You are on page 1of 6

Nama : Amaliah Ayustina Yusuf

Nim : G 701 16 138


Kelas : C Farmasi 2016

RESUME FARTOKS 3
“Antituberkolosis dan antilepra”

ANTI TUBERKULOSIS ( TBC )


Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Microbakterium Tuberkulosis, bakteri ini menyerang
siapa saja pria maupun wanita tanpa memandang usia. Pada umumnya dimulai
dengan membentuk benjolan-benjolan kecil diparu-paru dan ditularkan lewat
organ pernafasan.
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri
Microbakterium Tuberkulosis terbawa pada saat seseorang batuk lalu
mengeluarkan dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan berkumpul di
paru-paru, maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat apalagi yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah.
Anti Tuberkulosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan
dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
Gejala TBC antara lain, batuk kronis, berkeringat waktu malam, keluhan
pernafasan, perasaan letih, hilang nafsu makan, berat badan menurun, dan rasa
nyeri dibagian dada. Dahak penderita berlendir dan mengandung darah. Sering
kali sistem tangkis tubuh yang sehat dapat memberantas kuman, tapi pada sistim
imun yang lemah ( anak-anak, manula, pasien AIDS ) menjadi radang paru yang
hebat.
Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkit kuman TBC
adalah tulang, ginjal, kulit dan otak. Diorgan-organ ini timbul abses bernanah
disertai pembengkakan limfe. Tanpa pengobatan dapat terjadi kerusakan hebat
yang fatal.

Jenis-jenis TBC:
1. TB Paru-paru
2. TB Kulit
3. TB Tulang
4. TB Otak
5. TB Ginjal
Penularan kuman TBC dapat melalui:
a. Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menurtup mulut dengan sapu tangan
ketika batuk atau bersin).
b. Lewat makanan dan minuman.

Cara pencegahannya:
1. Menggunakan vaksin BCG ( Basil Calmette Guerin ).
2. Melakukan tes Mantoux.

Pengobatan
Pengobatan terdiri dari dua fase, yaitu:
1. Fase intensif terdiri dari: Isoniazid, Rifamfisin, dan Piraziamid selama 2
bulan. Untuk mencegah resistensi dapat ditambahkan etambutol untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Fase pemeliharan menggunakan Isoniazid, dan Rifamfisin selama 7 bulan.

Penggolongan
a. Obat primer: Isoniazid, Rifamfisin, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin
(kanamisin,amikasin).
b. Obat sekunder: Klofazimin, Fluorkinolon, Sikloserin, Rifabutin, dan PAS.

Informasi obat:
1. Rifampisin
Indikasi : pengobatan tuberkulosis, lepra meningitis.
Efek samping : mual, muntah, diare, pusing, gangguan penglihatan.
Peringatan : perlu penerangan rifampisin menyebabkan warna merah pada
urin, tinja, liur, dahak, keringat, dan air mata.
2. Ethambutol
Indikasi : tuberkulosis dengan kombinasi bersama obat lain.
Efek samping : neuritis optik, buta warna merah/hijau, neuritis perifer.
3. Isoniazid
Indikasi : tuberkulosis, kombinasi dengan obat lain. Khasiat
tuberkulosis paling kuat dibanding obat lain.
Efek samping : neuritis perifer (gangguan saraf dengan gejala kejang-kejang)
yang dapat dicegah dengan pemberian pyrodoxin (vitamin
B6). INH kalau digunakan sebagai obat tunggal, resistensinya
sangat cepat.
4. Pirazinamid
Indikasi : tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, diperkuat
oleh isoniazida.
Efek samping : hepatoktosin (menimbulkan kerusakan hati) terutama pada
dosis lebih dari 2 g/hari.

Spesialite obat-obat TBC


NO GENERIK dan LATIN DAGANG PABRIK
1. ISONIAZID INH Ciba Sandos
Pehadoxin Phapros
Inoxin Dexa Medica

2. RIFAMPISIN Rif Armoxindo


Rifamtibi Sanbe

3. PIRAZINAMID Pezeta-Ciba 500 Sandoz


Prazina Armoxindo

4. ETHAMBUTOL HCL Cetabutol Soho


Etibi Rocella

5. ISONIAZIDA-Vit B6 Pehadixin Phapros


Inoxin Dexa Medica

6. INH+Vit B6+Ethambutol Intam 6 Aventis


Metham Promed Rahardjo
Mycotambin-INH United American
Forte
7. RIFAMFISIN+INH Sandoz
Rimactazid Westmont
Ramicin-ISO Medifarma
ANTI LEPRA (LEPROSTATIKA)

Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak
jaringan-jaringan saraf dan kulit. Pembangkitnya mycrobacterium leprae,
ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), hingga ditemukan bakteri
mycrobakterium lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008, memiliki
sifat-sifat yng mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung
banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat
sekali setelah waktu inkubasi yang lama.
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan
mukosa dari saluran pernafasan atas, dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa
diamati dari luar. Bila tidak langsung ditangani, kusta dapat sangat progresip,
menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak
seperti mitos yang beredar dimasyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan
anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzarath.

Bentuk-bentuk lepra:

a. Lepra Tuberkuloid ( LT )
Lepra Tuberkuloid ( LT ) adalah bentuk terlokalisasi dan paling sering
terjadi.
Gejalanya: berupa noda pucat dikulit yang hilang rasa dan penebalan saraf
yang nyeri diberbagai tempat ditubuh biasanya dicuping telinga, muka, dan
kaki/tangan. Bila tidak diobati akan menjadi cacat hebat dan akhirnya
buntung.
b. Lepra Lepromateus ( LL )
Lepra Lepromateus ( LL ) adalah bentuk terbesar dan sangat menular,
lebih sukar dan lebih lama sembuh.
Gejalanya: berupa infeksi pada semua saraf tepi, benjol kemerahan kecil
penuh kuman, dengan demam, anemia, dan turunnya berat badan. Keruntuhan
tulang rawan hidung menyebabkan pasien berparas singa. Kelumpuhan dan
kebutaan sering terjadi pada kasus ini.
c. Lepra Borderline ( LB )
Lepra Borderline ( LB ) adalah kombinasi dari LT dan LL.

Pencegahan
a. Tes Lepromin
Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra
dan digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis
cukup terhadap lepra bentuk-L. Hasil tes negative bererti orang tersebut
sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
b. Vaksin BCG ( Basil Calmette Guerin )
Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG
memberikan perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk-L.

Pengobatan
Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak
kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejala tanpa menyembuhkan
penyakit.
Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan
pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh
sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain
thiambutosin, klofazimin, dan rifampisin.
WHO mengajurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari
dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan
untuk LT dan 2-3 tahun untuk LL.

Efek samping
Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang
diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar didalam jaringan-jaringan.
Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis
tenaga, khusus pada bentuk LL terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula
diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson,
tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali
klofazimin.
Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan
analgetik atau anti radang, atau jika lebih hebat bisa diberikan imunosupresiva
seperti kortikosteroid dan talidomid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau
dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.

Informasi obat:
1. Dapson : diaminodifenilsulfon ( DDS )
Indikasi : Lesprotastik kuat berdasarkan persaingan terhadap
PABA.
Efek samping : Sukar tidur dan anemia ringan, demikaian pula
agranulositosi.
Lama pengobatan : Dapson tidak mematikan basil lepra, maka meskipun
gejala-gejala kulit dan luka-luka dalam beberapa bulan
lenyap, kuman masih tetap berada dalam selaput lendir,
kulit dan saraf. Karena itu terapi harus diteruskan
hingga kuman lenyap sama sekali dan jaringan-jaringan
tersebut untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan
untuk bentuk-L setelah kurang lebih 5 tahun.

2. Rifampisin
Antibiotik ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja leprosid terhadap
basil lepra. Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu
3-4 minggu bentuk-L yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi.
Resistensi dapatbtimbul dalam waktu singkat.

3. Klofazimin
Obat ini memiliki khasiat lesprostatik yang sama kuatnya dengan dapson.
Setelah pengobata beberapa bulan sebagian besar basil didalam mukosa dan
kulit dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan
otot-otot polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu
yang diperlukan dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari
jaringan.
Klofazimin juga berkhasiat anti radang dan mencegah terjadi benjo-benjol
pada bentuk-L.
Efek samping : gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambng usus,
terjadi warna coklat pada lesidan kulit yang terkena sinar
matahari, perubahan warna rambut dll sediaan generik.

Spesialit obat-obat anti lepra:

NO GENERIK dan LATIN DAGANG PABRIK


1. Rifampisin Rifam Dexa Medica
Rimactane Sandoz
Rifamec Mecosin
Rifamtibi Sanbe

You might also like