732

Menurut saya, apapun latar belakang pendidikannya, seorang wanitalah yang kelak
mengambil peran sebagai pendidik yang pertama. Sebagaimana telah diketahui bersama,
pendidikan merupakan kunci kemajuan bangsa. Keluarga merupakan satuan terkecil yang
membentuk suatu negara. Sehingga, melaksanakan sebuah cita-cita besar memperbaiki
negara salah satunya dimulai dengan langkah yang lebih kecil yaitu memelihara dan
memperbaiki keluarga. Seorang wanita merupakan penopang keluarganya, pembentuk
karakter anak-anaknya, sumber kasih sayang, perawatan, dan rasa aman. Dari seorang ibu
yang berkualitas, lahirlah pengacara yang baik, dokter yang baik, polisi yang baik, tentara
yang baik, dan pemimpin yang baik. Ada begitu banyak cita-cita besar yang bergantung
kepada peran ibu rumah tangga, sehingga saya memutuskan menjadi ibu rumah tangga yang
berkualitas sebagai sesuatu yang utama yang akan saya lakukan di masa depan.

Ketika saya memilih suatu ilmu yang akan saya tekuni, saya berpikir tentang sebuah
ilmu yang tidak hanya akan terpakai di perkantoran, namun di manapun saya berada, ilmu
tersebut memiliki manfaat yang besar dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
apapun kondisinya. Psikologi menurut saya merupakan ilmu yang memenuhi itu, sehingga
saya memutuskan untuk mempelajarinya di bangku perkuliahan ini. Dalam psikologi, saya
akan mempelajari tentang manusia, yang akan selalu saya temui sepanjang di hidup saya.
Saya juga akan belajar tentang perilaku, tindakan, dan pikiran manusia yang mendasari
perilaku atau tindakan tersebut. Dengan hal-hal yang saya percayai akan saya pelajari dalam
ilmu ini, saya memilih menempuh pendidikan di jurusan psikologi untuk membekali diri
dengan pengetahuan dan juga meningkatkan kualitas diri saya.

Saat ini, selain untuk mencari ilmu, saya memang belum mengetahui akan
meneruskan jalan yang seperti apa dengan mengambil kuliah psikologi ini. Entah menjadi
psikolog, dosen, karyawan di kantor, atau pekerjaan-pekerjaan lainnya. Namun, apapun yang
akan saya dalami dan menjadi profesi saya nanti, saya ingin dengan ilmu psikologi ini, saya
dapat menjalankan peran saya yang paling utama dengan sebaik-baiknya.

You might also like