You are on page 1of 8

G.

COOLING TOWER
G.1. Pendahuluan
Cooling tower merupakan salah satu unit di bagian utilities yang mempunyai
peran dan fungsi sangat penting didalam suatu industri, begitu juga di
Pertamina (Persero) RU – III Plaju – Sei Gerong. Cooling tower berfungsi untuk
menyediakan cooling water sirkulasi yang selanjutnya didistribusikan ke unit –
unit proses yaitu TA/PTA, Polypropilene, dan lain – lain serta untuk utilities
sendiri. Beberapa media yang biasa digunakan sebagai pendingin di industri
adalah udara, minyak pelumas, gas cair, air dan lain – lain. Dari berbagai jenis
media pendingin tersebut ternyata yang paling sering digunakan adalah media
air, hal ini disebabkan karena :
 Air mempunyai heat capacity yang tinggi
 Mudah dalam transportasi dan penggunaan
 Harga relatif murah dan mudah di dapat (bandingkan dengan media
pendingin dari pelumas, propane dan lain – lain)
 Air cukup aman digunakan (tidak mudah terbakar, tidak beracun)

Di dalam industri, air yang digunakan sebagai pendingin adalah :


a) Air yang telah melewati Softener
Air setelah melewati treatment awal (koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan
lain – lain) setelah dari filtrasi dilewatkan softener baru kemudian
digunakan sebagai media pendingin. Harga kesadahan diupayakan nil
b) Air Condensate
Air dari kondensasi steam mempunyai harga kesadahan yang rendah
karena pada peristiwa penguapan maka garam – garam akan tertinggal,
tetapi air Condensate mempunyai suhu yang masih tinggi sehingga perlu
menunggu penurunan suhu
c) Air Baku
Air baku berupa air laut, air danau, air sungai, air tanah, dan lain – lain
dapat langsung digunakan sebagai air pendingin, tetapi menggunakan
sistem sekali lewat (once through)

G.2. Peralatan yang Didinginkan


Beberapa peralatan dan bahan penunjang operasi memerlukan pendinginan
sewaktu bekerja, misalnya :
 Heat Exchanger
 Motor dan Compressor
 Condensor
 Gas dan Liquid Cooler
 Dan beberapa tenaga penggerak lainnya
G.3. Jenis – jenis Sistem Pendingin
Secara umum ada 3 jenis sistem pendingin, yaitu Once Through System, Open
Circuit System, dan Close Circuit System, tetapi yang digunakan di Pertamina
RU – III hanya 2 jenis yaitu Once Through dan Open Circuit. Berikut ini sedikit
penjelasan tentang kedua jenis sistem pendingin tersebut :
a) Sistem Satu Kali Aliran (Once Through System)
Pendinginan dengan mengontakkan media pendingin kemudian media
pendingin yang telah panas tersebut langsung dibuang. Dalam sistem
Once Through ini, kualitas air dapat diperbaiki dengan menambahkan
additive untuk koreksi pH, menambah precipitator inhibitor untuk
mengurangi terbentuknya kerak dan chlorine untuk membunuh
mikroorganisme dan tumbuhan kecil yang terikut. Sistem ini sesuai jika
digunakan pada :
 Jumlah/ketersediaan air yang banyak
 Pada penurunan suhu antara 20 – 30 oC
 Bila kualitas feed water kurang bagus
b) Sistem Open Circuit
Media pendingin dialirkan dari bak penampung (basin Cooling Tower)
ke HE, disini terjadi pertukaran panas dari media pendingin dengan
bahan lain yang didinginkan (misalnya minyak pelumas). Media
pendingin yang menjadi panas dialirkan ke dalam menara pendingin
yang telah dilengkapi dengan peralatan penarik udara luar (air induction)
ataupun dengan cara natural, kemudian media pendingin disirkulasikan
kembali ke peralatan atau bahan yang didinginkan.

G.4. Deskripsi Proses


Di Utilities PS – II Plaju menggunakan cooling tower dengan tipe Mechanical
Induced Draft secara Cross Flow, dimana aliran udara masuk dari samping
bergerak ke atas bertemu dengan aliran air yang turun. Kebutuhan cooling
water untuk plant sebesar 10.800 Ton/jam yang disuplai pada temperatur
design 28,36 oC dan hot water pada suhu 38,5 oC. Return hot cooling water
didinginkan pada cooling tower basin 2210 U dan diisap pompa untuk
didistribusikan kembali. Cooling tower terdiri dari 3 cell besar dan 2 cell kecil,
dimana tiap cell dapat beroperasi sendiri. Pembuatan sekat pemisahan atau
segregasi basin Cooling Tower Plaju antara basin cell no. 1, 2, 3 (ex–PKM–I
tahun 1984, kapasitas 9000 m3/jam) dengan basin cell no. 4, 5 (ex–Debootleneck
tahun 1990, kapasitas 3000 m 3/jam) dilakukan agar Cooling Tower Plaju dapat
dilakukan maintenance secara terpisah tanpa stop total operasi Cooling Tower.
Untuk distribusinya Cooling tower memiliki 3 buah pompa yaitu 2210 JAT, 2210
JCM dan 2210 JDM.
G.5. Deskripsi Peralatan
a. Pompa Distribusi Cooling Water (2210 JAT/JC/JD)
Merupakan pompa distribusi cooling water untuk disupply ke kilang

Manufacture : Kubota Ltd.

Design Capacity : Rated 5200 m3/jam

Normal Capacity : 4970 m3/jam

Press Suction : 0,35 max

Discharge Press : 5,7 kg/cm2

Motor : Hitachi, 1250 KW, 735 RPM

Turbin : Shin Nippon, 1270 KW

Speed : 5000 RPM

Press Steam Inlet : 42,2 kg/cm2

Press Exhaust : 0,78 kg/cm2 pada 173 oC

Gear : Osaka Chain & Machinery SHN–053

b. Cooling Tower (2210 U)


Merupakan bak penampung tempat pendinginan cooling water sebelum
didistribusikan

Manufacture : Shinko – Pfauder

Size : 22,685 m (W) x 36,8 m (L) x 18,646 m (H)

Water Flow Design : 9214 m3/jam

Air Flow Design : 39.900 m3/min

Water Temp. Design : inlet 45,1 oC/outlet 32,0 oC

Basin Size : 570 mm (W) x 3810 mm (L) x 2020 mm (H)

c. Fan Cooling Tower


Merupakan unit untuk mendinginkan cooling water dan melepas uap panas
ke udara

Manufacture : Shinko – Pfauder

Dia./Pitch/No of Blades : 8,53 m / 21 / 8

Speed : 60,6 m/sec

Motor : 185 KW pada 1460 RPM

d. Pompa Make–Up Cooling Water (2202 JA/JB)


Merupakan unit untuk mensuplai cooling water untuk tambahan di basin

Manufacture : Ebara Corp.

Type : Centrifugal

Diff Head : 22 m

Capacity : 620 m3/jam

Speed : 1470 RPM

Driver : Motor/75 KW/135 A/380 V/3 phase/50 Hz

Service : Treated Water/SG 0,996/Temp 32 oC/Visko 0,75 Cp

G.6. Make–Up Cooling Water


Make–Up Cooling Water adalah sejumlah air dari tangki clearwell yang
ditambahkan ke dalam cooling water basin, flow make–up diatur dengan
mengatur bukaan control valve LCV 22001 secara manual atau bisa juga
diposisikan auto control. Make–up water ini untuk menggantikan kehilangan
cooling water pada saat sirkulasi. Kehilangan cooling water disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain :

Suhu air akan naik setelah terjadi transfer panas sehingga menyebabkan
penguapan (evaporation loss)

Windage loss, penguapan juga terjadi karena adanya tarikan baik dari
atmospheric draft tower maupun dari mechanical draft tower

Terjadinya percikan – percikan air yang keluar dari cooling tower

Blowdown

Overflow dari basin

Terdapat kebocoran atau losses di perpipaan

Kehilangan cooling water atau berkurangnya air ini akan menimbulkan


kenaikan total solid dan persediaan air berkurang, oleh karenanya maka perlu
penambahan air (make–up water) secara continue. Air yang ditambahkan harus
mempunyai spesifikasi yang sesuai untuk cooling water. Pompa make–up
cooling water ada 2 buah dimana satu operasi dan satu standby.

G.7. Chemical Treatment


Untuk keperluan cooling tower chemical treatment di utilities, chemical yang
diaplikasikan adalah sebagai berikut :
a) Initial Treatment (perlakuan passivasi), ini dilakukan untuk membentuk
lapisan proteksi anti korosi didalam sistem air pendingin terutama setelah
perlakuan “annual shutdown dan emergency stoppage”. Waktu untuk
passivasi ini adalah selama 24 jam atau lebih. Chemical dan dosisnya
adalah Scale & Corrosion Inhibitor (Multiguard NT–3103) dengan dosis 300
ppm dan Non Oxidazing Biocide (Spectrum Nox 1108) dengan dosis 20
ppm

b) Maintenance Treatment
 Scale & Corrosion Inhibitor (Multiguard NT–3103) dgn dosis 50 ppm
 Non Oxidazing Biocide (Spectrum Nox 1108) dengan dosis 20 ppm
 Chlorination, dijaga residual chlorine 0,5 – 1,0 ppm untuk waktu
selama 3 – 5 jam injeksi/hari

G.8. Batasan Operasi & Metode Control


Metode control terhadap parameter cooling water yang harus dilakukan untuk
memenuhi batasan operasi yang telah ditetapkan. Adapun batasan operasi dan
metode controlnya adalah sebagai berikut :

Parameter Unit Batasan Metode Control


pH (pada 25 C)
o
- 7,0 - 8,5 Injeksi H2SO4 atau NaOH
Multiguard MT-3103 ppm 50 Pengaturan Injeksi Posphate
Spectrum Nox 1108 ppm 20
Ca Hardness ppm CaCO3 max 250 Blowdown
Conductivity µS/cm < 2000 Blowdown
Silica ppm SiO2 max 130 Blowdown
Turbidity FTU/ppm SiO2 max 20 Blowdown & Sidestream
Residual Chlorine ppm Cl2 0,5 - 1,0 Pengaturan Injeksi Chlorine
BLOCK DIAGRAM
COOLING TOWER PS – II PLAJU

PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM


COOLING TOWER PS – II PLAJU
PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM
COOLING WATER SIDE STREAM PS – II PLAJU

You might also like