Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Antikoagulan adalah zat yang dapat mencegah penggumpalan darah (Arkin CF et al,
2003). Literatur lain menyebutkan antikoagulan adalah suatu zat yang mencegah agar
darah tidak membeku. Pembekuan dihambat melalui beberapa proses seperti pengikatan
kalsium atau menghambat pembentukan trombin (Wirawan, 2011; McCall and Tankersley,
2012). Dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk merubah
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Namun tidak semua jenis antikoagulan
dapat dipakai karena ada beberapa antikoagulan yang dapat mempengaruhi bentuk eritrosit
atau leukosit yang akan diperiksa morfologinya. Pada pemeriksaan hematologi yang
membutuhkan spesimen berupa whole blood dan atau plasma maka sampel darah harus
dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan sehingga dengan pemberian
antikoagulan maka darah tidak akan beku.
Ada beberapa macam antikoagulan yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi.
Setiap antikoagulan memiliki kemampuan mencegah koagulasi dengan mekanisme
tertentu. Perbandingan yang tepat antara antikoagulan yang dipakai dengan darah yang
dipakai sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan hasil pemeriksaan. Jenis
antikoagulan yang dipakai juga perlu disebutkan pada manual prosedur laboratorium.
(Turgeon, 2012)
Setelah darah masuk ke dalam tabung, darah harus dicampur segera untuk mencegah
pembentukan mikroklot. Pencampuran darah dengan antikoagulan tidak boleh dikocok
untuk mencegah terjadinya hemolisis dan busa. Busa akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan hematologi (Wirawan, 2011).
berbentuk cair, bening, dan tidak berbau. Bentuk keringnya berupa serbuk
namun EDTA yang berlebihan juga dapat menyebabkan perubahan morfologi sel-
sel darah. Jumlah EDTA yang diperlukan menurut jenis garamnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini sesuai dengan berat molekulnya (Arkin et al., 2003):
retikulosit, hematokrit, tes fragilitas osmotik, golongan darah dan penetapan Laju
2) Heparin
Heparin adalah secara alami antikoagulan yang diproduksi oleh mastosit dan basofil.
Heparin dapat digunakan in vivo (dengan injeksi), dan juga in vitro untuk mencegah
pembekuan darah atau plasma dalam atau pada peralatan medis.
Heparin digunakan sebagai antikoagulan untuk beberapa pemeriksaan karena memiliki
sifat pengkelat yang minimal, efek yang minimal tehadap pengenceran, dan
konsentrasi kationnya yang relatif rendah. Heparin terdapat dalam bentuk garamnya
dengan natrium, amonium, dan lithium. Heparin yang direkomendasikan sebagai
antikoagulan adalah lithium heparin karena paling sedikit pengaruhnya terhadap ion
darah. Heparin lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan pH darah, gas darah,
elektrolit, dan ion kalsium. (Arkin et al., 2003)
Gambar Struktur Kimia Heparin
a. Sifat
Heparin berbentuk serbuk putih atau krem, tidak berbau, dan higroskopik.
Heparin ini memiliki pH 6.0 – 8.0 pada konsentrasi 1% (w/v; 1 g/100 mL).
Heparin dengan konsentrasi 5% (w/v; 5g/100mL) berwarna bening. Perbedaan
beratnya dengan bentuk kering tidak lebih dari 8%. Antikoagulan heparin dapat
menguap pada suhu kamar atau suhu 370C pada inkubator atau waterbath, dan
harga antikoagulan ini cenderung mahal (Tahono et al., 2012)
b. Jumlah Pemakaian
30 USP unit/mL darah atau 0.1 – 0.2 mg/mL darah (Arkin et al.,2003;
Darah dengan antikoagulan heparin tidak bisa digunakan untuk hitung sel darah
3) Natrium Sitrat
Garam natrium dari asam sitrat dan/atau buffer garam natriumnya biasanya digunakan
Asam sitrat merupakan asam trikarboksilat. Asam sitrat memiliki berat molekul
192. Bentuk yang sering dipakai adalah garam trisodium yang berat molekul 294
dengan 2 molekul air (pH 8.0). Natrium acid sitrat (disodium sitrat, disodium
hidrogen sitrat) juga dipakai dimana garam ini memiliki pH 4.9 – 5.2. Kombinasi
sodium sitrat dan asam sitrat ini disebut sodium sitrat “buffer” .
b. Jumlah Pemakaian
Jumlah antikoagulan natrium sitrat yang dipakai adalah 105 – 109 mmol/L,
3.13% - 3.2% (umumnya dipakai 3.2%) dalam bentuk trisodium sitrat dihidrat
(Na3C6H5O7 . 2H2O), buffer ataupun nonbuffer. Selain itu juga tersedia tabung
sitrat berisi 3.5% (0.129 mol/L) trisodium sitrat dihidrat (Arkin et al., 2003).
Darah dengan antikoagulan natrium sitrat antara lain dapat digunakan untuk
penentuan kadar hemoglobin, Laju Endap Darah (LED), perhitungan sel darah
ion kalsium dalam darah. Kalsium diperlukan dalam cascade koagulasi sehingga
pengikatan kalsium dapat menghambat dan menghentikan proses koagulasi baik jalur
intrinsik maupun ekstrinsik dan akhirnya tidak terjadi pembekuan. Zat ini telah dipakai
untuk mecegah pembekuan darah sejak awal tahun 1950 dan memiliki banyak
EDTA disini berfungsi sebagai chelating agent yang dapat mengikat ion Ca2+ yang
bebas dalam darah sehingga tidak dapat berperan aktif dalam proses selanjutnya
(Riswanto, 2010).
2. Heparin
et al., 2012)
3. Natrium Sitrat
Natrium sitrat bekerja mengikat kalsium. Kalsium merupakan faktor penting dalam