You are on page 1of 4

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Pemberian Oksigen Nasal Kanul Pada By. P


Di Ruang PICU/NICU RSUD Dr. TjitrowardojoPurworejo

Hari : Rabu
Tanggal : 17 Oktober 2018
Jam : 16:30 WIB

A. Keluhan Utama :
B. Diagnosa Medis :
C. Diagnosa Keperawatan :
D. Data yang mendukung :
DS :
DO : TD = mmHg, N = x/menit, RR = x/menit, S = oC
Hasil pemeriksaan fisik Paru
Inspeksi
Thoraks simetris, klien menggunakan otot bantu nafas dan terdapat retraksi dinding
dada, Respiratory Rate 28x/menit.
Palpasi
Gerakan paru saat inspirasi dan ekapirasi sama, tidak terdapat massa, tidak terdapat
fraktur pada daerah thorak, terpasang elektroda
Perkusi
Sonor
Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan, bunyi nafas vesikuler

E. Dasar pemikiran
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien.
(Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000. Gagal jantung kengestif dapat
disebabkan oleh : kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau
pulmonal (peningkatan afterload), Peradangan dan penyakit myocardium degenerative,
Penyakit jantung lain, dan faktor sistemik.
F. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian terapi O2 nasal kanul 5 liter
G. Prinsip – prinsip Tindakan
1. Definisi
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada
penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran
pernapasan denngan menggunakan alat khusus
2. Tujuan
a. Memenuhi kekurangan oksigen
b. Membantu kelancaran metabolism
c. Sebagai tindakan pengobatan
d. Mencegah hipoksia
e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
3. Prosedur
Terapi dilakukan pada penderita :
a. Dengan anoksia atau hipoksia
b. Dengan kelumpuhan alat – alat pernapasan
c. Selama dan sesudah dilakukan norcose umum
d. Tiba – tiba menunjukkan tanda – tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu
e. Terdapat trauma paru
f. Dalam keadaan coma
4. Persiapan
Alat :
a. Tabung oksigen beserta isinya
b. Regulator dan flow meter
c. Masker atau nasal kanul
d. Selang penghubung

Pasien :

a. Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan


b. Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai

Perawat :

a. Amati tanda – tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian


b. Jauhkan hal – hal yang dapat membahayakan, misalnya : api yang menimbulkan
kebakaran
c. Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol
d. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak
dipakai
e. Nasal kanul atau masker harus dibersihkan, di desinfeksi dan disimpan kering
f. Pemberian oksigen harus hati – hati terutama pada penderita penyakit paru konis
karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,
hypercarbia diikuti penurunan kesadaran
g. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian
dinaikkan pelan – pelan sesuai kebutuhan
5. Cara kerja
a. Memngucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
e. Hubungkan nasal kanul atau masker dengan selang oksigen ke botol pelembab
f. Pasang ke pasien
g. Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
h. Pasien dirapikan kembali
i. Peralatan dibersihkan
j. Mencuci tangan
k. Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan

H. Analisa tindakan keperawatan


Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada klien yang
mengalami sesak nafas akibat perubahan membran alveolar kapiler.
I. Bahaya yang mungkin muncul
Bahaya :
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada klien dapat menyebabkan
keracunan O2 dan akan semakin sesak nafas.
Pencegahan :
J. Selalu memonitor pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
muncul secara periodik setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-obat tertentu, dan
latihan fisik.
K. Hasil yang di dapat dan maknanya
S : Ps mengatakan sesak sudah berkurang
O : - Klien tampak rileks
- Akral masih dingin
- RR : 24x/menit
A : Masalah teratasi
P : -Pertahankan intervensi
- Kaji vital sign
- Kaji keadaan umum setiap 2 jam sekali
L. Tindakan keperawatan lainnya
1. Pemberian terapi nebulizer dengan atrovent 1 cc, diencerkan dengan Nacl 9% 1cc
2. Pemberian obat bronkodilator dan mukolitik.
3. Pemasangan infus.
4. Pemeriksaan GDS (104 g/dl)
5. Pemeriksaan rekam EKG
M. Evaluasi
Kelebihan :
Dapat melakukan pemberian O2 nasal kanul ataupun masker tanpa bantuan dari perawat.
Kekurangan :
Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena yang dilaksanakan hanya
tindakan yang darurat saja.

N. Daftar pustaka

Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC, Jakarta.

Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.

Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta

Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta

Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional, 2002, Salemba Medika, Jakarta

Russel C Swanburg, Pengantar keparawatan, 2000, EGC, Jakarta.

Pembimbing Mahasiswa

(…………………………….) (Eunike Ayu Darmawati)

You might also like